Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 173008 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abinawanto
"ABSTRAK
Alfa-l-antitripsin adalah suatu glikoprotein yang disentesis di dalam hati, dan berperan menghambat fungsi enzim protease (enzim proteolitik). Selain di dalam serum, Alfa-l-antitripsin juga terdapat di dalam plasma semen.
Dalam penelitian ini telah dilakukan analisis semen dan pengukuran kadar Alfa-l-antitripsin plasma semen pada 101 orang pria dengan metode imunodifusi radial, dengan tujuan untuk mengetahui ada/tidaknya makna kadar Alfa-l-antitripsin di dalam plasma semen, serta hubungannya dengan beberapa parameter semen yang meliputi: jumlah spermatozoa motil per ejakulat semen, persentase motilitas spermatozoa, kecepatan spermatozoa, dan jumlah (peranan) leukosit di dalam semen.
Dari hasil pengukuran menunjukkan bahwa, kadar Alfa-l-antitripsin plasma semen pada 101 orang pria berkisar antara 2,65-27,30 miligram per desiliter, dengan rata-rata sebesar 8,89 kurang lebih 3,76 miligram per desiliter. Dengan uji Korelasi jenjang Spearman (Sperman's Rho) diperoleh kesimpulan bahwa, tidak ada hubungan antara kadar Alfa-l-antitripsin plasma semen, baik terhadap jumlah spermatozoa motil per ejakulat semen dan persentase motilitas spermatozoa, maupun terhadap jumlah (peranan) leukosit di dalam semen, namun ada hubungan negatif antara kadar Alfa-l-antitripsin plasma semen dengan kecepatan spermatozoa.
Dari 101 orang pria, 12 orang di antaranya memiliki kadar Alfa-l-antitripsin plasma semen yang relatif tinggi (di atas normal) dengan rata-rata sebesar 16,49 kurang lebih 3,89 miligram per desiliter. Namun demikian ke-12 orang pria tersesbut masih tetap mempunyai jumlah spermatozoa motil per ejakulat semen dan persentase motilitas spermatozoa, serta jumlah leukosit per mililiter semen yang termasuk kategori semen normal. Sedangkan kecepatan spermatozoanya (pada 12 orang pria tersebut) termasuk kategori semen di bawah normal."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1986
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Winiati Sidharta
"Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui sejauh mana etsa dan gerinda pada permukaan semen gelas ionomer mempengaruhi kekuatan ikatan antara semen gelas ionomer dengan resin komposit. Sampel berupa lempeng semen gelas ionomer sebanyak 40 yang dibagi menjadi 4 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 10 buah yang masing masing mendapat perlakuan sebagai berikut: kelompok I permukaan semen gelas ionomer dietsa dengan asam fosfat 37% selama 30 detik, kelompok II digerinda , kelompok III dietsa dan digerinda, dan kelompok IV sebagai kelompok kontrol tidak dietsa dan tidak digerinda.
Analisa statistik dengan anova 2 arch ternyata ada perbedaan yang bermakna antar kelompok pada (p=?7.05). Sedang analisa statistik dengan uji t dengan p=o,05 menunjukkan ada perbedaan bermakna antara kelompok I-IV dan II-IV.
Disimpulkan bahwa dengan etsa asam selama 30 detik pada permukaan gelas ionomer diperoleh ikatan yang terbaik antara semen gelas ionomer dengan resin komposit."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 1993
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Susilo Soepandji
Fakultas Teknik , 1995
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Widodo Kushartomo
"ABSTRAK
Kerusakan yang terjadi pada lantai beton di sekitar mesin produksi PT. FNG ( First National Glass Ware ), sangat menggangu kegiatan produksi yang dilakukan. Sehingga perlu dilakukan pemeriksaan mengenai sebab-sebab terjadinya kerusakan untuk didapat pemecahan mengenai masalah tersebut.
Penelitian ini hanya bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh oli (pelumas) yang dipakai pada mesin produksi di PT. FNG terhadap kemampuan ikat semen pada agregat kasar dan halus (kuat tekan beton). Metoda yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan cara membandingkan hasil pengujian kuat tekan sampel beton yang dicampur oli pada temperatur 100 -- 115°C melalui proses hidrolisa, dengan beton normal yang tidak dicampur oli. Untuk pemeriksaan pengaruh di terhadap kuat tekan sampel beton dilakukan dengan difraksi sinar-x dan FTIR ( Fourier Transform Infrared ). Proses hidrolisa, pengujian kuat tekan, pemeriksaan dengan difraksi sinar-x dan FTIR masing-masing dilakukan di Laboratorium Kimia dan Bahan Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara Jakarta, Laboratorium Bahan Fakultas Teknik Universitas Indonesia Depok, Pusat Penelitian Teknologi Mineral Bandung dan Laboratorium Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia Depok.
Pengamatan yang dilakukan pada beton yang dicampur dengan oli melalui pengujian kuat tekan sampel beton menunjukkan adanya penurunan kuat tekan dari beton tersebut. Untuk beton yang dicampur dengan oli jenis Meditrans SAE40 terjadi penurunan sebesar 40 %, sedangkan jika oli yang digunakan adalah ELF Competition STX 15W50 terjadi penurunan sekitar 46%, dan jika oli yang di gunakan adalah Mesran 20W SAE20 terjadi penurunan sebesar 10%, dibandingkan dengan beton normal. Semua jenis di tersebut digunakan pada mesin diesel dan mesin produksi di PT. FNG.
Pengamatan dengan difraksi sinar - x menunjukkan bahwa berkurangnya kekuatan dari beton tersebut karena adanya komponen kimia yang hilang dalam beton tersebut yaitu kalsium hidroksida, sehingga berakibat putusnya ikatan antara pasta semen dengan agregat. Pengamatan dengan FTIR juga menunjukkan bahwa oli yang digunakan setelah tercampur dengan beton pada temperatur 100 - 115 °C, tersebut terurai. Sehingga disimpulkan ada reaksi antara komponen kimia dalam beton dengan oli."
1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Roads have a strategic role in social, economic, cultural area and national defence and security. However, to provide and adequate performance of pavements as expected by road users is hard to be achieved..."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ngadenan
"Krisis ekonomi tahun 1997 membawa perubahan yang mendasar dalam tata niaga semen dalam negeri. Pemerintah melalui Menteri Perindustrian dan Perdagangan mengeluarkan surat nomor 48/MPP/1/1998 tanggal 21 Januari 1998 mencabut peraturan tetang tata niaga semen di dalam negeri. Pemerintah juga mengesahkan Undang-undang Nomor 5 tahun 1999 tanggal 5 Maret 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. Konsekuensi dari diambilnya kebijakan tersebut adalah pernerintah menyerahkan tata niaga perdagangan semen dalam negeri kepada proses mekanisme pasar. Pemerintah tidak lagi menetapkan harga semen dengan mekanisme HPS (Harga Patokan Setempat) yang selama ini dilakukan. Penelitian ini bertujuan menganalisis: (1) terjadinya perubahan struktur dalam industri semen dalam negeri, dan (2) terjadinya Perubahan conduct dalam industri semen dalam negeri akibat berakhirnya tata niaga tersebut.
Penelitian ini menggunakan data sekunder periode 1995-2004. Analisis dilakukan secara diskriptis dengan menggunakan pendekatan Structure, Conduct and Performent Analysis untuk mengetahui adanya perubahan struktur dan conduct perusahaan dalam industri semen di Indonesia. Pengujian perubahan struktur dengan menguji perubahan jumlah perusahaan, konsentrasi rasio, indek herfindalh dan indeks lerner dalam industri semen. Dalam pasar yang kompetitif akan ditunjukkan dengan jumlah pelakunya akan semakin banyak, rasio konsentrasi, indeks herfindalh dan indeks lerner yang semakin mengecil.
Sedangkan pengujian perubahan perilaku (conduct) dengan rnenguji terjadinya prektek limit price dan leadership price dalam industri semen. Pasar yang kompetitif akan ditunjukan dengan terjadinya praktek limit price atau leadership price yang bersaing dalam industri semen, sebaliknya pelaku pasar yang monopolis akan ditunjukan dengan praktek leadership yang kolusif.
Berakhirnya kebijakan tata niaga semen tidak mengakibatkan terjadinya perubahan struktur pasar dalam industri semen tetapi berakhirnya kebijakan tersebut mengakibatkan terjadinya perubahan perilaku (conduct) perusahaan dalam industri semen. Perilaku perusahaan berubah dari perilaku oligopoli kolusif menjadi perilaku oligopoli yang bersaing. Perubahan tersebut di dukung dengan perubahan indeks lerner dan rasio keuntungan yang menunjukan penurunan dari tahun ke tahun selama periode penelitian."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T16971
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Susilo Soepandji
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Gresik: Semen Gresik, 1980
553.68 SEM
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Vera Indrawati Judarta
"Telah dilakukan subtitusi 21% ’cementitious material’ flyash, trass dan limestone pada semen portland. Komposisi 75.5% clinker semen portland, 3.5% gips, 7% limestone dan 14 % variasi komposisi trass-flyash digiling bersama menghasilkan semen yang disebut semen portland komposit. Mekanisme hidrasi dan evolusi mikrostruktur pasta semen yang mengeras diamati pada umur 1,3,7,28 dan 56 hari dibandingkankan dengan semen Portland menggunakan metoda XRD dan SEM. Kalsium silikat hidrat, CSH sebagai fasa utama produk hidrasi semen portland diidentifikasi dengan pembentukan fasa Ca(OH)2. Dan reaksi posolanik flyash-trass pada semen portland komposit diidentifikasi melalui penurunan fraksi fasa Ca(OH)2. Morfologi CSH berupa serat berbentuk jarum diamati pada tiap umur hidrasi. Diperoleh hasil bahwa reaksi posolanik antara silika amorf pada trass dan flyash baru berlangsung setelah 7 hari sehingga kuat tekan mortar pada umur awal diperoleh hanya dari CSH hasil reaksi hidrasi semen portland.

Substitution of 21% cementitious material flyash, trass and limestone in portland cement were carried out. Proportion of 75.5% Portland cement clinker, 3.5% gypsum, 7% limestone and 14% variation of trass-flyash were ground together and classified as Portland Composite Cement. Hydration mechanism and microstructure evolution of hardened paste at age of 1, 3, 7, 28 and 56 days were observed by XRD and SEM. Calcium Silicate Hydrate as main hydration products of Portland cement was identified by Ca(OH)2 formation and pozzolanic reaction by decreasing of Ca(OH)2 phase fraction. CSH as needle like fiber in the paste were identified in each age of hydration. Results showed that pozzolanic reaction of amorphous silica in trass and flyash just started to react after 7 days so that the early strength comes only from CSH of portland cement hydration."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
T20966
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Liany Kartika
"Semakin berkembangnya dunia pembangunan, maka kebutuhan infrastruktur akan semakin meningkat. Perkembangan ini mempengaruhi secara langsung terhadap perkembangan semen di Indonesia. Semakin meningkatnya kualitas semen akhir-akhir ini dilatarbelakangi meningkatnya dalam hal perkonstruksian yaitu dalam pelaksanaan kecepatan pelaksanaan, jaminan mutu, kebutuhan standarisasi, mengurangi kemungkinan terjadinya penyimpangan konstruksi, mengurangi kemungkinan adanya bahan terbuang sehingga secara tidak langsung menunjang program kelestarian lingkungan, serta alasan ekonomi dan teknik lainnya. Berkaitan dengan hal tersebut maka diadakan penelitian yang berhubungan dengan semen yang sekarang ini beredar di pasaran yaitu PCC (Portland Composite Cement). Penelitian diawali dengan menentukan kekuatan beton yang akan dipakai yakni fc = 30 MPa. Kemudian dilanjutkan dengan menguji agregat yang akan digunakan (pasir dan split). Dilakukan Trial Mix dan uji pada umur tertentu saja (7, 14, dan 21 hari) kemudian dikoreksi dengan faktor konversi, sehingga kekuatan beton mencapai 30 MPa. Jika sudah memenuhi target strength maka dilakukan pembuatan 265 benda uji silinder dalam beberapa tahap untuk umur beton dari 1 hari sampai 56 hari. Penelitian dengan metode uji tekan dan uji belah dengan waktu umur beton yang berbeda selama 56 hari. Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah dapat menentukan perkembangan kuat tekan berupa umur konversi sampai beton umur 56 hari. Serta menentukan korelasi dari kekuatan tekan beton ke kekuatan tarik beton yang nilainya berkisar 9% - 15% dari kekuatan tekannya. Analisis dilakukan dengan metode statistik (Chi-Square dan Uji T). Kedua uji ini memiliki nilai batas atas dan nilai batas bawah yang dipakai untuk umur 3, 7, 14, 21, 28, dan 56 hari. Sisa hari lainnya dipilih sesuai dengan nilai yang mendekati garis trendline yang sudah dibatasi. Dengan pemilihan nilai-nilai ini dapat dibuat persamaan logaritmik yang dapat memenuhi faktor konversi beton untuk umur tertentu. Dapat mententukan faktor konversi kekuatan beton untuk umur tertentu dan mengetahui korelasi antara kuat tekan dan kuat tarik beton."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S35165
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>