Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 160617 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui respon kalus Centella
asiatica (L.) Urban (pegagan) terhadap medium optimalisasi. Penelitian
dilakukan di Lab. Fisiologi Tumbuhan Dept. Biologi, FMIPA UI, Depok (Maret-
-September 2007). Kalus diinduksi dari tangkai daun bagian atas urutan
ke-1, menggunakan medium Murashige & Skoog (1962) dengan
penambahan 2,5 mgl-1 2,4-D dan 1 mgl-1 kinetin. Kalus yang telah terbentuk
beserta eksplan dipindahkan ke medium optimalisasi (Murashige & Skoog
1962) dengan penambahan 2,5 mgl-1 2,4-D atau NAA, yang dikombinasikan
dengan 0; 0,25; 0,5; 0,75; dan 1 mgl-1 kinetin. Kultur dipelihara pada kondisi
terang kontinu (2 minggu untuk induksi kalus dan 4 minggu untuk optimalisasi
kalus). Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa seluruh eksplan mampu
membentuk kalus pada medium induksi. Secara umum, kalus hasil induksi
berwarna hijau. Namun, setelah disubkultur ke medium optimalisasi,
sebagian besar sampel pada tiap perlakuan mengalami pencokelatan.
Sebagian besar kalus hasil induksi maupun optimalisasi bertekstur kompak.
Sampel yang ditanam pada medium M9 (MS + 2,5 mgl-1 NAA + 0,75 mgl-1
kinetin) menunjukkan persentase kehidupan sampel paling tinggi (50%).
Dengan demikian, medium M9 merupakan medium yang paling mampu
menunjang pertumbuhan kalus dibandingkan kesembilan medium lainnya."
Universitas Indonesia, 2007
S31466
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Telah dilakukan penelitian mengenai optimalisasi kalus remah tangkai
daun urutan ke-1 Centella asiatica (L.) Urban (pegagan) pada medium
Murashige dan Skoog (MS) 1962 modifikasi dengan delapan variasi auksin
dan sitokinin. Delapan variasi tersebut adalah 2,4-D 0,5 mgl
-1
+ BAP
0,5 mgl
-1
(M1), 2,4-D 0,5 mgl
-1
+ Kinetin 0,5 mgl
-1
(M2), 2,4-D 1 mgl
-1
+ Kinetin
0,5 mgl
-1
(M3), 2,4-D 2,5 mgl
-1
+ Kinetin 1 mgl
-1
(M4), NAA 0,2 mgl
-1
+ BAP
2 mgl
-1
(M5), NAA 0,5 mgl
-1
+ BAP 0,5 mgl
-1
 (M6), NAA 1 mgl
-1
+ Kinetin
0,5 mgl
-1
(M7), dan NAA 2 mgl
-1
+ Kinetin 1 mgl
-1
(M8). Untuk menginduksi
kalus dilakukan penanaman potongan tangkai daun dalam medium
Murashige dan Skoog (MS) 1962 modifikasi dengan penambahan 2,4-D
2,5 mgl
-1
+ Kinetin 1 mgl
-1
. Penelitian dilakukan di Laboratorium Fisiologi
Tumbuhan, Departemen Biologi, FMIPA UI, Depok (April 2007--September
2007). Untuk induksi dan optimalisasi kalus, dilakukan pemeliharaan selama
delapan minggu dengan pencahayaan kontinu. Semua eksplan yang
ditanam pada medium induksi kalus membentuk kalus remah. Kalus remah
yang terbentuk pada medium tersebut kemudian disubkultur ke dalam
delapan medium optimalisasi kalus. Setelah ± empat minggu disubkultur ke
medium optimalisasi kalus, tampak bahwa terjadi keragaman tekstur dan
warna kalus yang tergantung pada macam dan konsentrasi ZPT yang
digunakan. Jumlah kalus remah yang terbentuk pada medium optimalisasi
iii
berturut-turut dalam medium M1 (40%), M2 (80%), M3 (66,67%), dan M4
(33,33%) dengan warna kalus sebagian besar abu-abu muda, hartal, hingga
cokelat. Sementara itu, medium M5--M8 cenderung membentuk kalus
kompak dan campuran (remah dan kompak), dengan warna kalus sebagian
besar hijau. Berat basah dan berat kering kalus tertinggi terdapat pada
medium M7 masing-masing (750,7 ± 357) mg dan (69,1 ± 32,3) mg,
sedangkan berat basah dan berat kering terendah terdapat pada medium M4
masing-masing (363,3 ± 230,9) mg dan (29,6 ± 21,1) mg. Secara umum,
medium M2 dapat dinyatakan sebagai variasi auksin dan sitokinin yang baik
untuk optimalisasi kalus remah tangkai daun C. asiatica."
Universitas Indonesia, 2007
S31476
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Induksi kalus daun Centella asiatica (L.) Urban telah banyak dilakukan,
namun, tidak terdapat informasi mengenai urutan daun yang digunakan.
Penelitian bertujuan mengetahui respons daun urutan ke-1 (D1), ke-2 (D2)
dan ke-3 (D3) yang ditanam pada medium Murashige & Skoog 1962, dengan
empat macam kombinasi auksin dan sitokinin. Kombinasi tersebut adalah
2,4-D 0,5 mgl-1 + BA 0,5 mgl-1 (M1), 2,4-D 0,5 mgl-1 + Kinetin 0,5 mgl-1 (M2),
NAA 0,5 mgl-1 + BA 0,5 mgl-1 (M3) dan NAA 4 mgl-1 + Kinetin 2 mgl-1 (M4).
Eksplan dikultur dengan fotoperiodisitas 16 jam. Penelitian dilakukan di
Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Departemen Biologi FMIPA UI Depok
(Oktober 2005--Maret 2006). Baik D1, D2 maupun D3 mampu membentuk
kalus, namun D1 dan D2 memiliki persentase lebih besar dan hari inisiasi
lebih awal. Medium dengan kombinasi zat pengatur tumbuh M1, M2, M3 dan
M4 dapat mendukung pembentukan kalus. Kalus pada medium dengan
kombinasi M1 dan M2 memiliki kategori sedikit hingga cukup banyak. Pada
medium dengan kombinasi M3 dan M4 kategori kalus yang diperoleh cukup
banyak hingga sangat banyak dan pada kalus tersebut tumbuh akar. Kalus
yang terbentuk memiliki tekstur dan warna bervariasi."
Universitas Indonesia, 2006
S31417
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Fardiah
"Telah dilakukan penelitian induksi kalus tangkai daun majemuk ke-3 antara anak daun ke-2 dan ke-3 (t-2.3) Murraya paniculata (L.) Jack. pada medium Murashige & Skoog (MS) 1962 modifikasi dengan konsentrasi 2,4-Dichlorophenoxyacetic Acid (2,4-D) (0; 0,5; 1; 1,5; 2) mgl-1 dan Kinetin (0; 0,25; 0,5; 0,75) mgl-1. Penelitian dilakukan di Laboratorium Fisiologi Tumbuhandan Laboratorium Biologi Perkembangan, Departemen Biologi, FMIPA UI, Depok, selama 5 bulan. Kultur dipelihara selama 8 minggu, dalam ruang gelap.
Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kalus hanya tumbuh pada medium dengankonsentrasi 2,4-D (0,5; 1; 1,5; 2) mgl-1 tunggal maupun dikombinasikan dengan Kinetin 0,25 mgl-1. Kalus berwarna putih, krem keputihan, krem kecokelatan, dan cokelat, serta bertekstur remah-kompak. Persentase eksplan yang membentuk kalus 10--80%, inisiasi kalus 15--24,33 hari, berat basah dan berat kering eksplan yang membentuk kalus maupun tidak, masing-masing 2,35--51,37 mg dan 0,41--3,86 mg, kategori kalus 1--4,42.
Berdasarkan rekapitulasi hasil pengamatan parameter kuantitatif, perlakuan D (1,5 mgl-1 2,4-D) merupakan perlakuan terbaik untuk induksi kalus t-2.3 M. paniculata, karena memiliki peringkat tertinggi. Berdasarkan pengamatan mikroskopis, kalus diduga berasal dari jaringan korteks dan kambium."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
S31454
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yanuar Pratiwi
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S31392
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadhillah
"Telah dilakukan penelitian induksi kalus internodus ke-2 Murraya paniculata (L.) Jack. pada medium Murashige & Skoog (MS) 1962 modifikasi dengan penambahan konsentrasi asam 2,4-Diklorofenoksiasetat (2,4-D) dan Kinetin yang bervariasi. Perlakuan berupa penambahan 2,4-D (0; 0,5; 1; 1,5; 2) mgl-1 dikombinasikan dengan Kinetin (0; 0,25; 0,5; 0,75) mgl-1. Eksplan dikultur selama 8 minggu tanpa pencahayaan. Penelitian dilakukan di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Departemen Biologi FMIPA UI, Depok.
Hasil penelitian menunjukkan semua eksplan dapat membentuk kalus pada semua kombinasi perlakuan kecuali pada perlakuan tanpa penambahan 2,4-D dan Kinetin serta penambahan Kinetin tunggal. Inisiasi kalus 11,4-- 21,25 hari; persentase pembentukan kalus tiap perlakuan 40--100%; rata-rata berat basah dan berat kering kalus masing-masing 1,70--52,48 mg dan 0,49--6,36 mg.
Kalus umumnya berwarna krem keputihan, bertekstur remah--remah kompak. Kalus berasal dari jaringan korteks dan kambium. Perlakuan E (penambahan 2,4-D 2 mgl-1) merupakan perlakuan yang paling baik dalam menginduksi kalus karena memiliki persentase pembentukan kalus 100%, inisiasi kalus 12,4 hari, berat basah kalus 52,48 mg dan berat kering kalus 6,36 mg. Hal tersebut berdasarkan peringkat parameter kuantitatif."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
S31459
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Strelitsia Tiurma Ida
"ABSTRAK
Pembentukan kalus dari Jasminum sambac dapat diperoleh dengan menanam potongan batang muda tanaman tersebut dalam medium padat Murashige & Skoog 1962 yang dimodifikasi dengan variasi kadar 2,4-D dan kinetin masing-masing sebesar 0,5 ppm - 1,5 ppm, dengan interval 0,5 ppm.
Pengamatan kualitatif terhadap jenis dan warna kalus memperlihatkan bahwa jenis kalus yang terbentuk pada semua perlakuan adalah sama, yaitu friabel kompak dengan warna kalus yang sama pada semua perlakuan tetapi berubah sesuai dengan umur kalus. Pada minggu ke-2 kalus berwarna hijau muda, pada minggu ke-4 berwarna hijau keputihan dan pada minggu ke-6 dan ke-8 berwarna putih kekuningan.
Pengamatan kuantitatif dilakukan terhadap berat basah dan berat kering kalus. Hasil uji Kruskal Wallis dan uji Pembandingan Berganda menunjukkan bahwa pemberian 2,4-D dan kinetin masing-masing sebesar 0,5 ppm - 1,5 ppm tidak memberikan perbedaan nyata terhadap pertumbuhan berat basah kalus pada semua perlakuan, tetapi memberikan perbedaan yang nyata terhadap pertumbuhan berat kering kalus pada minggu ke-8 yaitu pada pemberian 1,5 ppm 2,4-D dan 0,5 ppm kinetin, dimana berat kering kalus meningkat dari 0,0623 gram menjadi 0,1554 gram.
ABSTRACT
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1991
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Nur Esti Widiarti
"ABSTRAK
Canangium odoratum Baill. dikenal dengan nama kenanga, banyak ditanam sebagai tanaman hias. Bunganya yang berbau harum dapat diekstraksi untuk diambil minyak atsiri. Kultur kalus telah banyak dicoba untuk mendapatkan berbagai jenis metabolit sekunder yang disintesa oleir tanaman.
Pemberian zat pengatur tumbuh 2,4-D dan kinetin 0,5 1,5 ppm pada media murashige & Skoog 1962 yang dinerkaya dengan air kelapa 15% dan ekstrak khamir 0,2 ppm, merangsang pertumbuhan eksplan petal kenanga hingga terbentuk kalus. Pengamatan kualitatif dilakukan selama 55 hari dengan selang waktu 5 hari. Pengamatan kuantitatif yaitu menimbang berat kalus hari ke-55.
Jenis kalus yang terbentuk friabel kompak dengan warna bervariasi antara lain: putih dan hiiau. Biomassa kalus terbesar diperoleh pada perlakuan dengan pemberian 2,4-D 1,5-pom/kinetin 1,O pmm, yaitu 1,3129 gram berat basah dengan berat kering 0,0525 gram. Berdasarkan hasil uji perbandingan berganda, biomassa kalus dengan pemberian 2,4-D 1, 5ppm / kinetin 1,0 ppm berbeda nyata dengan biomassa kalus pada pemberian 2,4-D O,5 ppm/kinetin 0,5 PPm. Kenaikan konsentrasi 2,4-D dan kinetin mempercepat pembentukan kalus, tetapi tidak selalu disertai dengan kenaikan biomassa kalus.
ABSTRACT
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1991
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>