Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 53224 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Retno Kustanti
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2002
S31152
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mewahyu Dewi
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2002
S31155
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gunung Asta Puja
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2001
S31270
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Danuta
"Telah dilakukan penelitian tentang pengaruh suspensi simplisia kuda laut (Hippocampus kuda Bleeker) terhadap spermatogenesis mencit (Mus musculus L.) jantan galur DDY di Laboratorium Biologi Perkembangan Departemen Biologi FMIPA UI pada bulan Juli--Oktober 2008. Dua puluh empat mencit dikelompokkan dalam 4 kelompok perlakuan dengan masing-masing perlakuan terdiri dari 6 ulangan. Kelompok kontrol (KK) dicekok dengan minyak wijen. Tiga kelompok eksperimen lainnya (KE 1, KE 2, KE 3) dicekok dengan suspensi simplisia kuda laut dengan dosis berturut-turut 0,2; 0,4; 0,6 g/kg bb/hari selama 36 hari. Mencit dikorbankan pada hari ke-37 dengan cara dislokasi vertebrae servikalis, kemudian dilakukan pembuatan sediaan histologi testis dengan metode parafin.
Hasil uji Anava 1-faktor (α = 0,05) menunjukkan tidak terdapat perbedaan nyata terhadap diameter tubulus seminiferus dan berat testis antara kelompok kontrol dengan ketiga kelompok perlakuan maupun di antara kelompok perlakuan. Hasil uji perbandingan berganda (LSD, α = 0,05) terhadap rata-rata jumlah sel spermatogonia A menunjukkan terdapat perbedaan nyata antara KE 2 (4,67 ± 0,67) dengan KK (3,31 ± 0,51), sedangkan KE 1 (3,88 ± 0,74) dan KE 3 (3,05 ± 0,43) tidak berbeda nyata dengan KK. Hasil uji perbandingan berganda (LSD, α = 0,05) terhadap rata-rata jumlah sel spermatosit pakiten menunjukkan terdapat perbedaan nyata antara KE 2 (8,23 ± 0,67) dengan KK (6,25 ± 0,87), sedangkan KE 1 (7,14 ± 1,10) dan KE 3 (6,17 ± 0,51) tidak berbeda nyata dengan KK. Hasil uji LSD terhadap rata-rata skor metode Johnsen menunjukkan bahwa terdapat perbedaan nyata antara KK (9,27 ± 0,19) dengan KE 1 (9,55 ± 0,20), KE 2 (9,67 ± 0,18) dan KE 3 (9,54 ± 0,24). Dengan demikian, pemberian suspensi simplisia kuda laut dosis 0,4 g/kg bb merupakan dosis yang paling berpengaruh terhadap spermatogenesis."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S31548
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shilvana
"Telah dilakukan penelitian mengenai pengaruh pemberian ekstrak etil asetat Enhalus acoroides (L.f.) Royle secara oral terhadap spermatogenesis mencit (Mus musculus L.) jantan galur DDY. Dua puluh lima ekor mencit dikelompokkan menjadi 5 kelompok, masing-masing terdiri atas 5 ekor. Kelompok 1 sebagai kontrol dicekok olive oil, dan 4 kelompok lainnya dicekok ekstrak etil asetat Enhalus acoroides (L.f.) Royle dengan dosis 5 mg/kg bb, 10 mg/kg bb, 20 mg/kg bb, dan 40 mg/kg bb. Pencekokan dilakukan selama 36 hari berturut-turut dan pada hari ke-37 seluruh mencit dikorbankan dengan cara dislokasi vertebrae servikalis, kemudian dilakukan pembuatan sediaan histologi testis dengan metode parafin. Data rerata skor Johnsen KK (9,57 ± 0,20), KP1 (9,59 ± 0,18), KP2 (9,65 ± 0,13), KP3 (9,48 ± 0,34) dan KP4 (9,47 ± 0,29). Data rerata diameter tubulus seminiferus KK (207,62 μm ± 9,18), KP1 (198,28 μm ± 3,12), KP2 (206,33 μm ± 9,80), KP3 (200,05 μm ± 8,44) dan KP4 (201,08 μm ± 3,00). Data rerata berat testis KK (0,28 g ± 0,05), KP1 (0,30 g ± 0,04), KP2 (0,30 g ± 0,02), KP3 (0,31 g ± 0,07) dan KP4 (0,28 g ± 0,05). Hasil uji statistik Anava 1-faktor (α = 0,05) tidak menunjukkan perbedaan bermakna pada skor Johnsen, diameter tubulus seminiferus dan berat testis, sehingga tidak berpengaruh terhadap spermatogenesis."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S31576
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ihya Chair
"Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh pemberian infusa daun kluwih terhadap spermatogenesis mencit jantan galur DDY. Sebanyak 24 ekor mencit terbagi kedalam 4 kelompok, yakni kelompok kontrol KK yang diberikan akuades, kelompok perlakuan KP1, KP2, dan KP3 yang diberikan infusa daun kluwih dengan dosis berturut-turut, yaitu 2,5; 5; dan 10 g/kg BB. Infusa daun kluwih diberikan selama 36 hari. Kemudian dilakukan pengukuran terhadap berat basah testis, pengamatan dengan angka penilaian Johnsen, dan pengukuran diameter tubulus seminiferus. Data rerata berat testis pada KK, KP1, KP2, dan KP3 berturut-turut ialah 0,307 0,030 g, 0,268 0,014 g, 0,223 0,016 g, dan 0,239 0,020 g. Data rerata diameter tubulus seminiferus KK 205,17 3,79 ?m, KP1 200,97 4,82 ?m, KP2 203,78 3,96 ?m, dan KP3 189,79 3,82 ?m. Data rerata angka penilaian metode Johnsen pada KK, KP1, KP2, dan KP3 berturut-turut adalah 9,71 0,12 , 9,63 0,08 , 9,38 0,10 , dan 9,34 0,11 . Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian infusa daun kluwih Artocarpus camansi Blanco berpengaruh terhadap spermatogenesis mencit jantan pada dosis 2,5; 5; dan 10 g/kg BB.

The research has been done to determine the effect of Kluwih leaf rsquo s infusion intake on spermatogenesis of male mice DDY strain. 24 males mice have divided into 4 experimental group control group which only given aquades and treament group which given infusion with doses 2,5 5 10 g kg bw. Test material administated for 36 consecutive days. Then measured the weight of testis, observations with numerical of Johnsen scores, and the diameter of the tubules seminiferous. Mean of testes weigth KK 0,307 0,030 g, KP1 0,268 0,014 g, KP2 0,223 0,016 g, and KP3 0,239 0,020 g. Mean of diameter of tubules seminferous KK 205,17 3,79 m, KP1 200,97 4,82 m, KP2 203,78 3,96 m, and KP3 189,79 3,82 m. Mean of numerical of Johnsen score KK 9,71 0,12 , KP1 9,63 0,08 , KP2 9,38 0,10 , and KP3 9,34 0,11 . Based on LSD test."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S66631
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nova Anita
"Ruang Lingkup: Asap rokok kretek terutama asap rokok sampingan dapat mempengaruhi proses spermatogenesis, kualitas semen dan perubahan kadar hormon testosteron. Pengaruh tersebut dapat terjadi melalui dua mekanisme, yaitu pertama komponen dalam asap rokok kretek berupa logam (kadmium dan nikel) dapat mengganggu aktifitas enzim adenilsiklase pads membran sel Leydig yang mengakibatkan terhambatnya sintesis hormon testosteron, kedua nikotin dalam asap rokok dapat menstimulasi medula adrenal untuk melepaskan katekolamin yang dapat mempengaruhi sistem saraf pusat sehingga dapat mengganggu proses spermatogenesis dan sintesis hormon testosteron melalui mekanisme umpan balik antara hipotalamus-hipofisis anterior - testis. Terganggunya proses spermatogenesis dapat juga disebabkan oleh kadar radikal bebas dan kerusakan kadar darah testis. Penelitian ini bertujuan untuk menilai secara kuantitatif perkembangan sel-sel germinal dan frekuensi sebaran stadia epitel seminiferus testis mencit setelah pemajanan asap rokok kretek selama 30 hari; 45 hari dan 60 hari dan menilai ada tidaknya perubahan kadar hormon testosteron total setelah pemajanan tersebut. Cara penelitian: Penelitian menggunakan 36 ekor mencit jantan galur DDY yang dibagi dalam enam kelompok perlakuan yaitu: kelompok kontrol 1 (KKP1); KKP2 dan KKP3 sebagai kontrol untuk kelompok perlakuan I (KP 1); KP2 dan KP3 yang secara berturut-turut diberi asap rokok kretek selama 30 hari; 45 hari dan 60 hari dalam kotak pengasapan selama 90 menit per hari. Pada hari ke 31;46 dan 6 mencit percobaan diisolasi organ testisnya, kemudian dilakukan pembuatan sediaan histologis organ testis dengan metode paraftn dan pengambilan plasma darah mencit melalui aorta jantung. Parameter yang diukur adalah jumlah sel-sel spermatogenik pads stadium V, VII dan XII; frekuensi sebaran stadia epitel seminiferus, kadar hormon testosteron total, berat testis dan ukuran diameter tubulus seminiferus. Hasii dan Kesimpulan: Hasil uji statistik parametrik ANAVA ( cc= 0,05) menunjukkan terjadi penurunan jumlah sel-sel spermatogenik (KP2 dan KP3), perubahan frekuensi sebaran stadia epitel seminiferus (KP3), berat testis (KP2 dan KP3) dan ukuran diameter tubulus seminiferus (KP3) (p < 0,05).
Uji non parametrik Mann-Whitney terhadap kadar hormon testosteron total dalam kelompok perlakuan menunjukkan terjadi penurunan kadar hormon testosteron total pada KP3 dibandingkan kontrolnya Melalui uji Kruskal Wallis tidak terdapat perbedaan bermakna kadar hormon testosteron total antar kelompok perlakuan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa asap rokok kretek dapat menghambat proses spermatogenesis.

The Alteration in the Distribution of Seminwerous Epithelial Stages, the Reduction of the Number Of Spermatogenic Cells and Total Concentration of Testosterone Hormone in Mice (Musmusculus L.) Strain Ddy Exposed to Kretek SmokeObjectives: kretek smoke, especially sidestream inhaled by passive smokers, can affect the process of spermatogenesis, the quality of semen and the alteration in testosterone concentration. The effects of kretek smoke mentioned occur in two mechanisms. The first mechanism in that the component in kretek smoke (cadmium and nikel) can disturb the activity of adenylciclase enzyme on the membrane of Leydig cells. The disturbance leads the blocking of testosterone synthesis. The second mechanism is that nicotine in kretek smoke will stimulate adrenal medulla to release cathecolamine which can affect central nervous system, which in turn disturb the process of spermatogenesis and the secretion of androgen hormone through the feedback mechanism of hypothalamus-anterior hypofisis -- testis. The disturbance in the process of spermatogenesis is also through to be related with the concentration of free radicals contained in kretek smoke and damages of testicular blood barier. The aim of this study is to quantitavely assess the development of germinal cells and the frequency of distribution of testicular seminiferous ephitelial stages of mice after the exposure to kretek smoke for 30 days, 45 days and 60 days, also to investigate the presence of any alteration in total concentration of testosterone after exposure to kretek smoke. Methods:This study uses 36 male mice (Mus musculus L.) strain DDY which are grouped into 6 study groups: control group I (KKP 1); KKP2 and KKP3 that serve as control for study group 1 (KP 1); KP2 and KP3 which are exposed to kretek smoke for respectively 30 days, 45 days and 60 days in a smoking box, for 90 minutes each day. In the 31"; 46" and 61", the testes of mice used in study are isolated and mice blood plasma is obtained from cardiac aorta. Histological preparation of the testes are then made using the paraffin method. Parameter assessed are the number of spermatogenic cells at stages V, VII and XII, the frequency of the distribution of seminiferous ephitelial stages, total concentration of testosterone, the weight of testes and the diameter of seminiferous tubules. Result and conclusion: The result of parametric ANAVA (a= 0,05) shows that there is significant difference (p < 0,05) or there alteration on the number of spermatogenic cells (KP2 and KP3) , the frequency of the distribution of seminiferous ephitelial stages (KP3), the weight of testes (KP2 and KP3) and the diameter of seminiferous tubules (KP3).
Mann- Whitney test done the total concentration of testosterone in the study groups shows the reduction of testosterone in KP3 compared to its control. Non parametric Kruskal Wallis test shows that there is no significance difference of the total concentration of testosterone between study groups. The study found that the exposure to kretek smoke can block the process of spermatogenesis.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2004
T13619
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purwoko Nugroho
"Penelitian tentang pengaruh ekstrak Pimpinella pruatjan Molkenb. (purwoceng) terhadap libido Mus musculus L. (mencit) jantan dilakukan di Laboratorium Biologi Perkembangan Departemen Biologi FMIPA UI. Dua puluh lima ekor mencit jantan dibagi secara acak dalam 5 kelompok perlakuan, yaitu kelompok kontrol 1 (KK1) yang dicekok larutan carboxy methyl cellulose (CMC) 1%, kelompok kontrol 2 (KK2) yang dicekok suspensi asetaminophen dosis 140 mg/kg bb, serta 3 kelompok perlakuan (KP1, KP2, dan KP3) yang dicekok ekstrak P. pruatjan dengan dosis 32,5; 65; dan 130 mg/kg bb selama 3 hari yang sebelumnya dicekok asetaminophen dosis 140 mg/kg bb selama 30 hari.
Parameter libido yang diukur adalah latensi penunggangan, latensi intromisi, latensi ejakulasi, jumlah penunggangan, dan jumlah intromisi. Uji anava 1 faktor (α = 0,05) yang dilanjutkan dengan uji LSD (α = 0,05) menunjukkan bahwa pencekokan ekstrak P. pruatjan dosis 32,5 mg/kg bb (KP 1) selama 3 hari berturut-turut dapat meningkatkan libido, sementara pencekokan ekstrak P. pruatjan dosis 65 dan 130 mg/kg bb (KP 2 dan KP 3) tidak berpengaruh dalam meningkatkan libido."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
S31463
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yultra Arce
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2003
S31139
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vinda Ratna Setyaningsih
"Telah dilakukan penelitian tentang pengaruh pemberian infus simplisia rosella (Hibiscus sabdariffa L.) secara oral terhadap kualitas spermatozoa mencit (Mus musculus L.) jantan galur DDY di Laboratorium Biologi Reproduksi dan Perkembangan Departemen Biologi FMIPA UI pada bulan Juni 2010--Maret 2011. Mencit dikelompokkan menjadi lima kelompok. Kelompok kontrol normal (KK1) diberi akuades selama 14 hari berturut-turut.
Kelompok kontrol perlakuan (KK2) diberi akuades secara oral selama 14 hari berturut-turut, serta induksi etanol (dosis 2,8 g/kg bb) pada hari ke 8--14 secara intraperitoneal (i.p). Kelompok perlakuan (KP1, KP2, dan KP3) diberi infus simplisia H. sabdariffa L. secara oral dengan dosis 1,5%; 3%; dan 6% selama 14 hari berturut-turut serta induksi etanol pada hari ke 8--14 secara i.p.
Hasil uji anava 1-faktor (P < 0,05) menunjukkan bahwa pemberian infus simplisia H. sabdariffa L. dapat meningkatkan motilitas dan menurunkan abnormalitas spermatozoa pada semua kelompok perlakuan. Peningkatan motilitas dan penurunan abnormalitas spermatozoa terbaik dicapai oleh kelompok perlakuan dosis 3% dengan nilai mendekati kelompok kontrol normal.

The research on the influence of crude roselle (Hibiscus sabdariffa L.) infusion orally on the quality of spermatozoa DDY strain male mice (Mus musculus L.) was conducted in the Laboratory of Reproductive and Developmental Biology, Department of Biology, Faculty of Mathematics and Sciences University of Indonesia on June 2010-March 2011. Mice were divided into 5 groups. The normal control group (KK1) was given distilled water for 14 consecutive days.
The treatment control group (KK2) were given distilled water orally for 14 consecutive days and induced ethanol (dose 2.8 g/kg bw) on day 8-14 by intraperitoneal (i.p). The treatment groups (KP1, KP2, and KP3) were given a crude H. sabdariffa L. infusion orally with doses of 1.5%, 3% and 6% for 14 consecutive days and induced ethanol on day 8-14 by i.p.
The results of one-way anova (P < 0.05) showed that crude H. sabdariffa L. infusion significantly increases spermatozoa motility and decreases abnormalities in all treatment groups. The best enhancement of increased motility and decreased abnormalities of spermatozoa was achieved by treatment group with dose of 3% H. sabdariffa L., with a value approaching the normal control group.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S1760
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>