Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 193595 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yuli Warastuti
"Penelitian tentang prevafensi clan derajat intensitas infeksi cacing usus yang ditularkan melalui tanah pada anak-anak usia sekolah dasar di Desa Gandawesi, Kecamatan Ligung, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat telah
dilakukan di Laboratorium Parasitologi U.S. NAMRU-2, Jakarta, pada bulan Agustus-September 1996.
Pemeriksaan sampel tinja dilakukan dengan meggunakan teknik Kato yang dimodifikasi (modifikasi baru) clan penyebaran kuesioner pada seluruh
responden yang diperiksa.
Dan penelitian mi diperoleh hasH 90 anak positif mengandung telur cacing usus dari 216 sampel tinja yang diperiksa. Prevalensi cacing gelang (Ascaris Iumbncoides) 4,63%; cacing cambuk (Trichuris trichiura) 33,8%; clan cacing
tambang (Necator americanus clan Ancylostoma duodenale) 11,1 %. Derajat intensitas infeksi cacing usus adalah cacing cambuk 22050 telur/gram, cacing gelang 11550 telur/gram, clan cacing tambang 5550 telur/gram.
Uji Khi-kuadrat ( ) pada taraf nyata a=0,05 menunjukkan bahwa jenis kelamin clan umur anak tidak mempengaruhi distribusi infeksi cacing usus.
Prevalensi infeksi cacing usus menurut jenis kelamin anak clan umur anak adalah relatif rendah (ringan) sementara derajat intensitas infeksi cacing usus
pada masing-masing jenis kelamin anak clan tingkatan umur anak secara umum termasuk dalam kategori berat (tinggi)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pemberantasan infeksi cacing yang ditularkan melalui tanah pada murid sekolah dasar (SD) peserta program pemberian makanan tambahan anak sekolah (PMTAS) setelah program tersebut berjalan selama 2 tahun. Pemeriksaan tinja dilakukan di SD Selagalas dan SD Cakranegara, Mataram, Lombok, Nusa Tenggara Barat. SD Selagalas adalah peserta program PMTAS, sedangkan SD Cakranegara belum pernah mendapat baik program PMTAS maupun program pemberantasan penyakit cacing. Data bobot dan tinggi badan diambil dari data usaha kesehatan sekolah (UKS) dan data tentang ada tidaknya jamban serta kebiasaan mereka buang air besar diambil melalui kuesioner. Hasil studi menunjukkan bahwa prevalensi Ascaris lumbricoides dan Trichuris trichiura untuk SD Selagalas berturut-turut 78,53% dan 63,90% , sedangkan untuk SD Cakranegara berturut-turut 72,63% dan 60,00%. Reinfeksi untuk A.lumbrucoides dan T.trichiura di SD Selagalas berturut-turut 28,,30% dan 51,90%, sedangkan di SD Cakranegara berturut-turut 19,44% dan 50,00%. Reinfeksi di SD Selagalas adalah sesuai dengan kebiasaan anak-anak sekolah yang buang air besar, yaitu 76,00% buang air besar di selokan atau sungai. Bobot dan tinggi badan murid SD Selagalas meningkat setelah 3 bulan pengobatan, sedangkan di Cakranegara terjadi penurunan bobot badan sesudah pengobatan, namun masih dalam batas status gizi baik."
MPARIN 12 (1-2) 1999
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Infeksi cacing merupakan salah satu infeksi kronik yang banyak menyerang anak balita dan anak usia sekolah dasar. Pada penelitian ini ingin diketahui pengaruh infeksi cacing terhadap pertumbuhan anak balita yang kurang kalori protein. Sebanyak 90 balita yang kurang kalori protein tingkat I (KKPI) dari beberapa posyandu di kelurahan Kramat, Jakarta Pusat diperiksa tinjanya dengan cara Kato-Katz. Anak yang terinfeksi cacing diobati dengan pirantel pamoat 10 mg per kg berat badan. Setelah pengobatan, berat badan anak dipantau selama 3 bulan, untuk melihat perubahan status gizi. Agaknya pengobatan infeksi cacing saja belum dapat mengubah status gizi seluruh penderita askariasis. Mungkin jumlah kalori yang dikonsumsi anak asetiap harinya kurang mencukupi untuk kebutuhan tumbuh kembang anak."
MPARIN 9 (1-2) 1996
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Anang Rivai
"Ruang Lingkup dan Metodologi:
Penelitian tentang upaya peningkatan hasil kerja pemetik teh melalui penurunan prevalensi cacing usus yang penularannya melalui tanah dilaksanakan pada bulan Mei, Juni, Juli 2003 terhadap pekerja pemetik teh. Masalah yang dihadapi adalah target kerja yang tidak tercapai. Tujuan penelitian untuk mengetahui upaya peningkatan hasil kerja pemetik teh melalui penurunan prevalensi penyakit cacing usus di PT."X".
Desain penelitian ini adalah studi intervensi, besar sampel sebanyak 104 orang pekerja pemetik teh. Pengumpulan data dasar dilakukan dengan kuesioner, wawancara, pemeriksan fisik, pemeriksaan tinja pertama dengan tehnik Kato Katz terhadap 104 orang pekerja. Intervensi yang dilakukan berupa penyuluhan, terapi antihelminthes terhadap pekerja yang positif menderita infestasi cacing usus. Pemeriksaan tinja ke dua untuk pekerja yang positif dan pemeriksaan tinja ke tiga untuk melihat adanya reinfestasi terhadap 104 pekerja. Evaluasi dilakukan dengan melihat perubahan pengetahuan dan perilaku, prevalensi penyakit cacing usus dan hasil kerja pada pekerja.
Hasil Penelitian dan Kesimpulan:
Pemeriksaan tinja pertama dari 104 subyek penelitian didapatkan 65 orang (62,5%) positif terinfestasi cacing usus. Seteiah dilakukan intervensi dengan terapi albendazol 400 mg single dose, semua penderita sembuh dan tidak ada reinfestasi pada pemeriksaan tinja ketiga. Terjadi peningkatan pengetahuan tentang casing usus dan perilaku bila semula nilai pre-test 3,09 setelah dilakukan intervensi meningkat menjadi 8,65. Terjadi peningkatan hasil kerja, bila rata-rata hasil kerja sebelumnya dibawah target (64,76%), setelah di intervensi meningkat menjadi rata-rata di atas target (117,8%). Kebiasaan buang air besar, kondisi WC, pola makan, dan pemakaian alat pelindung diri tidak mempunyai hubungan bermakna.
Intervention Research Increasing Productivity of Workers In Tea Plantation by Reducing Prevalence of Soil Transmitted Helminthes of "X" Corporation Sindanglaya, Pacet, Cianjur - West Java
Scope and Methodology:
A study of increasing productivity product of workers in tea plantation by reducing prevalence of Soil Transmitted Helminthes of "X" Corporation Sindanglaya, Pacet, Cianjur - West Java, has been conduct to improve the health of workers. The design of study is an intervention study with specific objective to identify the prevalence of Soil Transmitted Helminthes infestation to reducing the prevalence and to asses the relationship between prevalence of several risk factors, beside to seek relationship between knowledge, behavior, productivity and prevalence of Soil Transmitted Helminthes.
Results and Conclusions:
Out of 104 subject, 65 person (62,5%) were tested positively in the first stool examination. Post intervention by giving appropriate antihelminthes therapy, there was a reduced in the prevalence of STH, that all cases showed negative; at Second stool examination also at third stool examination to seek reinfestation of STH is also negative. Knowledge and behavior before intervention have average value is 3,09 after intervention by information the average value is 8,65, outcome product of workers before intervention the average of outcome product is 64,76% below the target, after intervention the average of outcome product is 117;8% upper target. There is no correlation was found between the prevalence of STH and the habit of defecation, the habit of using self protector equipment, the habit of eaten, WC condition.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2003
T11288
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Prevalensi cacing-cacing yang ditularkan melalui tanah, khususnya pada anak sekolah di Jakarta masih tinggi. Demikian juga dengan hasil studi ini yaitu 73,72% dan 78,10% pada 2 kelompok murid sekolah Tsanawiyah, Pondok Pesantren Jakarta. Pada penelitian ini digunakan antihelmintikalbendazol dan mebendazol khusus untuk mempelajari efektivitasnya terhadap trikuriasis. Albendazol diberikan kepada 312 murid (kelompok I) sebagai dosis tunggal, 400 mg selama 3 hari berturut-turut, sedangkan mebendazol diberikan kepada 169 murid (kelompok II) dengan dosis 2 kali sehari, 100 mg, 3 hari berturut-turut. Terjadi penurunan prevalensi pada kelompok I yaitu 62,50% menjadi 15,32% dan 15,00%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengobatan trikuriasis dengan albendazol dan mebendazol memberikan hasil yang sangat memuaskan bilamana diberikan 3 hari berturut-turut dengan dosis seperti di atas. "
MPARIN 7 (1-2) 1994
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Salman Rodijat
Jakarta: Fakulitas Kedokteran Universitas Indonesia , 1998
T56900
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Amanda Halimi
"Prevalensi infeksi soil-transmitted helminths (STH) di Indonesia cukup tinggi, terutama di daerah perkebunan, dan anak-anak usia sekolah memiliki resiko terinfeksi paling tinggi. Tujuan riset ini adalah mengetahui efektivitas penyuluhan terhadap pengetahuan perilaku membersihkan diri berkaitan dengan infeksi (STH) pada murid Madrasah Tsanawiyah (MTs) X, Pacet, Cianjur, Jawa Barat. Penelitian ini menggunakan desain pre-post study. Pengumpulan data melalui kuesioner dilakukan di MTs X dengan mengikutsertakan semua murid, 133 orang. Data dianalisis dengan program SPSS 17.0. Hasilnya menunjukkan terdapat 54,1% murid laki-laki, 41,4% kelas 8, 56,4% tidak pernah terinfeksi cacing STH, dan 78,9% mengetahui orang di sekitar yang pernah cacingan. Tidak terdapat perbedaan bermakna antara perilaku membersihkan diri terkait infeksi STH dengan gender (Mann-Whitney, p>0,05), kelas (Kruskal-Wallis, p>0,05), dan riwayat infeksi (Mann-Whitney, p>0,05), namun berbeda bermakna dengan riwayat infeksi sekitar (Mann-Whitney, p<0,05). Peningkatan pengetahuan perilaku setelah penyuluhan tidak berbeda bermakna dengan gender (Mann-Whitney, p>0,05), riwayat infeksi (Mann-Whitney, p>0,05), dan riwayat infeksi sekitar (Mann-Whitney, p>0,05), namun berbeda bermakna dengan kelas (Kruskal-Wallis, p<0,05). Setelah penyuluhan, pengetahuan mengenai perilaku kebersihan berbeda bermakna dengan sebelum penyuluhan (Wilcoxon, p<0,05); tampak pada nilai median yang meningkat dari 72 (20-92) menjadi 100 (52-100). Disimpulkan penyuluhan efektif dalam meningkatkan pengetahuan murid mengenai perilaku kebersihan terkait infeksi STH. Peningkatan pengetahuan berhubungan dengan kelas, namun tidak berhubungan dengan gender, riwayat infeksi, dan riwayat infeksi sekitar.

The prevalence of Soil-Transmitted Helminths (STH) infection in Indonesia is high, especially in plantation areas, and school-aged children are at the greatest risk for this infection. The aim of this study is to know the effectiveness of health education on the knowledge of hygienic behavior related to STH infection in students of Madrasah Tsanawiyah (MTs) X, Pacet, Cianjur, West Java. Pre-post study design was used. Data was collected through questionnaires at MTs X filled by all 133 students. Analysis was done using SPSS 17.0 program. Result showed 54,1% were male, 41,4% eighth graders, 56,4% had never been infected with STH, and 78,9% had surrounding acquintances infected with STH. Hygienic behavior has no significant difference with gender (Mann-Whitney, p> 0,05), grade (Kruskal-Wallis, p>0,05), and infected history (Mann-Whitney, p>0,05), but there was a significant difference with surrounding infected history (Mann-Whitney, p<0,05). Knowledge increase after education has no significant difference with gender (Mann-Whitney, p>0,05), infected history (Mann-Whitney, p>0,05), and surrounding infected history (Mann-Whitney, p>0,05), but there was a significant difference with grade (Kruskal-Wallis, p<0,05). After health education, students’ knowledge had significant difference with before education (Wilcoxon test, p<0,05). The median increased from 72 (20-92) to 100 (52-100). In conclusion, health education is effective in improving students’ knowledge of hygienic behavior related to STH infection. Knowledge increase is associated with grade, but not with gender, infected history, and surrounding infected history."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Di Indonesia, prevalensi infeksi Soil-Transmitted Helminthes (STH) yang terdiri dari A. lumbricoides, T. trichuria, dan hookworm (A. duodenale dan N. americanus) terbilang cukup tinggi terutama di daerah perkebunan, dikarenakan para pekerja kebun lebih sering kontak dengan tanah sehingga menyebabkan mereka beresiko tinggi terkena infeksi STH. Tujuan riset ini adalah mengetahui efektivitas penyuluhan pada pekerja kebun pada perkebunan X di Pacet, Cianjur, Jawa Barat terhadap pengetahuan perilaku membersihkan diri dari infeksi STH.Penelitian ini menggunakan desain pre-post study. Pengumpulan data dilakukan melalui pewawancaraan kuesioner terhadap 42 pekerja kebun. Analisis data menggunakan program SPSS 17.0. Pada hasil analisis terdapat 52.4% adalah pekerja kebun pria, 69% merupakan lulusan sekolah dasar, 59.5% belum pernah terinfeksi STH dan 52.4% tidak mengetahui orang di sekitar yang pernah cacingan. Sebelum penyuluhan, nilai median tingkat pengetahuan adalah 64 (24-100). Uji statistik menunjukkan delta score tidak berbeda makna (p>0.05) terhadap demografi karakteristik responden. Sesudah penyuluhan, nilai median tingkat pengetahuan adalah 100 (10-100). Uji Wilcoxon menunjukkan terdapat perbedaan makna pada tingkat pengetahuan para pekerja kebun mengenai perilaku membersihkan diri sebelum dan sesudah penyuluhan (p<0,001). Disimpulkan tingkat pengetahuan para pekerja kebun mengenai perilaku membersihkan diri tidak berhubungan dengan karakteristik responden tetapi dipengaruhi oleh penyuluhan.

In Indonesia, the prevalence of Soil-Transmitted Helminthes (STH) which consists of A. lumbricoides, T. trichuria, and hookworm (A. duodenale and N. americanus) is said to be quite high especially in plantation areas, due to the fact of the workers being in frequent contact with soil which increases the risk of being infected by STH. This research was conducted to know the effectiveness of health education among plantation workers in plantation X at Pacet, Cianjur, West Java and its association with hygiene behavior against STH infection. The research design is pre-post study. Data was collected by means of questionnaires interviews with 42 plantation workers. Data was analyzed using SPSS 17.0 program. The result of the analysis shows 52.4% weremale plantation workers, 69% were elementary school graduates, 59.5% haven’t been infected with STHand 52.4% has no surrounding STH infected history. Before the health education, the median score was 64 (24-100). From the statistic test, the delta score had no association with the respondent’s demographic characteristic (p>0.05). After health education, the median score was 100 (10-100). Wilcoxon test shows there was a significant difference in the knowledge level of hygiene behavior before and after health education (p<0.001). In summary, the knowledge level of STH hygiene behavior did not have any association with the respondent’s demographic characteristic but was influenced by health education."
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Wirastuti
"Cacingan merupakan penyakit menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia dan paling sering disebabkan oleh spesies Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura, dan cacing tambang (Ancylostoma duodenale dan Necator americanus). Cacingan dapat menyebabkan diare, anemia defisiensi besi (ADB), malnutrisi, dan berbagai gejala usus lainnya. ADB pada infeksi A. lumbricoides dan T. trichiura karena cacing menyerap zat gizi yang berperan pada pembentukan Hb, sedangkan pada infeksi cacing tambang akibat perdarahan kronik di saluran cerna. Defisiensi besi dapat terjadi tanpa adanya anemia. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data proporsi cacingan, profil hematologi , dan profil zat besi pada anak yang terinfeksi cacing usus di SD Panimbang Jaya, Pandeglang. Diperoleh 205 subjek penelitian yang memiliki data hematologi, profil besi, dan telur cacing. Proporsi cacingan di Pandeglang adalah 44,4% yang didominasi oleh infeksi cacing intensitas ringan (79,1%). Spesies cacing yang menginfeksi adalah A. lumbricoides, T. trichiura dan campuran keduanya. Didapatkan perbedaan bermakna kadar Hb (p = 0,001), RDW-CV (p = 0,038), retikulosit absolut (p = 0,002), retikulosit relatif (p = 0,007), dan feritin (p= <0,001) antara kelompok subjek yang terinfeksi cacing usus dan tidak terinfeksi. Didapatkan perbedaan bermakna kadar feritin (p = 0,018) dan TIBC (p = 0,001) antara subjek yang terinfeksi cacing intensitas ringan dan sedang. Didapatkan indeks Mentzer >13 pada kelompok subjek yang terinfeksi cacing usus dan tidak terinfeksi

Soil-Transmitted Helminth (STH) infection is a public health problem in the world and most often caused by species of Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura, and hookworms (Ancylostoma duodenale and Necator americanus). STH infection can cause diarrhea, iron deficiency anemia (IDA), malnutrition, and various intestinal symptoms. IDA in A. lumbricoides and T. trichiura infections caused by absorption of nutrients that play a role in the formation of Hb, while in hookworm infections is due to chronic bleeding in the gastrointestinal tract. Iron deficiency can occur in the absence of anemia. This study aims to obtain the proportion of STH infection, hematological profiles, and iron profiles in children infected by STH at SD Panimbang Jaya, Pandeglang. Two hundred and five research subjects had data on hematology, iron profile and worm eggs. The proportion of STH infection in Pandeglang was 44.4% which was dominated by mild intensity STH infection (79.1%). The species of STH that infect are A. lumbricoides, T. trichiura and a mixture of both. There were significant differences in the levels of Hb (p = 0.001), RDW-CV (p = 0.038), absolute reticulocytes (p = 0.002), relative reticulocytes (p = 0.007), and ferritin (p = <0.001) between STH infected and not infected group. There was a difference in ferritin levels (p = 0.018) and TIBC levels (p = 0,001) between mild and moderate STH-infected subjects. Mentzer index was >13 in both groups of subjects infected with STH and not infected."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>