Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 53245 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Sudur
"ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian mengenai pengaruh pemberian ekstrak daun lamtoro (Leucaena leucocephala) secara oral terhadap spermatogenesis mencit (Mus musculus) jantan galur Swiss Derived. Dalam penelitian ini mencit dibagi menjadi empat kelompok perlakuan, yaitu kelompok I yang dicekok 0% ekstrak daun lamtoro, kelompok II yang dicekok 20% ekstrak daun lamtoro, Kelompok III yang dicekok 40% ekstrak daun lamtoro, dan kelompok IV yang dicekok 60% ekstrak daun lamtoro. Pencekokan dilakukan selama 36 hari. Sehari setelah pencekokan selesai, semua mencit pada keempat kelompok penlakuan dikorbankan, selanjutnya dilakukan pembuatan sayatan testis dengan metode parafin. Berdasarkan hasil analisis statistik, diketahui adanya penghambatan spermatogenesis mencit. Penghambatan tersebut berupa penurunan jumlah sel spermatogonia A dan sel spermatosit pakhiten secara sangat nyata (a = 0,01), serta penurunan berat testis secara nyata (a = 0,05). Sedang jumlah sel spermatogonia B, diameter tubulus seminiferus, dan berat badan tidak menunjukkan adanya perbedaan antara keempat kelompok perlakuan. Penghambatan spermatogenesis mulai terlihat pada pemberian dosis 40% dan 60% ekstrak daun lamtoro."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1996
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sumitro Sunityoso
"Telah di lakukan penelitian laboratorium untuk melihat pengaruh pencekokan ekstrak daun lamtoro (Leucaena leucocephala) terhadap gejala klinik dan perubahan histologi organ ginjal mencit (Mus musculus L>). Masing-masing kelompok mencit dicekoki pelet yang telah dicampur dengan ekstrak daun lamtoro pada dosis:0 % (kontrol) 20 %, 40 % dan 60 %b/b setiap hari. Pengamatan harian menunjukkan tidak ditemukan adanya gejala klinik pada semua mencit kontrol dan yang diberi perlakuan ektrak daun lamtoro.Sema mencit mengalami kenaikan berat badan yang hampir sama selama masa percobaan. Hasil uji ANAVA (a=0.05) menunjukkan tidak ada perbedaan nyata pencekokan ekstrak daun lamtoro terhadap rata-rata kerusakan glomerulus organ ginjal antara kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan dosis 60 %. Pengamatan mikroskopik terhadap organ ginjal mencit dilakukan pada hari ke-36 setelah perlakuan.Pemberian ekstrak daun lamtoro dengan dosis 20 % pada mencit memperlihatkan gambaran histologi organ ginjal yang tidak berbeda dengan kontrol. Sedangkan pada dosis 40 % mulai tampak kerusakan ringan ,dan dengan dosis 60 % kerusakan yang terjadi semakin meningkat yaitu pada organ ginjal kerusakan berupa penyusutan glomerulus dan pelebaran jarak antara kedua dinding kapsula Bowman.Kerusakan organ ginjal tampak jelas meningkat seiring dengan kenaikan dosis ekstrak lamtoro yang di berikan."
1997
SAIN-II-2-Mei1997-37
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Siringoringo, Tiurma Yulianita
"Penelitian ml dilakukan untuk mengetahui pengaruh ekstrak daun Leucaena leucocephala (Lam.) de Wit atau lamtoro terhadap gejala klinik yang timbul clan gambaran histologi hati mencit (Mus musculus L.) galur Swiss Derived. Pemberian ekstrak dawn lamtoro dilakukan secara oral terhadap 24 ekor mencit dalam empat kelompok perlakuan, yaitu: 0%, 20%, 40%, clan 60% selama 36 han.Gejala-gejala klinik yang timbul diamati setiap han. Mencit dikorbankan pada han ke-37 setelah perlakuan, kemudian dilakukan pembuatan preparat histologi hati.
Pada pengamatan, tidak ditemukan adanya gejala-gejala klinik clan semua mencit percobaan mengalami kenaikan berat badan setiap minggu. Hasil uji ANAVA ((x = 0,05) menunjukkan tidak ada perbedaan nyata pembenan ekstrak daun lamtoro terhadap rata-rata diameter vena sentralis antara keempat kelompok perlakuan. Pada kelompok penlakuan dengan pembenian 20% ekstrak daun lamtoro, memperlihatkan keadaan gambaran histologi hati yang serupa dengan kontrol. Pemberian ékstrak dawn lamtoro sebesar 40% dan 60% menyebabkan kerusakan pada jaringan hati mencit.
Jenis-jenis kerusakan berupa: perluasan clan pembendunganvena sentralis, penlemakan, piknosis, intl menjadi keniput, dan nekrosis yang berlanjut dengan peradangan pada daerah-daerah tertentu jaringan hati."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1996
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faliana Helma Luthfiah
"Lamtoro atau lebih dikenal dengan petai cina (Leucaena leucocephala (Lam.) de Wit) merupakan tanaman yang mengandung senyawa sulfhidril yang memiliki khasiat sebagai antioksidan. Tanaman ini juga mengandung senyawa beracun yaitu mimosin, sehingga pengonsumsiannya tidak boleh berlebih. Namun dalam beberapa tahun terakhir diketahui mimosin dapat berperan sebagai senyawa aktif yang mempunyai peran biologis. Ionic liquid (IL) merupakan pelarut alternatif yang sedang dikembangkan dan memiliki potensi sebagai pelarut hijau. Penelitian ini dilakukan untuk menentukan kombinasi IL terbaik untuk mengekstraksi senyawa mimosin dari biji tanaman lamtoro menggunakan metode Microwave Assisted Exraction (MAE). Kadar senyawa mimosin dari metode non- konvensional tersebut akan dibandingkan dengan metode konvensionalnya, yaitu dengan maserasi dan pelarut etanol dan dilakukan evaluasi dengan senyawa sulfhidril. Optimasi dilakukan dengan dua variabel bebas, yaitu konsentrasi IL yang digunakan (0,5; 1,0; dan 1,5 mol/L) dan rasio sampel-pelarut (1:5; 1:10; dan 1:15 g/mL). Kedua variabel tersebut dirancang dengan menggunakan Response Surface Methodology (RSM). Penetapan kadar senyawa mimosin dilakukan dengan Spektrofotometri UV-Vis dengan waktu optimalnya 3 menit. Panjang gelombang maksimum yang berhasil diidentifikasi berada pada 534 nm. Dari hasil analisis, kondisi ekstraksi optimum senyawa mimosin dihasilkan dari kombinasi IL berbasis imidazolium dengan anionnya yaitu 1-Heksil-3-metilimidazolium klorida [(HMIM) Cl] dengan rasio 1:15 g/mL dan konsentrasi IL 0,5 mol/L yaitu pada run 8. Pada kondisi tersebut dihasilkan kadar mimosin sebesar 68,77 mg/g. Berdasarkan hasil tersebut, IL terbukti lebih efektif digunakan untuk menarik senyawa mimosin dibandingkan metode maserasi etanol yang hanya menarik mimosin sebesar 10,88 mg/g. Selain itu, pada kondisi optimum tersebut, pelarut IL dapat menarik senyawa sulfhidril sebesar 0,70 mg/g.

Lamtoro or well known as petai cina (Leucaena leucocephala (Lam.) de Wit) is a plant that contains sulfhydryl compounds which have antioxidant properties. This plant also contain a toxic compound, called mimosine, so its consumption should not be excessive. However in recent years, it is known mimosine can be an active compound that has a biological role. Ionic liquid (IL) is an alternative solvent that is being developed and has potential as a green solvent. This research was conducted to determine the best IL combination for extracting mimosine compounds from lamtoro seeds using Microwave Assisted Extraction (MAE) method. The mimosine content from non-conventional method will be compared with the conventional method, spesifically by maceration and ethanol solvent, and evaluated with the sulfhydryl compound. Optimization was carried out with two independent variables, the IL’s concentration (0,5; 1,0; and 1,5 mol/L) and the sampel-solvent ratio (1:5; 1:10; and 1:15 g/mL). Both variables were designed using Response Surface Methodology (RSM). The determination of mimosine levels was analyzed using UV-Vis Spectrophotometry with an optimal time 3 minutes. The maximum wavelength that was identified was at 534 nm. From the results of the analysis, the optimum extraction conditions for mimosine compound resulted from the combination of imidazolium-based IL with its anion, namely 1-Hexyl-3- methyllimidazolium chloride [(HMIM) Cl] with a ratio of 1:15 g/mL and an IL concentration of 0.5 mol/L at run 8. These conditions produce mimosine levels of 68,77 mg/g. Based on these results, IL was proven to be more effective to attract mimosine compounds than the ethanol maceration method which only attract 10.88 mg/g mimosine. Moreover, at that optimum condition, IL solvent can attract sulfhydryl compounds of 0,70 mg/g."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Misbahul Fitri Hanifah
"Leucaena leucocephala (Lam.) de Wit (petai cina) merupakan tanaman yang tumbuh subur dan tersebar di wilayah tropis dan subtropis. Tanaman ini banyak dimanfaatkan sebagai pakan ternak ruminansia, namun penggunaannya dibatasi akibat kandungan mimosin di dalamnya yang bersifat toksik. Di sisi lain, mimosin memiliki aktivitas biologis seperti antimikroba, antiinflamasi, antikanker, antitumor, antifibrosis, antivirus, dan bioherbisida. Hal menarik diketahui bahwa belakangan ini ada penelitian yang menjadikan mimosin sebagai senyawa utama yang dikembangkan sebagai inhibitor spesifik RAC/CDC42- activated kinase 1 untuk pengobatan kanker. Pada penelitian ini, senyawa mimosin diekstraksi dari biji petai cina menggunakan pelarut NADES berbasis kolin klorida-asam organik menggunakan Ultrasound Asissted Extraction (UAE). Hasil yang didapat akan dibandingkan dengan metode maserasi menggunakan etanol 30%. Optimasi kondisi ekstraksi NADES-UAE ditentukan melalui metode analisis Response Surface Methodology oleh aplikasi Design Expert-12. Optimasi dilakukan pada kombinasi pelarut terbaik. Pada penelitian ini didapatkan kombinasi kolin klorida-asam laktat sebagai pelarut terbaik yang akan dioptimasi kondisi ekstraksinya terhadap tiga variabel yaitu penambahan air pada NADES (40, 60, dan 80%), waktu ekstraksi (20, 30, dan 40 menit), dan rasio pelarut terhadap serbuk (5, 10, dan 15 mL/g). Penetapan kadar senyawa mimosin dilakukan menggunakan spektrofotometri UV-Vis pada panjang gelombang maksimum 534 nm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar tertinggi senyawa mimosin yang didapatkan pada ekstrak UAE-NADES berbasis kolin klorida-asam laktat sebesar 28,79 mg/g serbuk dengan kondisi penambahan air pada NADES sebanyak 80%, waktu ekstraksi 30 menit, dan rasio pelarut terhadap serbuk sebanyak 15 mL/g, sedangkan kadar yang didapatkan pada ekstrak maserasi-etanol 30% sebanyak 13,49 mg/g serbuk. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa penggunaan ekstraksi UAE-NADES berbasis kolin klorida-asam laktat lebih efektif menarik senyawa mimosin dari biji petai cina dibandingkan dengan penggunaan ekstraksi maserasi-etanol 30%.

Leucaena leucocephala (Lam.) de Wit (petai cina) is a plant that thrives in tropical and subtropical areas. This plant is widely used as fodder for ruminants, but its used is limited due to the content of mimosine in it which is toxic. On the other hand, mimosine has biological activities such as antimicrobial, anti-inflammatory, anticancer, antitumor, antifibrosis, antiviral, and bioherbicide. It is interesting that recently there have been studies that have made mimosine to the main compound developed as a specific inhibitor of RAC/CDC42-activated kinase 1 for the treatment of cancer. In this study, mimosine compounds will be extracted from petai cina seeds using NADES based on choline chloride-organic acid and Ultrasound Assisted Extraction (UAE). The results obtained will be compared with maceration method with 30% ethanol as solvent. Optimization is carried out on the best combination of solvents. In this study, the combination of choline chloride-lactic acid was found as the best solvent which will optimize the extraction conditions for three variables, the addition of water to NADES (40, 60, and 80%), extraction time (20, 30, and 40 minutes), and the ratio solvent to powders (5, 10, and 15 mL/g). The determination of mimosine levels was carried out using UV-Vis Spectrophotometry at a wavelength of 534 nm. The results showed that the highest levels of mimosine compounds obtained in UAE-NADES extract based on choline chloride-lactic acid were 28.79 mg/g powder with the condition of adding water to NADES as much as 80%, extraction time of 30 minutes, and the ratio of solvent to powder is 15 mL/g, while the concentration obtained in 30% maceration-ethanol extract was 13.49 mg/g powder. Therefore, it can be concluded that the use of UAE-NADES extraction based on choline chloride-lactic acid is more effective for extracting mimosine compounds from petai cina seeds compared to the use of maceration-ethanol 30% extraction."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sumitro Sunityoso
"Telah dilakukan penelitian laboratorium untuk melihat pengaruh pencekokan ekstrak daun Lamtoro (Leucaena leucocephala) terhadap gejala klinik dan perubahan histologi organ hati dan ginjal mencit (Mus musculus L). Masing-masing kelompok mencit dicekoki pelet yang telah dicampur dengan ekstrak daun lamtoro pada dosis : 0 % (kontrol), 20 %, 40 % dan 60 % b/b setiap hari.
Pengamatan harian menunjukkan tidak ditemukan adanya gejala klinik pada semua mencit kontrol dan yang diberi perlakuan ekstrak daun lamtoro. Semua mencit mengalami kenaikan berat badan yang hampir sama selama masa percobaan.
Hasil uji ANAVA (a = 0,05) menunjukkan tidak ada perbedaan nyata pencekokan ekstrak daun lamtoro terhadap rata-rata diameter vena sentralis organ hati dan rata-rata kerusakan glomerulus organ ginjal antara kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan dosis 20% dan 40%, akan tetapi ada perbedaan nyata antara kelompok kontrol dengan kelompok periakuan dosis 60%.
Pengamatan mikroskopik terhadap organ hati dan ginjal mencit dilakukan pada hari ke 36 setelah perlakuan. Pemberian ekstrak daun lamtoro dengan dosis 20 % pada mencit memperlihatkan gambaran histologi organ hati dan ginjal yang tidak berbeda dengan kontrol. Sedangkan pada dosis 40 % mulai tampak kerusakan ringan, dan dengan dosis 60 % kerusakan yang terjadi semakin meningkat yaitu pada organ hati kerusakan berupa perluasan vena sentralis dan vena porta, perlemakan, piknosis serta nekrosis. Kemudian berlanjut dengan peradangan di daerah vena porta. Sedangkan organ ginjal menampakkan kerusakan berupa penyusutan glomerulus dan pelebaran jarak antara kedua dinding kapsula Bowman. Kerusekan organ hati dan ginjal tampak jelas meningkat seiring dengan kenaikan dosis ekstrak daun lamtoro yang diberikan."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 1996
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Sumbayak, Erma Mexcorry
"Penelitian ini dilakukan untuk inengetahui pang.aruh tartrazin yang diberikan secara oral terhadap gejala klinis yang timbulj morfologi Haiti, dan gambaran mikroskopis hati mencit befina galur Swiss' Derived Pemberian tartrazin dosis tnnggal,.secara oral dilakukan terhadap 24 ekor mencit dalam empat kelompok perlakuan, .yaitu: 0,00, 8,75, 10,75, dan 12,75 gram tartrazin/kg berat badan dengan pelarut akuabidestilata Setelah perlakuan, gejala-gejala klinis yang timbul: diamati. Mencit dikorbankan pada hari ketiga setelah perlakuan. Morfologi hati diamati, kemudian dibuat ■ preparat histologis hati. Pada pengamatan, gejalagejala klinis yang timbul pada kelompok perlakuan" berupa: feses dan urine berwarna jingga, penuxunan be rat badan pada hari pertama setelah perlakuan, dan terjadi diare., Pada pemeriksaan morfologi hati tidak tampak adanya perubahan bentuk dan warna pada semua . kelompok dosis. Jenis-jenis kerusakan hati berupa: dilatasi dan pembendungan di vena sentralis, pada selsel hati terjadi lisis dan peflemakan. Hasil uji ' Kruska 1 - W al 1 is (jC - 0,05) terhadap rata-rata diameter' vena sentralis tidak berbeda nyata. Hasil uj i Friedman 0,01) terhadap jumlah (%) kerusakan vena sentralis dan sel-sel hati terdapat perbedaan sangat nyata."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1994
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shilvana
"Telah dilakukan penelitian mengenai pengaruh pemberian ekstrak etil asetat Enhalus acoroides (L.f.) Royle secara oral terhadap spermatogenesis mencit (Mus musculus L.) jantan galur DDY. Dua puluh lima ekor mencit dikelompokkan menjadi 5 kelompok, masing-masing terdiri atas 5 ekor. Kelompok 1 sebagai kontrol dicekok olive oil, dan 4 kelompok lainnya dicekok ekstrak etil asetat Enhalus acoroides (L.f.) Royle dengan dosis 5 mg/kg bb, 10 mg/kg bb, 20 mg/kg bb, dan 40 mg/kg bb. Pencekokan dilakukan selama 36 hari berturut-turut dan pada hari ke-37 seluruh mencit dikorbankan dengan cara dislokasi vertebrae servikalis, kemudian dilakukan pembuatan sediaan histologi testis dengan metode parafin. Data rerata skor Johnsen KK (9,57 ± 0,20), KP1 (9,59 ± 0,18), KP2 (9,65 ± 0,13), KP3 (9,48 ± 0,34) dan KP4 (9,47 ± 0,29). Data rerata diameter tubulus seminiferus KK (207,62 μm ± 9,18), KP1 (198,28 μm ± 3,12), KP2 (206,33 μm ± 9,80), KP3 (200,05 μm ± 8,44) dan KP4 (201,08 μm ± 3,00). Data rerata berat testis KK (0,28 g ± 0,05), KP1 (0,30 g ± 0,04), KP2 (0,30 g ± 0,02), KP3 (0,31 g ± 0,07) dan KP4 (0,28 g ± 0,05). Hasil uji statistik Anava 1-faktor (α = 0,05) tidak menunjukkan perbedaan bermakna pada skor Johnsen, diameter tubulus seminiferus dan berat testis, sehingga tidak berpengaruh terhadap spermatogenesis."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S31576
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ekasari Hendra
"Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh pemberian tartrazin dosis tunggal secara oral terhadap sistem tulang keras fetus mencit galur Swiss Derived. Pemberian tartrazin secara oral dilakukan pada hari kehamilan ke-7 terhadap 24 ekor induk dalam empat kelompok perlakuan, yaitu: 0,0000, 3,1875, 4,2500, dan 6,3750 gram tartrazin/kg berat badan dengan pelarut akuabidestilata. Induk dikorbankan pada hari kehamilan ke-18, kondisi intrauterin dicatat, lalu fetus diwarnai dengan Alizarin Red S. Pengamatan sis tem tulang keras fetus mencit dilakukan dengan membandingkan fetus perlakuan dan kontrol. Hasil Uji Jonckheere-Terpstra (50= 0,05) menunjukkan jumlah fetus yang diresorpsi dan persentase kematian pascaimplantasi cenderung meningkat sejalan dengan kenaikan dosis. Hasil Uji ANAVA menunjukkan tidak ada hubungan antara kegagalan implantasi dan berat rata-rata fetus tiap induk dengan peningkatan dosis.
Hasil Uji Kruskal-Wallis («0 = 0,05) terhadap: (1) Perubahan waktu penulangan pada bagian cranium, c,v. cervicales dan thoracales,sternebrrae, dan costae tidak berbeda nyata. (2) Variasi sistem tulang keras pada bagian a.v. cervicales, sternebrae, dan costae tidak berbeda nyata; (3) Malformasi sistem tulang keras pada bagian c-v, cervicales dan thoracale, sternebrae, dan costae tidak berbeda nyata."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1994
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zulfitri
"Ruang Lingkup dan Cara Penelitian: Telah diketahui bahwa pemakaian ganja dapat mempengaruhi sistem reproduksi pria dan wanita. Pada pria terutama terjadi penurunan sekresi LH, FSH dan testosteron melalui poros hipotalamus-hipofisis-testis, reduksi ukuran testis, dan regresi sel Leydig. Hal ini diduga dapat menekan proses spermatogenesis pada mencit. Tetapi belum diketahui apakah pemberian ekstrak daun ganja dapat menekan proses spermatogenesis pada mencit.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh ekstrak daun ganja secara kuantitatif terhadap sel-sel spermatogonik dan jumlah anak yang dihasilkan dari perkawinannya dengan mencit betina. Ekstrak daun ganja dibuat secara maserasi dalam petrolium eter (titik didih 40-60°C), kemudian disaring dengan kertas saring dan diuapkan dengan rotary vacuum evaporator, selanjutnya dikeringkan dalam desikator. Pemberian ekstrak dilakukan secara oral selama 40 hari dengan dosis 12,5 mg/kg bb, 25 mg/kg bb, 50 mg/kg bb, 100 mg/kg bb, dan 200 mg/kg bb. Masing-masing dosis dilarutkan dalam 0,3 mL CMC 1%, yang diberikan satu kali sehari, setiap hari selama 40 hari. Setelah perlakuan selesai, dilakukan pengambilan data parameter spermatogenesis antara lain jumlah sel spermatogonia A, sel spermatosit primer preleptoten, jumlah sel spermatosit primer pakhiten, jumlah sel spermatid, konsentrasi sel spermatozoa vas deferens, dan jumlah anak yang dihasilkan dari perkawinannya dengan mencit betina normal.
Hasil dan Kesimpulan: Ekstrak daun ganja pada semua dosis kelompok perlakuan yang diberikan tidak berpengaruh terhadap jumlah sel spermatogonia A, jumlah sel spermatosit primer preleptoten, dan jumlah anak yang dilahirkannya dibandingkan dengan kelompok control. Sedangkan dosis ekstrak daun ganja mulai 100 sampai 200 mg/kg bb berpengaruh bermakna terhadap jumlah sel spermatid dan jumlah sel spermatozoa vas deferens dibandingkan dengan kontrol. Sementara dosis 200 mg/kg bb berpengaruh bermakna terhadap jumlah sel spermatosit primer pakhiten."
Jakarta: Fakultas Kedokteraan Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>