Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 172397 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ary Prihardhyanto
"ABSTRAK
Situ baru terletak di Kelurahan Sukmajaya Kecamatan Sukmajaya, sedangkan Situ Rawa Besar terletak di Kelurahan Depok, Kecamatan Pancoran Mas. Kedua situ tersebut berada di kota Administratif Depok. Situ Baru dihuni. oleh 7 jenis ikan dan 4 famili dan di dominasi oleh famili Cyprinidae , sedangkan Situ Rawa Besar dihuni oleh 15 jenis ikan dari 10 famili serta didominasi oleh famili. Anabantidae. Untuk mengetahui tingkat kesamaan antara 2 komunitas ikan di atas dihitung indeks Similaritas Stander (SIMI). Pemeriksaan kandungan lambungikan dilakukan dengan metoda frekkuensi kehadiran, data yang didapat dianalisis dengan indeks Similaritas Sorensen. Data tersebut disajikan dalam bentuk matriks dan divisualisasikan ke dalam bentuk diagram dengan analisis kelompok."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1994
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cahyati
"Ikan sapu-sapu (Pterygoplichthys pardalis) ditemukan melimpah di perairan Situ Rawa Besar dengan ukuran yang bervariasi dengan kisaran 17,5 37 cm. Kebiasaan makanan ikan sapu-sapu di Situ Rawa Besar memiliki tingkat kesamaan yang tinggi dengan ikan lokal yang potensial untuk dibudidayakan, namun pengelompokan ikan sapu-sapu berdasarkan makanannya belum dapat ditentukan. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk mengkaji kebiasaan makanan, spektrum makanan, dan tingkat trofik ikan sapu-sapu di Situ Rawa Besar sebagai salah satu faktor yang menyebabkan kelimpahan ikan sapu-sapu di perairan. Pengambilan 30 sampel ikan sapu-sapu dilakukan secara acak dari perairan kemudian dilakukan pengukuran panjang, pembedahan, pengeluaran, serta pengamatan isi saluran pencernaan ikan untuk diidentifikasi komposisi makanannya. Pengamatan dilakukan menggunakan mikroskop cahaya perbesaran 100 kali dengan pengulangan tiga kali pada tiap sampel. Data yang didapat diolah dengan menggunakan Index of Preponderance, perhitungan luas relung, dan tingkat trofik. Makanan utama yang dimanfaatkan oleh ikan sapu-sapu di Situ Rawa Besar yaitu Cyanophyta sebesar 98,98% dan sisanya berupa makanan tambahan diantaranya yaitu Bacillariophyta sebesar 0,38%, Chlorophyta sebesar 0,36%, Euglenophyta sebesar 0,23% dan Cryptophyta sebesar 0,05%. Berdasarkan luas relung makanannya ikan sapu-sapu di Situ Rawa Besar bersifat spesialis karena memiliki nilai luas relung rendah yaitu sebesar 0,005 yang menandakan ikan tersebut selektif dalam memilih makanannya. Berdasarkan tingkat trofik ikan sapu-sapu di Situ Rawa Besar termasuk pada kelompok I sebagai ikan herbivora dengan nilai tingkat trofik sebesar 2. Ditinjau dari spektrum makanannya ikan sapu-sapu di Situ Rawa Besar termasuk ke dalam kelompok ikan monofagik yang hanya mengkonsumsi satu jenis makanan saja yaitu fitoplankton dari kelompok Cyanophyta sebagai makanan utama sehingga memiliki kisaran makanan yang sempit.

Sailfin catfish (Pterygoplichthys pardalis) are found abundantly in Lake Rawa Besar with a size range of 17.5—37 cm. The food habits of the sailfin catfish in Lake Rawa Besar have a high degree of similarity with local fish that have the potential to be cultivated, but the grouping of sailfin catfish based on their diet cannot be determined. Therefore, it is necessary to conduct research to examine the food habits, food spectrum, and trophic level of sailfin catfish in Lake Rawa Besar as one of the factors causing the abundance of sailfin catfish in the waters. The collection of 30 samples of sailfin catfish were carried out randomly from the waters and then the length measurement, dissection, ejection, and observation of the contents of sailfin catfish’s digestive tracts of the fish were carried out to identify the composition of the food. Observations were made using a light microscope with a magnification of 100 times with three repetitions for each sample. The data obtained is processed using the Index of Preponderance, the calculation of niche area and trophic level. The main food utilized by the sailfin catfish in Lake Rawa Besar is Cyanophyta  98.98% and the rest are in the form of additional foods including Bacillariophyta 0.38%, Chlorophyta 0.36%, Euglenophyta 0.23% and Cryptophyta 0.05%. Based on the breadth of the food niche, sailfin catfish in Lake Rawa Besar is specialist because it has a low niche area value of 0.005 which indicates that the fish is selective in choosing its food. Based on the trophic level of sailfin catfish in Lake Rawa Besar is included in group I as a herbivorous fish with a trophic level value of 2. In terms of its food spectrum, sailfin catfish in Lake Rawa Besar is included in the monophagic fish group that only consumes one type of food which is phytoplankton from Cyanophyta group as main food, so it has a narrow food range. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amir Mumtazuddin
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S33562 (GEO.046/09 Mum p)
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Galant Damar Aji
"Penelitian ini dilatarbelakangi oleh meningkatnya polusi plastik yang menyebabkan pencemaran mikroplastik di perairan air tawar. Situ Rawa Besar, Depok merupakan salah satu situ yang tercemar oleh mikroplastik akibat aktivitas manusia di sekitarnya. Mikroplastik dapat berdampak negatif bagi organisme akuatik seperti ikan sapu-sapu Pterygoplichthys pardalis yang merupakan spesies invasif dan bioindikator pencemaran mikroplastik di situ. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelimpahan, bentuk dan warna mikroplastik pada air, sedimen, insang dan saluran pencernaan ikan sapu-sapu di Situ Rawa Besar serta menguji perbedaan kelimpahan mikroplastik pada tahun 2022 dengan 2023. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif untuk menganalisis kelimpahan, bentuk dan warna mikroplastik pada air, sedimen, insang, dan saluran pencernaan sapu-sapu di Situ Rawa Besar. Pengambilan sampel dilakukan di tiga stasiun. Parameter fisika-kimia air seperti suhu, pH, oksigen terlarut, dan kecerahan air diukur secara in situ. Sampel air 20 L disaring menggunakan plankton net dan sampel sedimen diambil menggunakan Ekman grab dan dikeringkan dengan oven, lalu ditambahkan larutan NaCl jenuh. Sampel ikan sapu-sapu diambil sebanyak 15 ekor dengan menggunakan jaring ikan. Sampel insang dan saluran pencernaan ikan dipisahkan dengan menggunakan dissecting set dan dilarutkan dengan HNO3 kemudian ditambahkan larutan NaCl jenuh. Perhitungan partikel mikroplastik dilakukan di bawah mikroskop dan sampel diletakkan pada Sedgwick Rafter Chamber. Mikroplastik dianalisis kelimpahannya dan diklasifikasikan menurut bentuknya (pellet, fiber, film, dan fragmen) serta dihitung persentase komposisi mikroplastik dalam sampel. Hasil penelitian pada tahun 2022 menunjukkan bahwa kelimpahan mikroplastik berkisar antara 12,67 – 20,33 partikel L-1 pada air, 14.400,00-38.400,00 partikel kg-1 pada sedimen, 250,67-386,67 partikel ind-1 pada insang, dan 313,33-369,33 partikel ind-1 pada saluran pencernaan. Kelimpahan mikroplastik tersebut lebih rendah dari kelimpahannya pada tahun 2023, yaitu berkisar antara 14,67-32,00 partikel L-1 pada air, 16.533,33-41.600,00 partikel kg-1 pada sedimen, 333,33-446,67 partikel ind-1 pada insang, dan 429,33-502,67 partikel ind-1 pada saluran pencernaan. Bentuk mikroplastik yang paling dominan adalah fiber pada air dan ikan sapu-sapu, fragmen pada sedimen. Warna mikroplastik yang paling dominan adalah biru pada air dan sedimen, hitam pada insang dan saluran pencernaan ikan sapu-sapu. Kelimpahan mikroplastik pada tahun 2023 lebih tinggi dibandingkan tahun 2022, dengan peningkatan sebesar 15,24% pada insang, 24,25% pada saluran pencernaan, 27,91% pada air, dan 7,12% pada sedimen. Penelitian ini menunjukkan peningkatan jumlah mikroplastik di Situ Rawa Besar seiring berjalannya waktu yang didukung oleh beberapa faktor seperti peningkatan populasi, peningkatan sampah plastik, aktivitas antropogenik, dan curah hujan.

This research was motivated by the increasing plastic pollution that causes microplastic contamination in freshwater bodies. Situ Rawa Besar, Depok is one of the lakes that is polluted by microplastics due to human activities around it. Microplastics can have negative impacts on aquatic organisms such as Amazon Sailfin Catfish Pterygoplichthys pardalis which is an invasive species and a bioindicator of microplastic pollution in the lake. This research aims to analyze the abundance, shape and color of microplastics in water, sediment, gills and digestive tract of sailfin catfish in Situ Rawa Besar and to test the difference in microplastic abundance between 2022 and 2023. This research uses descriptive quantitative method to analyze the abundance, shape and color of microplastics in water, sediment, gills, and digestive tract of sailfin catfish in Situ Rawa Besar. Sampling was done at three stations. Physico-chemical parameters of water such as temperature, pH, dissolved oxygen, and water clarity were measured in situ. Water samples of 20 L were filtered using plankton net and sediment samples were taken using Ekman grab and dried with oven, then added with saturated NaCl solution. Sailfin catfish samples were taken as many as 15 individuals using fish net. Gill and digestive tract samples were separated using dissecting set and dissolved with HNO3 then added with saturated NaCl solution. Microplastic particle counting was done under microscope and samples were placed on Sedgwick Rafter Chamber. Microplastics were analyzed for their abundance and classified according to their shape (pellet, fiber, film, and fragment) and the percentage composition of microplastics in the sample was calculated. The results of the research in 2022 showed that the abundance of microplastics ranged from 12.67-20.33 particles L-1 in water, 14,400.00-38,400.00 particles kg-1 in sediment, 250.67-386.67 particles ind-1 in gills, and 313.33-369.33 particles ind-1 in digestive tract. The abundance of microplastics was lower than its abundance in 2023, which ranged from 14.67-32.00 particles L-1 in water, 16,533.33-41,600.00 particles kg-1 in sediment, 333.33-446.67 particles ind-1 in gills, and 429.33-502.67 particles ind-1 in digestive tract. The most dominant shape of microplastics was fiber in water and sailfin catfish, fragment in sediment and digestive tract of sailfin catfish. The most dominant color of microplastics was blue in water and sediment, black in gills and digestive tract of sailfin catfish. The abundance of microplastics increased from 2022 to 2023, with an increase of 15.24% in gills, 24.25% in digestive tract, 27.91% in water, and 7.12% in sediment. This research shows an increase in the number of microplastics in Situ Rawa Besar over time supported by several factors such as population growth, increased plastic waste, anthropogenic activities, and rainfall."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salwa Allyah Zahrah
"Peningkatan jumlah limbah plastik yang dibuang ke Situ Rawa Besar mengancam habitat ikan cere. Limbah plastik akan terdegradasi menjadi partikel kecil yang disebut dengan mikroplastik. Mikroplastik dapat terkonsumsi oleh ikan cere karena ukurannya yang mirip dengan sumber makanannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya keberadaan mikroplastik dan menganalisis berbagai macam bentuk mikroplastik pada air, sedimen dan ikan cere Gambusia affinis (Baird & Girard, 1853) di Situ Rawa Besar pada musim kemarau 2022 dan musim hujan 2023. Seluruh sampel diambil di 3 stasiun yaitu inlet, midlet, dan outlet. Sampel air 20 L disaring menggunakan plankton net 350 mesh, sampel sedimen diambil 250 mL menggunakan Ekman grab, ikan cere diambil secara acak menggunakan dip net sebanyak 15 individu. Sampel ikan diawetkan dengan alkohol 70% dan diekstraksi menggunakan 5mL HNO3 1 M. Sedimen dikeringkan pada oven 65C dan dihaluskan. Seluruh sampel dilarutkan dengan NaCl jenuh. Larutan dihomogenisasi sebanyak 20 mL dan 1 mL diteteskan pada Sedgewick Rafter Chamber untuk diamati di bawah mikroskop cahaya. Hasil pengamatan pada musim kemarau 2022 menunjukkan total rata-rata kelimpahan mikroplastik pada air sejumlah 46,33 ± 4,67 partikel L-1, pada sedimen sejumlah 31.777,78 ± 16.344,67 partikel kg-1, pada ikan cere sejumlah 291,11 ± 73,10 partikel ind-1 atau 93,52 ± 14,33 partikel cm-1. Sementara itu, pada musim hujan 2023 menunjukkan total rata-rata kelimpahan mikroplastik pada air sejumlah 64,67 ± 8,70 partikel L-1 , pada sedimen sejumlah 34.222,22 ± 17.493,91 partikel kg-1, dan pada ikan cere sejumlah 254,00 ± 40,28 partikel ind-1 atau 89,71 ± 12,15 partikel cm-1. Hasil Uji Korelasi Spearman menunjukkan terdapat korelasi positif sangat kuat antara kelimpahan mikroplastik pada air dengan sedimen, serta antara panjang ikan cere dengan kelimpahan mikroplastik pada ikan cere. Hasil analisis Uji T Dua Sampel menunjukkan tidak terdapat perbedaan nyata pada seluruh sampel.

The increasing amount of plastic waste dumped into Situ Rawa Besar threatens the mosquitofish habitat. Plastic waste degrades into small particles called microplastics. Microplastics can be consumed by mosquitofish because their size is similar to that of their food source. This research aims to determine the presence of microplastics and analyze various forms of microplastics in water, sediment, and the mosquitofish Gambusia affinis (Baird & Girard, 1853) in Situ Rawa Besar during the 2022 dry season and the 2023 wet season. All samples were taken at three stations, namely inlet, midlet, and outlet. A 20 L water sample was filtered using a 350 mesh plankton net, 250 mL sediment samples were taken using an Ekman grab, and 15 mosquitofish were randomly captured using a dip net. Fish samples were preserved with 70% alcohol and extracted using 5 mL of 1 M HNO3. The sediment was dried in an oven at 65°C and ground. All samples were dissolved with saturated NaCl. The solution was homogenized to 20 mL, and 1 mL was dropped into the Sedgewick Rafter Chamber to be observed under a light microscope. The results of observations in the 2022 dry season showed that the total average abundance of microplastics in the water was 46.33 ± 4.67 particles L-1, in sediment was 31,777.78 ± 16,344.67 particles kg-1, and in mosquitofish was 291.11 ± 73.10 particles ind-1 or 93.52 ± 14.33 particles cm-1. Meanwhile, in the 2023 wet season, the total average abundance of microplastics in the water was 64.67 ± 8.70 particles L-1, in the sediment was 34,222.22 ± 17,493.91 particles kg-1, and in mosquitofish was 254.00 ± 40.28 particles ind-1 or 89.71 ± 12.15 particles cm-1. The results of the Spearman Correlation Test showed that there was a very strong positive correlation between the abundance of microplastics in water and sediment, as well as between the length of mosquitofish and the abundance of microplastics in mosquitofish. The results of the Two Sample T Test analysis show that there are no significant differences in all samples."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan ALam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Junwinanto
"Untuk mengetahui perbandingan struktur komunitas fitoplankton di perairan Situ Rawa Besar (luas 17 ha) dan Situ Rawa Kaiong (luas 8,23 ha) Kabupaten Bogor, Jawa Barat, telah dilakukan penelitian bersifat deskriptif analitik pada buian Mei-Juni 1998. Pengambilan sampel di setiap stasiun dilakukan secara horizontal dan vertikai, diikuti pengukuran kuaiitas air yaitu: suhu, kecerahan, pH, DO, dan BOD5. Hasil penelitian diperoleh 73 marga fitoplankton di Situ Rawa Besar terdiri dari Cyanophyta (11 marga), Chrysophyta (19 marga), Chlorophyta (39 marga), Dinophyta (1 marga), dan Euglenophyta (3 marga). Di Situ Rawa Kaiong diperoleh 33 marga terdiri dari Cyanophyta (6 marga), Chrysophyta (13 marga), Chlorophyta (11 marga), Dinophyta (1 marga), #■ Charophyta (1 marga), dan Euglenophyta (1 marga). Jumlah individu fitoplankton di Situ Rawa Besar dan Situ Rawa Kaiong yaitu: 45.419 ind/l dan 187.916 ind/l, indeks keanekaragaman dan indeks kemerataan di Situ Rawa Besar dan Situ Rawa Kaiong yaitu: 1,60; 0,37 dan 0,55; 0,16 serta indeks kesamaan kedua situ sebesar 43,4%. Hasil pengukuran kuaiitas air di Situ Rawa Besar meliputi suhu, kecerahan, pH, DO, dan BOD5 masing-masing berkisar 29--33''C; 14-27 cm; 6-8; 1,3-6 ppm dan 2,6-4,47 ppm. Hasil pengukuran kuaiitas air di Situ Rawa Kaiong meliputi suhu, kecerahan, pH, DO, dan BOD5 masing-masing 29-34°C; 16,5-29 cm; 6-10; 1-8 ppm, 4,17-6,98 ppm. Hasil penelitian dapat disimpulkan jumlah marga di Situ Rawa Besar lebih besar dibandingkan Situ Rawa Kaiong, tetapi kepadatannya lebih kecil dibandingkan dengan Situ Rawa Kaiong. Marga yang mendominasi kedua situ dari Divisi cyanophyta yaliu Microcystis. Indaks kaanakaragaman tartinggi dan terandah tardapat di Situ Rawa Basar (1,60) dan Situ Rawa Kalong (0,55). Kaanakaragaman di kadua situ barbada nyata. Indaks kamarataan tartinggi dan tarandah tardapat di Situ Rawa Basar (0,37) dan Situ Rawa Kalong (0,16). Indaks kasamaan di kadua situ sadang (43,4%)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1998
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Iwan Abdurrahman
"ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian di Situ Rawa Besar Depok, Jawa Barat untuk mengetahui beberapa aspek biologi reproduksi ikan sapu-sapu Hyposarcus pardalis Castelnau, meliputi Tingkat Kematangan Gonad (TKG), Indeks Kematangan Gonad (I KG), fekunditas, dan sebaran diameter telur yang dilakukan pada bulan Desember 1996. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah ikan sapu-sapu yang tertangkap sebanyak 88 ekor, dengan panjang total berkisar antara 258-465 mm dan berat antara 1 76,1-676,4 g. Perbandingan jenis kelamin jantan dan betina 1:1. Persentase Tingkat Kematangan Gonad (TKG) I, II, Ill, IV, dan V masing-masing 5,68%; 7,95%; 26,14%; 53,41%; dan 6,82%. Indeks Kematangan Gonad (1KG) berkisar antara 0,39--21,78% dengan rata-rata 8,18%. Fekunditas berkisar antara 1.388--9.037 butir dengan rata-rata 3.947 butir. Diameter telur berkisar antara 0,540--3,887 mm dengan rata-rata 2,513 mm. Meningkatnya Tingkat Kematangan Gonad (TKG) seiring dengan meningkatnya Indeks Kematangan Gonad (1KG) dan diameter telur."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Audriella Ruth Jim
"Biofilm merupakan dugaan faktor penyebab hubungan korelasi positif antara makroplastik dan ikan red devil yang ditemukan di Situ Mahoni dan Situ Salam, Universitas Indonesia. Situ Rawa Besar merupakan salah satu situ yang tercemar sampah plastik akibat aktivitas manusia yang tinggi. Penelitian ini bertujuan mengetahui komponen dan struktur komunitas biofilm pada makroplastik jenis kresek dan kemasan di Situ Rawa Besar serta mengetahui parameter fisika-kimia yang memengaruhi kepadatan komponen biofilm pada makroplastik jenis kresek dan kemasan di Situ Rawa Besar pada bulan Februari 2023. Penelitian berlangsung pada bulan Februari—Juni 2023. Pengambilan sampel terbagi menjadi 9 substasiun untuk 3 stasiun Situ Rawa Besar. Parameter fisika-kimia yang diukur mencakup intensitas cahaya, kecerahan, suhu, DO, fosfat, nitrat, dan pH. Hubungan faktor lingkungan dan kepadatan komponen biofilm dianalisis menggunakan PCA. Secara keseluruhan, komponen biofilm yang ditemukan terdiri atas 27 marga dari 7 kelas. Planktothrix merupakan marga dengan tingkat kepadatan paling tinggi pada kedua jenis makroplastik, yaitu 79.244 ind/cm2 pada makroplastik jenis kresek dan 92.142 ind/cm2 pada makroplastik jenis kemasan. Parameter fisika-kimia yang berkorelasi positif paling kuat dengan kepadatan komponen biofilm pada jenis kresek adalah pH, sedangkan pada jenis kemasan adalah intensitas cahaya.

Biofilm is the suspected factor for the positive correlation between macroplastics and red devil fish found in Situ Mahoni and Situ Salam, University of Indonesia. Situ Rawa Besar is polluted with plastic waste due to high human activity. This research aims to determine the components and structure of the biofilm community on macroplastics type crackle and packaging in Situ Rawa Besar and to determine the physico-chemical parameters that affect the density of biofilm components on macroplastics type crackle and packaging in Situ Rawa Besar on February 2023. The research took place in February—June 2023. Sampling was conducted in 9 substations for each 3 stations of Situ Rawa Besar. The physico-chemical parameters measured included light intensity, water clarity, temperature, DO, phosphate, nitrate, and pH. The relationship between environmental factors and biofil component density was analyzed using PCA. Overall, the biofilm components found consisted of 27 genera from 7 classes. Planktothrix was the genus with the highest density in both types of macroplastics, with 79.244 ind/cm2 on cracke type and 92.142 ind/cm2 on packaging type. The physico-chemical parameter that had the strongest positive-correlation with biofilm component density in the crackle type was pH, while in in the packaging type was light intensity."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Khoirul Anam
"Pencemaran mikroplastik menjadi ancaman bagi kehidupan biota. Mikroplastik yang terakumulasi dalam saluran pencernaan biota dapat menghambat pertumbuhan, mempengaruhi reproduksi, dan kerusakan organ internal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelimpahan dan  bentuk mikroplastik pada air, sedimen, insang, dan saluran pencernaan Ikan Nila Oreochromis niloticus di Situ Rawa Besar, Depok. Sampel air dan sedimen di ambil pada 3 stasiun pengambilan sampel dari situ. Sampel Ikan Nila diambil 5 ekor masing-masing pada 3 stasiun. Sampel insang dan saluran pencernaan dihancurkan menggunakan larutan asam nitrat (HNO3) 65%. Sampel air diambil 20 L dan disaring menggunakan plankton net. Sampel sedimen dikeringkan dalam oven sebanyak 25 gram. Larutan NaCl jenuh digunakan untuk memisahkan mikroplastik dengan pengotor. Sebanyak 1 mL sampel diteteskan pada Sedgewick Rafter Chamber kemudian diamati dan dihitung berdasarkan bentuk mikroplastik di bawah mikroskop. Hasil penelitian pada Juli 2022 menunjukkan bahwa kelimpahan mikroplastik berkisar antara 15,00-23,33 partikel L-1 pada air, 20.330,00-45.330,00 partikel kg-1 pada sedimen, 182,67-593,33 partikel ind-1 pada insang, dan 596,00-701,33 partikel ind-1 pada saluran pencernaan. Kelimpahan mikroplastik tersebut lebih rendah dari kelimpahannya pada September 2023, yaitu berkisar antara 24,33-34,67 partikel L-1 pada air, 31.000,00-65.670,00 partikel kg-1 pada sedimen, 317,33-744,00 partikel ind-1 pada insang, dan 844,00-1.120,00 partikel ind-1 pada saluran pencernaan. Bentuk mikroplastik yang paling dominan adalah fragmen pada air, Ikan Nila, dan sedimen. Penelitian ini menunjukkan peningkatan jumlah mikroplastik di Situ Rawa Besar seiring berjalannya waktu yang didukung oleh beberapa faktor seperti peningkatan populasi, peningkatan sampah plastik, aktivitas antropogenik, dan curah hujan.

Microplastic pollution poses a threat to the life of aquatic organisms. Accumulated microplastics in the digestive tracts of these organisms can hinder growth, affect reproduction, and cause internal organ damage. This research aims to determine the abundance and forms of microplastics in water, sediment, gills, and digestive tracts of Nile Tilapia (Oreochromis niloticus) in Situ Rawa Besar, Depok. Water and sediment samples were collected from three sampling stations in the lake. Five Nile Tilapia samples were taken from each station. Gill and digestive tract samples were digested using 65% nitric acid (HNO3) solution. Twenty liters of water were collected and filtered using a plankton net. Sediment samples were dried in an oven, with 25 grams used for analysis. A saturated NaCl solution was employed to separate microplastics from impurities. One milliliter of the sample was dropped onto a Sedgewick Rafter Chamber, then observed and counted based on microplastic forms under a microscope. The research results in July 2022 indicated that microplastic abundance ranged from 15.00 to 23.33 particles L-1 in water, 20,330.00 to 45,330.00 particles kg-1 in sediment, 182.67 to 593.33 particles ind-1 in gills, and 596.00 to 701.33 particles ind-1 in the digestive tract. These abundances were lower than those in September 2023, ranging from 24.33 to 34.67 particles L-1 in water, 31,000.00 to 65,670.00 particles kg-1 in sediment, 317.33 to 744.00 particles ind-1 in gills, and 844.00 to 1,120.00 particles ind-1 in the digestive tract. The most dominant form of microplastics was fragments in water, Nile Tilapia, and sediment. This research indicates an increase in the quantity of microplastics in Situ Rawa Besar over time, supported by factors such as population growth, increased plastic waste, anthropogenic activities, and rainfall."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>