Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 131691 dokumen yang sesuai dengan query
cover
I Nyoman Darma Adi
"ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian mengenai pengaruh penyuntikan ekstrak daun Catharanthus roseus G. Don. terhadap aktivitas ventrikel dan frekuensi denyut jantung tikus. Ekstraksi menggunakan etanol 70%, dan sebagai pelarut ekstrak digunakan larutan garam fisiologis (NaCl 0,9%). Hewan yang digunakan dalam penelitian adalah tikus putih strain LMR Wistar derived. Dalam penelitian dibuat empat kelolmpok perlakuan yaitu: kelompok kontrol jaurni, kontrol pelarut, disuntik ekstrak daun C. roseus yang berbunga putih, dan disuntik ekstrak daun C. roseus yang berbunga merah. Ekstrak disuntikkan secara intravena. Dosis yang disuntikkan setara dengan 0,1067 g daun C. roseus kering/100 g berat hewan. Aktivitas ventrikel dan frekuensi denyut jantung dicatat dengan elektrokardiograf. Hasil yang diperoleh untuk kelompok kontrol murni dan kelompok kontrol pelarut, aktivitas ventrikel dan frekuensi denyut jantung tidak mengalami perubahan yang nyata sampai akhir pengukuran. Pada kelompok yang disuntik ekstrak daun C. roseus yang berbunga putih maupun yang berbunga merah terjadi perpanjangan waktu depolarisasi dan repolarisasi ventrikel serta penurunan frekuensi denyut jantung yang nyata.
ABSTRACT
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1992
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wisnu Wardhana
"Penelitian pengaruh pakan buatan terhadap pertumbuhan ikan Jambal Siam (Fanga ius sutchi; Pangasidae) telah dilakukan di 8 jaring apung selama 3 bulan. Ikan Jambal Siam sebagai ikan uji diberi 4 macam pakan dengan kandungan protein dan bahan baku yang berbeda sebagai perlakuan. Perbedaan pertumbuhan pada masing-masing perlakuan dapat dilihat dari pertambahan berat absolut dan persamaan eksponensial hubungan panjang-berat. Untuk mengetahui ada tidaknya, perbedaan pertambahan panjang dan berat ikan Jambal Siam yang diberi 4 macam pakan yang berbeda digunakan uji Kruskal-Wallis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan ikan Jambal Siam yang diberi pakan komersial dengan kadar protein 30% (D) jauh lebih baik daripada pertumbuhan ikan yang diberi pakan buatan dengan kadar protein 30% (A) dan 40% (B) maupun pakan komersial dengan kadar protein 24% (C). Setelah 42 hari berat akhir rata-rata ikan Jambal Siam yang diberi pakan D dapat mencapai 139 gram dengan kenaikan sebesar 463,44%. Seluruh ikan Jambal Siam yang diberi pakan buatan maupun komersial menunjukkan pertumbuhan yang allometrik dengan tubuh yang cenderung tidak pipih. Perbedaan pertumbuhan akibat pemberian pakan yang berbeda diduga dipengaruhi oleh komposisi bahan bakunya."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2000
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Tatang Mitra Setia
"ABSTRAK
Penelitian ini di lakukan di Pusat Penelitian Ketambe, Taman Nasional Gunung Leuser, Aceh Tenggara dari bulan November 1988 hingga Oktober 1991 dan dilanjutkan lagi bulan Januari-Februari 1993 dan bulan Juni-Juli 1993. Penelitian bertujuan untuk mengetahui bagaimana hirarki pada orangutan jantan dewasa serta pengaruhnya terhadap perilaku betina dewasa dan mengetahui bagaimana tanggapan orangutan jantan dan betina dewasa setelah mendengar suara seruan panjang dari jantan dewasa lain. Orangutan yang diamati terdiri dari 6 ekor jantan dewasa dan 5 ekor betina dewasa. Pencatatan data secara focal animal instantaneous per menit dan ad libitum. Hirarki dan peringkat ditentukan berdasarkan kalah dan menang setelah terjadi pengejaran dan perkelahian. Perilaku betina yang diamati adalah: inisiatif betina mendekati jantan; jumlah betina di sekitar jantan dan lamanya betina bersama jantan. Data seruan panjang yang diamati adalah laju seruan panjang orangutan jantan dewasa dan tanggapan orangutan terhadap seruan panjang berupa arah pergerakan individu setelah 30 menit mendengar seruan panjang. Hasil menyimpulkan ada hirarki dominansi non-linier di antara jantan dewasa dan hanya ada satu jantan dewasa dominan dengan peringkat paling atas. Orangutan betina dewasa: lebih berinisiatif mendekati; lebih banyak di sekitar; dan lebih lama menggunakan waktunya bersama orangutan jantan dewasa peringkat atas. Orangutan jantan dewasa peringkat atas lebih sering mengeluarkan seruan panjang. Orangutan jantan dewasa pada umumnya menjauhi sumber seruan panjang sedangkan orangutan betina dewasa akan mendekati sumber seruan panjang."
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mellisa Anggiarti
"Perlakuan etis terhadap hewan sudah menjadi salah satu pertimbangan di dalam penerapan etika lingkungan. Kemunculan Animal Rights sebagai advokasi yang berangkat dari perlakuan etis bersifat serius, manambahkan perlindungan hukum sebagai jalan keluar. Skripsi ini bertujuan memaparkan penerapan yang dilakukan Animal Rights, serta konsekuensinya melalui analisis konsep tentang perlakuan etis yang telah mengalami pergeseran makna. Pengembalian kemanusiaan dan peran manusia sebagai moral agent menjadi titik tolak dari penentangan perlakuan etis yang berlebihan melalui Animal Rights.

Ethical treatment of animals has become one of the considerations in the application of environmental ethics. Emerging of Animal Rights as advocating that departs from the ethical treatment of a serious nature, adding legal protection as a way out. This thesis aims to describe the implementation carried Animal Rights, and its consequences through the analysis of the concept of ethical treatment that has undergone a shift in meaning. Returns humanity and the role of humans as moral agents became the starting point of opposition to the ethical treatment of excessive through Animal Rights."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S46973
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aminuddin Parakkasi
Jakarta: UI-Press, 1998
664.76 AMI i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Smith, John B.
Jakarta: UI-Press, 1988
636.088 5 SMI p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Pasaribu, Pardomuan
"Dewasa ini pemberian jasa atau pelayanan kepada masyarakat semakin beragam dan kompleks serta tidak diberikan oleh unit pelayanan pemerintah saja, tetapi juga diberikan oleh unit swasta. Dengan demikian, maka sudah saatnya pemerintah untuk siap dan harus mampu bersaing dengan unit pelayanan jasa yang diberikan oleh swasta. Iklim persaingan tersebut merupakan peluang sekaligus tantangan bagi perusahaan untuk bertahan hidup, atau tetap menjalankan usahanya.
PD Dharma Jaya sebagai salah satu bentuk Perusahaan Daerah menurut UU No. 5 Tahun 1962, bersifat suatu kesatuan produksi yang bersifat memberi jasa, menyelenggarakan pemanfaatan umum, dan memupuk pendapatan. Selanjutnya dalam SK Gubernur DKI Jakarta Nomor. 890 Tahun 1987, bertujuan membantu dan menunjang kebijakan umum Pemerintah Daerah dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya konsumen daging dan petani ternak.
Namun, pada saat terjadinya krisis moneter perusahaan mengalami kerugian usaha dari tahun 1997 sampai dengan tahun 2000. Jika hal ini berlangsung terus, misi perusahaan dalam memberikan pelayanan umum khususnya untuk konsumen daging dan petani ternak tidak akan berhasil. Oleh karena itu perusahaan memerlukan sebuah strategi yang tepat untuk mengatasi masalah yang terjadi.
Langkah awal dalam merumuskan strategi, terlebih dahulu mengevaluasi situasi saat ini dan meninjau para pengambil keputusan strategis dalam hal ini badan pengawas dan dewan direksi PD. Dharma Jaya. Kemudian melakukan analisis situasi melalui pengamatan lingkungan eksternal dan lingkungan internal perusahaan untuk mengetahui peluang dan ancaman yang dihadapi dan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan, serta juga untuk mengetahui kapabilitas yang ada dan atau yang dapat dilakukan perusahaan untuk mencapai keunggulan bersaing. Metodologi penelitian yang dilakukan untuk memperoleh data primer dan data sekunder dengan menggunakan penelitian deskriptif. Data primer melalui kuesioner dan wawancara terhadap 7 (tujuh) responden yang dianggap mampu dalam menjelaskan faktorfaktor lingkungan strategis yang mempengaruhi kinerja perusahaan. Sedangkan data sekunder berupa laporan kegiatan, keuangan dan protil perusahaan, serta data statistik dan laporan lainnya dari instansi lain yang berhubungan dengan penulisan.
Dan hasil penelitian diketahui posisi strategi bersaing untuk kegiatan usaha perdagangan daging dan ternak potong adalah strategi pertumbuhan konsentrasi melalui integrasi horizontal, dimana perusahaan dapat mengembangkan usahanya melalui penambahan volume penjualan untuk mencapai skala ekonomis yang lebih besar dalam produksi dan pemasarannya untuk meperoleh peningkatan laba. Dimana dalam melakukan strategi pertumbuhannya perusahaan sambil melakukan perbaikan atas kelemahankelemahan internal yang ada.
Untuk menunjang keberhasilan strategi pertumbuhan konsestrasi yang dilakukan dalam peningkatan penjualannya, perusahaan dapat melakukan strategi penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk. Disamping itu perusahaan melakukan strategi untuk mengembangkan sumber dayanya melalui integrasi ke hulu untuk ketersediaan daging dan ternak potong; pemilikan armada angkutan daging secara bertahap; peningkatan SDM untuk ketersediaan pegawai baik jumlah maupun kualitas; penyediaan fasilitas penelitian dan pengembangan; peningkatan reputasi perusahaan dengan penyediaan produk dan jasa yang aman, sehat, utuh dan halal. Serta strategi generik dalam usaha perdagangan daging dan ternak potong, menerapkan strategi keunggulan biaya secara menyeluruh.
Saran yang dapat diambil untuk Pemda DKI Jakarta dalam mendukung keberhasilan pelaksanaan strategi pertumbuhan konsentrasinya, yaitu: disarankan melakukan restrukturisasi organisasi perusahaan daerah menjadi perseroan terbatas.
Restrukturisasi organisasi perusahaan selain untuk kemandirian dan konsistensi kinerja perusahaan, juga dimaksudkan untuk memperoleh dana segar dalam mendanai pengembangan usaha perdagangannya. Kemudian saran untuk peneliti lanjutan, dapat melakukan penelitian penyediaan jasa pemotongan hewan yang berguna bagi peningkatan kesejahteraan konsumen daging dan petani ternak.
Daftar Pustaka : 42 Buku, 2 Artikel, 14 Lain-lain (1980 - 2003"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12211
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yossa Istiadi
"ABSTRAK
Monyet pemakan daun yang termasuk sub famili Colobinae, terdiri dari 5 - 7 genus dengan 24 - 30 spesies (Struhsaker dan Leland, 1987). Di Indonesia jenis-jenis ini tersebar di Pulau Kalimantan, Sumatera dan Jawa. Di Sumatera Joja (Presbytis potenziani) menyebar di Kepulauan Mentawai, Kedih (Presbytis thomasi) hanya di Sumatera bagian Utara, Kokah (Presbytis femoralis) hanya terdapat di Sumatera Tengah bagian pantai Timur (Megantara, 1989), Lutung (Trachypilecus cristalus) penyebarannya merata di seluruh daratan Sumatera (Maryanto, 1995) kecuali di habitat rawa di Sumatera Selatan bagian pantai Timur (Wilson dan Wilson, 1972), serta Simpai (Presbytis melalophos) yang mempunyai populasi-populasi spesifik pada 11 wilayah zoogeografis satwa.
Di daratan Sumatera terdapat 11 sub jenis Simpai yang memiliki keragaman dalam warna tubuh. Keragaman ini diakibatkan oleh adanya penghalang-penghalang alam sebagai pembatas distribusi populasinya. Tulisan ini merupakan hasil survei dalam membandingkan variasi warna pada setiap bagian tubuh dari sub jenis Simpai (Presbytis melalophos) guna mengetahui hubungan kekerabatan sub jenis Simpai berdasarkan pengamatan gradasi warna bagian-bagian tubuh. Selain itu akan diamati apakah ada perbedaan karakter populasi pada masing-masing sub jenis tersebut.
Survei dilakukan pada bulan Februari - Mei 1997 di Taman Nasional Bukit Barisan, Bukit Nanti, Air Hitam, Kerinci Seblat, Danau Maninjau, Gunung Talamau, Cagar Alam Rimbo Panti, dan lain-lain. Perjalanan dilakukan sepanjang kira-kira 7500 km menggunakan kendaraan, dan pengamatan melalui penelusuran jalur di hutan dengan total sekitar 18 kilometer.
Dari Uji hirarki menunjukkan adanya hubungan kekerabatan pada populasi yang berada pada wilayah geografis satwa yang berdekatan berdasarkan pola gradasi perubahan warna tubuh (Diskriminan dengan indeks Wilk Lamda 0,60657 p < 0,00). Hal ini disebabkan oleh adanya pengaruh populasi antar sub jenis, dan pengaruh antara populasi dari jenis Presbytis lain yang mempunyai wilayah geografis satwa yang berdekatan.
Gradasi perubahan warna juga dapat disebabkan oleh pengaruh radiasi ultra violet, terutama faktor jarak terhadap garis ekuator dan faktor ketinggian elevasi. Semakin mendekati garis ekuator dan semakin tinggi elevasi daerahnya maka degradasi warna berubah ke arah pucat. Tapi dari hasil penelitian ini tidak menunjukan adanya korelasi antara skor warna dengan ketingian elevasi (R -0,615 p >0,01), dan tidak menunjukan korelasi antara jarak dengan skor warna (R= 0,135 p>0,01). Perubahan degradasi warna menurut Hershkovith (1968 dalam Wilson dan Wilson, 1972) didasarkan atas 2 pola, yaitu eumelanin (Hit= -- Abu-abu (coklat) - Putih), dan pheomelcmin (Merah Oranye - Kuning - Putih). Perubahan tersebut disebabkan oleh reduksi gen-gen fotopigmen karena proses adaptasi, dan kejenuhan pigmentasi selama masa pergantian rambut.
Dalam karakter populasi, kelompok dalam sub-sub jenis tidak mempunyai berbedaan yang berarti dengan populasi yang lain, baik antar sub fens, maupun dengan presbytis lainnya. Namun beberapa karakter yang perlu ditelaah lebih lanjut adalah adanya dimorfisme seksual pada sub Denis Presbytis melalophos aurata di Blok Pasaman, yaitu individu jantan mempunyai warna dorsal tangan dan kaki yang sedikit oranye. Juga faktor penggunaan habitat oleh populasi Simpai yang lebih banyak berada di habitat yang dekat dengan aktifitas manusia, seperti perladangan, perkebunan masyarakat, semak dan belukar, serta hutan sekunder di tepi jalan.
"
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Utaminingsih
"Telah dilakukan penelitian terhadap empat individu lutung jawa (Trachypithecus auratus) jantan dan betina di Pusat Primata Schmutzer, Taman Margasatwa Ragunan. Penelitian ini dilakukan untuk mengamati interaksi individu jantan dan betina lutung jawa serta menganalisis kondisi pengelolaannya berdasarkan indikator kesejahteraan satwa di Taman Margasatwa Ragunan. Interaksi yang diamati adalah interaksi dari lima pasangan, yaitu P1 (jantan 1 dan betina 1), P2 (jantan 2 dan betina 2), P3 (jantan 1 dan betina 2), P4 (jantan 2 dan betina 1), serta P5 (jantan 1 dan jantan 2).  Pengamatan interaksi dilakukan dengan metode scan sampling dan ad libitum dalam interval waktu 5 menit tanpa jeda. Kondisi kesejahteraan dilihat berdasarkan pengamatan langsung dan wawancara. Berdasarkan hasil pengamatan frekuensi interaksi perilaku afiliatif dan seksual paling besar terjadi pada pasangan jantan 1 dan betina 1, sedangkan interaksi perilaku agonistik paling sering terjadi antara jantan 1 dan jantan 2. Kesejahteraan lutung jawa di Pusat Primata Schmutzer, Taman Margsatwa Ragunan termasuk sangat baik, namun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan seperti luas kandang peragaan dan konsistensi jenis serta berat pakan sesuai untuk menghindari konflik antara individu. Jumlah pengunjung tidak memiliki korelasi signifikan dengan sebagian besar perilaku lutung jawa. Berdasarkan hasil Uji Korelasi Jenjang Spearman, jumlah pengunjung hanya berkorelasi signifikan terhahap perilaku sitting close dan allogrooming (sig.< 0,05).

Research has been carried out on four Javan langurs (Trachypithecus auratus) at the Pusat Primata Schmutzer, Taman Margasatwa Ragunan. This study was conducted to observe the interaction of individual male and female javan langurs and analyze the management conditions based on animal welfare indicators in the Taman Margasatwa Ragunan. The interactions observed were the interactions of five pairs, namely P1 (male 1 and female 1), P2 (male 2 and female 2), P3 (male 1 and female 2), P4 (male 2 and female 1), and P5 (male 1 and male 2). Interaction observations were carried out using scan sampling and ad libitum methods at 5 minute intervals without pause. Welfare conditions are seen based on direct observations and interviews. Based on the observation, highest frequency of the interaction of affiliative and sexual behavior occurred in the male 1 and female 1 pair, while the agonistic behavior interaction occurred most frequently between male 1 and male 2. The welfare of the Javan langur at the Pusat Primata Schmutzer, Taman Margasatwa Ragunan is very good, but there are several things that need to be considered such as the area of ​​the display cage and the consistency of the type and weight of the feed to avoid conflict between individuals. The number of visitors doesn’t have significant correlation with most behaviors of javan langurs. According to the result of Spearman Rank Correlation test, number of visitors was significantly correlated only with sitting close and allogrooming behavior (sig. < 0,05).
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devi Tryana
"Kucing bakau (Prionailurus viverrinus Bennett, 1833) merupakan satwa endemik dari Famili Felidae yang dilindungi oleh negara. Adanya perubahan fungsi lahan, perburuan liar, dan konflik dengan masyarakat menyebabkan penurunan jumlah kucing bakau yang memiliki status konservasi dalam kategori vulnerable. Gembira Loka Zoo merupakan salah satu lembaga konservasi ex situ yang melakukan pemeliharaan terhadap kucing bakau. Telah dilakukan penelitian mengenai perilaku harian dan tingkat kesejahteraan kucing bakau di Gembira Loka Zoo, Yogyakarta. Penelitian bertujuan untuk menganalisis perilaku harian kucing bakau, baik dari perilaku umum maupun perilaku stereotip di dalam kandang peraga. Tingkat kesejahteraan kucing bakau juga dianalisis dengan mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi prinsip lima kebebasan (Five Freedoms). Pengamatan kedua ekor kucing bakau dilakukan selama 180 jam atau 10.800 menit secara bergantian, dengan metode focal animal sampling dan ad libitum sampling. Hasil penelitian yang didapat adalah persentase perilaku kucing bakau dari yang tertinggi, yaitu perilaku inactive (68,77%), locomotion (13,82%), maintenance (8,81%), exploratory (5,29%), calm (2,10%), feeding (0,88%), out of sight (0,21%), dan vocalization (0,12%). Penilaian terhadap kesejahteraan kucing bakau mendapatkan skor sebesar 79,04 dari 100. Kesimpulan dari penelitian ini adalah perilaku harian kucing bakau di Gembira Loka Zoo didominasi oleh kegiatan resting dan tidak teramati adanya perilaku stereotip. Tingkat kesejahteraan kucing bakau termasuk dalam klasifikasi baik karena adanya penerapan dan pelaksanaan prinsip Five Freedoms of Animal Welfare dengan baik.

Fishing cat (Prionailurus viverrinus Bennett, 1833) is an endemic species from the Family Felidae that is protected by the state. Land use changes, illegal hunting, and human-wildlife conflict have led to a decline in the population of fishing cat, which are classified as vulnerable in conservation status. Gembira Loka Zoo is one of the ex situ conservation institution that maintains fishing cats. Research has been conducted on the daily behavior and welfare level of fishing cats at Gembira Loka Zoo, Yogyakarta. The study aimed to analyze the daily behavior of fishing cats, including both general and stereotypic behaviors within the exhibit enclosure. The welfare level of fishing cats was also assessed by identifying factors influencing the Five Freedoms principle. Observations of the two fishing cats were carried out alternately for a total of 180 hours, or 10,800 minutes, using focal animal sampling and ad libitum sampling methods. The research findings indicate the percentage of fishing cat behaviors as follows: highest inactive behavior (68.77%), locomotion (13.82%), maintenance (8.81%), exploratory (5.29%), calm (2.10%), feeding (0.88%), out of sight (0.21%), and vocalization (0.12%). The assessment of the fishing cats welfare scored 79.04 out of 100. The conclusion from this research is that the daily behavior of fishing cats is dominated by resting activities, and no stereotypic behaviors were observed. The welfare level of fishing cats is classified as good due to the effective implementation and execution of the Five Freedoms of Animal Welfare principles."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>