Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8012 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tysor, H. James
Dallas: Banks Upshaw, 1953
629.2 Tys f
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dhea Allysa Rahmandeyna
"Berbagai penelitian sebelumnya telah mengidentifikasi adanya perbedaan kondisi lalu lintas dan perilaku berkendara sebelum dan saat pandemi sebagai dampak dari kebijakan pembatasan sosial. Sayangnya, studi yang meneliti perbedaan kondisi lalu lintas dan perilaku berkendara di Indonesia saat dan setelah pandemi masih cukup minim. Penelitian ini bertujuan untuk menguji perbedaan persepsi pengendara terhadap kondisi lalu lintas, persepsi risiko, dan perilaku berkendara berisiko pada diri sendiri dan pengendara lain pada pengendara sepeda motor berusia dewasa menengah antara saat dan setelah terjadinya pandemi. Partisipan adalah 118 pengendara sepeda motor usia 26-40 tahun di Jabodetabek. Dari analisis paired sample t-test, hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi lalu lintas dipersepsikan semakin negatif setelah pandemi. Di sisi lain persepsi risiko, perilaku berkendara berisiko pada diri sendiri maupun pengendara lain setelah pandemi lebih  tinggi dibandingkan saat pandemi. Berdasarkan hasil penelitian ini, diperlukan adanya intervensi pada masa setelah pandemi untuk menurunkan perilaku berkendara berisiko dan mengkampanyekan perilaku berkendara yang aman, khususnya pada pengendara sepeda motor.

Previous studies have identified differences in traffic conditions and driving behavior before and during pandemic as a result of social restriction policies. Unfortunately, studies that examine differences in traffic conditions and driving behavior in Indonesia during and after the pandemic are still quite hard to find. Therefore, this study aims to examine differences in drivers' perceptions of traffic conditions, risk perception, and their own and others’ risky driving behavior in middle adult motorcyclists between during and after the pandemic. This study involved 118 motorcyclists aged 26-40 years in Jabodetabek. From the analysis of paired sample t-test, this study shows that traffic conditions are perceived to be more negative after the pandemic. On the other hand, risk perception, drivers’ own and others’ risky driving behavior after the pandemic are higher than during pandemic. Based on the results of this study, interventions to reduce risky driving behavior and campaigns for safe driving behavior are needed, especially for motorcyclists."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bonnick, Allan.
New York: Routledge, 2013
629.2 BON p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jung, Benedikt
"This book examines the driving dynamics of harvesting machines with large harvesting heads. It looks at how to efficiently use these machines. The author explores a common problem that hinders machine performance when harvesting with very large headers. He deals with concepts for reducing the undesired effects of vehicle dynamics when using these machines.
With the steadily increasing capacity of harvesting machines, the working widths of the harvesting heads get wider and the headers get heavier. It has become essential with these giant headers to use header height sensors and header control systems to avoid the headers from being run into the ground when encountering elevation changes in the terrain. A fundamental limitation of the viable speed of header height adjustments arises from the combination of the wider and heavier headers with soft agricultural tires.
The current solution to find an appropriate speed of header height adjustments is to perform a header calibration whenever a new header is attached to the machine and to endow the machine operator with the capability to tweak the speed of adjustments manually. The result of an inappropriate speed of height adjustments is a reduction in overall productivity and an under-utilization of the harvesting machine. The author looks at ways to prevent this. He offers detailed modeling of the vertical dynamics including dynamic wheel loads. In addition, the book contains results from simulations and machine tests."
Germany: Springer Vieweg Berlin, Heidelberg, 2019
e20501662
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Brazel, Christopher S., 1970-
Hoboken, New Jersey: Wiley, 2012
668.9 BRA f
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Daryanto
Jakarta: Bumi Aksara , 1999
692.2 DAR t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Herwanto Sidik Prabowo
"Industri alat angkut telah menjadi kebutuhan untuk mendukung pembangunan ekonomi Indonesia, termasuk juga industri Kendaraan Bermotor Roda Dua (KBRD). Sebelum tahun 1999 industri kendaraan bermotor atau otomotif sangat di regulasi dan dilindungi -yang menurut banyak pihak berlebihan-terhadap persaingan usaha yang ideal.
Sebagian karena kehendak internal untuk membangkitkan kembali ekonomi Indonesia dari krisis, sebagian lagi karena desakan IMF dan Bank Dunia, maka pada tahun 1999, melalui kebijakan pemerintah tentang Industri Kendaraan Bermotor Tahun 1999, industri otomotif Indonesia Iebih di buka kepada persaingan. Kebijakan ini memperkenankan perusahaan-perusahaan baru di bidang otomotif, termasuk perusahaan KBRD, untuk berkiprah di Indonesia.
Penelitian dalam tesis ini mengkaji pengaruh kebijakan deregulasi industri KBRD Indonesia -dengan adanya kemudahan entri bagi pelaku baru-pada struktur, kinerja dan persaingan usaha. Dari indikator jumlah produksi, jumlah . penjualan, jumlah tenaga kerja pasca deregulasi menunjukkan adanya kenaikan kinerja industri. Menurut paham aliran Harvard School penghitungan rasio konsentrasi dapat menjadi indikator intensitas persaingan usaha. Indeks pengukuran yang di pakai dalam pene!itan ini adalah CR3 dan Herfindahl Hirschmann Index. Sebagai pelengkap, penelitian ini juga menggunakan studi kasus pada perusahaan entrant dan incumbent untuk dapat rnemberi gambaran yang Iebih jelas mengenai persaingan usaha di industri.
Dari penelitian studi kasus tergambar adanya diferensiasi produk dalam bentuk anggaran ikian atau advertising yang cukup signifikan yang dilakukan oleh incumbent untuk masing-masing varian produknya. Hal ini menjadi hambatan masuk bagi entrant karena dalam pasar yang produknya terdiferensiasi konsumen cenderung akan memilih produk KBRD dengan merek atau brand yang sudah dikenal dan mudah diperoleh balk produk maupun distribusi layanan purna jual, balk suku cadang maupun layanan perbengkelan yang eksklusif merek tertentu saja. Dengan begitu entrant harus melakukan investasi dan promosi yang signifikan besar jika ingin dapat Iebih bersaing. Dalam industri juga terjadi upaya diferensiasi produk dari sisi besaran kapasitas mesin, dari kelas 100-115 cc menjadi kelas 116-125 cc. Demikian juga hal-nya dengan Skala ekonomis dan persyaratan modal atau kapital dan aspek manajemen yang lain. Hal ini ditunjang oleh perilaku strategis incumbent untuk melakukan ekspansi usaha dengan meningkatkan kapasitas produksi dan upaya untuk meningkatkan diferensiasi produk dan jaringan distribusi penjualan dalam memenuhi permintaan pasar.
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa telah terjadi perubahan-perubahan pada struktur, kinerja dan persaingan usaha di industri Kendaraan Bermotor Roda Dua Indonesia pasca deregulasi. Akan tetapi tren pertumbuhan kinerja industri yang balk tidak dibarengi dengan perubahan indeks konsentrasi yang menurun secara signifikan. Terjadi penurunan indeks CR3 pasca deregulasi yang kecil yaitu 0,80 prosen, sedangkan nilai rata-rata nya adalah 95,98 prosen untuk pra deregulasi dan 96,11 prosen pasca deregulasi. Sementara itu dari nilai Herfindahl Hirschmann Index rata-rata pra deregulasi adalah 3657,92 dan nilai rata-rata pasca deregulasi adalah 3867,78. Dari kedua nilai balk CR3 maupun Herfindahl Hirschmann Index menunjukkan bahwa industri KBRD Indonesia adalah termasuk dalam kategori yang terkonsentrasi tinggi dan asimetris. Hal ini juga mengindikasikan bahwa pengaruh dari deregulasi perdagangan Iebih cenderung mengarah hanya pada perubahan struktur pasar dari jumlah produsen saja, dimana sebagian besar perusahaan entrant cenderung hanya sebagai produsen perakit atau pedagang saja, ketimbang sebagai produsen manufaktur yang mengembangkan kemampuan desain produk di industri KBRD secara efisien dan terencana-yang antara lain ditunjukkan dengan adanya divisi R&D atau riset dan pengembangan yang berdaya saing dan mempunyai kemampuan manufaktur yang memadai untuk melakukan inovasi terus menerus."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T17108
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Towaf Totok Irawan
"Seperti diketahui sepeda motor adalah alat transportasi yang sedang tumbuh di Indonesia. Hal tersebut dapat dilihat dari tingkat produksi maupun penjualan yang selama ini terjadi. Kondisi ini tentunya akan rnendorong antar pelaku di industri ini untuk saling bersaing dalam merebutkan potensi pasar yang tersedia. Selain itu, situasi ini pun juga dapat mendorong pelaku baru lainnya, baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri untuk turut serta memanfaatkan peluang-peluang yang diberikan industri ini.
Kebijakan di industri sepeda motor sejak tahun 1993-2003 telah mengalami beberapa fase perubahan. Pertama, adalah periode penetapan tarif. Periode ini terjadi pada tahun 1993-1994. Dalam hal ini, pemerintah mengeluarkan SK No. 114/M/SK/6/1993 tentang penetapan tarif kandungan lokal untuk bahan baku dan komponen industri kendaraan bermotor. Ketentuan Iainnya adalah SK No. 851/KMK.01/1993 tentang Tarif Bea Masuk dan SK No. 852/KMK.01/1993 tentang Tarif Bea Masuk Tambahan di industri kendaraan bermotor. Kebijakan ini dilakukan sebagai upaya untuk melindungi dan mengembangkan industri kendaraan bermotor di Indonesia, termasuk di dalamnya adalah sepeda motor.
Kedua, periode penurunan tarif. Periode ini d1tandai oleh keluarnya beberapa SK Pemerintah seperti SK No. 221/KMK.01/1995, 5K. No. 222/KMK.01/1995 dan SK No. 223/KMK/01/1995. Masing-masing SK tersebut menyangkut rencana penurunan tarif Bea Masuk dan Bea Masuk Tambahan untuk impor kendaraan bermotor, serta tarif Bea Masuk untuk impor bagian dan periengkapan kendaraan bermotor untuk tujuan perakitan dan pembuatan sepeda motor. Munculnya kebijakan ini tidak lain adalah sebagai konsekuensi Iahirnya UU Tahun 1994 tentang Pengesahari Agreement Establishing The World Trade Organization (Lembaran Negara Tahun 1994 No. 57, Tambahan Negara No. 3564).
Ketiga, periode operasionalisasi penurunan tarif. Periode ini berlangsung dari tahun 1996-2003. Dan selama periode ini, tarif mulai diturunkan secara bertahap oleh pemerintah.
Dengan memperhatikan kondisi di atas, tentunya menarik untuk dilihat bagaimana dinamika yang terjadi di industri sepeda motor. Seperti diketahui, industri sepeda motor adalah industri yang memiliki ciri struktur pasar oligopolis. Karena itulah, perlu kiranya dilihat bagaimana kecenderungan konsentrasi pasar dan persaingan di industri ini. Itulah sebabnya, periodesasi kebijakan di atas akan menjadi benchmark untuk melihat kecenderungan tersebut.
Disamping itu, juga dilihat kebijakan investasi yang dilakukan di industri sepeda motor. Hal ini untuk melihat apakah kebijakan ini cenderung memberikan hambatan atau tidak terhadap persaingan usaha di industri ini.
Serdasarkan analisis yang dilakukan dengan menggunakan pendekatan CR (Concentration Ratio), Hirschman Harfindahi Index dan Comparison Approach, ditemukan hasil pertama, struktur pasar industri sepeda motor berbentuk oligopoli dengan konsentrasi pasar yang tinggi. Hal ini dibuktikan dengan HH1 (Hirschman Harfindahl Index) dari tahun 1993 hingga 2003 yang berada dalam skala 3.400-4.500.
Kedua, konsentrasi pasar industri sepeda motor untuk CR-2 adalah relatif stabil dengan tingkat yang tinggi. Hal ini dapat dibuktikan dengan skala konsentrasi pasar CR-2 antara 75%-81% dan CR-3 antara 94%-98%. Sementara untuk CR-4 konsentrasi pasar stabil pada tingkat yang tinggi, yaitu pada posisi 99%.
Ketiga, dengan tingkat konsentrasi seperti itu, seperti dijelaskan oleh Wihana Kirana Jaya (1993), para oligopolis dapat melakukan koordinasi secara ketat. Dan ini dapat menciptakan perilaku seperti monopolis sejati. Situasi inilah yang sesungguhnya harus dihindari.
Keempat, dengan memperhatikan hasil analisis C-2, CR-4 dan HHI dapat dikatakan bahwa struktur internal kelompok industri ini adalah kelompok asimetris. Sebab, di sini terdapat satu perusahaan yang dominan, yaitu Honda. Menurut Shepherd (1985),"the group's internal structure may influence the outcome. A symmetrical group (all members equal) may behave differently from asymmetrical group (dominated by one firm). Dan dalam hal ini, Honda merupakan pimpinan harga dalam industri ini.
Kelima, menyangkut kebijakan tarif, tidaklah memberikan dampak terhadap peningkatan impor komponen untuk perakitan sepeda. Akan tetapi kebijakan ini memberikan pengaruh signifikan terhadap transaksi impor sepeda motor silinder 50cc
Keenam, di bidang kebijakan investasi, tidak ada hambatan investasi yang terjadi di sektor industri sepeda motor. Hai itu salah satunya dibuktikan dengan tidak adanya DNI (Daftar Negatif Investasi) di sektor ini seperti termuat dalam Keppres No. 31 Tahun 1995 dan Keppres No. 96 Tahun 2000. Selain itu, jika kita bandingkan tren antara PMDN dan PMA, keduanya jenis investasi ini cenderung saling bersaing.
Dengan memaertimbangkan hasil analis yang diperoleh, maka tentunya pemerintah perlu menciptakan kebijakan yang dapat mendorong persaingan di industri sepeda motor. Disamping itu, pemerintah juga perlu menggulirkan kebijakan dekonsentrasi pasar. Sebab, analisis di atas menunjukan CR-2 berada pada kisaran 75%-81%, CR-3 94%-98%, dan CR-4 pada posisi 99%. Pemerintah harus lebih deregulatif dalam menciptakan kebijakan tarif, terutama untuk impor kendaraan silinder 50cc
Disamping itu, pemerintah juga perlu memperhatikan rasio jumlah penduduk dengan sepeda motor. Karena pada kenyataannya terdapat daerah yang tingkat kepadatan sepeda motornya sudah sangat tinggi, seperti misalnya DKI Jakarta, Bali, Sultra dan DIY. Itulah sebabnya, diperlukan kebijakan yang koordinatif dengan pemerintah daerah lainnya agar dapat memperbesar rasio jumlah penduduk dengan sepeda motor yang ada. Dengan demikian, perlunya distribusi sepeda motor secara seimbang antara satu wilayah dengan wilayah lainnya."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T20316
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Indra Taruna
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S36290
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S36524
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>