Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8216 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bowling Green, Ohio: Bowling Green University Press, 1971
371.81 CRI
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Massachusetts: Voice of America Forum Lectures , 1968
917.3 GEO (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Roberts, Chris, 1959-
London: Carlton Books, 2014
R 782.421 ROB m
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Fadhillah Fitriani
"Penelitian ini mengkaji FISIP Anti KS, yaitu sebuah badan otonom yang turut memproduksi berbagai gerakan sosial sebagai upaya resistensi mahasiswa terhadap kekerasan seksual di lingkungan kampus. Melalui metode kualitatif dengan wawancara mendalam dan analisis konten di media sosial, peneliti ingin melihat proses aktivisme melalui serangkaian gerakan sosial yang dijalankan untuk mencapai tujuan kolektif. Hal ini turut melibatkan strategi, kendala, dan analisis kekuasaan di dalam gerakan tersebut. Penelitian ini menunjukkan bahwa para aktor di dalam FISIP Anti KS memahami kekerasan seksual sebagai produk dari ketimpangan relasi kuasa. Melalui penelitian yang sudah dilakukan, penulis melihat bahwa resistensi yang dilakukan oleh FISIP Anti KS berfokus untuk menentang kepercayaan, nilai, dan praktik kebudayaan yang menyebabkan melanggengnya kekerasan seksual di lapisan masyarakat, salah satunya di lingkungan kampus. Penelitian ini memperlihatkan resistensi berjalan melalui proses aktivisme dalam bentuk penggunaan hashtag, produksi kampanye, dan hadirnya partisipan laki-laki di dalam gerakan yang diinisiasi dan diisi oleh mayoritas kelompok perempuan.

This research examines FISIP Anti KS, which is an autonomous body that participates in producing various social movements as an effort to do resistance to sexual violence on campus. Through qualitative methods with in-depth interviews and content analysis on social media, researchers want to see the process of activism through various social movements to achieve collective goals. This also involves strategy, constraints, and analysis of power within the movement. This research shows that actors in FISIP Anti KS understand sexual violence as a product of unequal power relations. Through the research, the author sees that the resistance carried out by FISIP Anti KS focuses on opposing the beliefs, values, and cultural practices that cause the perpetuation of sexual violence in society, including the campus environment. This research shows that resistance runs through a process of activism, such as using hashtags, campaign production, and the presence of male participants in movements initiated and supported by majority of women's groups."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harmondsworth: Penguin Books, 1972
378.199 8 COU
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Alex Supartono
Jakarta: YLBHI , 1999
371.81 SUP m (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rudi Antariksawan
"Tesis ini adalah tentang unjuk rasa mahasiswa di Jakarta, perhatian utama dalam kajian ini adalah pada penanganan unjuk rasa mahasiswa yang dilakukan oteh Sat Dalmas Polda Metro Jaya (studi kasus unjuk rasa mahasiswa universitas Dr. Mustopo). Metodologi penelitian yang digunakan adalah pendekatan kwalitatif, dengan metode etnografi.
Mahasiswa sebelum melakukan unjuk rasa sesuai dengan Undang-Undang No. 9 Tahun 1998 harus memberitahukan kegiatannya kepada pihak kepolisian setempat. Namun ada juga mahasiswa yang berunjuk rasa tanpa melakukan pemberitahuan kepada pihak kepolisian secara resmi. Studi kasus unjuk rasa mahasiswa Universitas Dr. Mustopo adalah salah satu bentuk unjuk rasa mahasiswa yang tidak melakukan pemberitahuan resmi kepada pihak kepolisian. Penanganan unjuk rasa yang tidak melakukan pemberitahuan kepada pihak kepolisian tentu saja berbeda dengan unjuk rasa yang telah memberitahukan kepada pihak kepolisian. Petugas kepolisian akan panik bila ada unjuk rasa yang tidak ada pemberitahuan, pengamanan jalannya unjuk rasa kurang maksimal karena tidak ada koordinasi antara pemimpin unjuk rasa dengan petugas kepolisian.
Studi kasus dalam tesis ini adalah aksi unjuk rasa mahasiswa Universitas Dr. Mustopo yang tidak melakukan pemberitahuan unjuk rasa kepada kepolisian. Akibat dari tidak adanya pemberitahuan unjuk rasa adalah pola penanganan unjuk rasa oleh Sat Dalmas Polda Metro Jaya yang berakhir dengan bentrok fisik antara petugas dan pengunjuk rasa .
Salah satu korban kekerasan adalah Kapolres Metro Jakarta Selatan yang sempat dipukul oleh salah satu oknum mahasiswa pengunjuk rasa. Sehingga kejadian tersebut memicu anggota Dalmas menjadi emosional, dengan mengeluarkan tembakan peringatan. Dampak dari tindakan itu, mahasiswa pengunjuk rasa melakukan kekerasan terhadap petugas Dalmas, dengan cara melempar batu. Sehingga terjadi bentrok antar pengunjuk rasa dengan petugas Dalmas.
Penanganan masalah tersebut di atas yang dilakukan oleh Sat Dalmas Polda Metro Jaya dengan melakukan tindakan pencegahan agar kerusuhan tidak meluas, kemudian dilanjutkan dengan membubarkan aksi mahasiswa tersebut."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2003
T11047
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suwondo
"Munculnya gerakan mahasiswa dalam proses pembangunan politik suatu negara tidak terlepas dari "peran" mereka sebagai agen pembaharu. Oleh sebab itu munculnya persoalan yang melingkupi kehidupan masyarakat seperti kesenjangan antara si miskin dan si kaya, pembusukan politik, kesewenang-wenangan penguasa dan lain sebagainya, merupakan faktor yang dapat mendorong mahasiswa bergerak untuk merubah suatu rezim tertentu.
Namun dalam aksinya, gerakan mahasiswa juga cenderung terbagi ke dalam gerakan politik dan gerakan moral. Gerakan pertama menghendaki gerakan mahasiswa bersatu dengan rakyat, dengan menyebut gerakannya sebagai gerakan politik. Sedangkan gerakan yang kedua gerakan mahasiswa tetap dilakukan oleh mahasiswa sendiri dan membiarkan gerakan berjalan secara alami, dengan menyebut dirinya sebagai gerakan moral dari lingkungan mahasiswa. Untuk melihat persoalan tersebut, maka studi ini mengambil lokasi di Bandar Lampung, dengan sasaran penelitian para aktivis mahasiswa yang terlibat dalam gerakan menjatuhkan pemerintahan Orde Baru.
Dari pilihan teori gerakan mahasiswa di Bandar Lampung disebabkan beberapa pertimbangan antara lain;
Pertama, bahwa gerakan mahasiswa untuk menjatuhkan pemerintahan Soeharto, merupakan akibat dari adanya peningkatan frekuensi proses pewarisan nilai-nilai politik yang dilakukan oleh berbagai komite mahasiswa ataupun kelompokkelompok studi. Dalam tataran selanjutnya, hasil dari proses ini memunculkan kelompok-kelompok mahasiswa yang radar
politik dan peka terhadap situasi kehidupan politik yang memang membutuhkan perbaikan menuju kepada sistem politik demokratis. Hanya yang menarik dalam kajian lapangan bahwa agen sosialisasi politik yang cukup dominan menentukan mahasiswa bergerak melakukan aksi adalah teman diskusi atau teman dari kelompok-kelompok ekstra kampus seperti HMI, KAMMI, PMIII dan sebagainya. Kedua, berkenaan dengan hal di atas, maka penampilan rezim Orde Baru yang tidak demokratis, dengan dampaknya ke berbagai bidang, merupakan pendorong mahasiswa Bandar Lampung melakukan aksi gerakan.
Kondisi yang terjadi dalam rezim Circle Baru inilah yang dapat dipadankan dengan pendapat Smelser sebagai structural strain, di mana kondisi masyarakat penuh dengan tekanantekanan dan kekangan-kekangan yang dilakukan oleh pemerintah. Dampaknya, masyarakat akan mencoba melepaskan diri dari ikatan tersebut melalui aksi-aksi menentang kondisi kehidupan'yang sedang berlangsung.
Ketiga, harapan hidup yang sangat sukar, terutama dalam mencari pekerjaan menjadi faktor penyebab lain yang juga membuat mahasiswa melakukan aksi. Akhirnya faktor keempat yakni gerakan mahasiswa di kota ini juga banyak terpengaruh oleh munculnya gerakan-gerakan mahasiswa di kota lain, terutama dari Jakarta dan juga Yogyakarta.
Di lain pihak, hasil lapangan menunjukkan bahwa penyebab polarisasi yaitu pada masalah ideologic, yang pada tataran berikutnya akan mempengaruhi strategi periuangan gerakan dan sekaligus isu periuangan. Perbedaan ideologis merupakan hasil dari suatu proses sosialisasi politik yang dilakukan oleh masing-masing kelompok mahasiswa itu sendiri, dengan munculnya berbagai kelompok-kelompok studi.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
D365
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>