Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 230 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta : Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1999
899.21 AJI
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
I Nyoman Sukartha
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1995
899.223 8 INY k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
I Nyoman Sukartha
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1995
899.223 8 INY k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Lontar Bali ini memuat dua judul, yaitu Aji pengukiran dan aji batur kalawasan. Aji pengukiran (h.1-33a) berbentuk prosa, dalam bahasa Jawa Kuna, isinya mengenai badan manusia sebagai pencerminan kosmos kedewaan. Teks aji batur kalawasan (h.33b-59a), dalam bahasa Bali dan bentuk macapat, berisi uraian tentang syarat-syarat hidup yang baik untuk mencapai umur panjang. Teksnya hanya satu pupuh dalam tembang pucung; gatra pertama berbunyi 'sami mantuk, sakeng Gunung Kawi iku'. Untuk teks-teks lain dengan judul Aji Pengukiran, lihat LOr 11.165 dan aslinya, Kirtya 593. Teks ini belum tentu sama dengan FSUI/AH.1, karena menurut Pigeaud, versi itu berbentuk tembang tengahan (Pigeaud 1970: 111)."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
AH.3-LT 200
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
I Gusti Ketut Gede Arsana
"Translation of a Javanese-Balinese didactic-moralistic poem"
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1993
808.8 IGU d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Lontar Bali ini berisi dua teks, yaitu: 1. Tutur Purwa Wacana (Dharma Pawayangan) h.1-11, berisi uraian tentang kewajiban atau syarat seorang dalang dalam menekuni dunia pewayangan (lihat FSUI/WY.5 dan 6). Keterangan tambahan yang terdapat dalam naskah ini, yakni menyangkut peralatan dalam pergelaran wayang seperti kelir, kropak, dan sebagainya, yang dihubungkan dengan dunia mikrokosmos (bhuwana alit) sang dalang. Disebutkan juga mantra-mantra pengeger agar pihak penonton tertarik hatinya, mantra-mantra penyimpanan wayang, brata seorang dalang, mantra sehabis ngwayang, dan tetulak lengkap dengan mantranya, agar terhindar dari marabahaya. Bandingkan FSUI/WY.5-6 dan MSB/W.17-18 untuk naskah lain yang berisi teks Dharma Pawayangan. 2. Dharmaning Pawayangan (Sanghyang Kencana Widhi) h.1-14, berisi uraian tentang perlengkapan/sarana pewayangan berikut lambangnya masing-masing, seperti: batang pohon pisang sebagai tanah, kelir sebagai langit, lampu sebagai surya; dan wayang sebagai manusia, disertai mantra-mantra. Dilanjutkan dengan mantra-mantra: pengeger, mantra kayon, mantra segeh, bebayon, panyampi dan lain-lain. Pada h.6b terdapat keterangan tentang hal-hal yang harus dipahami oleh seorang dalang, antara lain: sangut, delem, mredah, twalen, dilengkapi dengan tempat, warna dan sabdanya masing-masing. Disebutkan juga peranan Aji Kembang bagi dalang kaitannya dengan penyudamalan (pangruwatan), sarana dan mantra pangalup, diakhiri dengan Aji Pangebek Bhuwana. Pada sampul depan dijumpai kata pawayangan, Mengwi (tempelan kertas bertulisan tinta biru). Keterangan ini kemungkinan menunjukkan asal naskah, yaitu dari Mengwi, atau dibeli Pigeaud (?) di Mengwi, Bali. Teks tidak menyebutkan keterangan penulisan/penyalinan maupun pemerolehan naskah."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
WY.4-LT 171
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Lontar Bali ini berisi teks Dharma Pawayangan, menguraikan kewajiban- kewajiban seorang dalang atau yang berkecimpung dalam dunia pedalangan. Disebutkan bahwa seorang dalang hendaknya memahami perwatakan dari semua tokoh wayang, mampu memasukkan ke dalam jasmaninya (bhuwana alii) serta memerankannya lewat kata-kata dan gerak. Ada tiga kasuksman (ajaran) yang dipegang atau disembah seorang dalang, yakni menyembah sang Hyang Guru Reka yang ditempatkan di dalam pikiran, sang Hyang Saraswati (di lidah), dan sang Hyang Kawi Swara di dalam kata-kata (wakya), yang dilatarbelakangi segala tatwa atau tutur. Selain itu, seorang dalang hendaknya memahami aturan-aturan, sesajen serta mantra-mantra yang harus dilakukan sewaktu mengambil wayang, sekaligus memerankan, sampai memasukkannya ke dalam sebuah kropak. Pangeger (daya tarik) bagi seorang dalang mutlak diperlukan dalam dunia pewayangan, karena akan dapat memikat hati penonton dalam menyaksikan pergelaran wayang. Disebutkan juga tentang woton atau piodalan (ulang tahun) wayang yang bertepatan pada hari Sabtu Kliwon wuku Wayang, yang dinamakan Tumpek Wayang. Dilengkapi dengan sarana, tatacara pelaksanaannya dan mantra-mantra sehubungan dengan piodalan tersebut. Banyak lagi disebutkan kewajiban bagi seseorang yang mendalang. Pada h.7a disebutkan bahwa naskah ditulis oleh Ida Agung Gde Rai, asal Puri Anyar di Banjar Tingas, Desa Tingas, Prabekel MambalabakKecamatan Abian Semal, Kabupaten Badung, pada hari Senin Pon Warigadyan tahun 1894 Saka (1972)."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
WY.5-LT 259a
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Lontar Bali ini memuat dua teks, yaitu: 1. Dharma Pawayangan (h.1-11), isinya tidak jauh berbeda dengan FSUI/WY.5 yang mengungkapkan segala kewajiban seorang dalang kaitannya dengan dunia pewayangan. Keterangan tambahan yang terdapat dalam naskah ini menyebutkan tatacara dalam membuka kropak wayang, penguripan wayang dan menyimpan wayang dalam kropak yang dilengkapi dengan mantra-mantra khusus. Disinggung pula tentang fungsi wayang yang berhubungan dengan upacara keagamaan yakni: panyudamalan, upacara pemelaspas wayang, dan penjaga diri seorang dalang (pasikepan dalang). 2. Pabresihan Dalang (h.lb-4a), berisi syarat-syarat penyucian diri seorang dalang sebelum mengambil dan memainkan wayang. Mulai dari kegiatan sikat gigi, cuci muka, mandi, pakai bunga, makan sirih, sampai pada langkah terakhir yaitu pergi untuk pentas wayang. Semua ini memakai mantra-mantra khusus. Pada mantra pergi ngwayang terselip suatu nilai filosofis lontar yang dilambangkan dengan sang Panca Pandawa, yaitu: Darma Tenaya sebagai sastranya; Bima sebagai tali pengikat (telating lontar); Arjuna sebagai daun lontar; Nakula Sadewa sebagai penakep lontar. Dilanjutkan dengan mantra-mantra lain sehubungan dengan persiapan dalang dalam ngwayang. Teks tidak mencantumkan keterangan penulisan/penyalinan naskah."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
WY.6-LT 259b
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Marta Harjana
Betawi Pirmah Papirus 1913
D 899.26 H 38 s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sibarani, A.N. Parda
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1992
398.215 SIB s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>