Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11954 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jin, Bong-Choi
Seoul: Jinbong Choi, 2007
KOR 302.235 19 JIN m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Zahra Syafa Kamila
"Gelombang Korea, atau "Hallyu", telah menyebar ke seluruh dunia, dan drama Korea, atau "K-drama", telah menjadi bagian penting dari kebudayaan. Selama pandemi COVID-19, drama ini menjadi cara populer bagi orang-orang di seluruh dunia untuk menghabiskan waktu karena dapat ditonton secara online. Penelitian ini menyelidiki bagaimana penempatan produk digunakan dalam K-drama sebagai bentuk periklanan modern. K-drama merupakan salah satu media yang efektif untuk memasang iklan produk karena dapat membantu orang mengenali merek, tertarik pada merek, dan membeli sesuatu. Penelitian ini menggunakan banyak literatur untuk mencoba mencari tahu bagaimana penempatan produk dalam drama Korea digunakan di dunia nyata. Dengan melakukan hal ini, diharapkan dapat menambah pemahaman kita tentang bagaimana periklanan dan keterlibatan pelanggan berubah di era digital.

The Korean Wave, or "Hallyu," has spread around the world, and Korean plays, or "K-dramas," have become an important part of culture. During the COVID-19 pandemic, these plays were a popular way for people around the world to pass the time as they could be watched online. This paper looks into how product placement is used in K-dramas as a modern form of advertising. Notably, K-dramas are a great place to put ads for products because they can help people recognise brands, get interested in them, and buy things. This study is based on literature review to try to figure out how product placement in Korean dramas is used in real life. By doing this, it hopes to add to our understanding of how advertising and customer engagement are changing in the digital age.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Jauza Almazhifa Sas Indirana
"Seiring dengan popularitas Korean Wave yang terus tumbuh, kini telah memasuki fase baru yang biasa disebut Hallyu 2.0 atau New Korean Wave yang menandakan penggunaan media sosial sebagai media distribusi utamanya. Makalah ini menunjukkan bagaimana media sosial digunakan untuk meningkatkan soft power Korea Selatan di era New Korean Wave dengan melakukan ringkasan komprehensif dari jurnal akademik dan bukubuku yang berhubungan dengan topik tersebut. Karena popularitasnya yang semakin meningkat, Korean Wave terbukti menjadi sumber daya budaya yang dapat meningkatkan soft power Korea Selatan dan media sosial telah berhasil membantu budaya populer Korea untuk menembus pasar global.
As the popularity of Korean Wave continuously grows, it has now entered a new commonly referred as Hallyu 2.0 or the New Korean Wave denoting the use of social media as its main medium of distribution. This paper shows how social media is being used to enhance South Korean soft power in the era of the New Korean Wave by undertaking a comprehensive summary from academic journals and books correlating with the topic. Due to its intensifying popularity outbreak, Korean Wave is proven to be a cultural resource that can increase South Korea`s soft power and social media have successfully aiding Korean popular culture to penetrate the global market."
2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ann Arbor: University of Michigan Press, 2016
302.231 HAL
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Judika Margaretha
"Some people call it a "virus", others view it as an "addiction". Inilah yang terjadi pada fenomena Korean Wave atau disebut juga Hallyu. Fenomena ini menjadi sebuah budaya global alternatif yang mampu merambah melalui drama TV dan K-pop yang menjadi ancaman dan mempunyai tempat sendiri diantara maraknya Hollywood dan Bollywood melalui tayangan-tayangannya tersebut. Melihat hal tersebut peneliti menjadi tertarik untuk melihat kebelakang history media di Korea dalam milestone perkembangan penggunaan media di Korea. Makalah ini berfokus dalam upaya mencari milestone industri media dan kebijakannya yang digunakan oleh pemerintah Korea sehingga memberikan image Korea yang begitu melekat kepada negara lain. Untuk menggali hal tersebut, metode yang digunakan dalam makalah ini adalah studi dokumen dari annual report, rancangan kebijakan, literatur yang dikeluarkan Kementrian Kebudayaan Korea, Jurnal Komunikasi dan tesis mengenai Korean Wave yang nantinya akan menjawab perkembangan kebijakan dan penggunaan media oleh Korea. Makalah ini diharapkan mampu memberikan pembelajaran bagi negara-negara lain dalam membuat kebijakan dan memanfaatkan media yang dimiliki untuk membuat fenomenanya sendiri.

Some people call it a "virus", others view it as an "addiction". That’s "Korean Wave" ("Hallyu" in Korean). This phenomenon has become an alternatif culture that consists principally of two forms of media, television serials and pop music (K-pop), has it own popularity among Hollywood and Bollywood. Researcher see this phenomenon as something unique and interesting because the Korean government took full advantage of this national phenomenon and began aiding Korean media industries in exporting Korean pop culture. This global expansion has contributed to enhancing South Korea’s national image and its economy. How the authors developed and conducted this research by using document studies from annual report, strategy and policy planning, and literature from Ministry Culture, Sport, and Tourism Korea, Communication Journal, and thesis from other university that contain Korean Wave. The purpose of the research is to figure out the possibility for other country to adopt the strategy of the Korean Wave in the interest of creating their own Wave.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Sumbayak, Megahati Trinita
"Peran media sosial dalam Hallyu sangat menarik karena media sosial membuka akses kepada lebih banyak khalayak untuk memperoleh serta menikmati K-Pop. Akibat dari perkembangan teknologi dan media sosial, konsumen tidak lagi hanya menikmati konten tetapi juga menghasilkan produk. Jenkins menyebutnya dengan istilah budaya partisipatif. Pada makalah ini, penulis akan menganalisis salah satu fa ndom yang terkenal di Twitter yaitu ARMY. Tujuan dari makalah ini adalah hendak melihat bagaimana penerapan budaya partisipatif yang dilakukan oleh penggemar BTS, dilihat dari akun penggemar di media sosial Twitter. Akun penggemar yang dipilih adalah @choi_bts2 dan @almostdita. Penulis menemukan bahwa kedua akun tersebut menerapkan empat bentuk budaya partisipatif oleh Jenkins yaitu keanggotaan (affiliations), ekspresi (expressions), kolaborasi memecahkan masalah (collaborative problem solving), dan sirkulasi (circulations).
Kata Kunci: Hallyu, Budaya Partisipatif, Fandom, Twitter, BTS, ARMY.

The role of social media in Hallyu is very interesting because social media opens access to more audiences to get and enjoy K-Pop. As a result of the development of technology and social media, consumers no longer only enjoy content but also produce content. Jenkins calls it participatory culture. In this paper, the author will analyze one of the famous fandoms on Twitter, ARMY. The purpose of this paper is to see how the implementation of participatory culture is carried out by BTS fans, seen from fan accounts on Twitter. The selected fan accounts are @choi_bts2 and @almostdita. The author finds that both accounts apply four forms of participatory culture by Jenkins, namely affiliations, expressions, collaborative problem solving , and circulations. "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Hodkinson, Paul
London: Sage Publications, 2011
302.23 HOD m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Hera Prastiwi
"Pengaruh globalisasi telah menyentuh semua aspek kehidupan manusia, termasuk kecantikan dan penampilan diri. Makna kecantikan dapat berubah-ubah seiring waktu. Media massa mengambil peranan besar dalam penyebaran budaya salah satunya Korean Wave. Makalah ini berusaha mengkaji bagaimana kemunculan fenomena Korean Wave mulai membentuk standarisasi cantik ala Korea. Kajian menunjukkan bahwa media memiliki peranan dalam menanamkan nilai cantik, kehadiran selebriti Korea yang dianggap sempurna mendorong para remaja menggunnakan kosmetika Korea demi mencapai kecantikan ala Korea.

The influence of globalization has touched all aspects of human life, including beauty and personal appearance. Beauty meaning can change over time. The media took a major role in spreading culture including the Korean Wave. This paper examines how the emergence of the phenomenon of Korean Wave start forming beautiful standardization of Korean Beauty. Studies show that the media has a role in instilling values of what is beauty using Korean beauty as standards, the presence of Korean celebrities who are considered perfect encourage the youth to use the Korean cosmetics in order to achieve the Korean style beauty.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Baran, Stanley J.
"Encourages students to be active media consumers and gives them an understanding of the role that the media play in both shaping and reflecting culture."
New York: McGraw-Hill, 2004
302BARI001
Multimedia  Universitas Indonesia Library
cover
Baran, Stanley J.
Boston: McGraw-Hill, 2003
302.224 4 BAR i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>