Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 152396 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sibarani, Sinintha Yuliansih
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia;Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2001
TA3672
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
S8299
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pamuntjak, Bernaldi M.
"ABSTRAK
Penelitian ini didasari oleh fenomena pertelevisian yaitu ketika dimulainya RCTI. Waktu siar yang cukup panjang , lebih dari TVRI, tentunya mempunyai akibat-akibat tersendiri pada masyarakat penggunanya. Anak-anak pun mempunyai sifat-sifat tersendiri yang tidak kalah menariknya. Mereka seperti kertas putih yang baru, akan diwarnai oleh orang tua atau lingkungannya. Selain itu, dalam kegiatannya sehari-hari porsi terbesar adalah bermain-main, seperti nampak dalam ungkapan bahwa masa kanak-kanak adalah masa yang paling menyenangkan. Dari dua kenyataan di atas, peneliti ingin melihat bagaimana jika RCTI yang banyak menyediakan acara-acara hiburan ditonton oleh anak-anak dalam waktu yang cukup lama. Apakah kegiatan itu akan mengganggu prestasi belajarnya di sekolah ? Dalam usaha pencarian data, peneliti memutuskan untuk memilih SD Budi Waluyo, dimana pemilihan sekolah ini telah didasari oleh beberapa kriteria tersendiri, seperti penghasilan atau pendapatan orang tua, test IQ dan diberikannya pelajaran bahasa inggris pada anak-anak. Dari sekolah itu, pihak-pihak yang diwawancarai Kepala Sekolah , Wakil Ketua Yayasan Budi Waluyo, kelas 4,5,6 serta orang tua murid adalah murid-murid tersebut. Adapun wawancara dengan murid-murid dan orang tuanya dengan menggunakan kuesioner, langsung dengan Kepala Sekolah atau Wakil dilakukan Beda dengan wawancara Ketua Yayasan. dari Kepala Sekolah dan Wakil Ketua Yayasan digunakan unutk memberi gambaran bagaimana keadaan Budi Waluyo khususnya Sekolah Dasar dan Penghasilan Orang murid, sementara data dari orang tua digunakan untuk melihat peran dan pendidikannya. Sedangkan data dari anakakan melihat penggunaan televisi mereka, IQ , Data Yayasan tua anak preferensi mereka dan prestasi belajarnya. Dari penelitian ini akhirnya didapat bahwa ada hubungan antara penggunaan televisi dan prestasi belajar anak dan hubungan itu akan lebih signifikan jika dilihat melalui Peran Orang Tua, Preferensi dan IQ anak."
1990
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tikky Suwantikno Sutjiaputra
"Penelitian ini dilatarbelakangi oleh terpuruknya kondisi pendidikan di Indonesia, khususnya pendidikan kreativitas. Padahal kreativitas merupakan suatu hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia saat ini dan masa yang akan datang. Melalui kajian teoritis diperoleh pemahaman bahwa guru dengan perannya sebagai pemimpin mempunyai pengaruh yang besar terhadap perkembangan kreativitas siswa. Gaya kepemimpinan (Telling, Selling, Participating Delegating) dan kreativitas guru di dalam kelas diperkirakan merupakan dua faktor di antara faktor Lainnya yang mempengaruhi kreativitas siswa. Oleh karena 'itu penelitian ini bermaksud menjawab permasalahan bagaimanakah pengaruh dan pola hubungan variabel gaya kepemimpinan (Telling, Selling, Participating Delegating) dan kreativitas guru terhadap kreativitas siswa.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sejumlah 133 siswa kelas 5 SD pada sekolah BPK PENABUR Tasikmalaya, Serang, Jatibarang dan Indramayu dimana sekolah-sekolah tersebut masih menggunakan sistem guru kelas, dengan rincian 57 siswa dari dua kelas di Tasikmalaya, 37 siswa dari dua kelas di Serang, 23 siswa dari satu kelas di Jatibarang dan 16 siswa dari satu kelas di Indramayu. Untuk mengukur gaya kepemimpinan guru (Telling, Selling, Particgnczting, Delegating) dan kreativitas guru di dalam kelas digunakan instrumen yang disusun sendiri oleh penulis, yang sebelum digunakan telah dilakukan uji coba terlebih dahulu terdapat 38 siswa kelas 5 SD BPK PENABUR Bogor.
Alat ukur gaya kepemimpinan (Telling, Selling, Participating, Delegating) dan kreativitas guru di dalam kelas tersebut merupakan alat ukur sekunder berupa skala penilaian subyektif dari siswa (persepsi siswa). Sedangkan untuk mengukur kreativitas siswa digunakan Tes Kreativitas Figural dari Torrance yang telah diadaptasi dan dibakukan untuk murid-murid di Indonesia oleh Utami Munandar.
Dari hasil analisis dengan menggunakan Pearson Product Moment diperoleh informasi bahwa korelasi antara setiap dimensi gaya kepemimpinan (Telling, Selling, Participating, Delegating) dengan kreativitas siswa tidak ada yang sesuai dengan pemahaman teoritis bahwa gaya kepemimpinan Telling dan Delegating berhubungan secara signifikan dan negatif sedangkan gaya kepemimpinan Selling dan Participating berhubungan secara signifikan dan positif Namun dari hasil analisis tersebut ditemukan korelasi yang signifikan antara setiap gaya kepemimpinan (Telling, Selling, Participating, Delegating) dengan kreativitas guru di dalam kelas yang sesuai dengan kajian teoritis, dimana gaya kepemimpinan Telling berkorelasi negatif dan signifikan dengan kreativitas guru, r = - 0,233 (p=0,0l2), sedangkan gaya kepemimpinan Selling dan Participating berkorelasi positif dan signifikan dengan kreativitas guru, korelasi gaya kepemimpinan Selling dengan kreativitas guru sebesar r = 0,652 (p=0,000) dan korelasi antara gaya kepemimpinan Participating dengan kreativitas guru sebesar r = 0,226 (p=0,006).
Disamping itu diperoleh informasi bahwa pengaruh setiap dimensi gaya kepemimpinan (Telling, Selling, Participating, Delegating), dan kreativitas guru terhadap kreativitas siswa sangatlah kecil, karena berdasarkan analisis regresi hanya diperoleh skor R square sebesar 0.093 yang artinya variabel-variabel prediktor tersebut hanya memberikan sumbangan pengaruh sebesar 9,3 %, sedangkan yang 90,7 % merupakan sumbangan pengaruh dari variabel lain.
Penelitian ini juga memberikan temuan, bahwa kreativitas siswa SD di kota Jatibarang (M= 21,6957) dan Indramayu (M= 21,5625) lebih rendah dibandingkan kreativitas siswa SD di kota Tasikmalaya (M= 26,842l) dan.n Serang (M=25,9730). Perbedaan kreativitas antar sekolah dinilai sangat signifikan melalui analisis statistik ANOVA karena diperoleh skor F= 12,404 (p=0,000). Perbedaan tersebut diduga disebabkan karena adanya perbedaan kondisi psikologis pribadi siswa, lingkungan sekolah, masyarakat dan budaya di setiap sekolah Temuan lainnya adalah bahwa terjadi perbedaan persepsi siswa di setiap sekolah (kota) terhadap gaya kepemimpinan Telling (F=4,216, p=0,007), Participating (F=3,966, p=0,0l0) dan Delegating (F=3,465, p=0,0l8). Sedangkan terhadap gaya kepemimpinan Selling tidak terdapat perbedaan yang signifikan (F=l,967, p=0,122). Perbedaan persepsi siswa di setiap sekolah (kita) juga tidak terjadi terhadap kreativitas guru (F=0,32l, p=0,810).
Berdasarkan hasil-hasil penelitian, kesimpulan dan diskusi dapat diajukan saran-saran yang berkaitan dengan :
1. Sampel penelitian, diharapkan sampel penelitian diusahakan diwakili oleh kelompok sekolah yang Lebih banyak agar dapat diperoleh sampel yang lebih bersifat heterogen
2. Alat ukur, alat ukur dalam penelitian ini merupakan alat ukur yang disusun sendiri oleh penulis dan bam pertama kali digunakan, kiranya perlu dikembangkan lebih lanjut dengan perbaikan aspek bahasa dan penambahan item yang lebih banyak, agar diperoleh data yang lebih terperinci.
3. Variabel penelitian, mengingat variabel prediktor, yaitu gaya kepemimpinan (Telling, Selling, Participating dan Delegating) dan kreativitas guru hanya memberikan sumbangan pengaruh sebesar 9,3% terhadap variabel kriterium, yaitu kreativitas siswa, sedangkan 90,7% merupakan sumbangan pengaruh dari variabel lainnya, maka perlu
dilakukan penelitian yang lebih mendalam tentang kreativitas siswa dengan melibatkan variabel-variabel lain secara terpadu, baik yang bersifat inrelelctzf maupun non-inrelektiff
4. Dalam kaitan peningkatan mutu pendidikan, khususnya pendidikan kreativitas di BPK PENABUR maka pengurus BPK PENABUR membentuk dan menugasi suatu tim guna meneliti lebih lanjut masalah ini dan perlu dirancang suatu evaluasi internal atau cause root analysis di setiap sekolah."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Hestieyonini Hadnyanawati
"The pattern-eating snack at schoolchild habit needed specially attention for his parent's or teacher's. This habit is not good enough for nutrient and hygiene. A food or a drink contains sucrose more like by schoolchild. The purpose of this study is to know the correlation of Eating snack at schoolchild habit and caries of five elementary school students in Kabupaten Jember. Method cross sectional was use in this study, and sample was taken by Stratified Random Sampling. Material and tools uses in this study are mouth glass, sonde, pincer, probe periodontal, sterile cotton, and alcohol 70%. The respondents examined and write DMF-t status, and they answered the questioner for to known eating snack at schoolchild habit. The result data was test by Analyst Of Variance (ANOVA), and indicated that there is correlation between eating snack at schoolchild habit and caries (p<0.01)."
[Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, Journal of Dentistry Indonesia], 2002
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ratu Ayu Dewi Sartika
"Sarapan pagi merupakan kegiatan makan yang paling penting dalam memenuhi kebutuhan energi dan zat gizi dalam sehari. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) gizi terhadap perilaku sarapan pagi siswa sekolah dasar di Kabupaten Bogor. Desain studi penelitian ini adalah kuasi-eksperimental, pre-post intervention.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah dilakukan kegiatan KIE gizi diperoleh peningkatan skor rata-rata pengetahuan dan perilaku siswa terhadap kebiasaan sarapan pagi (nilai p < 0,05). Media yang digunakan adalah kartu bergambar, kartu kuartet, ular tangga, tebak gambar, teka teki silang (TTS), leaflet, poster, dan lomba cerdas cermat. Peran ibu sebagai penyedia sarapan pagi bagi siswa sangat penting terutama dalam menghindari kebosanan siswa terhadap menu yang disediakan. Sebaiknya pihak sekolah bekerja sama dengan Persatuan Orang Tua Murid dan puskesmas untuk menggiatkan kembali Usaha Kesehatan Sekolah dengan melakukan kegiatan promosi kesehatan bagi ibu/pengasuh siswa, khususnya tentang bagaimana merencanakan menu sarapan pagi yang enak, praktis, dan sehat bagi siswa.

Breakfast as the most important meal of the day, contributing substantially to daily nutrient intake and energy needs. This study was conducted to determine the effect of communication, information, and education toward the breakfast behavior of primary school students in Bogor. The study design was quasi-experimental design with pre and post intervention.
The study results showed that there were increased knowledge and attitudes towards the habit of breakfast (p value < 0,05). The media used were picture card, quartet card, the ladder snake, guess the picture, crossword puzzle, leaflet, poster, and quizes. Mother?s role as a breakfast provider for students is important in avoiding students who are bored with menu provided. Collaboration needed between school unit, parents, and staff of public health center to revitalize the School Health Program with health promotion activities for mothers/caregivers of students, especially about how to plan and serve a delicious breakfast menu, easy making, and healthy for students.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2012
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Ekapuri
"Perilaku bekeijasama merupakan salah satu konstruk penting dalam mengembangkan keterampilan sosial anak (Chen, Liu dan Li, 2000). Perilaku bekeijasama yang dimaksud merupakan bentuk dari perilaku prososial yang menunjukkan kesediaan dan kemampuan individu untuk bekeija bersama orang lain (Wrightsman dan Deaux, 1978).
Perkembangan perilaku bekeijasama mengalami peningkatan yang signifikan ketika anak memasuki masa usia sekolah (Retnaningsih, 2004). Perkembangan perilakunya tersebut dapat diketahui melalui pola interaksi anak dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Hal tersebut digolongkan oleh Nugroho (1999) menjadi lima bagian, yaitu: pola interaksi apatis, pola interaksi other-oriented pasif atau self-centered aktif (OP/SA), pola interaksi other-oriented aktif atau self-centered pasif(OA/SP), pola interaksi keijasama pasif dan pola interaksi kerjasama aktif.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan di SDN Gedong 04 Pagi Jakarta, ditemukan bahwa tidak semua siswa usia sekolah (khususnya siswa reguler) di kelas 3 B dapat mengembangkan perilaku bekeijasama dalam situasi lingkungan kelas yang menerapkan model pendidikan inklusi. Oleh sebab itu, dilakukan penelitian tindakan kelas yang sifatnya kualitatif. Tindakan yang diimplementasikan dalam situasi kelas tersebut berbentuk program kelompok belajar terpadu (KBT).
Progam KBT merupakan suatu program yang dapat memfasilitasi perkembangan perilaku bekeijasama siswa reguler dengan siswa autisma melalui situasi pembelajaran kelompok kecil dan menerima berbagai bentuk tugas di bawah arahan instruktur atau pendamping. Sementara, kelompok yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari dua siswa reguler dan satu siswa autisma.
Hasil observasi menemukan bahwa para siswa reguler telah dapat menampilkan pola interaksi keijasama aktif dengan temannya yang autisma. Meskipun masih ada satu siswa yang memunculkan adanya pola interaksi other-oriented pasif. Ditemukan pula bahwa munculnya keijasama aktif pada siswa reguler teijadi karena adanya peran instruktur atau pendamping dalam memberikan bimbingan kepada mereka untuk dapat bekeija bersama dengan temannya yang autisma. Adanya hasil penelitian tersebut maka perlu adanya tindak lanjut program KBT melalui penerapannya dalam situasi kegiatan belajar-mengajar di sekolah inklusi guna mencapai perkembangan perilaku bekeijasama yang optimal bagi para siswa reguler."
Depok: Universitas Indonesia, 2007
T37913
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>