Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3631 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gertsen, Aleksandr Ivanovich
"Buku yang berjudul Byloe i dumy ini ditulis oleh Aleksandr Ivanovich Gertsen; editor, N. A. Presnova; teknik editor, L. F. Molotova. Buku ini berisikan beberapa cerita dalam bahasa Rusia, dan pada buku ini juga terdapat kritik-kritik dari pengamat sastra Rusia."
Moskwa: Pravda, 1983
RUS 891.709 GER b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Kelana, Said
Jakarta: RajaGrafindo Persada, 1997
297.61 KEL h
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Pramoedya Ananta Toer, 1925-2006
Jakarta: Lentera Dipantara, 2004
808.81 PRA m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Triatmodjo
Yogyakarta: Beta Ofset, 2005
627 BAM h I (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Blank, Albert A.
Boston: Houghton Miffiln, 1968
515 BLA c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Brumfiel, Charles Francis, 1914-
Reading, Mass.: Addison-Wesley, 1961
512 BRU a I
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"Jilid pertama dari seri empat jilid Serat Gandakusuma ini, merupakan saduran dari cerita wayang gedhog dengan mengambil tokoh utama Raden Gandakusuma dari negara Bandaralim. Jilid kedua dari rangkaian naskah ini hilang dari koleksi FSUI. Pada jilid pertama ini, teks diawali dengan cerita sang Prabu Bandaralim sudah merasa tua, ingin turun tahta dan digantikan oleh putranya yang bernama Raden Arya Jayengtilam. Ia sendiri akan giat bertapa agar dikasihani Tuhan. Teks berakhir dengan sang Rajaputra meminta petunjuk kepada seorang resi. Keterangan penyalinan rangkaian naskah ini terdapat di halaman terakhir jilid IV, yaitu disalin oleh R.T. Atmacandrabrata pada tanggal 17 Ruwah, Jimakir 1858 (7 Februari 1928). Pigeaud menerima naskah ini dari R. Gandasukaca Duryasaputran pada tanggal 19 Agustus 1938 (h.1). Daftar pupuh (bandingkan dengan daflar pupuh SJ.194 dan SJ.195): (1) dhandhanggula; (2) sinom; (3) asmarandana; (4) pucung; (5) pangkur; (6) durma; (7) sinom; (8) kinanthi; (9) pangkur; (10) asmarandana; (11) durma; (12) mijil; (13) asmarandana; (14) pangkur; (15) kinanthi; (16) mijil; (17) durma; (18) dhandhanggula; (19) sinom."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
SJ.196-NR 329
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini merupakan jilid pertama (bendel 1-10) dari seri tiga jilid Serat Pandelwan, atau Serat Pengetan Tata Cara Pepundhen Klathen, merupakan salah satu karangan Ki Ajar Panitra (R. Ng. Mangunprawira) tentang adat istiadat Jawa. Bandingkan pula MSB/F.l, 6, 24, 32, P.6, dan S.129. Teks disusun secara bertahap antara tahun 1935-1939. Seluruhnya terdiri dari 24 bagian (bendel), berisi 169 cerita yang menjelaskan peringatan-peringatan, adat-istiadat, tata cara, pepundhen, keramat, kepercayaan, takhayul, dan sejarah daerah Klaten secara menyeluruh. Pada koleksi FSUI terdapat 34 naskah Pandelwan, berkode LS.47 sampai dengan LS.80, dan UR.26. Urutan naskah-naskah itu sebagai berikut: Naskah asli tulisan tangan Mangunprawira: LS. 47-NR 502-Pandelwan l-Bendel 1-10; LS. 48-NR 503-Pandelwan ll-Bendel 11-20; LS.49-NR 504-Pandelwan lll-Bendel 21-24. Ketikan asli: LS. 50-G 158a-Pandelwan (l)-Bendel 1-10; LS. 51-G 158b-Pandelwan (2)-Bendel 11-20; LS. 52-G 158c-Pandelwan (3)-Bendel 21-24. Lain-lainnya: LS. 53-B 49.0la-Pandelwan-Bendel 1; LS. 54-B 49.01b-Pandelwan-Bendel 1; LS. 55-B 49.02a-d-Pandelwan-Bendel 1; LS. 56-B 49.03-Pandelwan-Bendel 1-9; LS. 57-B 49.04-Pandelwan-Bendel 1; LS. 58-B 49.05-Pandelwan-Bendel 2; LS. 59-B 49.06-Pandelwan-Bendel 3; LS. 60-B 49.07-Pandelwan-Bendel 4; LS. 61 B 49.08-Pandelwan-Bendel 5; LS. 62-B 49.09-Pandelwan-Bendel 6; LS. 63-B 49.10-Pandelwan-Bendel 7; LS. 64-B 49.11-Pandelwan-Bendel 8; LS. 65-B 49.12-Pandelwan-Bendel9; LS. 66-B 49.13-Pandelwan-Bendel 10; LS. 67-B 50.01a-Pandelwan-Bendel 11; LS. 68-B 50.01b-Pandelwan-Bendel 12; LS. 69-B 50.02-Pandelwan-Bendel 13-14; LS. 70-B 50.03-Pandelwan-Bendel 15; LS. 71-B 50.04-Pandelwan-Bendel 16; LS. 72-B 50.05-Pandelwan -Bendel 17; LS. 73-B 50.06-Pandelwan-Bendel 18; LS. 74-B 50.07-Pandelwan-Bendel 19; LS. 75-B 50.08-Pandelwan-Bendel 20; LS. 76-B 51.01-Pandelwan-Bendel 21-24; LS. 77-B 51.02-Pandelwan-Bendel 21; LS. 78-B 51.03-Pandelwan-Bendel 22; LS. 79-B 51.04-Pandelwan-Bendel 23; LS. 80-B 51.05-Pandelwan-Bendel 24; UR26-B 52.03-Pandelwan-Bendel ?. Isi dan keterangan lebih lanjut tentang masing-masing naskah tersebut, periksa deskripsi naskah yang bersangkutan. Seri tiga naskah LS.47-49 ini dimulai dengan daftar isi yang berbentuk tabel, dengan menyebutkan jilid, nomor urut, nama pepundhen, letak wilayah, orang yang dikubur, keelokan dan maksud orang yang berziarah ke tempat-tempat tersebut. Selain menyebutkan tempat-tempat yang dianggap keramat, juga menyebutkan hari-hari yang diperingati oleh masyarakat Klaten beserta tata cara dan perlengkapan dalam tiap tahunnya. Setelah setiap bendel (yang sebenarnya merupakan kiriman lepas-lepas), terlampir surat dari R.Ng. Mangunprawira, dialamatkan kepada Pigeaud, antara lain berisi pernyataan tentang pemakaian nama Ki Ajar Panitra sebagai nama samarannya. Dalam surat ini disebutkan pula permintaan pengiriman uang untuk pembiayaan perjalanan dan penulisan berikutaya."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
LS.47-NR 502
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini merupakan salinan alih aksara ketik (asli) dari naskah FSUI/LS.47. Penyalinan dilakukan oleh staf Pigeaud antara tahun 1937-1939, di Yogyakarta. Keterangan selengkapnya tentang teks Serat Pandelwan ini, lihat deskripsi naskah FSUI/LS.47."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
LS.50-G 158a
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Teks berisi kisah tentang usaha Kresna mendapatkan kembali negara Dwarawati yang dikuasai oleh raja Narasinga. Dalam usahanya, Kresna bertemu dengan Prabu Wijangkara dari Nungsa Renggi, Prabu Cakarwa dari negara Kucingan, dan Jimbarayeksa. Ketiga-tiganya menginginkan Dewi Mrebes (Dewi Lara Ireng) untuk menjadi isterinya. Kresna menyuruh Prabu Wijangkara dan Prabu Cakarwa untuk terlebih dahulu mengalahkan Narasinga, bagi yang menang akan diberi Dewi Mrebes. Jimbarayeksa berusaha mendapatkan Dewi Mrebes dengan cara bertapa mengapung di tengah lautan, dan pada saat mengenang Dewi Mrebes, kamanya jatuh ke lautan. Sementara itu, sang Hyang Pawang Anala menerima kedatangan cucunya, Bambang Setija, anak dari buah pernikahan Dewi Pertiwi dengan Sang Hyang Wisnu yang sekarang sedang menitis menjadi manusia bernama Giwangkaton Narayana. Bambang Setija memaksa diri untuk mencari ayahnya, sehingga ia kemudian diberi Cangkok Jayamulya, yang dapat menghidupkan apa-apa yang sudah mati dengan cara diletakkan di atasnya. Dalam perjalanan, Setija melihat sampah di pinggir laut, berupa tangga yang rusak, takir pondhang, anjak, bangkai burung dara, bangkai anjing, dan kama. Ketika Cangkok Jayamulya diletakkan di atasnya, semuanya berubah menjadi raksasa. Oleh Setija masing-masing diberi nama sesuai dengan asalnya, yaitu Ditya Pancatnyana, Ditya Anjakogra, Ditya Yayahgriwa, Maundara, Ditya Sinunja, Ditya Jaga-jaga, dan Cantangwilis. Mereka disuruh tetap tinggal di tempat itu, di Surateleng. Cerita beralih dengan saran Bagawan Abiyasa kepada Narayana untuk menyerang Dwarawati, bersama Setiyaki, Wijasena dan Wijakangka. Naskah telah dibuatkan salinan alih aksara ketik, lihat FSUI/WY.56c."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
WY.56a-A 37.01
Naskah  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>