Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 149794 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yulia A.
"Tidak pernah ada manusia yang merasa aman dalam hidupnya. Karena manusia tidak penah dapat memprediksikan apa yang akan terjadi. Kecemasan ini kemudian berdampak pada kecemasan sosial, karena orang-orang yang merasa cemas kemudian berkumpul menjadi majemuk. Akibatnya harus ditentukan prinsip-prinsip yang mengatur kerja sama yang adil agar kecemasan bisa di minimalisir dan sebisa mungkin memberi rasa keuntungan. John Rawls menyebut kerja sama ini sebagai teori distribusi. Tujuannya adalah pembagian barang atau nikmat sosial secara sama dengan menghapuskan ketimpangan yang tidak menguntungkan seseorang. Sehingga orang-orang yang sepertinya tidak mungkin mendapat kemungkinan terbaik, dimungkinkan disini, karena ada proses dimana yang memiliki kebahagiaan yang besar akan mentransfer kebahagiaan mereka. Salah satu alternatifnya pendistribusiannya melalui asuransi dengan sistem subsidi atau pembagian.

There is no human that always feel safety in his life. It is because the limited capacity of human to predict what will happen in the future. This worry will affect to the social worried, because each of the individual then unite in one plural community. This condition develops the needs of principes of fairness joint work regulation, so that the worry could be minimize and hopefully will bring fairness and luck. John Rawls called this joint work as a distribution theory. The objective of this theory is to make a fair things distribution or social satisfaction by erasing someone_s destructions. By this theory, hopefully each man that seems impossible to get the best opportunity, could achieve it, because there is a cross substitution from the one who gets the greatest happiness to the other. One of the alternative application of the distribution is by insurance with the subsidize or allocation."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2010
S16134
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ryan Ardhi Mulia
"Skripsi ini membahas mengenai religiusitas sebagai sarana mencapai eksistensi manusia secara optimal menurut filsafat Muhammad Iqbal. Sebuah kajian eksistensialisme kritik Iqbal tentang fatalisme Islam dan Materialisme Barat Modern. Manusia sebagai makhluk eksistensial dituntut untuk memenuhi eksistensi dirinya, bersifat aktif, dinamis, dan kuat. Manusia tidak seharusnya pasif, statis, bahkan menarik diri dari kepentingan duniawi dan tunduk secara buta pada ajaran tertentu. Materialisme Barat modern telah menghilangkan aspek metafisika dan mengakibatkan timbulnya krisis eksistensial manusia, alienasi, dan dehumanisasi.

This thesis discusses about religiosity as a means of achieving an optimal human existence according to the philosophy of Muhammad Iqbal. A study of Iqbal's critique of existentialism, fatalism of Islam and the West Modern Materialism. Human beings are required to meet the existential existence itself, is an active, dynamic, and strong. Human beings not supposed to passive, static, and even withdraw from worldly interests and blind submission to certain subjects. Modern Western materialism have omitted aspects of metaphysics and causes of human existential crisis, alienation, and dehumanization."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2010
S16143
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rachman C. Muchlas
"Pembacaan dekonstruktif pada teks Being and Nothingness mengakibatkan perubahan pemaknaan atas narasi yang tersurat dalam teks tersebut. Narasi implisit mengenai ketergantungan manusia akan suatu kehidupan sosial diangkat ke permukaan oleh penulis. Pengangkatan narasi itu ke permukaan serta-merta mengubah persepsi mengenai pesai dari teks Being and Nothingness yang sesungguhnya hendak memenangkan individualitas. Strategi dekonstruktif yang diambil dalam menangani teks Being and Nothingness pada penelitian ini adalah dengan membandingkan dua pendekatan Sartre ketika memandang hubungan antar manusia; pendekatan meontologi-nya dan pendekatan fenomenologi-nya, dari kedua pendekatan tersebut terlihat paradoks pada deskrpsi Sartre dalam memahami posisi Orang Lain pada teks tersebut. Orang Lain memiliki fungsi ganda, dan dalam terminologi dekonstruksi dapat digolongkan dalam undecidables, yakni bagian dari teks yang memiliki fungsi ganda dan kehadirannya mengganggu stabilitas term-term yang hendak diunggulkan oleh penulis."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S16049
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fathiah Chaerany
"Phobia merupakan kondisi keterbatasan karena dorongan kecemasan dan ketakutan manusia. Phobia juga dipahami sebagai pengalaman subjektif . Phobia membatasi keberadaan ruang gerak seseorang melalui cemas dan takut yang menguasai pikiran. Kondisi keterbatasan terjadi saat aktifitas manusia menjadi terbatas, tidak biasa, atau abnormal dalam pandangan sosial. Pengalaman phobia berikut reaksi tindakan merupakan wujud nyata korelasi pikiran manusia. Setiap orang yang berpikir, memanfaatkan asosiasi penginderaan (persepsi) dan kemampuan kognisi. Relasi antara phobia, tindakan, serta pemicunya menyatu sebagai hubungan antar syaraf pada kesadaran manusia. Pemusatan perhatian akan dijelaskan lewat kerja distribusi jaringan syaraf sebagai aplikasi teori ruang kerja.

Phobia is a limited condition because of the pressure of human anxiety and fear. Phobia is also understood as subjective experience. Phobia limits the existence of someone probability through anxiety and fear controlling mind. Limited condition happens when human activity becomes restricted, unable, or abnormal in social view. Phobia experience with reaction in form of action is the concrete form the mind correlation. Every human who thinks uses association of sense (perception) and cognition ability. Phobia relation, action, also its trigger unite as neural correlation on human consciousness. Attention focusing will be elaborated through neural distribution on Global workspace theory."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
S16108
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Baiq Febriyanti
"Kehidupan ini adalah suatu proses yang tiada henti, suatu proses yang melibatkan banyak hal dan mengakibatkan banyak hal. Salah satu proses memiliki pengaruh besar bagi manusia adalah pendidikan oleh karena itulah untuk menggapai sukses di masa depan kita harus mengoptimalkan bidang ini dengan lebih maksimal lagi. Kita sebagai generasi muda penerus bangsa harus jeli melihat kesalahan-kesalahan yang ada dalam sistem pengajaran pendidikan di masa lalu dan berusaha untuk memperbaikinya di masa depan. Kunci pengajaran itu sendiri ada hubungan dua arah antara gura dan murid yang ditengahi oleh keadaan dialog sehingga dapat menghasilkan pengajaran yang lebih optimal lagi bagi kedua belah pihak. Dengan begitu diharapkan dunia bisa ditata oleh orang-orang yang berkualitas dan menjadi tempat tinbggal yang lebih baik lagi untuk mahluk hidup serta generasi sesudah kita"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S16017
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Eky Triwulan Kusumaningrum
"Manusia pada dasarnya memiliki banyak keinginan yang ingin dipenuhi di dalam kehidupannya. Ternyata hal tersebut didorong oleh hasrat di dalam dirinya. Namun dalam praktiknya, keinginan seseorang tidak dengan mudah dapat tercapai. Oleh karena, pastilah ada keinginan yang bentrok dengan keinginan orang lain. Namun, kehadiran orang lain bukan hanya sebagai sebuah alat bagi pemenuhan keinginan seseorang, tapi orang lain tersebut menjadi objek hasrat itu sendiri. Demi untuk memenuhi hasratnya manusia bahkan menggunakan banyak cara, bahkan yang manipulatif sekalipun. Komik 20th Century Boys dan 21st Century Boys karangan Naoki Urasawa merupakan salah satu gambaran realitas mengenai penggunaan manipulasi tanda demi memenuhi hasratnya yang dituangkan ke dalam sebuah komik

Basically, human-being have several wants that is must be fulfill in their life. In fact, those are driven by their desire. But, what they want can not be reached easily. It is because of clash between one_s interest and the other_s. The present of the others are not only instruments for one_s desire fulfillment, but also the object of that desire itself. For desire fulfillment, one can do it in many ways, even the manipulative one. In 20th Century Boys and 21st Century, a comic by Naoki Urasawa are one of a picturing from the reality about manipulation of signs that human uses to fullfil their desire"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S16112
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Indra
"Skripsi ini membahas pandangan Driyarkara mengenai konsep pendidikan dengan memperhatikan tujuan eksistensi manusia. Pendidikan diharapkan mampu kembali kepada tujuan awalnya untuk mendapatkan kebijaksanaan. Adanya relasi dengan kebudayaan diharapkan mampu terciptanya konsep manusia yang bisa mewakili peradaban bangsanya di mata dunia.

This essay discusses Driyarkara?s opinion about education`s consep which remark humans existentialist purpose. Education expected may return to earlier purpose to get wisdom. Therefore relation with culture may expect create a consep of a great humans who can represent their civilitation to other nations."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S16041
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yan Priyadi
"Pesatnya perkembangan teknologi pada media komunikasi telah membawa perubahan pada peradaban manusia ke suatu era dimana Batas waktu dan ruing dihilangkan. Dalam teorinya mengenai teknologi sebagai perluasan tubuh manusia atau human extension dan konsep global village; McLuhan mengemukakan era bare tersebut menghasilkan masyarakat informasi. Teknologi tidak hanya berdampak positif melalui kegunaannya, tetapi juga melahirkan dampak negatif yang disebut Mcl,uhan sebagai auto-amputation. Manusia semakin teramputasi dari fungsi-fungsinya secara fisik dan biologis yang nienyebabkan dehumanisasi pada manusia sebagai makhluk sosial. Penelitian ini terfokus pada hubungan manusia dan teknologi dalam perkembangannya di era informasi menurut pandangan Mashall McLuhan tenting konsep human extension dan global village, dimana dunia dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh. Pcngaruh teknologi yang tak terclakkan daiam peradaban manusia, berujung pada implikasi-implikasi yang menyiratkan gejala amputasi diri. Penelitian ini disusun menggunakan metode studi kepustakaan dengan mengumpulkan referensi teori yang sesuai dengan topik penelitian yang diangkat. Permasalahan penelitian dipaparkan secara deskriptif menggunakan teori media komunikasi Marshall McLuhan mengenai human extension dan global village. Hasil penelitian kemudian dianalisis secara kritis refleksif"
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S16080
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta : Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah
050 REF 9:1 (2007)
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Susatyo Adi Nugroho
"Problem kesenjangan merupakan salah satu problem yang menjadi problem dari rumusan teori keadilan yang hadir pada beberapa dekade belakangan ini. Konsepsi keadilan muncul sebagai rumusan solusi permasalahan kesenjangan dan sekaligus sebagai teori evaluasi atas problem kesenjangan tersebut. Para pemikir keadilan seperti Rawls, Dworkin dan Sen mengurai problem kesenjangan tersebut.Dalam pandangan Amartya Sen, konsepsi keadilan berubah, pengujian atas kondisi inequality yang ada tidak lagi dilihat dari apakah seseorang itu memiliki primary goods ataupun resource, atau bahkan yang kaum libertarian tekankan pada liberties dan rights. Menurutnya pandangan yang ada tentang bagaimana melihat kondisi tidak setara tidak bisa hanya mengunakan salah satu dari variabel basal rights yang harusnya diterima oleh seluruh masyarakat. Maka sebagai penganti dari hal itu Sen mengemukakan teorinya tentang capability to function, dimana kesetaraan harus dilihat dari sejauh mana masyarakat dapat menggapai apa yang ia rencanakan dan inginkan dalam hidupnya. Sen mengedepankan nilai kesejahteraan bukan hanya dilihat dalan kepemilikan atas suatu goods atau yang ia sebut dengan means to freedom, tetapi sejauh mana anggota masyarakat memiliki kesempatan untuk mengejawantahkan kebebasannya (the extent of freedom). Sejauh mana individu dapat mengkonversikan apa yang ia miliki untuk meraih sesuatu yang ia inginkan menjadi ukuran bahwa sistem penilaian keadilan berjalan. Sen dalam konsepsinya dalam teori keadilan memfokuskan evaluasi kesenjangan kepada persamaan atas akses sumber daya dan kepada kefungsian seseorang. Sen menawarkan cara pandang baru dalam mengatasi hal ini. Pendekatan yang digunakan dalam mengatasi problem ketidaksetaraan untuk mencapai kesetaraan adalah pendekatan partikular atas kesetaraan dalam penilaian keuntungan individu berdasarkan the freedom to achieve, yang berfokus terhadap kemampuan atas kefungsian (capability to function) individu. Pendekatan kapabilitas merupakan perhatian atas kebebasan individu untuk meraih sesuatu. Ketersediaan alternatif-alternatif yang dimiliki individu dalam usahanya meraih well-being memperlihatkan pendekatan kapabilitas yang secara umum peduli pada kebebasan individu untuk meraih sesuatu (freedom to achieve) dan kemampuan individu atas kefungsian (capability to function) secara partikular"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S16133
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>