Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 149971 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Batubara, Yohanna Monica H.
"Soren Aabye Kierkegaard sebagai bapak eksistensialisme, menekankan manusia sebagai inti dari pemikiran eksistensialismenya. Pemikiran atas pemahaman eksistensi individu yang berdasarkan pada gairah atas pilihan_pilihan hidup, yang berjuang, bergulat, dan mengalami hasrat. Tegangan_tegangan eksistensial yang dirasakan oleh setiap individu menjadi landasan bagi subjek untuk memilih setiap pilihan yang ada di hidupnya. Ketidakpastian dalam hal ini merupakan salah satu hal yang pasti akan hadir pada setiap pilihan yang akan membuat setiap subjek merasakan kecemasan dan ketakutan. Semua pilihan yang mengandung ketidakpastian tersebut memerlukan adanya suatu keyakinan yang membuat individu lepas dari rasa cemas, sehingga keputusan yang telah dibuatnya membawa dia kepada keotentikan dan eksistensi dirinya. Isabella Swan dalam film Twilight merupakan sebuah contoh atas pemahaman eksistensialisme Soren Kierkegaard.Isabella Swan berhadapan dengan pilihan atas eksistensinya yang membutuhkan pertimbangan etis pada dirinya.

Soren Aabye Kierkegaard as the father of existentialism, emphasizes people as the core of the idea of existentialism. Thoughts on the understanding that the existence of individuals based on the passion for life choices, struggling, and experiencing desires. Existential tensions felt by every individual as a baseline for the subject to select any options in life. The uncertainty in this respect is one thing for sure will be present at every option that would make any subject feel the anxiety and fear. All the options that contain these uncertainties requires a belief that makes the individual free from anxiety, so the decision has been made to bring the subject to the authenticity and existence itself. Isabella Swan in the Twilight movie is an example of existentialism, Soren Kierkegaard's understanding. Isabella Swan faced with the option of requiring the existence of ethical considerations in her."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2010
S16019
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rohmansyah Putra Agung
"Eksistensialisme Soren Aabye Kierkegaard adalah pemikiran yang menitikberatkan kaijan eksistensialismenya kepada manusia. Eksistensialisme dari Soren Aabye Kierkegaard memberikan pemahaman akan eksistensi manusia individu yang berakar pada keinginan atas pilihan di dalam kehidupan dimana manusia akan selalu berusaha, mengalami pertengkaran hati guna memenuhi keinginannya. Ketidakpastian akan pilihan adalah hal yang akan selalu muncul di dalam diri manusia dan akan membuat manusia merasakan kecemasan dan ketakutan. Manusia dibalik kecemasan dan ketakutan itu, membutuhkan adanya keyakinan yang akan membuatnya terlepas dari kecemasan dan ketakuatan pada saat memilih sebuah pilihannya; yang akhirnya akan mengkantarkan manusia itu kepada sebuah keotentikan dan eksistensi di dalam dirinya. Henry di dalam film The Time Traveler_s Wife merupakan sebuah wujud aplikasi atas pemahaman eksistensialisme Soren Aabye Kierkegaard. Kebenaran subjektif, keputusasaan, komitmen terhadap yang absurd, cinta dan pernikahan dan eksistensi yang mendahului esensi merupakan beberapa pemikiran dari Soren Aabye Kierkegaard yang sangat aplikatif terhadap perjalanan kehidupan Henry. Henry dihadapkan langsung dengan pilihan atas eksistensinya di dalam hidup yang membutuhkan banyak pertimbangan atas dirinya sendiri.

Existentialism of Soren Aabye Kierkegaard is a study which is focusedTime Traveler_s Wife. Henry in Theon human existentialism concept. Existentialism of Soren Aabye Kierkegaard gives an understanding of a man as an individual, and it is rotted in a man_s desire to make a choice as the way of life. To fulfill the desire, a man will experience some conflicts inside his mind, and feel an anxiety and fear. Absurdity of choice is something that stimulates a man to feel the anxiety and fear of the absurdity itself. This concept will lead a man to be authentic and exist as an individual. Time Traveler_s Wife Keywords: existentialism, Soren Aabye Kierkegaard, subjective truth, despair, commitment of the absurdity, love and marriage, Existence precedes essence. proves the concept of existentialism by Soren Aabye Kierkegaard. Subjective truth, despair, commitment of the absurdity, love and marriage, and Existence precedes essence are some of Kierkegaard_s concept related to Henry_s life. Henry was directly confronted by the life choice that needs a lot of considerations."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2010
S16029
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Chintia Asmiliasari
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang perjalanan Indiana dalam film Indiana Jones and the Last Crusade untuk menemukan cawan suci Yesus (the Holy Grail) dengan berbekal kebenaran objektifnya sebagai seorang arkeolog. Namun, penemuan the Holy Grail oleh Indiana telah memunculkan pertentangan di dalam diri Indiana untuk tetap
memegang teguh ideologinya sebagai seorang arkeolog atau mempercayai keberadaan the Holy Grail lebih dari sekedar artefak arkeologi semata. Oleh sebab itu, Indiana harus mampu keluar dari objektifitasnya dan membangun subjektifitasnya. Untuk mengetahui perjalanan Indiana membangun subjektifitas dan keyakinannya melalui pencariannya terhadap the Holy Grail, tiga tahapan eksistensialisme Soren Aabye Kierkegaard merupakan teori yang tepat untuk
mendeskripsikan perjalanan Indiana sekaligus sebagai bukti bahwa Indiana adalah representasi seorang individu yang eksis dan otentik.

ABSTRACT
The focus of the study is to show Indiana?s journey in Indiana Jones and the Last Crusade to discover the cup of Christ (the Holy Grail) by using his objective truth as archeologist. However, the discovery of the Holy Grail has led to Indiana?s despair whether to believe in his ideology as archeologist or to believe that the Holy Grail more than just archeological artifact. Therefore, Indiana should be able to put off his objectivity and build up his own subjectivity. To observe Indiana?s journey in building up his subjectivity and his faith through the discovery of the Holy Grail, three stages of existentialism by Soren Aabye Kierkegaard is the most appropriate theory to describe Indiana?s journey, and it also proves that Indiana represents an authentic individual for what he has been going through."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S1695
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Senna Aditiya
"ABSTRAK
Eksistensialisme merupakan filsafat yang memfokuskan diri dan menjadikan
eksistensi manusia menjadi tema utamanya. Kierkegaard yang disebut sebagai
bapak eksistensialisme memiliki penekanan atas individualitas yang harus dimiliki
oleh manusia untuk mencapai eksistensi diri. Suasana batin ketika berhadapan
dengan keseharian maka akan menghasilkan sebuah ironi yang nantinya ironi
tersebut akan membawa manusia ke dalam tahap-tahap eksistensialisme.
Noah dalam film Noah merupakan tokoh yang merepresentasikan pemikiran
eksistensialisme Kierkegaard. Dalam film ini, Noah berhadapan dengan pilihanpilihan
eksistensial yang membuat dirinya mengalami momen eksistensial.
ABSTRACT
Existentialism is a philosophy that focuses and makes human existence become
the main theme. Kierkegaard that called as the father of existentialism has an
emphasis on individuality that must be possessed by human beings to achieve
self-existence. Moods when dealing with everyday life will produce an irony and
that irony will be bringing people into the stages of existentialism.
Noah in the Noah movie is a figure that represents Kierkegaard’s existensialism
understanding. In this movie, Noah dealing with existential choices that made
himself experiencing an existential moment."
2014
S59914
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nanda Heraini
"Kierkegaard merupakan filsuf yang dijuluki sebagai founder of existentialism. Kierkegaard memberikan pemahaman baru terhadap pemaknaan sebelumnya mengenai eksistensi individu, individu harus menjalani hidup dengan gairah. Memilih merupakan bagian dari gairah dalam kehidupan eksistensial, pilihan-pilihan atas eksistensi individu tidak dapat memberikan kepastian mengenai apa yang akan terjadi. Sehingga diperlukan kebenaran yang diyakini oleh individu untuk memutuskan apa yang menjadi pilihannya sebagai wujud kediriannya.Peter Parker dalam Spiderman 3 merupakan sebuah contoh atas pemahaman eksistensialisme Kierkegaard. Peter Parker berhadapan dengan pilihan atas eksistensinya yang membutuhkan pertimbangan etis dalarn dirinya.

Kierkegaard is a philosopher who called as founder of existentialism. Kierkegaard gave a new understanding toward previous meaning of individual existence, an individual should live his/her life with enthusiasm. Choosing is part of existential life enthusiasm, choices of individual existence giving uncertainty of further things. So that, it is needed individual truth which assured by him/her to choose what further things in order of existence actualization.Peter Parker in Spiderman 3 is an example on Kierkegaard's existentialism comprehension. Peter Parker dealing with his existential choice that needed ethical consideration."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S16047
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Prayoga Rafila Dwikurnia
"Skripsi ini merupakan sebuah analisis filosofis terhadap eksistensialisme manusia. Dengan menggunakan Carl Allen sebagai tokoh utama dalam film Yes Man untuk dijadikan representasi, maka dapat terlihat tahapan-tahapan eksistensialisme yang dijalani oleh Carl Allen dalam kehidupannya dari pilihan-pilihan yang diambil. Analisis filosofis menaruh perhatian pada kehidupan Carl Allen sebagai manusia yang mencapai tahapan-tahapan eksistensialisme untuk dapat menemukan pemaknaan dalam dirinya. Penelitian dilakukan dengan mengamati perubahan passion yang ada dalam diri Carl Allen yang kemudian menjadi faith sebagai salah satu contoh kehidupan manusia, dan kemudian dianalisis untuk kemudian dapat diketahui tentang perpindahan tahapan-tahapan eksistensilisme yang dicapai.

This thesis is philosophical analysis towards to human existentialism. By applying Carl Allen, the main character of Yes Man, as the representation of human existentialism, we can see existentialism phases through Carl Allen’s life options. The philosophical analysis explains Carl Allen’s life as human that gets his existentialism phases to find the real of Carl Allen. This research analyzes the change of Carl Allen’s passion, which becomes faith that one of human life instances. Therefore, we can know the adjustment of the existentialism phases of Carl Allen."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S44793
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Noviana Mulyandini
"ABSTRAK
Penelitian ini meneliti tokoh utama dalam ketiga cerpen Geschäft ist Geschäft, Das Abenteuer dan Der Zwerg und Die Puppe karya Heinrich Böll. Tujuan penelitian ini adalah untuk untuk mengetahui apakah ada pengaruh eksistensialisme Kristen dalam tiga cerpen ini. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan mengacu kepada teori eksistensialisme Kierkegaard khususnya kebenaran subjektif dan objektif, keputusaasaan, dan keimanan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam ketiga cerpen ini terdapat unsur eksistensialisme Kristen yang didukung oleh pemusatan cerita pada tokoh utama dan keimanannya terhadap agama Kristen.

ABSTRACT
The study focuses on the main charackters in Heinrich Böll’s three short stories Geschäft ist Geschäft, Das Abenteuer and Der Zwerg und Die Puppe. The purpose of this study is to examine the influence of Christian Existentialism in these stories, represented by the main characters. The method used in this study is descriptive qualitative supported by the perspective of Kierkegaard’s Existentialism, particularly subjectif and objective truth, despair, and faith. The result of this study shows that in these three short stories the influence of Christian Existenstilism can be found within the individuality of the main charackters and also their faith in Christianity. "
2014
S53205
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Renata Mery Christian Natalia
"Fokus Utama dalam penelitian ini adalah perubahan makna teknologi dalam kehidupan manusia dalam film Spike Jonze yang berjudul "Her". Penelitian ini akan menggunakan teori Gabriel Marcel tentang eksistensialisme untuk menganalisa hubungan eksistensi manusia dan intersubjektifitas. Dengan pendekatan teori Gabriel Marcel, penelitian ini akan menganalisa hubungan interpersonal Theodore dengan Samantha berdasarkan opini, fidelitas dan harapan. Dari mesin menjadi sesuatu yang layaknya manusia, Samantha telah mengalami perubahan fungsinya sebagai sistem operasi. Studi ini menegaskan bahwa individu tidak perlu mempunyai badan untuk memiliki eksistensi di dunia. Eksistensi dapat terjadi selama manusia menganggap suatu hal sebagai subjek dan menjaga hubungan interpersonal. Her juga mengkritisasi mental manusia didunia dimana mereka sangat bergantung pada teknologi. Situasi ini telah membuat hubungan interpersonal hancur.

The main focus of this study is the shift of technology meaning in human life from Spike Jonze’s movie, “Her”. This study will use Gabriel Marcel’s theory of existentialism to analyze the correlation between human’s existence and intersubjectivity. By using Gabriel Marcel’s approach, this study examines Theodore’s interpersonal relationship with Samantha based on love, opinion, fidelity and hope. From machine to something like real human, Samantha had experience the change of her meaning as an operating system. This study confirms that individual does not need to have body to exist in the world. The existence would happen as long as people consider other as subject and keep up the interpersonal relationship. All in all, Her criticize about human mental in this world where people really depend on technology in this world. This situation has made the interpersonal relationship destroyed."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Herlly Primadewi
"Keadaan perempuan selalu dipandang sebelah mata, rendah, dan dianggap buruk di dalam tata nilai masyarakat, kebudayaan, hukum dan politik. Sehingga memunculkan pergerakan-pergerakan perempuan, khususnya feminis liberal yang menginginkan adanya kesetaraan antara laki-laki dan perempuan dengan memberikan perempuan hak dan kesempatan yang sama dengan laki-laki, terutama kesempatan perempuan untuk berada di lingkungan publik. Film Desperate Housewives adalah bentuk real bagaimana hitam putih perempuan rumah tangga di dalam kehidupan perkawinan dan motherhood.
Feminis liberal ingin menyampaikan beberapa hal yang menyangkut tema kebebasan di dalam menganalisa film Desperate Housewives ini, dengan tujuan agar masyarakat mampu melihat bagaimana seharusnya mengkondisikan perempuan dengan adil tanpa harus selalu memposisikannya sebagai the other. Filsafat feminis memperjuangkan agar permasalahan perempuan bisa dimasukkan juga ke dalam pembahasan filsafat, Selama ini filsafat tidak pernah memasukkan perempuan ke dalam wilayah pembahasannya.
Karya-karya filsafat cenderung misoginis dan sentimen terhadap suara perempuan. Tema filsafat feminis tersebut dibahas melalui teori keadilan John Rawls di dalam bukunya Theory of Justice dengan mengambil pilihan pada affirmative action agar laki-laki dan perempuan dapat berkompetisi secara adil. Affirmative action terhadap perempuan meskipun tidak equal terhadap keberadaan laki-laki, tetap diterima karena ia menguntungkan pihak yang marjinal (perempuan).
Ketertindasan dan kelemahan perempuan bukan hanya karena ketidakmapuan mereka atas apa yang mereka lakukan. Namun, lebih pada identitas kultural yang mereka miliki di dalam lingkup patriarki. Keadaan tersebut di atas menyebabkan bekerjanya teori difference principle dimana keadilan sekurang-kurangnya harus dirasakan oleh kaum yang paling tidak beruntung, dalam hal ini perempuan. Rawls menyikapi keinginan dan cita-cita feminis liberal agar perempuan sebagai kaum marginal juga memiliki hak dan kesempatan yang sama dengan laki-laki untuk dapat keluar ke dalam lingkungan publik. Hak-hak tersebut dimaksudkan agar perempuan terbebas dari tindak pelecehan, penindasan, dan diskriminasi.
Kemudian filsuf feminis meneruskan teori difference principle menjadi politik perbedaan, dimana pada keadaan tersebut perempuan menjadi bangga akan dirinya sebagai perempuan, sebagai seorang ibu rumah tangga, sebagai seorang istri. Dan rasa bangga ini akan tumbuh ketika perempuan sudah mencapai kesetaraan dan memperoleh kebebasan yang sebelumnya didapat dari teori difference principle."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2006
S16033
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anissa Dinar Prihatina
"Skripsi ini menganalisis kaitan antara eksistensi dan intersubjektivitas yang ditampilkan dalam film Artificial Intelligence: A.I. dengan memaknai tokoh David, sebagai subjek yang memenuhi dorongan untuk mencapai pemenuhan diri (transendensi). Dengan menggunakan pendekatan filsafat Gabriel Marcel, penelitian ini menganilisis dinamika tokoh David yang berpartisipasi dalam hubungan personal berlandaskan cinta sehingga dapat mencapai transendensi. Berdasarkan analisis tersebut dapat dibuktikan bahwa manusia dapat meraih pemenuhan diri dengan menghentikan objektivikasi dan membina hubungan intersubjektif. Secara keseluruhan, A.I. menyuarakan keprihatinan terhadap kondisi manusia modern yang cenderung tenggelam dalam individulitas dan mengabaikan nilai hubungan personal antarmanusia sehingga tidak dapat mencapai tingkat eksistensi tertinggi sebagai _Aku_ yang _Ada_.

Abstract
The main focus of this study is the significance of David_s existence in Steven Spielberg_s film, Artificial Intelligence: A.I. This study particularly analyzes the correlation between human_s existence and openness (l_intersubjectivit_) by exploring David as a subject who urges to achieve the exigence of transcendence, the need of transcendence. Using Gabriel Marcel_s philosophical approach, this study examines David_s interpersonal relationship based on love as a manifestation of his openness which could lead him to achieve the state of fullness (transcendence). This study confirms that human being will be able to achieve the need of transcendence when we are willing to see other people as subject and maintain interpersonal relationship. All in all, A.I. criticizes the condition of modern man who are drowned in individuality and despises the value of interpersonal relationship, so that the highest level of existence, the state of Being cannot be achieved."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S13942
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>