Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 149424 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mutia Rany
"ABSTRAK
Aspek dan kala adalah konsep semantik gramatika verba yang berkaitan dengan masalah waktu kebahasaan. Verba dalam bahasa Arab yang berkaitan dengan masalah waktu kebahasaan terbagi menjadi dua, yaitu verba ma:d_zi dan verba mud_za:ri__. Kedua bentuk verba tersebut ternyata tidak hanya mengandung makna keaspekan saja, tetapi juga makna kekalaan. Verba ma:d_zi mengandung aspek perfektif dan sekaligus memiliki makna kala lampau, sedangkan verba mud_za:ri__ mengungkapkan aspek imperfektif yang berkala kini. Meskipun kategori gramatika verba berkala mendatang tidak terdapat dalam bahasa Arab, namun konsep waktu kebahasaan mendatang dalam bahasa Arab tetap ada. Waktu kebahasaan yang universal biasanya dibagi menjadi tiga, lampau, kini, dan mendatang. Selain menggunakan verba ma:d_zi sebagai pengungkap waktu lampau, bahasa Arab juga memiliki verba bantu ka:na, partikel qad dan laqad untuk mengungkapkannya.Waktu kini diungkapkan dengan verba mud_za:ri__ . Konsep makna waktu kebahasaan mendatang diungkapkan dengan menambahkan partikel sawfa atau prefiks sa-.

Abstract
Aspect and tense are the concept of semantical grammar verb which relate with time. Verb in Arabic language which relates with tense is divided into two kinds, ma:d_zi verb and mud_za:ri__ verb. Both of those two kinds of verb do not only contain aspectuality but also times. Ma:d_zi verb contains perfective aspect and also past tense. In the other side, mud_za:ri__ verb is expressing imperfective aspect with present tense. Although there is no grammar category for future tense in Arabic language, but the concept of future tense exists. Generally, the universal time is divided into three kinds: past, present, and future. Besides using ma:d_zi verb to express the past time, the ka:na auxiliary verb, qad, or laqad particle are also used in Arabic language. Present time is expressed by using mud_za:ri__ verb, and the concept of future time is expressed by adding sawfa particle or sa- as prefix."
2010
S13267
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Arisson Hendry
"ABSTRAK
Kalimat Emfatik adalah kalimat yang mengandung fokus atau pusat penekanan agar apa yang disampaikan si penuturnya mempunyai maksud yang sama dengan si penerima. Hal tersebut dilakukan karena dimungkinkan si penerima mempunyai maksud lain dari si penuturnya. Hal tersebut dilakukan untuk menegaskan maksud yang sebenarnya.
Di dalam skripsi ini ditampilkan cara-cara menegaskan kalimat melalui alat-alat sintaksis yang dapat meng_afirmasikan bagian kalimatnya. Alat-slat sintaksis yang mempunyai relevansi dalam skripsi ini adalah berupa kata-kata khusus seperti /nafs/ untuk menegaskan substansi atau sosok yang sebenarnya, /kila/ atau kilta/ kull/, dan sejenisnya untuk menegaskan makna jumlah atau yang menyatakan sifat keseluruhan dan yang berupa bentuk pengulangan dengan menggunakan bagian kalimat itu sendiri. Kata-kata tersebut lalu diberi pronomina sufiks yang mengacu kepada konstituen yang difokuskan.
Kesimpulan dari tulisan ini menyatakan bahwa struktur atau pola kalimat emfatik yang ditemukan dalam bahasa Arab ternyata merupakan peristiwa tetap yang harus dipatuhi oleh setiap pemakai bahasa dan didukung pula oleh kasus (tanda vokal)nya.

"
1990
S13188
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
A. Kamilia
"Telaah terhadap sebuah drama karya Bertolt Brecht yang dilakukan melalui penelitian kepustakaan dengan pendekatan intrinsik dan ekstrinsik. Tujuan dari telaah ini adalah memperlihatkan secara kongkrit pengaruh negatif kekuasaan totaliter terhadap ilmuwan dan dunia ilmu pengetahuan. Sesuai dengan tujuannya, pembahasan drama ini dititikberatkan pada aspek sosial politik yang melatarbelakangi kon_flik antara ilmuwan dengan pemerintahan totaliter. Kesimpulan yang dapat diambil menunjukkan bahwa sistem pemerintahan totaliter (totaliterisme) menghalangi keberha_silan ilmuwan dalam melaksanakan tanggung jawabnya terhadap masyarakat dan ilmu pengetahuan. Kegagalan ilmuwan ini ter_utama disebabkan oleh kuatnya tekanan dan penindasan yang dilakukan oleh pemerintah totaliter terhadap masyarakatnya, termasuk para ilmuwannya. Padahal secara mutlak, ilmuwan mem_butuhkan kebebasan ilmiah untuk dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Peristiwa Galilei menunjukkan bahwa totaliterisme tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan keadilan serta tidak akan pernah memberikan masa depan yang baik bagi umat manusia. Oleh sebab itu satu-satunya usaha untuk menanggulangi hal ini adalah menghapuskan segala bentuk totaliterisme dan menghindari segala hak yang menjurus ke arah totaliterisme."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2002
S13282
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Haqillah
"Tujuan penelitian mengenai onomatope atau tiruan bunyi dalam bahasa Arab adalah mengetahui (1) proses morfologis pembentukan kata onomatope, (2) klasifikasi onomatope dalam bahasa Arab berdasarkan maknanya, dan (3) mengetahui pola-pola akar kata apa saja yang banyak digunakan dalam pembentukan kata onomatope baik dari pola akar kata dasar tiga konsonan (Triliteral roots) maupun pola akar kata dasar empat konsonan (Quadriliteral roots). Pengumpulan data dilakukan melalui kamus Al-Munjid Fii Al-Lughah Wa Al-Adab Wa Al-A_laam tahun 1986, oleh Louis Ma_luf dan A Dictionary of Modern Written Arabic, edisi ketiga tahun 1976, oleh Hans Wehr. Dari hasil penelitian mengenai onomatope dalam bahasa Arab ini dapat disimpulkan bahwa pembentukan kata onomatope dalam bahasa Arab melalui proses morfologis, yaitu (1) afiksasi, (2) reduplikasi, dan (3) akronim. Kemudian, hasil klasifikasi menunjukkan bahwa tiruan bunyi banyak terdapat pada bunyi-bunyi binatang (29,8 %). Berdasarkan maknanya, dapat diketahui bahwa tiruan bunyi memiliki varian-varian yang berbeda meski dalam konsep yang sama. Pola yang banyak digunakan yaitu ????? /fa_fa_ah/ (n. v Pola K1K2K1K2), dan pola akar kata yang banyak ditemukan yaitu Pola I : K1K2K3 pada akar kata dasar triliteral (58,7%)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2007
S13174
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lasnidar
"ABSTRAK
Ta'nis (Penanda Feminin) Dalam Predikat Bahasa Arab. (Di bawah bimbingan Dr. Thoyib Ibnuzain Main) Fakultas Sastra Universitas Indonesia. 1996. Ta'nis dalam predikat bahasa Arab, ditinjau dari wujudnya yaitu berupa verba dan bukan verba. Kelompok verba dibagi menjadi dua bagian yaitu ditinjau dari kalimat ismiyah dan kalimat fi'liyah. Kelompok bukan verba dibagi menjadi tiga bagian yaitu nomina, adjektiva dan frasa preposisonal. Skripsi ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang ta'nis dalam predikat bahasa Arab dan menganalisisnya dari data korpus Al Our'an yaitu dari surat pertama sampai dengan surat kesepuluh. Beberapa tahap analisis yang dipergunakan adalah mencari ayat-ayat Al Qur'an yang terdapat ta'nis maupun yang mengan_dung ta'nis dalam predikat, dari surat pertama sampai dengan surat kesepuluh untuk dijadikan data korpus. Selanjutnya, dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu verba dan bukan verba. Kelompok verba ditinjau data, kalimat ismiyah dan kalimat fi'1iyah, sedangkan kelompok bukan verba dibagi menjadi tiga bagian yaitu nomina, adjektiva dan frasa preposisional.

"
1996
S13261
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wawan Anwar
"Transformasi verba intransitif menjadi transitif dalam bahasa Arab adalah sebuah tataran yang menganalisa konstruksi verba tidak berobjek menjadi berobjek, merupakan kajian morfologis-semantis. secara semantis transformasi verba itu terlebih dahulu harus melihat kemungkinan adanya makna verba itu mempunyai objek. Dalam bahasa Arab verba intransitif bisa ditransformasikan menjadi transitif antara lain dengan verba-verba berpola dan verba-verba tidak berpola. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperkenalkan penanda-penanda transformasi verba intransitif menjadi transitif dalam bahasa Arab, sehingga didapat gambaran yang jelas tentang penanda-penanda transformasi verba tersebut. Analisa dilakukan dengan mengemukakan teori-teori tentang penanda transformasi verba itu menurut rumusan para ahli gramatika bahasa Arab. Setelah teori-teori diperoleh, maka dilakukan analisi berdasarkan rumusan teori para ahli gramatika tersebut. Dari hasil analisa ini dapat diketahui bahwa penanda-penanda transformasi verba itu antara lain dengan verba-verba berpola yaitu: /Af'ala/, /fa' 'ala/. /fa'ala/,/istaf'ala/, dan /fa'ala/ - /yaf'ulu/. Sedangkan verba-verba tidak berpola yaitu: Implikasi (tadmin), verba dengan preposisi, dan verba denagn menghilangkan preposisi."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Kholison
Sidoarjo, Jawa Timur: CV. LISAN ARABI, 2016
401.43 MOH s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ibah Habibah
"Skripsi ini diarahkan pada analisis kelompok verba kada dalam A1-Qur'an ditinjau dari kaidah gramatikanya. Kelompok verba kada CVKd) memasuki konstruksi kalimat nominal CKN) yang terdiri dari Subjek C5) dan Predikat CP). KVKd ini berfungsi menominatifkan S dan menagakusatifkan P, seperti halnya kelompok verba kana. Dan salah satu ciri pokok dari KVKd adalah bahwa P nya harus terdiri dari imperfek atau verba mudari'. Berdasarkan maknanya, KVKd atau yang dalam linguistik Arab dikenal dengan istilah Kada wa ahhwatuha diklasifikasikan menjadi tiga bagian 1. Af'a- l al-Mugarabah, yaitu sekelompok verba yang menunjukkan makna hampir ; 2. Af'al al-Raja` yaitu sekelompok verba yang menunjukkan makna harapan dan 2, Af'al al-Syuru- ', yaitu sekelompok verba yang menunjukkan makna mulai. Data dalam skripsi ini diperoleh dari ayat-ayat Al-Qur'an dan penelitian kepustakaan dengan mengkaji buku-buku tentang linguistik Arab, khususnya tentang KVKd. Tentang analisis kelompok verba kada dalam A1-Qur'an tercatat ada 51 KVKd, yang terdiri dari 22 verba kada Cdari kelompok Af'a- l al-Mugarabah), 27 verba 'asa dari kelompok Af'al al-Raja`) dan 2 verba tafiqa dari kelompok Af'al al-Syuru'). Selanjutnyaverba kada dikelompokkan men jadi lima pola antara lain terangkum dalam rumus :[Perfek + S Cinfleksi)) + P Cimperfek) dan Perfek + P Cimperfek) + S Cisim zahir f nomina nyata) ; verba 'ass t.erdiri dari empat pola, diant.aranyaPerfek + S Cisim zahir) + P CPAMs + imperfek) dan Nomina + Perfek + Fail CPAMs + imperfek) ; dan verba tafiqa terdiri dari duet poly yaitu . I Perfek + S Cinfleksi)+ P Cimperfek> dari Perfek + Maf'ul Mut,laq Cdari P yang dihi langkan). Perfek + Maf'ul Mut,laq Cdari P yang dihilangkan)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S13286
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rita Prasetiani
"Penelitian ini bertujuan tmtuk mendeskripsikan masalah deiksis dalam bahasa Arab dan untuk meugetahui kata-kata dalam bahasa Arab apa saja yang dapat diidentifikasikan bersifat deiksis juga untuk mengetahui kapan kata-kata tersebut bersifat deiktis atau nondeiktis.
Ancangan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah ancangan kualitatif . Penelitian ini terbatas pada analisis kosakata bahasa Arab ragam standar ahalm yang terdapat pada Al-Qur'an dan surat kabar. Data diperoleh dari beberapa sumber data seperti Al-Qur'an, beberapabuku pelajaran bahasa Arab, dan surat kabar.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa deiksis dalam bahasa Arab mencakup lima jenis deiksis yaitu deiksis persona, ruang, waktu,, social, dan wacana. Pada deiksis persona, semua bentuk pronomina persona dalam bahasa Arab dapat dikategorikan sebagai deikais, sedangkan pada deiksis ruang dan waktu, tidak semua kosakata yang mempunyai makna ruang dan waktu dapat dikategorikan sebagai deiksis. Dalam kosakata bermakna ruang, yang termasuk deiksis adalah pronomina demonstra of dan beberapa verba yang menyatakan perpindahan lokasi.
Pada deiksis waktu, bahasa Arab mengenal kosakata yang menunjukkan waktu yang absolut dan tidak absolut. Konteks kalimat sangat mempengaruhi kosakata- kosakata yang bermakna ruang atan waktu tersebut dalam menentukan sifat kedeiktisannya Acuan kata-kata yang bersifat deiktis harus bertitik labuh pada pembicara.
Bahasa Arab juga mengenal tingkatan sosial yang mempeugaruhi pegggunaan beberapa kata yang berhubungan dengan penghormatan terhadap Para petiuggi pemerintahan dan bersifat deiktis. Dalam wacana berbahasa Arab terdapat beberapa ungkapan yang merupakan penghubung antar tema dalam wacana dan penggunaan ungkapan tersebut bertitik labuh pada penulis."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004
T11702
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yogyakarta: Phoenix Publisher, 2022
492.7 MOT
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>