Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 66960 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sonya Angraini
"Pahlawan dalam definisi klasiknya merupakan orang-orang yang bertarung untuk mempertahankan kebenaran. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, pahiawan tidak hanya terbatas pada mereka yang bertarung, tetapi juga mereka yang berprestasi dan berkontribusi bagi kepentingan orang banyak, seperti dokter, polisi, bahkan seseorang yang membantu orang lain dalam kesulitan. Pahiawan dalam hal ini lebih kepada mereka yang menjadi figur atau contoh untuk diteladani. Oleh karena itu, banyak muncul isu-isu kepahlawanan yang direpresentasikan melalui berita, artikel majalah, atau tindakan-tindakan sosial. Hal ini bisa dilihat dalam artikel majalah Reader's Digest, terutama artikel yang terkait dengan peristiwa peledakan World Trade Centre dan invasi Amerika Serikat terhadap Irak pada tanggal 20 Maret 2003. Dengan melihat dua artikel yang membahas dua posisi tokoh yang berbeda, yaitu sebagai korban dan pelaku, maka akan terlihat bagaimana penggambaran dan representasi wacana kepahlawanan Amerika Serikat ditampilkan dalam majalah ini, Penggambaran ini nantinya akan dilihat dengan menggunakan metode analisis wacana berperspektif kritis, sebab dengan menggunakan metode ini akan dapat diungkapkan hal-hal yang tersirat di dalam artikel atau bagian-bagian yang sengaja dihilangkan. Di samping itu, dengan menggunakan metode ini, maka penelitian akan lebih detail, sebab hal yang dibahas tidak hanya terbatas pada penggunaan kata dan kalimat, tetapi juga konteks sosial budaya serta wacana-wacana lain yang dimunculkan untuk memperkuat wacana kepahlawanan itu sendiri. Hasil dan temuan yang didapat menunjukkan bahwa wacana kepahlawanan Amerika Serikat berbeda dengan wacana kepahlawanan pada umumnya. Dalam hal ini, mereka yang dianggap pahlawan adalah mereka yang berhasil melalui rintangan dan hambatan dalam hidup, atau mereka yang survive dari kejadian atau pengalaman buruk. Pahlawan dalam konsep ini bukanlah mereka yang meninggal dunia, tetapi mereka yang masih hidup sehingga mereka bisa menjadi contoh dan teladan bagi orang-orang di sekitar mereka. Selain itu, penggambaran citra pahlawan itu sendiri juga ditekankan kepada penggunaan kata sifat dan bentuk kalimat. Dengan melihat pemberitaan yang diangkat dalam majalah Reader's Digests yang mempunyai slogan America in Your Pocket, terlihat bahwa adanya usaha untuk mengubali image negatif Amerika Serikat yang terbentuk akibat kebijakan pemerintahnya untuk menginvasi Irak, Hal ini akan menimbulkan pandangan baru terhadap Amerika Serikat, bahwa warga Amerika pada dasarnya merupakan orang-_orang yang mempunyai nilai moral dan perjuangan yang tinggi. Oleh karena itu, pelu diadakan penelitian dengan korpus yang lebih luas, yaitu rubrik-rubrik yang terdapat dalam Reader's Digest sehingga akan lebih terlihat ideologi yang coba ditanamkan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2007
S14220
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ully Damari Putri
"Dalam pidatonya di hadapan Kongres pada tanggal 20 September, 2001 -hanya sembilan hari setelah tragedi 11 September- George W. Bush menyatakan bahwa Al-Qaeda adalah organisasi teroris yang merupakan otak di balik penyerangan dua menara kembar tersebut. Bush juga menyatakan bahwa Amerika akan melakukan serangan balasan, dan bahwa pertempuran yang akan terjadi bukan hanya pertempuran AS, melainkan pertempuran dunia karena yang dipertaruhkan tidak hanya kebebasan AS.
Tidak sarnpai dua tahun sejak pidatonya itu, Bush memenuhi janjinya untuk memerangi terorisme dengan menyatakan perang kepada Sadam Hussein dan Irak_ Sejak scat itu, Amerika terlibat dalam perang yang panjang dan melelahkan. Perang Irak dan pendapat-pendapat pro dan kontra yang menyertainya telah menjadi fokus media di Amerika sejak Bush pertama kali mengirim tentara Amerika ke Irak pada bulan Maret 2003.
Untuk memahami bagaimana Perang Irak dinarasikan oleh media, terutama media cetak, penulis menganalisa artikel-artikel yang mengangkat topik tersebut di dalam majalah Reader's Digest (RD) edisi Amerika Serikat. Alasan mengapa penulis memilih Reader's Digest dan bukan majalah Time atau Newsweek adalah karena RD memiiiki suara yang khas dalam menuturkan cerita-ceritanya. Seperti yang pemah dikatakan oleh James Playsted Wood, RD beroperasi dengan cara menyederhanakan isu-isu yang kompleks menjadi mudah dipahami. RD meletakkan problem-problem abstrak ke dalam konteks yang personal sehingga masalah yang rumit sekali pun dapat lebih mudah dimengerti.
Mengingat bahwa RD mengangkat dirinya sebagai corong bagi kebijakan pemerintahan, tidak salah bila RD diasumsikan sebagai pendukung setia Perang Irak. Bagaimana suatu majalah dengan posisi yang jelas terhadap Perang Irak menuturkan ceritanya mengenai Amerika Serikat, Irak dan hubungan di antara keduanya dalam konteks Perang Irak merupakan pertanyaan yang mendasari penelitian ini.
Dengan menggunakan pendekatan Analisis Wacana Kritis (AWK) dan semiotika, penelitian kualitatif ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan itu. AWK dan semiotika digunakan untuk menganalisa artikel-artikel yang berhubungan dengan Perang Irak yang dirnuat di RD AS pada periode 2004 - 2005. Penelitian ini disajikan dalam enam bab. Bab pertama adalah pendahuluan yang berisi latar belakang dilakukannya penelitian ini, fokus permasalahan, serta metode yang digunakan. Bab dua membahas kerangka teori yang melandasi penelitian ini. Bab tiga hingga bab lima adalah analisis talcs dan gambar dari keenam corpus. Selanjutnya pada bab terakhir akan disimpulkan hasil analisa dari ketiga bab sebelumnya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Perang Irak merupakan perang yang krusial bagi AS. Perang itu dibutukan tidak hanya untuk mengibarkan bendera demokrasi di Irak dan menanamkan kebebasan serta nilai-nilai Barat lainnya, tapi juga untuk `melindungi' minyak Irak. RD juga menonjolkan nilai-nilai patriotisme dan heroisme AS serta kejahatan dan keterbelakangan Irak. Lebih jauh lagi, hubungan budaya yang coba diciptakan oleh RD dilandasi oleh pemikiran bahwa nilai-nilai budaya Barat jauh lebih superior dan nilai-nilai budaya masyarakat Irak.

In his speech to the Congress and the American people on September 20, 2001 -only nine days after the September 11 tragedy- George W. Bush stated that Al-Qaeda was the terrorist organization behind the twin tower tragedy. He also stated that America would strike back, and that the fight would not only be America's fight but also a world's fight since what was at stake was not just America's freedom.
Less than two years after his speech, Bush kept his promise to fight terrorism by declaring war against Sadam Hussein and Iraq. Since then, America has been involved in a long and exhausting battle in that country. The Iraq war and the pros and cons that follow the war have been the focus of the American media since Bush first stated that he would send his troops there on March 2003.
To understand how Iraq war is narrated by the media, particularly the print media, I analyzed stories on that topic that were published in US edition of Reader's Digest. The reason why I chose Reader's Digest and not Time or Newsweek is because The Digest has a very distinctive voice in telling its stories. As what James Playsted Wood had said, The Digest operates to reduce baffling complexities to understandable simplicities. It puts abstract problems into human terms and world concerns into a personal frame. In other words, the Digest makes at least some of life's confusions seem intelligible.
Seeing that the Digest acts as one of Washington's "paraphrasers", it would be safe to conclude that the magazine is a loyal support of the war. How a magazine that has a clear stance of the war narrates stories about America, Iraq and their relationships within the context of Iraq war is a question that underlies this research.
Using Critical Discourse Analysis (CDA) and semiotics approach, this qualitative research aims to answer that question and analyze six articles related to Iraq War, which were published in US edition of RD in 2004 - 2005. The thesis will be presented in six parts. Firstly I will discuss the background of the research. I then continue with the choice of corpus and the explanation of the method use. In the next three chapters, 1 shall discuss the analysis of the corpus. I will then conclude from the language features as well as images interplayed together in the articles the underlying ideology of the articles and the representation of Iraq War in the Digest.
The results of the research showed that Iraq War was seen as an imperative war for the United States. Not only was it necessary to `unfurl' the democratic flag and to spread freedom and other western values in Iraq, but the Digest also implicitly stated that it was necessary to `protect' the oil in Iraq. The magazine also highlighted the heroism and patriotism of America and the evil and bigotry of Iraq. Furthermore, the cultural relationship that the Digest tried to build between the two countries was based on the thought that Western values are far superior to the values of Iraqi people.
"
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2006
T17721
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erni Asneli Asbi
"ABSTRAK
Fenomena empiris menunjukkan terjadinya perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi dalam bidang kesehatan. Kondisi ini mempengaruhi
perkembangan media sebagai salah satu agen sosialisasi utama. Media dalam hal
ini majalah merupakan salah satu alat promosi kesehatan untuk
menyosialisasikannya kepada masyarakat dan dapat memberikan pengaruh yang
besar dalam penyampaian berita kepada setiap individu pembacanya. Oleh sebab
itu perlu kajian sosiologi untuk melihat bagaimana majalah Healthy Life
mengkonstruksi perilaku sehat bagi pembacanya.
Penulis meminjam pemikiran Berger dan Luckmann untuk menganalisis
hasil penelitian melalui dialektika externalisasi, obyektivasi dan internalisasi.
Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan analisis wacana.
Dengan menggunakan framing model Gamson dan Modligiani, penulis
mengungkap bagaimana konstruksi yang diciptakan tentang sehat melalui majalah
Healthy Life pada rubrik Healthy Trend. Selanjutnya penulis melakukan
wawancara mendalam dengan beberapa informan di bagian produksi teks serta
konsumen pembaca.
Temuan penelitian menunjukkan bahwa konstruksi sehat yang dibangun
majalah Healthy Life dalam rubrik Healthy Trend mengutamakan perilaku sehat
dalam konsep medis modern. Namun rubrik ini sudah mulai mempromosikan
konsep sehat non fisik seperti sehat emosi dan sosial. Konstruksi perilaku sehat
tersebut ditujukan kepada segmen perempuan urban menengah ke atas. Lebih
lanjut konstruksi yang dibentuk oleh majalah Healthy Life adalah sebagai suatu
keadaan dari tidak adanya suatu penyakit pada fisik. Pada proses konstruksi,
media membangun kolaborasi dengan aktor-aktor baik individu (dokter, pakar
hukum, pakar kesehatan) maupun institusi (SIKIB, Tje Fuk, On Clinic) yang
berada di belakangnya.

Abstract
We have observed recently from the empirical phenomenon that there is a vast
development of science and technology especially in health care. This development has an
impact to mass media as one of the main socialization agents of health care. Mass media, in
this case magazine, as one of the promoting agent of health care, can give a big impact to
individual reader. Therefore, a social discourse is needed to evaluate how Healthy Life
magazine constructs a healthy behavior in the society within a certain frame.
The author utilizes Berger and Luckmann?s theory in carrying out the analysis through
externalization, objectivation, and internalization dialectics. The method being used for the
research is qualitative with discourse analysis as its main analytical method. With Gamson
and Modligiani?s framing analytical model, the author reveals how health is being
constructed by Healthy Life in its Healthy Trend column. Moreover, the author also carried
out deep interviews to the editor and readers.
The research found out that the construction of health by Healthy Life in its Healthy
Trend column considers that the healthy behavior by the modern medical concept as the most
important. However, the column has also promoted the non-physical healthy concept such as
emotional and social healthy. This healthy behavior is aimed primarily to the segment of
urban female in the middle or higher class. Furthermore, the construction of health being
framed by Healthy Life is referring to a condition in the absence of physical illness. In
constructing process, this mass media develops a back stage relationships with actors
individually such as doctors, law practitioners, health experts, as well as institutionally such
as SIKIB, Tje Fuk, and On Clinic."
2012
T29969
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yessi Ratna Sari
"Penelitian ini adalah sebuah kajian linguistik yang diterapkan pada studi kasus dalam debat presiden Amerika Serikat AS 2016 antara Hillary Clinton dari Partai Demokrat dan Donald Trump dari Partai Republik. Debat calon presiden AS yang diselenggarakan pada tahun 2016 lalu merupakan salah satu bentuk dari wacana politik yang dilakukan oleh para politikus untuk menyampaikan pemahaman, pendapat, dan tujuan politiknya pada masyarakat. Selain itu, praktik ini tidak terlepas dari ideologi dan kuasa mereka untuk memengaruhi pemikiran masyarakat.
Tujuan penelitian ini ialah menyingkap identitas ideologis dari para kandidat yang direpresentasikan melalui tuturan. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan menggunakan analisis wacana kritis, linguistik fungsional sistemik, dan multimodal sebagai teori. Faktor sosial seperti partai politik membentuk pandangan para kandidat dalam menyelesaikan permasalahan ekonomi di AS.
Hasil penelitian dalam tuturan memperlihatkan bahwa Hillary lebih menekankan keadilan, kesejahteraan, kesetaraan bagi para pekerja dan seluruh lapisan masyarakat dalam mendapatkan pekerjaan, sedangkan Trump memilih untuk bersaing dengan negara asing seperti Cina dan Meksiko demi mempertahankan pekerjaan yang diambil alih oleh negara tersebut. Selain itu, banyaknya proses material yang terdapat di dalam tuturan membuktikan bahwa para kandidat berusaha untuk meyakinkan masyarakat dengan janji-janji dalam memperbaiki perekonomian negara.

This research is a linguistic review on the case study of 2016 US presidential election between Hillary Clinton from the Democratic Party and Donald Trump from the Republican Party. The US presidential debate held in 2016 is one kind of political discourses conducted by politicians to deliver their political understanding, opinions, and purposes. Besides, this practice is inseparable from their ideology and power to influence people's perspectives.
This research aims on revealing ideological identities of presidential candidates represented by their utterances. This research is a qualitative research applying theories of Critical Discourse Analysis and Systemic Functional Linguistics. Social factors such as political parties influence the candidates'perspectives in solving economic problems in the US.
Results of utterance analysis show that Hillary emphasizes more on justice, prosperity, and equivalence for all workers and the whole society to gain jobs while Trump tends to choose to compete against foreign countries such as China or Mexico for the sake of defending jobs taken over by those countries. Besides, the existence of material processes in their utterances proves that the candidates attempt to reassure the society by promising to improve national economy.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
T49721
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prihandini Anisa Arinal
"ABSTRAK
Artikel artikel yang diterbitkan di majalah Reader rsquo s Digest edisi USA telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia untuk edisi Indonesia dengan target pembaca yang berbeda baik dari segi kategori budaya maupun pemahaman Proses penerjemahan artikel artikel Reader rsquo s Digest ini memiliki beberapa aspek yang perlu diperhatikan misalnya metode penerjemahan yang digunakan dalam menyampaikan isi pikiran dan pesan dari teks yang diterjemahkan Sejauh ini penelitian yang fokus pada penggunaan metode penerjemahan beserta pergeseran makna yang terjadi dalam proses penerjemahan masih terbatas Untuk alasan tersebut artikel ini memiliki tujuan untuk menganalisis metode yang digunakan oleh penerjemah artikel Reader rsquo s Digest untuk mengatasi berbagai masalah penerjemahan dan menemukan jenis jenis pergeseran makna yang muncul dalam artikel yang disebabkan atau diatasi oleh metode penerjemahan yang telah dipilih Penelitian ini dilakukan dengan membandingkan teks dari edisi USA berbahasa Inggris dengan edisi Indonesia untuk menentukan metode penerjemahan yang telah digunakan oleh penerjemah dan menemukan pergeseran makna di dalam teks Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat beberapa pergeseran makna yang muncul di dalam teks dan beberapa pergeseran makna tersebut dapat dihindari dengan penggunaan metode penerjemahan yang tepat atau strategi penerjemahan lainnya yang memperkecil kemungkinan terjadinya pergeseran makna

ABSTRACT
The articles published in Reader rsquo s Digest USA edition have been translated into its Indonesian edition in Bahasa Indonesia with different types of readers cultures and understandings This translation process of Reader rsquo s Digest articles has many issues regarding the translation methods used in order to fulfil the necessity of transferring the whole thought and message of the text Only a few researches that address the use of particular methods of translation as well as the shifts of meanings that result from those methods chosen have been done To solve the problem this paper aims to analyze the methods that are used by the translator of the Reader rsquo s Digest article to tackle any translation problems and to discover the shifts of meanings that occur in the articles caused and minimized by the chosen translation methods The research is done by comparing the Reader rsquo s Digest USA version and the Indonesian version to decide on the most possible translation methods chosen by the translator and to find any shift of meaning The result of the research shows several shifts of meanings that could be solved by using appropriate translation methods or other possible translation strategies"
2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Indraswari Pangestu
"Penelitian ini membahas pandangan dan keberpihakan mahasiswa di Indonesia yang diutarakan dalam teks opini, terhadap pelegalan pernikahan sesama jenis di Amerika Serikat. Teori analisis wacana kritis dari Norman Fairclough diterapkan sebagai alat analisis utama. Adapun teori argumentasi dari Toulmin dan teori metafungsional dari Halliday digunakan untuk menunjang analisis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penulis opini menggunakan elemen argumen yang dinyatakan oleh Toulmin, yakni klaim, data, landasan, dukungan, modalitas, dan sanggahan. Selain itu, penulis teks juga memilih diksi dan menyusun gramatika untuk menekankan kebenaran. Terdapat tiga data yang digunakan untuk analisis. Berdasarkan ketiga analisis tersebut, dua mahasiswa dianggap cenderung berpihak kepada pelegalan pernikahan sesama jenis dan satu mahasiswa dianggap cenderung mendebat isu yang sama.

This study discusses the views and alignments of the students in Indonesia. Their opinion is expressed inside their text about the legalized same-sex marriage in the United States. The theory of critical discourse analysis of Norman Fairclough is applied as the main analysis tool. Toulmin's theory of argumentation and Halliday?s metafunctional theory are also being used to support the analysis.
The results showed that authors used the elements of argumentation expressed by Toulmin, such as claim, ground, warrant, backing, qualifier, and rebuttal. In addition, the author of the text also chose a unique diction and compiled-grammar to emphasize the truth. There are three data used for the analysis. Based on the analysis, two students considered likely to side with the legalization of same-sex marriage and one student is considered likely to debate the same issue.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S61766
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Boogie Wibowo
Yogyakarta : Narasi, 2010
959.803 5 BOO b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Schroeder, Richard C.
[Place of publication not identified]: Kantor Program Informasi Internasional Departemen Luar Negeri Amerika Serikat, [date of publication not identified]
351.05 SCH g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Washington: Departemen Luar Negeri Amerika Serikat, 1991
342.73 GAR
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nining Nurhaya
"Era Depresi Besar merupakan masa yang sulit dan sangat penuh penderitaan bagi seluruh masyarakat Amerika Serikat. Pada masa ini banyak keluarga yang kehilangan penghasilan dan pendapatannya karena sang ayah yang mencari nafkah dipecat dari pekerjaannya, sedangkan sang ibu yang biasa menggantungkan diri pada penghasilan suaminya belum siap menghadapi semua perkembangan yang terjadi dan datangnya tiba-tiba.
Salah seorang perempuan yang berupaya memperhatikan dan melakukan sesuatu untuk memperbaiki keadaan ini, khususnya kelompok yang dimarjinalkan (perempuan dan orang kulit hitam) pada masa Depresi, adalah Eleanor Roosevelt. Ia bersama Frances Perkins, Mary Anderson, Molly Dawson dan ratusan lain, terutama pekerja sosial, berada di garis depan politik Amerika untuk melakukan perbaikan. Ketika Franklin Delano Roosevelt menjabat Presiden tahun 1933, mereka mendapat akses yang belum pernah terjadi sebelumnya. Mereka memasuki dunia politik, karena keterampilan dan pengetahuan mereka dibutuhkan, tapi juga karena istri Roosevelt, Eleanor merupakan salah seorang dari mereka.
Peran apa raja yang Eleanor lakukan, ketika melihat kondisi masyarakat Amerika yang sedang mengalami kegelisahan, kebingungan, rasa pesimis dan frustasi. Kenapa Eleanor yang dipilih oleh penulis karena is berhasil membuat perbedaan/preseden tersendiri dibandingkan dengan istri-istri presiden lainnya. Dapat dibandingkan dengan Lou Hoover, istri presiden Herbert Hoover, yang tidak melakukan apa yang dilakukan oleh Eleanor padahal keduanya mengalami masa depresi dan dalam posisi sebagai ibu Negara.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2001
S12726
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>