Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 80915 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Epica Mustika Putro
"Christmas, atau kurisumasu dalam Bahasa Jepang, merupakan hari perayaan umat Kristen pada tangal 25 Desember untuk merayakan hari kelahiran Jesus Kristus. Akan tetapi di Jepang, walaupun jumlah penganut Kristen tak lebih dari 1% dari seluruh jumlah penduduknya, orang Jepang pada umumnya ikut merayakan kurisumasu, walaupun mereka bukan pemeluk Kristen. Bahkan kurisumasu telah menjadi sebuah perayaan tahunan di Jepang.Ketika memasuki bulan Desember, suasana kurisumasu mulai terasa di berbagai tempat di Jepang. hiasan lampu-lampu (illumination) dan juga hiasan kurisumasu tree dapat ditemukan di berbagai tempat umum. Toko-toko dan tempat perbelanjaan mulai mengganti suasana tempat mereka dengan tema kurisumasu dan mulai menjual barang-barang bertemakan kurisumasu. Orang Jepang merayakan kurisumasu dewasa ini, khususnya dengan pasangan kekasih mereka, keluarga atupun Perayaan kurisumasu..., Epica Mustika Putro, FIB UI, 2006teman, dengan mengikut sertakan tradisi yang ada dalam kurisumasu, seperti hadiah, kurisumasu tree, makan kurisumasu cake, dan yang lainnya. Dari perayaan kurisumasu yang dilihat dewasa ini, perayaan kurisumasu pada umumnya di Jepang merupakan perayaan pada aspek sekuler dari kurisumasu tersebut, tanpa adanya hal yang berkaitan dengan keagamaan. Selain itu gerakan komersialisasi yang mengeksploitir kurisumasu untuk kepentingan keuntungan bisnis. Setelah ditelaah menggunakan pendapat yang dikemukakan oleh James Barnett, yaitu seorang peneliti Christmas di Amerika, dan juga melihat kondisi perayaan kurisumasu di Jepang dewasa ini, orang Jepang dapat merayakan kurisumasu walaupun mereka bukan pemeluk Kristen, karena mereka dapat menerima permukaan-permukaan luar dari kurisumasu (kurisumasu tree, hadiah, illumination, dan yang lainnya). Selain itu juga mendapat dukungan yang kuat dari gerakan komersialisasi denagn mengatas namakan kurisumasu, sehingga kurisumasu dapat dirayakan secara luas oleh orang Jepang."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2007
S13555
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yerina Asnawi
"Adanya hubungan yang cukup erat antara Indonesia Jepang secara tidak langsung telah terjalin sejak negara Indonesia terjajah dari tahun 1942. Namun pengalaman semasa penjajahan yang dialami oleh masyarakat Indonesia bukanlah suatu alasan untuk membuat kerenggangan hubungan yang terjalin dewasa ini. Kenyataan menunjukkan gejala yang sebaliknya. Kekaguman akan kemajuan dan keberhasilan Jepang, telah menjadi motivasi bagi negara-negara berkembang khususnya Indonesia. Secara tidak langsung keberhasilan Jepang dianggap dapat menjadi motivasi menuju dunia moderen dan telah pula menjadi alasan bagi setiap negara untuk meningkatkan hubungan yang lebih erat lagi dengan bangsa tersebut. Sebetulnya bukan hanya Jepang yang dapat digolongkan negara yang berhasil membangun negerinya, melainkan Amerika dan Eropa pun menduduki peringkat nomor satu di dunia. Namun dalam kenyataan dewasa ini, dari negara-negara moderen tersebut di atas mulai tampak selisih yang cukup unik di antara mereka, terutama dalam kehidupan masyarakat dan kebudayaannya. Jepang bukanlah merupakan suatu negara yang kaya akan sumber alamnya jika dibandingkan dengan Indonesia. Oleh karena itu patutlah kiranya kita bersyukur dianugerahi kekayaan sumber alam yang tinggi dan memiliki iklim yang tidak kejam. Dalam jalinan yang cenderung semakin erat ini antara Indonesia dan Jepang, para sarjana dan juga mahasiswa berusaha menemukan jalan untuk menyetahui faktok-faktor yang menyebabkan kemajuan Jepang tersebut yang kemudian akan dijadikan pegangan atau pun pola baru yang perlu diterapkan. Di dalam kita memahami suatu bangsa, tidaklah cukup dengan hanya menyoroti segi ekonomi, politik, tehnik dan semacamnya yang merupakan perwujudan konkrit dari budaya material. Melainkan kita perlu memperhatikan serta mencoba menemukan apa dan bagaimana yang terdapat di balik perwujudan konkrit yang dapat kita saksikan sekarang ini.
Atas dasar inilah penulis mencoba untuk meneliti kebudayaan Jepang yang dapat membantu menjelaskan atau menerangkan lebih jelas lagi tentang ciri kebudayaan Jepang. Dalam hal ini penulis mencoba untuk menjabarkan ke-budayaan Jepang khususnya dalam bidang keagamaan yaitu sekitar pemujaan leluhur di Jepang, khususnya berkisar sekitar pemikiran 'Pemujaan Leluhur' menurut Takeda Chaoshu. Takeda Choshu adalah seorang ahli sejarah, tapi ia banyak menaruh perhatian pada bidang folklor dan agama Buddha. Ia juga mencoba mengamati masalah shinbutsu shuga (perpaduan antara agama Shinto dan Buddha) terutama di zaman Edo (abad 17-18). Setelah Perang Dunia ke-II, Takeda mengadakan penelitian agama Buddha di Cina. Beliau mempunyai premis bahwa agama Buddha di Cina sama dengan agama Buddha di Jepang. Namun ternyata dugaan itu meleset, karena agama Buddha di Cina memiliki bentuk yang lain. Sedangkan agama Buddha di Jepang menurutnya sangat erat kaitannya dengan pemujaan leluhur. Inilah yang merupakan motif baginya untuk mengadakan penelitian sosen suhai atau pemujaan leluhur di Jepang. Takeda beranggapan bahwa agama Buddha di Jepang adalah sosen sehaiteki atau bersifat pemujaan leluhur. Ada pun faktor yang menyebabkan terjadi kompleks ini, adalah struktur masyarakat Jepang yang sangat menunjang pembentukan sistim tersebut. Memang masalah pemujaan leluhur sudah banyak diteliti, terutama oleh kalangan ahli folklor, namun Takeda memperhatikannya dari sudut agama Buddha. Menurutnya dalam mempermasalahkan kebudayaan spi ritual Jepang tidak mungkin dapat dipisahkan dari faktor agama Buddha. Atas dasar pertimbangan ini penulis mengambil topik tentang pemujaan leluhur. Pemujaan leluhur merupakan salah satu tradisi keagamaan yang dianut oleh sebagian besar masyarakat Jepang. Hal ini dapat dibuktikan dari adanya kebiasaan memlliki butsudan (altar agama Buddha yang ada di rumah-rumah anak laki-laki tertua), adanya tradisi ziarah ke kubur-kubur keluarga ataupun ke kubur-kubur orang tertentu seperti obon dan higan."
Depok: Universitas Indonesia, 1987
S13911
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ismail
"ABSTRAK
Skripsi ini menjelaskan akulturasi atau rusifikasi pada Ded Moroz sebagai santa pemberi hadiah pada perayaan Natal dan Tahun Baru masyarakat Kristen Ortodoks di Rusia. Penelitian ini menggunakan teori akulturasi dan metode deskriptif. Dari hasil analisis diketahui bahwa akulturasi yang terdapat pada Ded Moroz menunjukkan perwujudan karakter bangsa Rusia sekaligus membedakannya dengan Santa Claus di Eropa Barat.

ABSTRACT
This thesis discusess the acculturation or russification of Ded Moroz as the bestower at Christmas and New Year of Christian Ortodox?s society in Russia. This research uses acculturation theory with descriptive method. The result of this research is that Ded Moroz shows the Russian nation?s identity yet distinguishing with the West bestower, Santa Claus.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S42199
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yasmina Kusuma Dewi
"Pandangan umum tentang ciri-ciri khas manusia Jepang telah banyak ditinjau dari berbagai sudut. Dalam penulisan skripsi ini, penulis bermaksud mengungkapkan ciri-ciri khas manusia Jepang ditinjau dari sudut tingkah laku dan cara berfikir orang Jepang. Untuk itu penulis memusatkan perhatian pada sebuah buku karangan Isaiah Bendasan yang berjudul Nihon Jin To Yudaya Jin (orang Jepang dan orang Yahudi). Buku ini adalah sebuah buku yang sangat terkenal di Jepang yang isinya banyak mengungkapkan tingkah laku dan cara berfikir orang Jepang yang dibandingkannya dengan ornag Yahudi. Misalnya bagaimana sikap manusia Jepang dalam menghargai nilai air, kebebasan, rasa aman dan pandangan orang Jepang terrhadap waktu dan lain-lain."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S13893
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Elsy
"Sebagai makhluk sosial manusia tidak bisa hidup sendiri. Sejak kecil ia memerlukan perawatan dan kasih sayang seorang ibu, setelah besar dan dewasa butuh seorang teman untuk mendampingi hidupnya sehingga terbentuklah sebuah keluarga. Setelah tua atau jompo serta dalam kondisi yang lemah kembali lagi ia membutuhkan perawatan untuk membantu kelangsungan hidup di hari tuanya.
Pada masyarakat tradisional yang umumnya terdiri dari keluarga luas, memasuki usia lanjut tidak perlu dirisaukan. Mereka merasa aman karena anak dan saudara-saudara lainnya masih merupakan jaminan yang paling baik bagi orang tuanya. Anak masih merasa berkewajiban dan mempunyai loyalitas menyantuni orang tua mereka yang sudah tidak dapat mengurus diri sendiri. Dalam kondisi fisik yang lemah dan sakit-sakitan, dalam kesepian, kebosanan dan menderita post power syndrome (sindroma setelah berakhirnya masa kekuasaan, umumnya setelah seorang pensiun) tidak ada pekerjaan setelah pensiun, anak-anak bertanggung jawab dengan penuh loyalitas dan hormat memelihara, membiayai, mendidik dan mengawasi orang tua sebagaimana pernah mereka lakukan terhadap anak-anaknya. (Rianto Adi, 1999: 193-194)
Sistem keluarga pada masyarakat tradisional Jepang dikenal dengan istilah ie. Sistem ie ini berlangsung sejak zaman Tokugawa sampai akhir perang dunia II. Pada zaman Meiji (1869-1912) sistem ie ini dikukuhkan dalam undang-undang Meiji. Pada zarnan Meiji 80% dari aktifitas perekonomian adalah pertanian, sehingga pada masa itu masyarakat Jepang dikatakan masyarakat agraris. Dalam masyarakat agraris, sebuah ie mempunyai fungsi penting sebagai organisasi manajemen ekonomi dalam lingkungan keluarga.
Menurut Nakane Chia (1967 : 1) ie adalah unit sosial dasar dari tempat tinggal bersama anggota suatu rumah tangga yang anggotanya terdiri dari kerabat dan non kerabat. Sebuah ie dipimpin oleh kepala ie yang disebut dengan kucho. Kacho ini kemudian harus digantikan oleh chonan (anak laki-laki sulung) sebagai pewaris yang apabila telah menikah tetap tinggal dengan ayah (kepala ie) dan ibunya. Oleh karena itu, dalam sebuah ie terdapat dua atau tiga generasi yang tinggal bersama. Chonan ini mempunyai hak untuk berbagi dalam mengelola kekayaan ie, memberikan sumbangan kerja untuk ekonomi ie, dan kepada siapa kepala ie dapat bergantung di usia tuanya. Dengan kata lain, chonan ini harus merawat dan menanggung hidup orang tuanya di hari tua. Oleh karena itu, masa pensiun merupakan masa yang paling menyenangkan bagi kepala ie karena kehidupannya diurus dan diperhatikan oleh chonan dan istrinya.
Setelah pensiun orang tua atau kepala ie yang telah mewariskan ie kepada anaknya itu akan mendapat penghormatan yang cukup dan mempunyai peran yang sesuai dengan usianya dalam masyarakat. Ia mempunyai kedudukan dan peranan yang menonjol sebagai orang yang dituakan, yang dianggap bijaksana dan berpengalaman membuat keputusan dan kaya pengetahuan. Di sisi lain, meskipun sebagai menantu kedudukan wanita rendah, akan tetapi perannya sebagai ibu dari anak-anak akan dihormati, dan pada masa tuanya sebagaimana tradisi yang terdapat pada ie keberadaan wewenangnya akan diserahkan kepada menantu perempuannya."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2002
T14637
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yurika Arianti Permanasari
"Skripsi ini membahas pelaksanaan tradisi perayaan tahun baru Imlek oleh masyarakat etnis Cina di Kota Bogor dewasa ini. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan tipe penulisan deskriptif. Data-data diperoleh melalui dua metode, yaitu kepustakaan dan wawancara. Responden berjumlah 25 orang mewakili wilayah administratif, usia, religi, tingkat ekonomi, dan tingkat pendidikan yang berbeda-beda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat etnis Cina di Kota Bogor merayakan tahun baru Imlek; telah terjadi perubahan dalam pemahaman dan pelaksanaan tradisi perayaan tahun baru Imlek bagi etnis Cina di Kota Bogor. Penulis berpendapat bahwa faktor penguasaan bahasa dan pemahaman akan tradisi budaya Cina serta keadaan lingkungan sosial budaya, sebagai penyebab berbagai perubahan yang terjadi."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S13910
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Christie, Agatha, 1890-1976
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2014
823 CHR h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Kania Izmayanti
"Kyoto yang kini telah dikenal sebagai kota besar, namun tidak memiliki industri berat dan masih kaya akan hal-hal yang bersifat tradisional dan masyarakatnya sangat menyukai kreasi-kreasi yang kecil. Kyoto lebih menitikberatkan dalam hal cita rasa, cita rasa akan kerajinan, industri rumah tangga, adat istiadat, festival, pertunjukkan, makanan, toko-toko yang ada kalanya sangat sempurna bahkan bisa dikatakan berlebihan atau pemborosan (Japan today : 240) Cita rasa yang dimiliki oleh masyarakat Kyoto dituangkan dalam perayaan Gion matsuri.
Tujuan penelitian ini adalah ingin melihat dengan jelas fungsi dan makna dari perayaan Gion matsuri yang dilaksanakan pada masyarakat Kyoto dewasa ini. Dan juga ingin memberikan sedikit pemahaman tentang kebudayaan Jepang khususnya tentang matsuri kepada orang-orang yang mempunyai minat terhadap Jepang dan khususnya tentang kebudayaan Jepang.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi pustaka, yaitu dengan mengkaji buku-buku ilmiah, risalah, serta bahan tuisan lainnya yang relevan dengan penelitian. Data yang ada dikumpulkan dan dianalisa dengan teknik deskriptif interpretatif dengan melakukan pendekatan kwalitatif yaitu dengan menganalisa terhadap fenomena-fenomena yang berkaitan dengan masalah penelitian untuk mendapatkan analisa yang seobjektif mungkin."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2000
T3048
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simanjuntak, Chatrine Margaretha
"Manbiki yang artinya adalah mencuri di pertokoan, adalah suatu bentuk kenakalan remaja yang saat ini sangat meresahkan masyarakat Jepang pada umumnya dan pemilik toko buku pada khususnya. Besarnya kerugian yang diderita pemilik toko buku akibat Manbiki, memaksa mereka untuk lebih memperketat keamanan di toko mereka. Mereka melakukan berbagai upaya untuk mencegah atau paling tidak mengurangi maslaha Manbiki, seperti, memasang kamera pengawasan, memasang detektor di pintu masuk dan melakukan pendekatan yang lebih baik terhadap pembeli. Meningkatnya masalah Manbiki di tengah masyarakat Jepang merupakan suatu akibat dari beberapa hal, yaitu kurangnya pendidikan moral dan persaingan yang keras di sekolah, merenggangnya hubungan antara orangtua dan anak, lemahnya hukum yang ada, pengaruh yang besar dari komik dan semakin bertambahnya jumlah toko buku baru di Jepang. Upaya penanggulangan masalah Manbiki yang 70% dari pelakunya adalah remaja ini, tidak dapat dilakukan dengan sendiri-sendiri. Semua pihak yaitu pihak pemilik toko, pihak keluarga, pihak sekolah dan pihak pemerintah harus bekerja sama dan saling mendukung satu dengan yang lainnya. Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan ruetode deskriptif analisis, yaitu mengumpulkan data-data yang diperlukan, mendeskripsikan dan menganalisanya. Data-data yang penulis pakai didapat dari buku-buku, artikel koran dan Internet."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004
S15348
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tokyo: The International Society for Educational Information, 1989
952 INT j
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>