Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 109531 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anggit Enggar Y.
"Jepang sebagai salah satu negara industri maju di dunia, menghadapi masalah berkaitan dengan komposisi penduduknya yang didominasi oleh penduduk usia lanjut Hal ini kemudian menjadi masalah yang cukup serius bagi pemerintah Jepang karenaadanya fenomena lain yang muncul di masyarakat Jepang dalam 30 tahun terakhir yaitu semakin berkurangnya rata-rata jumlah anggota keluarga yang tinggal dalam satu atap. Fenomena ini dikhawatiran menjadikan kemampuan keluarga Jepang untuk menopang kehidupan lansianya menurun. Berpijak dari fakta ini, pemerintah Jepang terus memikirkan langkah-langkah untuk mengatasi masalah lansianya. Masalah yang umum dihadapi oleh para lansia Jepang adalah masalah kesehatan dan perawatannya. Dari sekian banyak gangguan kesehatan, netakiri adalah kasus yang paling banyak diderita oleh lansia Jepang. Oleh karena itu, lansia-lansia ini memerlukan individu-individu yang akan merawat mereka. Dari hasil angket yang dilakukan, perawatan kesehatan lansia di Jepang masih didominasi oleh pihak keluarga. Namun, ada kecenderungan yang kuat bagi orang Jepang dewasa ini untuk mempercayakan urusan perawatan di masa tuanya kepada institusi pemerintah ataupun swasta. Kecenderungan inilah yang dilihat pemerintah Jepang dan juga pihak swasta untuk ikut menangani masalah perawatan kesehatan lansia. Melalui berbagai macam kebijakan, salah satunya adalah Kaigo Hoken Hou, dibentuklah suatu sistem untuk membantu lansia Jepang untuk merencanakan perawatan kesehatannya. Sistem yang ditunjang oleh beberapa Undang-undang yang terkait ini, semakin mendapat kepercayaan daari para lansia Jepang. Salah satu kunci keberhasilan dari sistem ini adalah layanan-layanan yang mereka sediakan bernuansa keluarga atau rumahan. Hal ini didasari satu fakta bahwa sebenarnya lansia Jepang masih menginginkan perawatan kesehatan mereka dilakukan keluarga ataupun dilakukan di tempat kediamannya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2007
S13495
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Elsy
"Sebagai makhluk sosial manusia tidak bisa hidup sendiri. Sejak kecil ia memerlukan perawatan dan kasih sayang seorang ibu, setelah besar dan dewasa butuh seorang teman untuk mendampingi hidupnya sehingga terbentuklah sebuah keluarga. Setelah tua atau jompo serta dalam kondisi yang lemah kembali lagi ia membutuhkan perawatan untuk membantu kelangsungan hidup di hari tuanya.
Pada masyarakat tradisional yang umumnya terdiri dari keluarga luas, memasuki usia lanjut tidak perlu dirisaukan. Mereka merasa aman karena anak dan saudara-saudara lainnya masih merupakan jaminan yang paling baik bagi orang tuanya. Anak masih merasa berkewajiban dan mempunyai loyalitas menyantuni orang tua mereka yang sudah tidak dapat mengurus diri sendiri. Dalam kondisi fisik yang lemah dan sakit-sakitan, dalam kesepian, kebosanan dan menderita post power syndrome (sindroma setelah berakhirnya masa kekuasaan, umumnya setelah seorang pensiun) tidak ada pekerjaan setelah pensiun, anak-anak bertanggung jawab dengan penuh loyalitas dan hormat memelihara, membiayai, mendidik dan mengawasi orang tua sebagaimana pernah mereka lakukan terhadap anak-anaknya. (Rianto Adi, 1999: 193-194)
Sistem keluarga pada masyarakat tradisional Jepang dikenal dengan istilah ie. Sistem ie ini berlangsung sejak zaman Tokugawa sampai akhir perang dunia II. Pada zaman Meiji (1869-1912) sistem ie ini dikukuhkan dalam undang-undang Meiji. Pada zarnan Meiji 80% dari aktifitas perekonomian adalah pertanian, sehingga pada masa itu masyarakat Jepang dikatakan masyarakat agraris. Dalam masyarakat agraris, sebuah ie mempunyai fungsi penting sebagai organisasi manajemen ekonomi dalam lingkungan keluarga.
Menurut Nakane Chia (1967 : 1) ie adalah unit sosial dasar dari tempat tinggal bersama anggota suatu rumah tangga yang anggotanya terdiri dari kerabat dan non kerabat. Sebuah ie dipimpin oleh kepala ie yang disebut dengan kucho. Kacho ini kemudian harus digantikan oleh chonan (anak laki-laki sulung) sebagai pewaris yang apabila telah menikah tetap tinggal dengan ayah (kepala ie) dan ibunya. Oleh karena itu, dalam sebuah ie terdapat dua atau tiga generasi yang tinggal bersama. Chonan ini mempunyai hak untuk berbagi dalam mengelola kekayaan ie, memberikan sumbangan kerja untuk ekonomi ie, dan kepada siapa kepala ie dapat bergantung di usia tuanya. Dengan kata lain, chonan ini harus merawat dan menanggung hidup orang tuanya di hari tua. Oleh karena itu, masa pensiun merupakan masa yang paling menyenangkan bagi kepala ie karena kehidupannya diurus dan diperhatikan oleh chonan dan istrinya.
Setelah pensiun orang tua atau kepala ie yang telah mewariskan ie kepada anaknya itu akan mendapat penghormatan yang cukup dan mempunyai peran yang sesuai dengan usianya dalam masyarakat. Ia mempunyai kedudukan dan peranan yang menonjol sebagai orang yang dituakan, yang dianggap bijaksana dan berpengalaman membuat keputusan dan kaya pengetahuan. Di sisi lain, meskipun sebagai menantu kedudukan wanita rendah, akan tetapi perannya sebagai ibu dari anak-anak akan dihormati, dan pada masa tuanya sebagaimana tradisi yang terdapat pada ie keberadaan wewenangnya akan diserahkan kepada menantu perempuannya."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2002
T14637
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ade Armando
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
MK-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
E.M. Alfalesa
"Perkembangan dunia kesehatan yang semakin cepat membuat sebagian dari pelaku usaha mengabaikan kepentingan-kepentingan dari konsumen. Apoteker selaku pelaku usaha tidak jarang mengabaikan kode etik yang mengakibatkan kerugian pada konsumen. Usaha pemerintah dalam menegakkan perlindungan konsumen dirasakan belum maksimal sehingga membuat konsumen bingung ketika kepentingannya dilanggar mereka harus melakukan apa. Malpraktik yang dilakukan oleh tenaga kesehatan, masih sangat sulit untuk dibuktikan. Hal tersebut dikarenakan, pasien selaku konsumen, masih berada pada pihak yang lemah. Adanya Undang-Undang Kesehatan dan Undang-Perlindungan Konsumen dirasakan masih belum dapat melindungi pasien selaku konsumen. Upaya ganti rugi sebagai bentuk pertanggungjawaban dari tenaga kesehatan yang melakukan malpraktik juga masih sangat jarang dirasakan oleh pasien yang dirugikan.

The development of world health that was faster to make some of the actors ignore the business interests of consumers. Pharmacist as the business was not uncommon to ignore the code of conduct that resulted in losses to consumers. Government efforts in enforcing consumer protection have not felt so create maximum consumer interests are confused what they have to do. Malpractice conducted by health personnel, are very difficult to prove. It is cause, as the patient consumer, are still on the weak side. There is an act of the health and consumer protection still has not felt able to protect patients as consumers. Efforts as a form of compensation from the responsibility of health workers who perform malpractice are still very rarely felt by the injured patient."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S24892
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Growing old is inevitable for any human being. In everyday life, the elderly needs the kind and level of dependence of other people, especially the disabled. They are to be respected as individual with dignity and self-expression, and free todo what they want. Many are able to do with their own initiative. It is not right to assume that the elderly totally depend on other people's assistance. Some may have general weakness, especially their physical condition that even, is often heard as fragile. The anticipation of the fragile physical condition may sometimes overly say. The efforts to prevent an accident, such as falling, may actually hinder the autonomous actualization of the elderly."
JUETIKA
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rudy Hartanto
"Growing old is inevitable for any human being. In everyday life, the elderly needs the kind and level of dependence of other people, especially the disabled. They are to be respected as individual with dignity and self-expression, and free to do what they want. Many are able to do with their own initiative. It is not right to assume that the elderly totally depend on other people?s assistance. Some may have general weakness, especially their physical condition that even, is often heard as fragile. The anticipation of the fragile physical condition may sometimes overly say. The efforts to prevent an accident, such as falling, may actually hinder the autonomous actualization of the elderly."
Depok: Departemen kewilayaan FIB Universitas Indonesia, 2009
360 JETK 1:1 (2009)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Othman, Haji Mahmud Saedon bin Awang
Bandar Seri Begawan: Dewan Bahasa dan Pustaka Brunei , 1996
297.32 MAH p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Siagian, Juliwati
"Mengingat pentingnya peran Notaris di bidang hukum sebagai pejabat pembuat akta otentik karena semakin meningkatnya pembangunan ekonomi, maka para Notaris Indonesia memerlukan suatu organisasi perkumpulan. Organisasi Notaris mempunyai peranan penting di dalam dunia kenotariatan seperti membentuk suatu organ untuk mengawasi para notaris dalam menjalankan jabatannya sebagai pejabat umum dan lain-lain. Pada saat ini di Indonesia terdapat beberapa organisasi Notaris. Namun berdasarkan Undangundang Nomor 30 tahun 2004 tentang Jabatan Notaris (UUJN) mengharuskan bahwa Notaris berhimpun dalam suatu wadah organisasi notaris. Hal ini menimbulkan pro dan kontra di kalangan notaris. Permasalahan pokok yang diidentifikasi adalah bagaimana keabsahan tentang keberadaan satu organisasi notaris berdasarkan UUJN, mengapa masih banyak organisasi notaris di Indonesia meskipun UUJN mengatur hanya ada satu wadah perkumpulan notaris di Indonesia. Penelitian dilakukan dengan metode penelitian kualitatif normatif dan evaluatif dengan cara menganalisa peraturan perundang-undangan dan buku-buku didukung oleh data primer, sekunder serta bahan hukum tertier serta penelitian lapangan melalui observasi dan wawancara. Hasilnya mendapat kesimpulan bahwa keabsahan tentang keberadaan suatu organisasi notaris berdasarkan UUJN, dilihat dari tugas dan wewenang notaris itu sendiri yaitu sebagai pejabat Umum yang diberi tugas dan wewenang tertentu oleh negara dalam rangka melayani kepentingan hukum masyarakat dikaitkan dengan UUD 1945. Masih banyaknya organisasi notaris di Indonesia dikarenakan organisasi-organisasi tersebut merupakan organisasi yang tidak terlarang dan diakui keberadaannya oleh pemerintah, namun hanya satu organisasi saja yang diakui keberadaannya oleh pemerintah sebagai organisasi profesi Jabatan notaris yang berbadan hukum berdasarkan UUJN sedangkan yang lainnya diakui oleh pemerintah hanya sebagai organisasi kemasyarakatan (ORMAS) yang tidak berbadan hukum berdasarkan Undang-undang tentang Organisasi Kemasyarakatan Nomor 8 tahun 1985."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T16512
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>