Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 43756 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Baiq Farida Alawiyah
"Elatif merupakan tingkat perbandingan bahasa Arab yang mengandung makna tingkat komparatif dan superlatif. Elatif memiliki pola af_alul atau aK1K2aK3 untuk jenis maskulin dan pola fu'la:/ atau K1uK2K3a: untuk jenis feminin. Kedua pola tersebut merupakan bentuk dasar elatif. Elatif memiliki bentuk khusus, yaitu dalam konstruksi parafrase dan pada kata-kata yang memiliki makna dasar elatif. Klasifikasi elatif ke dalam makna komparatif atau superlatif dapat dilihat berdasarkan bentuk dan konstruksinya. Fungsi sintaktis elatif dapat diklasifikasikan ke dalam fungsi atributif, fungsi predikatif dan fungsi adverbial. Analisis deskriptif morfo-sintaktis elatif bahasa Arab ini dilakukan dengan mengemukakan teori-teori yang telah dijelaskan oleh para ahli linguis Arab. Setelah teori-teori itu diperoleh, maka analisis dilakukan berdasarkan kerangka teori acuan yang dijadikan acuan analisis. Analisis deskriptif morfo-sintaktis elatif bahasa Arab ini bertujuan untuk membuat deskripsi mengenai bentuk dan ragam makna elatif bahasa Arab, mengklasifikasikan bentuk-bentuk elatif dalam tingkat komparatif dan superlatif, serta menganalisis fungsi-fungsi sintaktis elatif bahasa Arab."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2006
S13119
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Apipudin
1986
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Halimah Bt. Ma`Alip
"Tulisan ini membicarakan tentang persamaan dan perbe_daan makna kata-kata yang terdapat dalam Bahasa Indonesia dengan Bahasa Malaysia. Pembahasan mengenai kata (nama) untuk konsep yang sama dalam kedua bahasa itu menghasilkan kesimpulan bahwa banyak kata dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Belanda se_dangkan kata-kata dalam bahasa Malaysia banyak yang berasal dari bahasa Inggris. Kata-kata yang diserap dari bahasa ba_rat tersebut ada yang diserap secara utuh dan ada juga ka_ta-kata yang diserap itu berubah maknanya dari makna asal kata tersebut. Penulis juga menjelaskan bahwa perbedaan makna kedua bahasa disebabkan oleh kecenderungan masyarakat Malaysia menggunakan kata-kata dari bahasa Melayu yang sudah tidak lagi dikenal atau digunakan oleh masyarakat Indonesia. Perbandingan makna untuk kata yang sama menghasilkan kesimpulan bahwa kedua masyarakat cenderung menggunakan ha_nya salah satu dari makna-makna yang ada pada kata-kata tertentu, adanya kata-kata yang homofon dan homograf tetapi maknanya berbeda sama sekali dalam kedua bahasa, ada kata-_kata bahasa Indonesia yang diserap oleh masyarakat Malaysia yang makna dasarnya hilang dan berubah menjadi makna baru, dan lain-lain. Pembahasan mengenai hubungan makna antarkata yang ter_dapat dalam kedua bahasa memberi kesimpulan bahwa hubungan makna antarkata dalam bahasa Indonesia dan bahasa Malaysia yang berhomonimi kebanyakannya berasal dari asal usul yang berbeda dan adanya kata-kata yang disebut berpolisemi anta_ra satu sama lain dalam kedua bahasa disebabkan oleh kecen_derungan kedua masyarakat itu menggunakan hanya salah satu dari makna-makna yang ada pada sesebuah kata"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1992
S11227
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sulastri
"Skripsi ini merupakan tulisan yang didasarkan pada karya Lehmann tentang tipologi bahasa atau kesemestaan bahasa yang terdapat pada bahasa-bahasa di dunia. Menurut Lehmann bahasa di dunia ini dapat dikelompokkan pada bahasa yang berstruktur VO (bahasa VO> dan bahasa yang berstruktur OV (bahasa OV)"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1993
S13388
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
David Himawan Karuniadi
"Sa1ah satu fungsi bahasa yang utama adalah sebagai alat untuk berkomunikasi. Dalam berkomunikasi kita mengenal dua macam cara penyampaian bahasa yaitu penyampaian bahasa secara lisan dan penyampaian bahasa secara tertulis. Telegram merupakan salah satu contoh dari komunikasi yang dilakukan secara tertulis. Dalam penulisan telegram terdapat tuntutan yang besar akan kalimat yang sesingkat dan seefisien mungkin sehingga kalimat-kalimat telegram cenderung tidak lengkap baik struktur maupun unsur-unsur pembentuk kalimatnya. Dari kenyataan inilah penulis tertarik untuk meneliti struktur ujaran telegram bahasa Perancis. Metode penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah penelitian kepustakaan. Teori-teori yang menjadi dasar analisis adalah teori-teori sintaksis yang mencakup satuan-satuan sintaksis, kalimat dan ekspansi, teori struktur kalimat dan jenis kalimat serta nominalisasi. Karena sulitnya mendapatkan telegram yang asli maka data telegram dalam skripsi ini diperoleh dari beberapa buah buku pelajaran bahasa Perancis antara lain: Ecrire a Tout Le Monde, Guide de Correspondence en Francais, Le Francais du Secretariat Commercial, Le Francais Pour La Profession, Negotiations commerciales. Dalam skripsi ini, data keseluruhan berjumlah 40 buah telegram yang terdiri dari 23 buah telegram yang bersifat familial dan 17 buah telegram yang bersifat komersial. Kesimpulan yang diperoleh setelah analisis menunjukkan bahwa dalam kelompok telegram yang bersifat familial, struktur yang paling dominan adalah ujaran tanpa unsur S yang berjumlah 36%. Struktur lainnya adalah ujaran berstruktur lengkap berjumlah 241, ujaran imperatif berjumlah 101, ujaran tanpa unsur P berjumlah 161, Ujaran tanpa presentatif berjumlah 8_% dan ujaran tanpa unsur S P serta ujaran yang berupa sintagma nominal yang masing-masing berjumlah 6%. Sedangkan pada kelompok telegram komersial struktur ujaran terbesar yaitu berjumlah 35% merupakan ujaran yang berstruktur lengkap. Struktur ujaran lainnya adalah ujaran tanpa unsur S berjumlah 27,5%, ujaran yang berupa kalimat imperatif berjumlah 22,5%, Ujaran tanpa unsur S P dan ujaran berupa sintagma nominal masing--masing berjumlah 5% serta ujaran tanpa unsur dan ujaran tanpa presentatif yang masjrig-masing berjumlah 2,5%. Unsur-unsur Bahasa yang secara umum tidak muncul dalam telegram merupakan monem-monem gramatikal seperti: (1) Monem penanda orang pertama baik tunggal maupun jamak. (2) Monem penanda orang ketiga baik tunggal maupun jamak. (3) Monem penanda impersonal. (4) Verba titre dan avoir. (5) Preposisi. (6) Artikel.(7) Adjektiva posesif. (8) Akhir kata, diharapkan analisis ini dapat menjadi masukan bagi yang membutuhkannya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1993
S14276
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Partami Gusdiniarti
"ABSTRAK
Dalam penerjemahan, kesalahan sering dilakukan oleh para penerjemah sehingga hasil terjemahan tidak sesuai dengan pesan dalam karya asli. Berdasarkan hal tersebut penulis mencoba untuk membahas kesalahan penerjemah dalam mengalihkan pesan dari bahasa Inggris sebagai bahasa sumber ke dalam bahasa Indonesia sebagai bahasa dasaran.Tujuan skripsi ini adalah melihat keambiguan struk_tural yang terdapat dalam suatu teks dan terjemahannya. Saya meneliti berapa banyak struktur ambigu yang terdapat dalam suatu karya tulisan dan ketepatan penerjemah dalam mengalihkan pesan dari.struktur-struktur yang ambigu. Data yang dipakai dalam skripsi ini penulis ambil dari dua buah seri cerita anak-anak beserta terjemahan ma_sing-masing seri cerita tersebut. Dalam penelitian ini, penulis memakai duapuluh struktur ambigu yang dikemukakan oleh Norman C. Stageberg untuk mencari struktur-struktur ambigu yang dijadikan data penelitian. Dengan keduapuluh struktur tersebut, dapat dilihat termasuk jenis ambigu mana yang banyak terdapat. Juga dapat dilihat struktur mana yang sering mengalami kesalahan penerjemahan. Yang dimaksud dengan keambiguan adalah suatu keadaan di mana suatu kata atau struktur memiliki lebih dari satu makna atau tafsiran yang berlainan. Sedangkan keam-biguan struktural adalah konstruksi yang memiliki lebih dari satu interpretasi gramatikal. Dengan berpedoman pada keduapuluh struktur ambigu Stageberg, penulis hanya berhasil menemukan duabelas je_nis struktur saja dalam sumber data, dengan demikian analisis yang dilakukan hanyalah terhadap keduabelas jenis truktur tersebut saja. Berdasarkan analisis yang dilakukan, dapat dikemuka--kan bahwa pada umumnya struktur-struktur ambigu pada teks bahasa cumber berhasil dihilangkan keambiguannya dalam teks bahasa sasaran. Keambiguan tersebut dapat dihilangkan de_ngan pertolongan konteks yang dapat berupa bagian kalimat, kalimat, wacana, maupun keseluruhan teks. Hanya sedikit struktur ambigu yang padanannya juga ambigu

"
1986
S13917
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Dradjad S.
"Sebagai sarana ekspresi dari pikiran, perasaan dan pengalaman rohani manusia, Puisi menjelmakan dirinya dalam bahasa emosional, berirama dan artistik. Karya sastra puisi yang menekankan isi dalam warna yang lain adalah aliran mistikisme, yaitu suatu puisi yang mengungkapkan suatu keadaan jiwa yang merasakan kedekatan wujud ke-Ilahian sebagai pelukisan pengalaman dalam mencari dan merasakan nafas ketuhanan dan keabadian. Salah satu bentuk puisi Persia yang cukup tua adalah Ruba'i (jamaknya. Ruba'iyat), yang terdiri dan empat baris satu baitnya dan tiap baris mengandung tiga sampai empat suku kata. Karena terbatasnya jumlah suku kata maka pikiran yang dinyatakan singkat dan padat. Penyair sufi terpelajar yang berbicara dalam bahasa puisi bertemakan Teologis-Fiiosofis dan moral kemasyarakatan adalah Omar Khayyam. Ia menjalinkan kato-kata dalam Rubai'yatnya selain mempermasalahkan perenungan diri dalam mencari Tuhannya juga masalah sosial, etika dan tingkah laku manusia sehari_-hari ke dalam bentuk silogis-silogis religius. Pendekatan kontekstual dan retoris dilakukan untuk mencoba memahami dan menafsirkan teks Ruba'iyat sabagai usaha memperoleh kepastian sebanyak mungkin mengenai arti yang sesungguhnya dari puisi-puisi Omar Khayyam."
Depok: Universitas Indonesia, 1991
S13318
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Rinawati
"Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan korpus berbahasa Melayu, yakni Hikayat Indraputra yang disalin pada abad XVII M suntingan S.W.R Mulyadi. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pemakaian pronomina persona dan sapaan dalam bahasa Melayu di samping untuk mengetahui faktor dominan yang mempengaruhi perubahan pemakaiannya bila dihubungkan dengan status sosial partisipan. Penelitian ini menerapkan metode deskriptif. Untuk itu analisis dilakukan dengan tiga tahap, yakni (1) membuat klasifikasi dan identilikasi pronomina persona dan sapaan yang ada, (2) melihat pemakaian pronomina persona dan sapaan dalam hubungannya dengan status sosial, seperti kedudukan. usia, dan hubungan kekerabatan, dan (3) menghubungkan pemakaian pronomina persona dan sapaan dengan dua dimensi sosial, yakni dimensi vertikal dan horisontal. Kesimpulan yang dihasilkan darl penelitian ini adalah bahwa perubahan pemakaian pronomina persona dan sapaan berhubungan dengan status sosial partisipan, dan faktor dominan yang sangat mempengaruhinya adalah faktor kedudukan. Sopan santun dengan pemakaian pronomina persona dalam bahasa Melayu dapat ditunjukkan dengan pemakaian pronomina persona semu atau diraja, yakni kata ganti untuk orang kesatu patik, hamba, dan beta; untuk orang kedua tuan, tuan hamba. dan diri; dan untuk orang ketiga patik itu. Pemakaian sapaan dalam bahasa Melayu untuk tujuan sopan santun sangat terbatas, yakni bentuk sapaan yang digunakan khusus di lingkungan kerajaan raja. Akhirnya, dengan penelitian ini dlharapkan kita dapat mengetahui pengungkapan kebahasaan yang pernah dituturkan masyarakat Melayu, khususnya pemakaian pronomina persona dan sapaan. Untuk itu penelitian lebih lanjut mengenai bahasa Melayu dan masyarakatnya perlu mendapat perhatian sehingga akar budaya Melayu yang berharga sebagai cikal bakal lahirnya bahasa Indonesia tidak akan hilang seiring dengan perkembangan bahasa yang semakin maju."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1999
S10827
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Enggar Teguh Apriyanto
"Penelitian ini menjelaskan kasus nasalisasi yang terdapat di dalam ragam bahasa Indonesia nonbaku. Objek yang diteliti adalah perilaku nasalisasi berdasarkan kemunculan alomorf-alomorf nasal dan pengaruh konsonan awal. Penelitian ini bertujuan menjelaskan proses persenyawaan konsonan sengau; perilaku pembubuhan alomorf nasal; dan perubahan kedudukan leksem yang disebabkan oleh kasus nasalisasi. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang menggunakan dasar-dasar analisis berdasarkan pola-pola perilaku yang sama. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor kebersuaran, posisi artikulator, dan jumlah suku kata dapat menentukan kemunculan alomorf nasal. Selain itu, nasalisasi juga dapat menyebabkan suatu leksem mengalami derivasi dan infleksi.

This research is focuses on describing the cases of nasalisation which appears in the variety of non-standard Indonesian. The objects of this research are nasalisation that came from nasal allomorphs and the influence of initial consonant. This research aims to describe the compounding process of nasal consonants; behavior of nasal allomorphs insertion; and lexeme formation which is caused by the case of nasalisation. This research is a qualitative study that uses a basic analysis based on the same behavior patterns. This research reveals that factor of voice, position of articulator, and numbers of syllable determine the emergence of nasal allomorph. Moreover, nasalisation also induces a lexeme to undergo either derivation or inflection process."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S53682
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arianty Visiaty
"Arianty Visiaty. Analisis Struktur dan Makna Kalimat Shieki Bahasa Jepang, (Di bawah bimbingan Thu Lea Santiar, M.A) Fakultas Sastra Universitas Indonesia, 2000. Tujuan disusunnya skripsi ini adalah untuk lebih memahami maksud kalimat shield, penggolongan jenis kalimat shield, pembagian subjek, objek penderita, serta partikel penunjuk objek penderita, maupun makna kalimat shieki itu sendiri, sehingga nantinya dapat membuat dan menggunakan kalimat shield dalam percakapan sehari-hari dan dapat lebih memahami kandungan isi dalam sebuah teks, bacaan tulisan secara lebih mendalam. Lebih jauh lagi penulisan skripsi ini, bertujuan untuk dapat membantu para pelajar bahasa Jepang agar lebih memahami kalimat shield. Penulisan skripsi ini menggunakan penelitian pustaka deskriptif dengan menggunakan teori pakar linguistik Jepang yang bernama Okutsu Keiichiro. Akan tetapi, khusus untuk teori partikel penunjuk objek penderita kalimat shield, dipakai teori dari Taramura. Hideo karena dibandingkan dengan Okutsu, Teramura menjelaskan lebih rinci mengenai pemilihan partikel penunjuk objek penderita. Berdasarkan teori-teori pakar linguistik inilah, dianalisis data-data kalimat shield yang dikumpulkan dari buku-buku teks pelajaran bahasa Jepang tingkat dasar. Dilihat dari kata kerja pembentuknya, maka kalimat shield dapat digolongkan menjadi dua jenis, yaitu kalimat shield transitif dan kalimat shield intransitif.Subjek, maupun objek penderita dalam kalimat shield transitif semuanya merupakan mahluk hidup. Sedangkan untuk partikel penunjuk objek penderitanya, hanya dapat menggunakan partikel ... Makna kalimat shieki transitif ,sebagaimana yang dikatakan oleh Okutsu Keiichiro dapat digolongkan ke dalam kyosei shield (shield paksaan) ataupun kyoyo shield (shield ijin), tergantung dari konteks kalimat itu sendiri. Untuk kalimat shield intransitif selain memakai mahluk hidup sebagai subjek maupun objek penderitanya, ada beberapa kalimat shield intransitif yang memakai benda mati sebagai subjek ataupun objek penderitanya. Sedangkan partikel penunjuk objek penderitanya, dapat berupa partikel ... ataupun ... Kecuali, menurut Teramura Hideo, untuk kata kerja shieki yang berasal dari kata kerja emosi dan kata kerja gejala alamiah, hanya menggunakan partikel ... sebagai penunjuk objek penderitanya. Dilihat dari segi maknanya kalimat shield intransitif dapat dimasukkan ke dalam kyosei shield (shield paksaan), apabila partikel penunjuk objek yang digunakan dalam kalimat tersebut adalah partikel ..., sedangkan apabila partikel penunjuk objek penderita yang dipakai adalah partikel ..., maka termasuk ke dalam kyoyo shield (shield ijin). Dari basil analisis kalimat-kalimat shieki yang dikumpulkan dari buku-buku teks pelajaran bahasa Jepang tingkat dasar, menunjukkan adanya kesesuaian antara teori Okutsu Keiichiro (subjek, objek penderita, makna) dan teori Teramura. Hideo (partikel penunjuk objek penderita) dengan basil analisis data data kalimat shield tersebut."
2000
S13481
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>