Ditemukan 56172 dokumen yang sesuai dengan query
Siregar, Nazly Purihati Sanie
"Kebudayaan bangsa Cina merupakan kebudayaan tertua yang telah ada sejak jaman sebelum masehi dan sampai sekarang masih dilestarikan serta digunakan oleh masyarakat luas. Di dalam kebudayaan Cina, ada satu hasil kesenian yang mencakup 2 aspek seni yaitu seni sastra dan seni tari. Hasil jenis kesenian ini yang disebut Jingxi atau opera Beijing. Seperti halnya perubahan jaman, opera Beijing atau Jingxi juga mengalami banyak kemajuan atau kemunduran sesuai dengan pola pemerintahan seorang kaisar di jaman dinasti tersebut. Dalam skripsi ini dibicarakan suatu peran yang terdapat dalam opera Beijing yaitu peran Jing yang mana peran ini tidak terdapat di dalam pertunjukan opera Barat. Pembahasan ini bertujuan untuk memperlihatkan keistimewaan peran Jing, bagaimana asal muasal terjadinya peran Jing dan perkembangan peran Jing tersebut. Berdasarkan analisis, secara garis besar dapat disimpulkan sebagai berikut : - Peran Jing lebih menitikberatkan pada kemampuan tehnik tubuh (gesture), kostum, vokal dan tata rias wajah. Karena hanya mengandalkan gesture atau gerak tubuh maka pemain peran Jing harus tinggi besar dan sempurna terutama kemampuan vokal yang tegas dan jernih serta jelas. - Peran Jing adalah adalah peran yang amat penting sehingga para pemain peran Jing tidak boleh melakukan kesalahan sekecil apapun karena dapat merusak konsentrasi penonton. - Make up atau tata rias wajah peran Jing amat beragam sesuai dengan peran yang di bawakan. Diharapkan bahwa penelitian ini akan memberikan sumbangan bagi pemahaman tentang opera Beijing"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1990
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Margaretha Vania Hartono
"Opera Beijing merupakan salah satu seni tradisional Tiongkok yang memiliki sejarah yang panjang dan nilai kebudayaan yang penting bagi masyarakat Tiongkok. Upaya untuk melestarikan kebudayaan ini salah satunya adalah dengan menggabungkan unsur tradisional opera dengan unsur modern seperti gim daring. Penelitian ini membahas tentang karakter Yun Jin dari gim Genshin Impact yang menjadi representasi peran Daomadan dalam Opera Beijing. Tujuan dari penelitian ini adalah menjelaskan dan membahas aspek peran Daomadan dalam Opera Beijing yang ada dalam karakter Yun Jin dan menjelaskan usaha miHoYo dalam memperkenalkan Opera Beijing kepada para pemain gim Genshin Impact melalui karakter Yun Jin. Metode pada penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif yang pengumpulan datanya menggunakan teknik studi pustaka. Pada penelitian ini ditarik kesimpulan bahwa karakter Yun Jin dalam gim Genshin Impact merupakan representasi dari peran Daomadan dalam Opera Beijing.
Beijing Opera is a traditional Chinese art that has a long history and important cultural values for Chinese people. One of the efforts to preserve this culture is by combining traditional elements of opera with modern elements such as online games. This study discusses the character Yun Jin from the game Genshin Impact who represents the role of Daomadan in Beijing Opera. The purpose of this study is to explain and discuss aspects of Daomadan's role in Beijing Opera which is in the character Yun Jin and to explain miHoYo's efforts in introducing Beijing Opera to Genshin Impact players through the character Yun Jin. The method in this study uses a descriptive qualitative method, which collects data using literature study techniques. In this research, it can be concluded that the character Yun Jin in Genshin Impact is a representation of Daomadan's role in Beijing Opera."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Putri Setia Rahmay Sary
"Opera Beijing (京剧 jīngjù) merupakan salah satu opera lokal di Cina yang pertama kali muncul pada pemerintahan Kaisar Qiánlóng 乾隆 (1736-1796 M) ketika zaman Dinasti Qing (清朝qīngcháo) (1616-1911 M). Hal-hal yang membuat Opera Beijing menarik dapat dilihat dari segi kostum, tata rias, dan akting. Dalam jurnal ini penulis akan membahas Opera Beijing dari segi akting khususnya mengenai proses latihan para pemain Opera Beijing. Penulis akan memaparkan mengenai olah tubuh, olah vokal, dan olah rasa para pemain Opera Beijing yang telah mereka bina sejak mereka masih kecil.
Beijing Opera (京剧jīngjù), is one of the local opera in China which first appeared during the reign of Qiánlóng 乾隆 (AD 1736-1796), Qing Dinasty (清朝qīngcháo) (AD 1616-1911). Things that make Beijing Opera attractive can be viewed from its costume, makeup, and act. In this paper the author will discuss about Beijing Opera in terms of acting, especially regarding the training process of the Beijing Opera actors. The author will explain about body movement training, vocal training, and sense training of the Bejing Opera actors which is trained since they were a children."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Ariesha Nugrah Maharani
"Makalah ini membahas tentang perkembangan opera Beijing.Tujuan penulisan ini adalah untuk menjelaskan sejarah opera Beijing, unsur-unsur opera Beijing, dan perkembangan opera Beijing pada era Mao Zedong. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam memberikan informasi mengenai opera Beijing dan perkembangannya di era Mao Zedong. Penelitian kualitatif yang dilakukan berlandaskan studi pustaka, menemukan fakta bahwa opera Beijing memiliki peran yang penting dalam perkembangan politik Cina, karena dapat dijadikan sarana yang tepat untuk menyampaikan pesan pada masyarakat. Pada era Mao opera Beijing mengalami perubahan yang drastis. Bentuk opera Beijing yang ada dianggap berjiwa feodal dan borjuis sehingga pemerintah melarang dan merubah opera Beijing menjadi pementasan yang besifat revolusioner. Fungsi opera Beijing kemudian menjadi alat propaganda untuk membangun masyarakat sosialis.
This paper focuses on the development of Beijing opera.The purpose of this paper is to explain the history of Beijing opera, the elements of Beijing opera, and the development of Beijing opera in the era of Mao Zedong. This research is expected to be useful in providing information on Beijing opera and its development in the era of Mao Zedong. The qualitative research based on literature study found that Beijing opera has an important role in the political development of China, because it can be used as an appropriate instrument to convey a certain message to the community. In the Mao era, Beijing opera experienced drastic changes. The existing form of Beijing opera at that time was considered feudal and bourgeois, resulting the government to prohibit and change Beijing opera performances to become revolutionary. The functions of Beijing opera then became a propaganda tool for building a socialist society."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Melissa Aesthetica
"Proses globalisasi maupun regionalisasi memperkuat peran aktor-aktor yang secara tradisional tidak lazim dianggap sebagai aktor internasional. Termasuk di antara aktor-aktor ini adalah pemerintah lokal. Aktivitas pemerintah lokal dalam melakukan hubungan luar negeri disebut paradiplomasi, yang salah satu bentuknya adalah relasi kota kembar. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif studi kasus terhadap relasi kota kembar Jakarta-Beijing, berkenaan dengan kesulitannya untuk mendukung program-program yang memiliki dampak strategis terhadap masyarakat Jakarta. Tujuannya adalah untuk mengungkap faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan tersebut. Metode process tracing dipergunakan di dalam pelaksanaannya, sehingga keterkaitan antar faktor dapat dilihat dengan jelas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebijakan dan praktek paradiplomasi di Indonesia terlalu bebas dan tidak diarahkan untuk mendukung hubungan luar negeri di tingkat pemerintah pusat. Masalah birokrasi juga membuat Jakarta menghadapi kesulitan menetapkan visi dalam melaksanakan paradiplomasi, dan partisipasi masyarakat sulit diharapkan karena apatisme serta diskriminasi historis terhadap kalangan Tionghoa-Indonesia. Selain itu, paradiplomasi pemerintah lokal di Republik Rakyat Tiongkok sudah lebih terarah dan lebih terpadu dengan kebijakan hubungan luar negeri Tiongkok; pelaksanaannya bahkan memanfaatkan jaringan kontak dengan pengusaha overseas chinese di Indonesia. Hal ini menimbulkan resiko bagi Jakarta, yang menyebabkannya cenderung menuruti program rutin dibanding mencoba mengembangkan program strategis. Sehubungan dengan itu, pemerintah pusat perlu mengembangkan kebijakan hubungan luar negeri yang mengoptimalkan dan mengarahkan kebijakan serta praktek paradiplomasi pemerintah lokal untuk mendukung hubungan luar negeri di tingkat negara. Di lain pihak, pemerintah lokal perlu membuat visi, menggariskan sasaran-sasaran yang jelas, serta merangkul kalangan masyarakat serta pengusaha dalam melaksanakan relasi kota kembar.
The process of globalization and regionalization strengthen the role of actors which are not traditionally considered as international actors. Among these actors are the local governments. The efforts of local governments in conducting foreign relations is termed paradiplomacy, and one of its forms is the sister city relations. This research is a qualitative case study of the Jakarta-Beijing sister city relations, regarding its difficulty to support programs with strategic impacts on the people of Jakarta. The goal is to uncover the factors which causes the problems. This research implements process tracing, so that the linkages between factors can be seen clearly. Results showed that Indonesian paradiplomatic policies and practices lend too much liberty to the local governments, and were not specially set to support the country's foreign relations. Bureaucratic problems also contribute to Jakarta's difficulties in implementing its own vision for conducting paradiplomacy. Community participation can hardly be expected due to apathy and the historical discrimination against Chinese-Indonesians. Furthermore, local governments in the People?s Republic of China have implemented paradiplomatic policies and practices which are focused and integrated with the conducting of Chinese foreign relations; their implementations even utilize the network of contacts with overseas Chinese business persons in Indonesia. This poses a risk to Jakarta, which ultimately tends to follow regular programs rather than trying to develop a strategic program. Accordingly, the central government needs to develop foreign relations policies which optimize and guide the paradiplomatic policies and practices of the local government for the country?s foreign relations. On the other hand, local governments need to create a vision, outlines clear goals, and embrace the community as well as the private sector in carrying out a successful sister city relationship."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Beijing: Wu zhou chuan bo chu ban she, 2010
R SIN 391.008 51 ZHO
Buku Referensi Universitas Indonesia Library
Adhi Darmawan
"Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Penelitian ini dilakukan guna menjawab pertanyaan teoritis bagaimana peran ruang publik dalam mendukung keistimewaan DIY. Dalam penelitian ini ditemukan bentuk bentuk ruang publik di DIY seperti Angkringan, Media Massa, Aula Pasar, dan lain-lain. Kelompok masyarakat penolak keistimewaan DIY dalam ruang publik di DIY bergerak secara tertutup. Sebaliknya, kelompok masyarakat yang mendukung keistimewaan DIY bergerak secara terbuka. Keberadaan ruang publik sangat penting dalam mewujudkan pemerintahan yang aspiratif, dimana hukum dibuat melalui proses diskursus publik. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa eberadaan ruang publik berperan dalam merubah sikap fraksi DPRD di DIY yang sebelumnya menolak, menjadi mendukung keistimewaan DIY.
Research methods used in this study are primarily those qualitative approaches. This research is conducted to analyze the role of Public Sphere in supporting DIY idiosyncrasy. There are many forms Public Sphere in DIY such as Angkringan, Mass Media, Market Auditorium, and others. Some of them secretly reject that idiosyncrasy while others frankly accept it. It's critical to build Public Sphere in realizing good governance which enacted a law solely from public discourse. In this research we found that Public Sphere has a significant role in changing DPRD?s political stance to accept/support the idiosyncrasy DIY."
2009
T26183
UI - Tesis Open Universitas Indonesia Library
Dent, Edward J.
Harmondsworth: Penguin Books, 1949
782.07 DEN o
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Panggabean, Bachtiar
"N. Riantiarno adalah seorang penulis lakon yang cukup produktif. Karya-karyanya yang dipentaskan di Taman Ismail Marzuki dapat memecahkan rekor dalam menyerap penonton. Pembicaraan mengenai trilogi drama Bom Waktu, Opera Kecoa, Opera Juliniini berusaha menyingkap keberhasilan dalam pementasan lakon tersebut apakah ditunjang dengan _keberhasilan_ keberadaan naskah lakon itu sendiri. Penulis menganalisis naskah lakon trilogi drama Bom Waktu, Opera Kecoa, Opera Julini berdasarkan pendekatan intrinsik, yaitu melihat jalinan unsur-unsur utama di dalamnya. Hal yang menarik dalam menganalisis, unsur-unsur dalam lakon naskah ini adalah tokoh dan penokohannya. Karena unsur ini pada hakikatnya berhubungan erat dengan watak manusia. Tokoh-tokoh yang ditampilkan dalam lakon ini adalah cermin tokoh-tokoh miskin dengan berbagai watak dan masalahnya, juga proses perubahan watak tokoh akibat miskin."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Shanghai : Huadong Shifan Daxue Chubanshe , 2000
SIN 782.109 51 JIN
Buku Teks Universitas Indonesia Library