Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 144503 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Penelitian ini mempunyai tiga tujuan yang terkait satu sama lain yaitu pertama, mendeskripsikan tokoh dan penokohan Saida dengan didukung analisis tokoh penunjang lainnya dan latar sosial; kedua, mengetahui penyebab tokoh Saida menjadi nyai; dan ketiga, mengetahui pandangan pengarang mengenai pernyaian dan sikap Belanda terhadap kaum pribumi khususnya perempuan berdasarkan perwatakan tokoh-tokoh yang diciptakannya. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis, sedangkan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi pendekatan intrinsik, ekstrinsik, dan pendekatan gender. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Berdasarkan hasil analisis, Saida dalam cerita tersebut digambarkan sebagai gadis desa yang cantik, belum berpengalaman, mudah percaya pada orang lain, dan digambarkan sebagai gadis yang lemah."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2004
S13842
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Muharam E
"Pemerintah Hindia-Belanda pada masa kolonial, tahun 1900-1942, atas tuntutan para tokoh perempuan pribumi (Raden Ajeng Kartini dan Raden Dewi Sartika), dalam usaha mengangkat derajat dan harkat kaum perempuan serta melepaskan dari ikatan adat dan kebiasaan yang merugikan, diminta agar membuka sekolah khusus bagi kaum perempuan. J.H. Abendanon dengan alasan lain, seperti kecilnya jumlah anak perempuan pribumi yang bersekolah, dan hambatan adat yang melarang anak perempuan bersekolah bersama (ko-edukasi) dengan anak laki-laki pada usia dewasa, meminta agar pemerintah membuka sekolah khusus bagi kaum perempuan pribumi, agar mereka tidak "terbelakang". Tetapi pemerintah belum dapat mengabulkan tuntutan dan permintaan tersebut karena waktunya belum tepat. Dewi Sartika atas prakarsa dan swadaya, pada tahun 1904 mendirikan "sekolah isteri" sekolah pertama untuk kaum perempuan pribumi. Usaha ini diikuti oleh masyarakat lainnya sehingga penyelenggaraan sekolah perempuan meningkat jumlahnya. Tetapi walaupun telah ada usaha masyarakat tersebut, masalah keterbelakangan dan kemiskinan kaum perempuan pribumi belum teratasi. Masyarakat mengharapkan Pemerintah mengulurkan tangan melalui pendidikan, memberi bekal pada kaum perempuan untuk bisa mandiri. Langkah pertama yang dilakukan Pemerintah adalah memberikan subsidi pada sekolah-sekolah perempuan yang ada, kemudian menata program pada sekolah dasar umum, selanjutnya membuka kesempatan bagi kaum perempuan untuk menjadi guru, dengan membuka sekolah guru perempuan, dan akhirnya membuka sekolah dasar khusus bagi perempuan pribumi yang sekaligus digunakan untuk latihan oleh murid sekolah guru. Hasil kebijaksanaan tersebut, cukup memuaskan, karena selain meningkatnya jumlah murid perempuan pada sekolah umum, juga jumlah sekolah perempuan meningkat lagi. Dari segi prestasi siswa perempuan yang lulus dari sekolah tidak mengecewakan sehingga diterima di masyarakat untuk menduduki jabatan tertentu, seperti guru, perawat, pemegang buku dan lainnya, sehingga kebijaksanaan tersebut juga mengakibatkan mobilitas dan perubahan sosial, ekonomi serta kebudayaan.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zaidah Dewi
"Kemunculan berbagai televisi swasta menyebabkan timbulnya semacam persaingan di antara televisi swasta dalam hal merebut perhatian dan minat penonton. Berbagai cara dilakukan untuk menarik hati penonton, antara lain dengan menyiarkan berbagai acara yang kiranya disukai para penonton. Salah satu acara yang tampaknya cukup disukai itu adalah sinetron. Sinetron Si Doel Anak Sekolahan merupakan satu di antara sinetron yang cukup sukses menarik perhatian penonton. Sinetron SDAS ini beberapa kali meraih rating tertinggi dalam meraih jumlah penonton. Keadaan ini menarik untuk diamati Iebih jauh, terutama karena sinetron ini menyajikan cerita dengan menggunakan latar atau setting kebudayaan Betawi, yang kemudian menimbulkan banyak komentar. Ada yang menganggap apa yang ditampilkan dalam SDAS itu sesuai dengan realitas dalam masyarakat Betawi, ada pula yang tidak. Pertentangan pendapat itu menimbulkan pertanyaan lebih jauh mengenai bagaimana sebenarnya SDAS menggambarkan budaya Betawi, sejauh mana is menggambarkan budaya tersebut. Pertanyaan-pertanyaan itu mendorong penulis untuk melakukan penelitian mengenai hal tersebut. Hal lain yang juga menjadi alasan dilakukan penelitian ini adalah karena kelebihan yang dimiliki televisi dari media lain menyebabkan pesan yang disampaikan televisi mempunyai kecenderungan membuat penonton, khususnya anak-anak, percaya dan menganggap hal tersebut sesuai dengan kenyataan atau realitas. Padahal, belum tentu pesan yang disampaikan itu sesuai dengan realitas yang ada. Untuk melihat kesesuaian antara realitas dalam sinetron dengan realitas budaya Betawi, digunakan kerangka pemikiran yang didasarkan pada teori Model Komunikasi Gerbner. Model tersebut dianggap cukup tepat sebab dapat menjelaskan permasalahan penelitian. Menurut model tersebut, terdapat dua bentuk realitas yang terjadi dalam proses komunikasi. Realitas pertama, yaitu realitas yang ada dan dialami atau dilihat oleh seseorang. Sedangkan realitas kedua yaitu hasil persepsi atau pengamatan terhadap realitas pertama yang disampaikan kepada orang lain. Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian analisis isi kualitatif. Alasannya, karena peneliti ingin mengetahui secara lebih dalam bagaimana kualitas sebuah isi pesan. Analisis isi kualitatif dalam hal ini dianggap mampu memberikan hasil pengamatan yang lebih luas terhadap penelitian ini. Objek penelitian ini adalah sinetron Si Doel Anak Sekolahan bagian pertama (SDAS I). Unit analisisnya adalah segala aspek yang memperlihatkan bentuk budaya Betawi, secara umum terbagi dua, yaitu dalam bentuk data verbal (dialog dan lagu tema) serta data non verbal (adegan, setting, tema). Data dikumpulkan melalui pengamatan dengan menonton sinetron SDAS I dalam bentuk video sehingga bisa dilakukan berulang kali. Datadata yang dikumpulkan adalah keseluruhan unit analisis (data verbal dan non verbal). Data akan dianalisis dengan menggunakan model umum komunikasi Gerbner sebagai kerangka berpikir, dengan metode perbadingan, dimana data yang diperoleh dari sinetron akan diperbandingkan dengan data standar. Sebagai standar perbandingan antara realitas dalam sinetron SDAS dengan realitas dalam budaya Betawi, akan digunakan konsep tujuh unsur budaya universal, dalam hal ini tujuh unsur budaya Betawi, serta nilai-nilai dalam budaya Betawi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teori Gerbner memang tepat digunakan dalam penelitian ini. Dari sana diketahui bahwa gambaran budaya Betawi dalam sinetron SDAS I sebagian ada yang sesuai dengan realitas yang ada, sebagian tidak. Dengan demikian tepat yang disebutkan Gerbner bahwa realitas kedua (R2 atau realitas sinetron SDAS I) tidak sepenuhnya sesuai dengan realitas pertama realitas Betawi). Dalam beberapa hal, penggambaran budaya Betawi dalam SDAS I ada yang sesuai namun ada pula yang tidak sesuai dengan realitas yang ada. Kesimpulan yang bisa ditarik adalah gambaran budaya Betawi dalam sinetron SDAS I tidak sepenuhnya sesuai dengan realitas Betawi yang sebenarnya. Ada beberapa faktor yang menyebabkan kekurang-sesuaian itu, antara lain adalah pengaruh sifat komersil dari sinetron, serta persepsi, pengetahuan dan pengalaman pihak pembuat."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1996
S4194
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Christina Suprihatin
"This article attempts to give a brief picture about the genre and themes in the
Dutch-Indies Literature from the VOC period. During the VOC-period, more
than six months was needed to embark on a journey by sea from the Netherlands
to Batavia. Undertaking this journey meant encountering many obstacles which
occurred through the work of man as well as nature. In addition, a successful
landing on the shores of the East did not always ensure a friendly reception. Due
to these obstacles which they encountered, only a small number of those who
had set sail from Europe were able to return home safely. Most of those who
managed to survive this long and dangerous journey to the land of spices, finally
chose to stay and start a new life in the East. Some of these men, in an effort to
establish their new life, were able to make contact and build relationships with
the local women. This paved the way for the emergence of the Mestis culture,
in which we find the elements of East and West."
University of Indonesia, Faculty of Humanities, 2008
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Bloembergen, Marieke
Jakarta: Kompas, 2011
959.802 BLO p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Hellwig, Tineke
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2007
305.409 598 HEL c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ratu Arum Kusumawardhani
"ABSTRAK
Arsitektur rumah Betawi sangat erat terkait dengan liyan. Hal ini jelas terlihat
bila membandingkan arsitektur Betawi hasil reka cipta dengan arsitektur rumah
Betawi Ora sebagai salah satu studi kasusnya. Temuan penelitian berupa adanya
bangunan blandongan sebagai ruang publik dan pangkeng pendaringan sebagai
ruang sakral pada rumah Betawi Ora yang tidak muncul pada arsitektur rumah
Betawi hasil rekacipta, mempertegas adanya keliyanan tersebut. Rumah yang
bagi masyarakat Betawi Ora merupakan bagian dari diri dan identitas mereka,
menjadi liyan di tengah representasi formal yang menutupi keberadaan mereka.
Peminggiran terus menerus terhadap masyarakat Betawi sejak dari masa
kolonial Hindia Belanda hingga sekarang ini, ditengarai sebagai faktor utama
yang mempertegas keliyanan tersebut. Penghapusan kampung ? kampung
Betawi sedikit banyak memaksa masyarakat Betawi untuk mengubah pola hidup
dan keruangan mereka, menyesuaikan diri dengan kondisi yang baru, termasuk
juga pada cara mereka berarsitektur.
Keberadaan arsitektur rumah Betawi Ora yang belum diakui sebagai bagian dari
kekayaan khasanah arsitektur tradisi Betawi akan dijelaskan melalui pendekatan
historiografi arsitektural, terutama yang terkait dengan penyebab liyan serta
penyikapan orang Betawi terhadap arsitektur dan keruangan mereka sendiri.
Sebuah penelitian dengan menggunakan metode interpretasi menjadi dasar dari
tulisan ini, yang bertujuan untuk mengangkat kesejarahan dari masyarakat
kebanyakan melalui pendekatan ?history from below?.
Pendekatan teoritis terkait konsep liyan dan subaltern digunakan untuk
mengenali masyarakat Betawi yang sering kali dikatakan sebagai kelompok
marginal di ibu kota Jakarta. Keberadaan masyarakat Betawi dan
kebudayaannya, terutama yang terkait dengan arsitektur rumah dan ruang
keterbangunan mereka, akan diamati perubahan dan perkembangannya sejak
periode akhir pemerintahan kolonial Hindia Belanda hingga periode reformasi
sebagai upaya untuk memperjelas kesejarahan mereka dan liyan yang terkait
erat di dalamnya.

Abstract
Betawi house architecture is closely related to ?Otherness?. This is clearly seen when
comparing Betawi architecture formal representation with the architecture of Betawi
Ora house as a case study. The research findings of blandongan as a public space and
pangkeng pendaringan as sacred space at Betawi Ora house which does not appear on
the architecture of Betawi house formal representation, confirm the existence of
otherness. The house for Betawi Ora people is part of the self and their identity,
became ?Others? in the middle of a formal representation that covers their existence.
Continuous marginalization of the Betawi people since the colonial Dutch East Indies
until now, identified as the main factors that reinforce the otherness. Elimination of
the Betawi villages, forced the Betawi people to change their everyday life and
spatiality, to adjust to new conditions, including to their architecture
The existence of Betawi Ora house that has not been recognized as part of Betawi
architectural traditions will be explained through the historiography architectural
approaches, especially those related to the cause of the ?Otherness? and Betawi
people attitude towards their own architecture and spatial. A study using the
interpretive research method is the basis of this paper, which aims to raise the history
of the commoners through a 'history from below' strategy.
Theoretical approach and related concepts of Other and subaltern are used to
identify the Betawi people, often said to be a marginal group in the capital city of
Jakarta. The existence of the Betawi people and its culture, especially as related to
architecture and their built environment, will be observed the changes and
developments since the end of the period of the Dutch East Indies colonial rule until
the period of reforms in an effort to clarify their historical and ?Otherness? are
inextricably linked in it."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
T31810
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ide Anak Agung Gde Agung, 1921-1999
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1993
959.86 IDE k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Alit Amini Rachim
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas mengenai gambaran perempuan dalam keluarga di Hindia Belanda dalam novel Siti Kartini. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif analisis. Dari penelitian ditemukan penggambaran perempuan ketika menghadapi persoalan di dalam keluarga seperti putusnya hubungan pertunangan, perkawinan paksa, serta realitas sosial di dalam novel Siti Kartini yang tercermin di masyarakat yaitu perempuan bekerja di luar rumah dan hubungan percintaan antarras dan suku bangsa.

ABSTRACT
This thesis discusses the description of women in families in the Dutch East Indies in the novel Siti Kartini. The research method used is descriptive analysis. From the research found the depiction of women when faced with problems in the family such as the breaking of engagement relationship, forced marriage, and social reality in novel Siti Kartini which is reflected in the society of women working outdoors and relationships romance between racial and ethnic."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>