Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 55338 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yanuar Sidharta
"Dekadensi moral adalah unsur paling menonjol dalam roman Rood Paleis yang merupakan salah satu karya Ferdinand Bordewijk. Suasana dekadensi terasa di sepanjang proses pembacaan buku ini, karena dekadensi menghinggapi seluruh elemen yang ada di dalam buku. Terutama pada para tokoh dan latar. Kerapnya Ferdinand Bordewijk membahas masalah yang menjurus ke arah dekadensi moral ditemukan pula dalam roman Rood Paleis. Masalah yang timbul merupakan contoh tema dari beberapa karya Ferdinand Bordewijk yang cenderung senada. Kondisi karya Ferdinand Bordewijk yang demikian, yang melandasi pikiran saya untuk memaparkan sekaligus memperkenalkan dan menganalisis roman Rood Paleis. Tujuan lainnya untuk mengedepankan Ferdinand Bordewijk sebagai salah satu penulis Belanda yang cukup penting. Seseorang dapat dikatakan berhasil bila ia dapat melakukan kontak dengan realitas hidup dan mampu memecahkan kesulitannya dengan wajar. Demikian pula yang terjadi dengan tokoh utama di dalam roman ini, yang semula tidak dapat melihat kenyataan yang terjadi. Tetapi dengan mampunya dia belajar dan melihat kenyataan maka masa depan yang lebih baikpun dapat diperolehnya. Dengan demikian terlihat bahwa di dalam setiap kehidupan akan ada masalah yang harus dihadapi dan belajar adalah yang terbaik untuk dapat mengatasi segalanya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1990
S15943
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bordewijk, F.
Rotterdam: Nijgh & Van Ditmar, 1948
BLD 839.36 BOR n
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Narendra Ikhwan Arif Rianto
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas analisis ketidaksesuaian makna interjeksi dalam komik
Q-R-T: der neue Nachbar dengan makna dalam tiga kamus bahasa Jerman, yaitu
Wahrig, Langenscheidt, dan Duden. Terdapat 12 dari 74 macam interjeksi yang
maknanya tidak sesuai dengan makna dalam kamus. Penelitian ini menggunakan
penelitian kepustakaan dan berfokus pada makna semantik, konteks pragmatik,
Rechtschreibregeln dan unsur suprasegmental. Hasil penelitian memperlihatkan
interjeksi-interjeksi dalam komik ini yang dalam penerapannya tidak sesuai dengan
makna dalam kamus.

ABSTRACT
This undergraduate thesis discusses the unsuitability of interjections meaning in
a comic titled Q-R-T: Der Neue Nachbar by Ferdinand in accordance with three
major German dictionary, they are Wahrig, Langenscheidt, and Duden. There are 12
of the 74 kinds of interjections that their meaning are not identical with their written
meanings in the dictionary. This analysis uses the literature research, and focuses on
the semantic meaning, pragmatic context, spelling rules and suprasegmental. The
result shows some interjections that are used in this comic, in their practice, have
different meanings with major German dictionary."
2016
S65215
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Florentius Heru Stoffer
"Latar Belakang
Hubungan antara karya sastra dan kenyataan sering dipertanyakan oleh para kritikus sastra. Kenyataan di sini adalah segala sesuatu yang berada di luar karya sastra dan yang diacu oleh karya sastra.
Salah seorang kritikus yang mencoba melihat hubungan tersebut adalah Aristoteles (384-322 SM) melalui sebuah konsep mimesis yang dikemukakannya. Dalam karyanya yang berjudul Poetica, ia mengatakan bahwa mimesis bukan semata-mata tiruan kenyataan, melainkan sebuah proses kreatif. Bertolak dari sebuah kenyataan, seorang penyair mencoba menciptakan suatu kenyataan lain. Dengan bermimesis seorang penyair sebenarnya menciptakan kembali kenyataan, berdasarkan hal-hal yang pernah ada, atau hal-hal yang dibayangkan seharusnya ada, baik berupa fakta, keyakinan, maupun cita-cita (Luxemburg, et.al, 1992:17).
Dalam ilmu sastra modern, teori Aristoteles mengenai mimesis masih diperhatikan, terutama teorinya mengenai recreatio, yang berasumsi bahwa karya sastra merupakan suatu dunia tersendiri. Di satu pihak karya sastra dapat dianggap sebagai sebuah cermin atau gambaran mengenai kenyataan, akan tetapi di pihak lain karya sastra juga dianggap mampu menciptakan dunianya sendiri, yakni dunia kata-kata, sebuah dunia baru yang kurang lebih terlepas dari kenyataan. Unsur-unsur khayalan yang terlepas dari kenyataan tersebut dikenal sebagai fiksionalitas. Dengan demikian sebuah teks fiksi adalah teks yang mengandung unsur-unsur tersebut (ibid: 19).
Dalam pengertian sintaks naratif, fiksi menunjuk pada sekumpulan teks dengan ciri--ciri yang khas. Dalam hal ini karya sastra, misalnya roman dan novel -dengan berbagai aturan dan pengelompokannya- dapat dianggap sebagai fiksi. Sedangkan fiksi dalam pengertian semantik menunjuk pada status denotatum, yakni rekaan.
Kebenaran fiksi di sini sebenarnya berkaitan dengan sebuah kenyataan yang didenotasikan. Akan tetapi kedua pengertian tersebut saling berkaitan, artinya di dalam fiksi menurut pengertian sintakis terdapat fiksi dalam pengertian semantik (Van Zoest, 1990: 5).
Fiksi merupakan gabungan dari realitas dan imajinasi. Seringkali realitas dalam fiksi seolah-olah dekat dengan kehidupan kita sehari-hari, akan tetapi tidak jarang realitas tersebut nampak jauh dari jangkauan realitas, sehingga sukar dibedakan dengan imajinasi. Realitas yang kelihatan jauh dari realitas kita seharihari inilah yang disebut sebagai "realitas intern", yakni kebenaran yang terikat oleh kesepakatan dan sama sekali lepas dari kenyataan yang mentah (ibid: 44).
Fiksi memberi kebebasan kepada pengarang untuk menyimpang dari realitas sehari-hari. Seorang penulis secara leluasa dapat mengolah tanda/denotatum ke dalam karyanya sehingga membentuk kebenaran baru, kebenaran tekstual, yakni sebuah "dunia mungkin"."
1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggie Natalia Paramitha
"Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan unsur feminisme yang terdapat dalam roman Les Merveilleux Nuages, karya Françoise Sagan. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan struktural. Teori-teori yang digunakan untuk menunjang pendekatan struktural dalam penelitian ini adalah teori mengenai hubungan sintagmatik dan paradigmatik dari Roland Barthes serta teori mengenai sekuen dari M.P. Schmitt dan A. Viala. Analisis sintagmatik yang terdiri atas dua bagian, yaitu pengaluran dan alur cerita, menunjukkan bahwa unsur feminisme terlihat dalam tindakan-tindakan tokoh Josée. Analisis paradigmatik yang terdiri atas analisis tokoh, hubungan tokoh utama dengan tokoh-tokoh lainnya, dan analisis latar yang terdiri atas dua bagian, yaitu latar ruang dan latar waktu, menunjukkan bahwa unsur feminisme terlihat dalam tindakan¬tindakan para tokoh, khususnya tokoh Josée. Sebagai kesimpulan, seluruh aspek yang dibahas dalam skripsi ini menunjukkan adanya unsur feminisme dalam roman Les Merveilleux Nuages, karya Françoise Sagan. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S14525
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Victoria Juanita Setiawan
"ABSTRAK
Penelitian ini adalah studi pustaka terhadap sebuah roman sastra Indonesia-Tionghoa. Penulis bertujuan menggambarkan citra perempuan dalam roman ini. Penggambaran ini didukung oleh analisis penokohan tokoh utama perempuan. Melalui citra perempuan itu, penulis juga menggambarkan permasalahan sosiologis dengan latar budaya Tionghoa di Indonesia. Permasalahan ini memunculkan fenomena sosial berupa keinginan perempuan Tionghoa melepaskan diri dari norma adat yang tidak relevan.
Penggambaran citra perempuan ini memperlihatkan keinginan pengarang menggambarkan citra perempuan Tionghoa yang dianggapnya ideal, yaitu perempuan yang bebas menempuh pendidikan tinggi setara dengan laki-laki, memanfaatkan pendidikannya dengan bekerja di luar kantor, dan memilih jodoh sesuai keinginannya.
Penulis menyimpulkan citra perempuan menurut pengarang adalah citra perempuan modern yang tidak terbelenggu oleh adat istiadat yang tidak relevan. Masalah kesetaraan perempuan dan laki-laki yang diungkapkannya relevan dengan kondisi masyarakat di akhir abad ke-20 dan awal abad ke-21 ini. Peran Dahlia sebagai perempuan pengarang Tionghoa Indonesia tidak dapat diabaikan, karena ia memiliki kepekaan terhadap perubahan sosial_ budaya di masyarakatnya, dan menuangkannya ke dalam sebuah karya sastra yang masih relevan hingga sekarang. Gejala sosial yang dikemukakannya menyebabkan karya ini adalah sebuah dokumentasi sosial yang memperkaya khazanah sastra Indonesia modern.

"
2001
S10931
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurhaidah
"Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan kekikiran dan keserakahan tokoh M. Granet dan menampilkan gambaran tokoh-tokoh lain dalam roman Eugenie Grandet. Pendekatan yang dipakai adalah teori Roland Barthes mengenai hubungan sintagmatik dan paradigmatik. Analisis unsur-unsur sintagmatik yaitu penyaluran dan alur dilakukan dengan menyusun usic lebih dahulu. Kemudian dilakukan pengelompokan usic tersebut mengungkapkan bahwa sebagian besar peristiwa menunjang gambaran kekikiran dan keserakahan tokoh M. Grandet dan tokoh-tokoh lain. Setelah itu disusun fungsi-fungsi utama beserta bagan untuk menemukan logika cerita. Hasil analisis alur memperlihatkan bahwa cerita selain digerakan oleh cinta Eugenie kepada Charles juga oleh sifat kikir dan serakah tokoh M. Grandet, sifat serakah Charles dan keluarga Cruchot. Analisis unsur-unsur paradigmatic dilakukan terhadap tokoh dan latar ruang. Hasil analisis tokoh mengungkapkan bahwa kekikiran dan keserakahan dalam roman ini didominasi oleh tokoh M. Grandet. Tokoh Euginie, Mme. Grandet dan Nanon lebih menonjol perilaku hemat dan sederhananya. Sedangkan tokoh-tokoh lain dalam roman ini hanya mencerminkan sifat serakah. Dan dari hasil analisis ruang, terungkap sifat kikir M. Grandet."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S14255
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achira Gosana Zaubin
"ABSTRAK
Pengarang sebaiknya tidak mengendus-endus realita melainkan hendaknya bermain-main dengan rea_lita itu. Pengarang sebaiknya tidak mencuri berita dari Surat kabar dan memasukkannya ke dalam_ karyanya , ini tidak cukup. Menurut Dublin penga-rang seyogyanya tidak mereproduksi melainkan berkisah,berkisah secara betas. Sarana paling penting untuk itu bagi Dublin adalah teknik montase. Berlin Alexanderplatz adalah sebuah buku yang hidup dan montase yaitu montase dalam bentuk yang paling beraneka ragam. Dalam bentuk mon_tase foto, kepingan- kepingan kenyataan dijajarkan satu dengan lainnya...

"
1985
S14584
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erwin Arnada
"Novel Taras Bulba ditulis Gogol ketika ia mengerjakan penulisan tentang alam Ukraina. Taras Bulba, merupakan fiksi sejarah yang terangkum dalam buku kumpulan karangan berjudul Mirgorod yang semata-mata diciptakannya karena kecintaan dan kekagumannya akan alam Ukraina, tanah airnya. Kumpulan karangan Mirgorod boleh dikatakan sebagai potret kehidupan pribadi Gogol di tengan masyarakat Valikiye Sorochintky di daerah Ukraina. Masa kanak-kanak dan remajanya dihabiskan di tengah alam Ukraina; hal ini nampaknya mengakibatkan Gogol memiliki perasaan serta kenangan dan kecintaan yang begitu mendalam akan alam Ukraina. Sebagai akibatnya maka lahirlah beberapa novel yang dilatarbelakangi alam kehidupannya di masa lalu. Gogol lahir pada 1 April 1809 di kota Valikiye Sorochintky di daerah Ukraina. la tumbuh dan besar di tengah masyarakat pedesaan; hal ini membuat karya-karyanya senantiasa melukiskan sosok kehidupan dan tradisi masyarakat dimana ia dibesarkan. Konsep realismenya lebih banyak dimungkinkan lahir karena pengaruh kehidupan masyarakat seperti yang dialaminya sejak masa kanak-kanak hingga ia berangkat dewasa. Pada awalnya, alam pemikiran Gogol merupakan perpaduan antara seni dan sejarah; hal ini terlihat ketika ia, pada tahun 1834, mengajar sejarah sastra Rusia di Universitas Petersburg. Perpaduan konsep seni dan sejarah menyebabkan banyak mahasiswanya tidak bisa menangkap dan mencerna ilmu yang diajarkannya. Karena kekecewaan yang begitu mendalam ketika menghadapi kenyataan bahwa konsep yang dirancangnya sedemikian rupa gagal diterima mahasiswanya, maka Gogolpun keluar dari universitas dan bertekad meninggalkan dunia keilmuannya. Ia memilih menjadi sastrawan yang berjuang dengan pena dan ketajaman pikiran. Tekadnya dilukiskan dengan sebaris kalimat yang terasa mempunyai kekuatan; Bidang kata-katalah yang menjadi tempat pengabdianku (Mashinsky, 1980). Sastra klasik Rusia selalu diilhami oleh ide-ide Humanisme. Sebagian besar sastra Rusia abad 19 merupakan satu-satunya cara yang legal untuk protes terhadap kekuasaan tirani dari golongan pemilik tanah. Vissarion Belinsky, kritikus yang juga demokrat besar, mencatat bahwa masyarakat Rusia menganggap para penulisnya sebagai satu satunya pemimpin, pelindung, dan penyelamat mereka dari otokrasi Rusia....(ibid, 1980). Tradisi satire Rusia diwariskan dari tiap generasi penulis Rusia ke generasi berikutnya; berawal dari Kantemir ke Fonvizin, kemudian diteruskan oleh Gribayedov dan Gogol. Gogol menciptakan jenis dengan isi baru dan memberinya kedalaman yang belum pernah ada dengan gayanya yang artistik. Tulisannya menandai suatu perkembangan baru. Kritik Realisme, sebuah ragam kesusastraan yang menyatakan protes dari sebagian besar masyarakat Rusia terhadap ketidakpastian dan kepincangan sosial. Karya-karya Gogol berlangsung pada tahun 1830 sampai 1840. Gaya penulisannya yang serius, kritis, tetapi mengandung humor memiliki daya refleksi yang amat besar. Ia menunjukkan kepada semua golongan masyarakat tentang kenyataan dan kemungkinan yang jauh lebih baik. Dengan munculnya Gogol, sastra Rusia mendapat seorang pewaris dan penerus Pushkin, penulis terbesarnya. Namun Gogol meneruskan Pushkin dengan gayanya sendiri. Pushkin merangkum semua aspek kehidupan manusia, sedangkan dunia fiksi Gogol tidak seuniversal dan mencakup semuanya seperti Pushkin. Realisme Gogol diilhami oleh analisis yang berani terhadap fenomena sosial pada masa hidupnya. Gogol berusaha mengungkapkan segala yang ideal lewat protes terhadap fakta mengerikan yang ia lihat di sekitarnya. Karyanya didominasi oleh semangat penyangkalan (ibid. 1980."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Burmalia
Jakarta: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1980
S14295
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>