Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 118597 dokumen yang sesuai dengan query
cover
F.R. Widiawati Setiawan
"Keadaan Jerman yang kita lihat sekarang berbeda dengan keadaan Jerman pada abad Pertengahan, Jerman pada saat itu atau yang sering disebut Kekaisaran Romawi Suci terdiri atas kerajaan-kerajaan kecil yang dipimpin oleh seorang kaisar sebagai penguasa tertinggi. Pada saat itu mata pencaharian sebagian besar rakyat Jerman adalah bertani, hanya sebagian kecil saja yang menjadi pengrajin dan majikan. Keadaan ini berlangsung selama berabad-abad, baru pada pertengahan abad 19 di Jerman terjadi peralihan dari negara agraris ke negara industri. Peralihan ini tidak saja membawa perubahan di bidang ekonomi, melainkan juga di bidang sosial, misalnya mulai ada perubahan dari sistem masyarakat feodal ke sistem masyarakat industri yang liberal."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1982
S14768
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Isman Pratama
"ABSTRAK. Penelitian ini dilakukan dengan mengambil obyek mihrab mesjid kuna yang ada di kota Benten, Jakarta, dan Cirebon, dengan memperhatikan segi-segi arsitektur, arah hadap dan ragam hiasnya. Rentang waktu yang digunakan adalah mihrab mesjid yang berasal dari abad 15 hingga 19. Tujuannya adalah untuk mengenali komponen yang terdapat pada mihrab-mihrab mesjid kuna, keragamannya dan frekwensi pemakaiannya. Juga untuk melihat unsur-unsur yang mempengaruhi ragam hiasnya, apakah ada unsur dari pra Islamnya atau dari Islamnya. Penelitian hanya dilakukan pada 16 obyek mihrab yang terdapat di ketiga kota tersebut di atas. Metode yang digu_nakan adalah deskripsi dan perbandingan hasil deskripsinae. Komponen yang diperhatikan adalah bentuk, ruangan, tiang, lengkungan, lalu arah hadap dan ragam hiasnya. Hasilnya me_nunjukkan adanya keragaman komponen dan frekwensi pemakaian_nya. Hal ini dapat digunaken sebagai dasar penelitian untuk mengenali gaya yang terdapat pada mihrab mesjid kuna, dan mengetahui unsur-unsur yang mempengaruhi ragam hiasnya."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yekti Werdaningsih
"Masjid-masjid Kuna di wilayah Bagelen Lama abad 19 M adalah masjid-masjid yang Ietaknya tersebar di dua buah wilayah Kabupaten masa sekarang yaitu Kabupaten Purworejo dan Kabupaten Kebumen. Masjid-masjid ini berjumlah 7 dan sebagian besar belum pernah diteliti secara khusus. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengungkapkan bentuk dan variasi masjid masjid kuna di Bagelen Lama, dilihat dart sudut arsitektural dan ornamental sehingga dapat diketahui apakah terdapat variasi atau ciri tertentu pada masjid-masjid kuna di Bagelen Lama. Untuk mencapai tujuan di atas, maka diperlukan langkah-langkah penelitian secara bertahap yang dapat mengidentifikasikan : a) Bentuk arsitektur dan ragam bias ke 7 Masjid-masjid kuna di Bagelen Lama sehingga dapat diketahui ciri khas setiap masjid sebagai masjid kuna. b) Ciri khas yang terdapat seluruh masjid agar dapat diketahui ada/tidaknya ciri tertentu masjid kuna pada abad 19 M di wilayah bagelen Lama. Dengan demikian, tahap kerja yang harus dilakukan pada tingkat observasi adalah memerikan unsur-unsur bangunan masjid yang meliputi : tiang penyangga utama, bentuk kusen dan daun jendela/pintu, bentuk mihrab, bentuk atap, dan bentuk serta jenis hiasan tertentu pada masjid. Pada tingkat deskripsi/ analisa akan dilakukan perbandinga/komparasi. Perbandingan dilakukan dengan memperbandingkan langsung komponen-komponen yang sama pada bangunan masjid di seluruh wilayah Bagelen Lama. Perbandingan ini meliputi bentuk, gaya arsitektur dan ragam hias. Pemilihan unsur-unsur tersebut didasari atas pertimbangan bahwa komponen tersebut merupakan satu kesatuan dari bangunan masjid dan merupakan komponen-komponen yang mudah dipengaruhi oleh unsur arsitektur asing. Pada tahap akhir adalah melakukan penjelasan terhadap data yang telah dianalisis, baik penjelasan berupa tulisan maupun gambar. Dari adanya perubahan kekuasaan di wilayah Bagelan Lama, ternyata terdapat unsure-_unsur yang mempengaruhi bangunan masjid sehingga menjadikan bentuk arsitektur masjid kuna di wilayah Bagelan Lama bervariasi, namun tetap terdapat ciri khas yang membedakan dengan daerah lainnya yakni motif hias pilin berganda dan tumpal yang selalu ada di hampir seluruh masjid-masjid tersebut."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2002
S11916
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Junus Satrio Atmodjo
"Tesis ini secara umum membicarakan tentang pengaruh faktor lingkungan tehadap proses perdagangan yang berlangsung antara kawasan pesisir dengan kawasan pedalaman di Provinsi Jambi abad XII-XIII Masehi, tanpa membahas lebih jauh bagaimana proses berlangsungnya perdagangan itu sendiri. Kawasan pesisir yang umumnya berupa rawa gambut semenjak lama diyakini merupakan daerah kosong yang tidak berpenghuni, minimnya dataran kering yang dapat dijadikan lahan pertanian menjadi alasan atas pendugaan itu, termasuk dugaan-dugaan bahwa kawasan ini pada abad XI-XI I masih berupa laut dangkal berbentuk teluk. Namun penemuan-penemuan arkeologi di akhiur tahun 1980-an memperlihatkan bahwa dugaan tersebut tidak beralasan karena ditemukan cukup banyak situs purbakala di kawasan pesisir yang dapat menunjukkan bukti pemukiman yang permanen. Terdapatnya persamaan benda temuan dengan sejumlah situs di kawasan pedalaman, khususnya keramik-keramik Cina dari abad tersebut, memperlihatkan bahwa kedua kawasan semenjak lama telah melakukan pertukaran barang yang intensif. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa walaupun kawasan pesisir sepanjang tahun tertutup oleh genangan air, namun hal tersebut tampaknya tetap memberi kemungkinan bagi masyarakat Jambi kuno untuk menetap di kawasan ini dan melakukan komunikasi dengan dunia luar dan tetangga-tetangganya di pedalaman.
Kapal dan perahu merupakan dua sarana transportasi air yang paling mungkin berkembang di kawasan pedalaman dan pesisir yang banyak memiliki sungai dari berbagai ukuran. Sejumlah reruntuhan perahu yang ditemukan menjadi bukti bahwa 700 tahun yang lalu masyarakat Jambi kuno mampu membuat perahu dan melakukan perjalanan jauh untuk mempertukarkan barang yang dikumpulkan dari kawasan berbeda. Keberadaan sungai dan sumberdaya alam yang berlimpah memungkinkan terjadinya perdagangan itu. Faktor curah hujan yang besar, kelandaian permukaan sungai, percabangan sungai, atau pengaruh siklus pasang-surut air laut yang membentuk genangan besar di wilayah Delta Batanghari adalah faktor-faktor pendukung kemudahan pelayaran. Di lain pihak tersedianya cadangan logam emas, getah damar, getah kemenyan, dan kayu gaharu yang sangat diminati oleh masyarakat Cina, India, dan Timur Tengah membuka kesempalan bagi penduduk pedalaman Jambi untuk berpartisipasi dalam perdagangan internasional abad XI-XIII. Tanpa faktor-faktor alam ini kecil kemungkinan bagi Jambi untuk terlibat di dalam kegiatan perdagangan lintas wilayah hingga keluar dari pulau Sumatera.
Secara tidak langsung tesis ini menempatkan Kawasan Timur Jambi yang didominasi rawa dan sungai menjadi pintu masuk komoditas asing ke Jambi, sekaligus pintu keluar bagi komoditas Jambi memasuki pasar internasional. Tingginya curah hujan, luasnya wilayah genangan, dan siklus pasang-surut air bukannya menjadi rintangan bagi kelangsungan proses perdagangan, sebaliknya justru menjadi pendorong yang mempermudah proses tersebut."
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T11675
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Octaviadi Abrianto
"Order, adalah satu komponen bangunan yang terdapat pada bangunan berarsitektur klasik, secara singkat yang dimaksud dengan order adalah tiang secara keseluruhan, mulai dari dasar, tubuh sampai bagian atas.Penelitian ini dibatasi pada order-order yang terdapat pada bangunan yang didirikan pada abad 19 di daerah Weltevreden, Jakarta.Tujuan penelitian adalah (1) menentukan tipe order-order yang ada pada banguan-bangunan abad 19 di Weltevreden, (2) mengetahui persamaan dan perbedaan order yang terdapat pada bangunan abad 19 di Weltevreden dengan order yang lazim pada arsitektur klasik. Metode penelitian yang dipergunakan adalah metode induktif, diawali dengan pengumpulan data tentang order-order yang terdapat pada bangunan-bangunan yang memenuhi kriteria penelitian, dilanjutkan dengan analisa data yang didapat, dalam tahap ini diteliti tipe serta persamaan dan perbedaan yang terdapat pada order tersebut mempergunakan variable-_variabel yang telah ditentukan. Tahap terakhir adalah mencoba menarik kesimpulan dari data-data serta hasil analisa yang telah dilakukan. Kesimpulan yang diperoleh adalah sebagal berikut: terdapat 5 (lima) tipe order pada bangunan-bangunan berarsitektur klasik di Weltevreden yaitu order Doric Romawi, order Doric Yunani, order Ionic Yunani, order Tuscan, order Composite. tingkat persamaan order-order pada bangunan di Weltevreden adalah 93,06% dengan tingkat perbedaan 6,94%, order-order yang terdapat di Weltevreden tampak masih mengikuti kaidah yang lazim dipakai pada order arsitektur klasik."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1992
S11594
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tulus Guritno
"Dengan otonomi daerah maka diharapkan partisipasi masyarakat dalam proses pembuatan kebijakan di daerah tersebut semakin tinggi karena salah satu hakekat sekaligus tujuan diadakannya otonomi adalah terjadinya peningkatan partisipasi politik masyarakat.
Berbagai hasil studi mengidentifikasi bahwa faktor yang paling mempengaruhi atau berhubungan positip dengan partisipasi politik adalah faktor Status Sosial Ekonomi (SSE) yang terdiri dari variabel tingkat pendidikan dan tingkat penghasilan.
Penelitian ini pada dasarnya merupakan suatu verifikasi terhadap sebuah teori yang melihat adanya pengaruh yang signifikan antara tingkat Status Sosial Ekonomi dengan tingkat Partisipasi Politik yang mengambil setting pada masyarakat di Kabupaten Banyumas selama menjadi Daerah Percontohan Otonomi.
Dari berbagai teori mengenai partisipasi politik dan hasil-hasil penelitian terdahulu di dapati bahwa untuk meneliti partisipasi politik harus diteliti pada setiap bentuk menurut intensitasnya. Karena partisipasi politik merupakan konsep payung di mana setiap bentuk partisipasi politik yang ada di dalamnya merupakan variabel yang berdiri sendiri.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskripftiv/survey, pengambilan sampel dilakukan dengan cara cluster random sampling dengan jumlah responden sebanyak 198 orang. Sedangkan analisa data menggunakan analisis regresi logistik dan pengujian hipotesis memakai taraf signifikansi 5 %.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel pendidikan dan penghasilan secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap berbagai bentuk partisipasi politik yang diteliti. Namun secara parsial baik variabel pendidikan maupun penghasilan tidak selalu memiliki pengaruh yang signifikan tehadap berbagai bentuk partisipasi politik.
Dari hasil penelitian ini disarankan agar pemerintah daerah berhati-hati dan cermat dalam mengelola partisipasi politik ini dan secara mandiri mengadakan mobilisasi politik yang positip yang bertujuan menciptakan iklim yang kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya partisipasi politik masyarakat."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T1984
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Mutia Amsar
"Sejak dibangun 5 dekade yang lalu hingga masa sekarang ini, pangkalan militer Amerika Serikat di Okinawa masih tetap menjadi topik masalah yang terus diperdebatkan. Ada beberapa hal dari pangkalan militer Amerika Serikat yang menjadi permasalahan, salah satunya adalah dampak sosial ekonomi yang timbul akibat adanya pangkalan militer Amerika Serikat tersebut. Di bidang sosial, pangkalan militer Amerika Serikat menyebabkan ketidakamanan dan ketidaknyamanan masyarakat karena cukup sering terjadinya insiden-insiden kriminalitas dan kecelakaan yang diakibatkan oleh pihak militer Amerika Serikat. Kegiatan latihan militer Amerika Serikat juga menyebabkan polusi dan kerusakan lingkungan. Dan keistimewaan yudisial yang dimiliki pihak militer Amerika Serikat menyebabkan penanganan kriminalitas yang melibatkan pihak militer Amerika Serikat di Okinawa mengalami hambatan.Di bidang ekonomi, pangkalan militer Amerika Serikat mampu memacu pertumbuhan GPP Okinawa, namun membuat ekonomi Okinawa menjadi sangat bergantung pada pangkalan militer Amerika Serikat dan membuat sektor industri tidak berkembang. Terkait dengan keterbelakangan sektor industri ini, maka lapangan kerja pun kurang tersedia, akibatnya tenaga kerja tidak tertampung dengan baik. Pangkalan militer Amerika Serikat yang menempati lahan yang cukup luas, yaitu 20% dari daratan Okinawa dan 11% dari pulau Okinawa ini juga menyebabkan terganggunya rencana pembangunan industri dan tata ruang kota. Untuk mengatasi masalah pangkalan militer Amerika Serikat ini telah dilakukan beberapa langkah penyelesaian diantaranya kesepakatan pengembalian beberapa bagian lahan yang disewakan untuk pangkalan militer, dan revisi Status of Force Agreement (SOFA). Namun dalam pelaksanaannya masih terdapat banyak kendala akibat adanya perbedaan kepentingan masing-masing pihak terhadap pangkalan militer Amerika Serikat ini."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2003
S13532
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Handayani
"ABSTRAK
Tulisan skripsi ini berbicara tentang salah satu aspek
dari gerakan-gerakan perdamaian yang ada di Eropa Barat yaitu Pengaruh Green Peace di Jerman Barat dalam Bidang
Senjata Nuklir pada kurun waktu 1979 1985. Skripsi ini
berusaha untuk mengidentifikasi apakan gerakan Green Peace. benar-benar dapat mempengaruhi Kebijkakan Luar Negeri Jerman Barat terutama dalam bidang senjata nuklir. Kemudian penulis mencoba mengemukakan usaha-usaha apa saja yang dilakukan Green Peace untuk mencoba mempengaruhi setiap kebijakan yang berhubungan dengan senjata nuklir. Untuk tujuan tersebut, penulis menggunakan kerangka teori atau konsep pengaruh politional dikemukakan oleh K.J. Holsti. Walaupun demikian, kerangka influenceA yang Holsti tersebut masih bersifat agak umum dan kurang lengkap sehinnga penulis akan melakukan pengetatan dan penambahan terhadap variabel-variabel kerangka Holsti dengan menggunakan juga konsep mengenai pengaruh yang dikemukakan oleh Robert Dahi. Pembahasan dimulai penulis dengan melihat pada latar belakang Eropa Barat secara keseluruhan dan Jerman Barat khususnya setelah Perang Dunia II dan gerakan-gerakan di Eropa Barat yang muncul pada masa-masa setelah itu. Kemudian penulis memasuki secara khusus pada lahirnya Green Peace di Jerman Barat serta perkembangannya setelah tahun 1979. Terakhir penulis mencoba menganalisa lebih jauh kedudukan Green Peace di peta politik Jerman Barat dengan menguraikan kebijakan kebijakan Green Peace serta bagaimana tanggapan pemerintah Jerman Barat terhadap kebijakan kebijakan tersebut. Secara garis besar, pembahasan yang menarik dalam skripsi ini adalah nyatanya meskipun pengaruh Green Peace ini sangat kuat bukan hanya di Jerman melainkan juga berpengaruh terhadap negara-negara Eropa lainnya, namun mereka terbentur pada masalah senjata nuklir sebab masyarakat cenderung menanggapi spontan terhadap masalah ini tapi cepat pula terlupakan sebab masyarakat setempat lebih memprioritaskan masalah ekonomi, sosial serta masalah lingkungan hidup secara keseluruhan. Wawasan pemikiran mengenai senjata nuklir dianggap terlalu luas untuk ditanggapi secara serius dan dilain pihak Jerman mempunyai kebanggaan sendiri terhadap kemajuan tehnologi industri militernya diantara anggota-anggota NATO lainnya Meskipun demikian, memang menarik untuk melihat kegiatan kegiatan Green Peace karena selalu mempunyai ciri khas untuk menarik khalayak ramai dengan berbagai atribut seperti penggunaan bunga matahari sebagai lambang mereka, penggunaan hiasan berwarna-warni bila berkampanye. Secara singkat Green Peaoe dapat dikatakan berhasil dengan baik dalam program program lingkungan hidupnya serta program bantuan terhadap Dunia III ketimbang programnya mengenai senjata nuklir."
1990
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Baharuddin Wahid
"Ringkasan
Jumlah penduduk yang besar, ketimpangan penduduk antar wilayah dan pertumbuhan penduduk yang masih tinggi adalah merupakan ciri-ciri kuantitatif penduduk Indonesia. Sedangkan rendahnya tingkat pendidikan penduduk, tingginya angka kematian bayi dan rendahnya angka harapan hidup waktu lahir adalah merupakan ciri-ciri kualitas penduduk. Dengan memperhatikan ciriciri penduduk tersebut, serta adanya variasi angka kematian bayi antar wilayah dan daerah tempat tinggal (pedesaan-perkotaan); maka dalam tesis ini akan dipelajari kematian bayi di Sulawesi.
Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mempelajari asosiasi atau pengaruh faktor sosial ekonomi terhadap kematian bayi di Sulawesi. Dalam hal ini, faktor-faktor yang mempengaruhi kematian bayi akan dilihat dari karakteristik individu dari responden itu sendiri seperti : pendidikan, pendidikan suami, status pekerjaan, pekerjaan suami dan tempat tinggal.
Secara teoritis dapat dikemukakan bahwa di antara sekian banyak faktor yang mempengaruhi kematian bayi, pendidikan ibu merupakan faktor yang sangat penting. Tingkat pendidikan ibu berpengaruh terhadap tingkat pengertiannya terhadap perawatan kesehatan, higiene, perlunya pemeriksaan kehamilan dan pasta persalinan serta kesadarannya terhadap kesehatan anak-anak dan keluarganya. Di samping itu pendidikan berkaitan erat dengan faktor sosial ekonomi lainnya seperti pekerjaan, penghasilan, perumahan dan tempat tinggal. Penduduk dengan pendidikan rendah biasanya berpenghasilan rendah, bertempat tinggal di lingkungan yang kurang sehat atau miskin, sehingga mempunyai resiko kesakitan dan kematian yang tinggi.
Sumber data dalam penelitian ini adalah Survey Prevalensi Indonesia (SPI) 1987, SPI merupakan proyek kerja sama antara Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), The Institute for Research Development (IRD), dan Biro Pusat Statistik (BPS). Survey ini dilaksanakan pada bulan September - Desember 1987 di 20 propinsi di Indonesia dengan maksud untuk mengumpulkan data mengenai fertilitas dan Keluaga Berencana. Kelompok sasaran dari SPI adalah wanita berumur 15-49 tahun yang pernah kawin. Sebanyak 11.844 responden di hampir 15.000 rumah tangga terpilih diwancarai secara mendalam oleh 90 orang pewawancara wanita yang telah dilatih secara intensif. Untuk empat propinsi di Sulawesi yang tergabung dalam 14 propinsi di luar Jawa - Bali I dan II, cakupan sampel meliputi 1.268 rumah tangga dengan jumlah responden sebanyak 1069 orang.
Untuk mempelajari asosiasi atau pengaruh variabel sosial ekonomi terhadap kematian bayi dalam penelitian ini, teknik analisis yang digunakan adalah 1). Statistik deskriptif yang bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik variabel sosial ekonomi dan antara yang diperhatikan dan 2). Statistik inferensial yang bertujuan untuk mempelajari besarnya hubungan serta kuatnya peran variabel bebas dalam mempengaruhi variabel tak bebas yaitu kematian bayi, di samping itu dipakai untuk mempelajari perbedaan proporsi dan perbedaan resiko kematian bayi menurut tempat tinggal.
Berdasarkan beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa angka kematian bayi lebih tinggi di pedesaan dibanding di perkotaan. Namun dalam penelitian ini, berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif diperoleh proporsi kematian bayi yang lebih tinggi di perkotaan dibanding di pedesaan. Sedang berdasarkan hasil uji statistik inferensial dengan menggunakan statistik Odd-Ratio bersyarat, menunjukkan adanya variasi angka kematian bayi yang lebih tinggi di daerah perkotaan atau di pedesaan, tergantung dari indikator variabel yang digunakan dalam model. Hal ini ditunjukkan oleh hasil analisis dari setiap model yang diperhatikan, dalam Model Pertama yang digunakan dalam penelitian ini.
Dari semua variabel antara yang diperhatikan dalam penelitian ini, menunjukkan bahwa variabel jarak kelahiran (VIC), sumber air minum (SAM), tempat buang air besar (TBA) dan tempat melahirkan (ITM) mempunyai pengaruh langsung yang berarti secara statistik terhadap kematian bayi di Sulawesi.
Demikian pula ditunjukkan bahwa berdasarkan hasil uji statistik inferensial, asosiasi atau pengaruh variabel sosial ekonomi dan antara secara bersama-sama terhadap proporsi kematian bayi, interaksi indikator variabel pendidikan tamat SLTP+ (IPI2) dan status pekerjaan (IKI) dengan tempat tinggal (ITT) mempunyai pengaruh yang berarti tehadap proporsi kematian bayi. Hal ini menunjukkan bahwa indikator variabel pendidikan tamat SLTP+ dan status pekerjaan mempunyai perbedaan pengaruh yang berarti terhadap proporsi kematian bayi menurut tempat tinggal. Sedang interaksi indikator variabel pendidikan suami (IPS1 dan IPS2) dan pekerjaan suami (IKS) dengan tempat tinggal (ITT) tidak mempunyai perbedaan pengaruh secara statistik dengan tempat tinggal. Demikian pula variabel utama yang diperhatikan indikator variabel pendidikan (IPI1 dan IPI2), status pekerjaan (IKI) yang signifikan pada a = 0,05; yang berarti bahwa variabel-variabel tersebut mempunyai pengaruh yang berarti terhadap kematian bayi.
Pengaruh tidak langsung faktor sosial ekonomi berdasarkan Model Kedua (berlakunya model Mosley dan Chen), ditunjukkan bahwa indikator variabel pendidikan suami (IPS1 dan IPS2) yang tidak mempunyai pengaruh yang berarti terhadap kematian bayi melalui variabel tempat buang air besar (TBA) dan variabel tempat melahirkan (ITM). Demikian pula variabel status pekerjaan responden (IKI) dan pekejaann suami (IKS) tidak mempunyai pengaruh yang berarti terhadap kematian bayi melalui Variabel sumber air minum (SAM). Sedang variabel tempat tinggal (ITT) tidak mempunyai pengaruh yang berarti terhadap kematian bayi melalui variabel jarak kelahiran (VIC) dan tempat melahirkan (ITM).
"
1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>