Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 164009 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Dalam pengamatan saya terhadap kesusasteraan modern Jerman, saya melihat bahwa pengarang Heinrich Boell-lah yang paling menonjol melibatkan diri, dalam persoalan-persoalan masyarakat disamping pengarang-pengarang lain, seperti Guenther Grass, Martin Walser dan Hans-Magnus Enzensberger. Ia menulis tidak hanya untuk seni semata-_mata, tetapi untuk seni yang mempunyai tujuan. Dengan kata lain, Heinrich Boell ingin memperlihatkan keburukan_-keburukan yang ada dalam masyarakat kepada pembaca. Kegiatan-kegiatan Boell yang perlu disebutkan antara lain: berturut-turut sejak 1970 menjabat sebagai presiden Zentrum RFJ, 1971 ketua PEN-Club Internasional, dan kemudi_an ikut aktip pula membantu dalam pemilihan umum Bundestag tahun 1972 dalam Inisiatip Pemilih Sosial Demokrat. Peristiwa-peristiwa yang berturut-turut terjadi sepuluh ta_hun terakhir ini di RFJ, menyebabkan Boell lebih sering menulis artikel-artikel dalam surat kabar (sejak permulaan tahun tujuh puluhan) daripada roman-roman atau cerita-cerita pendek. Sejak itulah ia menjadi sorotan pers Jerman; kecenderungannya yang ke kiri, cukup membuat curiga pers kanan. Lebih-lebih lagi setelah karangannya yang berjudul Will Ulrike Meinhof Gnade oder freies Geleit?_ muncul di Der Speigel pada permulaan tahun 1972."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1978
S14649
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sukartini Soegiono
"Usaha penterjemahan dilakukan di semua bahasa dan sering dalam segala bidang pengetahuan. Baik dalam pengeta_huan ilmiah maupun pengetahuan sastra. Terjemahan karya-karya kedua bidang tersebut penting karena di samping mengembangkan bahasa tiap-tiap bangea, juga agar warisan kekayaan budaya sebuah bangsa dapat menambah kekayaan budaya bangsa lain. Di samping juga membina suatu jembatan saling mengerti antar bangsa dengan le_bih baik, akan dapat meningkatkan kesadaran akan ilmu pe-ngetahuan suatu bangsa pula. Perbedaan-perbedaan yang ada di antara bangsa-bangsa yang satu dengan yang lain hanya akan menjadi variasi dari satu pokok yang sama. Dengan kata lain, penterjemahan dan perkenalan karya-karya asing da_lam bahasa itu akan memperkokoh kesadaran bangsa tersebut. Sekarang kebanyakan sebuah karya terjemahan bukanlah merupakan terjemahan. Kita membaca penceritaan kembali, di sebutnya terjemahan. Kita membaca sebuah penulisan kemba_li, sebuah pembahasan, sebuah penilaian, dimana ciri-ciri karya aslinya tidak ada lagi, mungkin hanya dua gambaran atau sebuah pernyataan yang tersebut dalam judulnya, namun ditulis sebagai sebuah terjemahan"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1977
S16206
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nita Hendradjuanita
"ABSTRAK
Huhungan Sastra, Sastrawan dan Masyarakat Norbert Oellers berpendapat: Literatur entsteht and wirkt in konkreten gesellschaftlichen Situation : und ist von diesen abhaengig. Bla diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia kalimat tersebut berbunyi: Sastra terja_di dan mempunyai pengaruh dalam situasi masyarakat yang konkrit dan tergantung kepadanya. Tidak jauh berbeda dengan pendapat di atas, Wil_liam Henry Hudson seperti yang dikutip oleh Andre Hardjana menyatakan bahwa sastra pada hakekatnya ada_lah suatu pengungkapan kehidupan melalui bahasa. Sastra merupakan pengungkapan baku (yang sebenarnya) dari : apa yang telah dialami orang tentang kehidupan, apa yang te_lah dipermenungkan, dan dirasakan orang mengenai segi_segi kehidupan yang paling menarik minat secara langsung lagi kuat2_

"
1984
S14641
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Siegfried Lenz adalah seorang pengarang Jerman yang terkenal dewasa ini. Karya-karya Siegfried Lenz pada umumnya bersifat kemanusiaan dan universil, itulah sebabnya karya-karyanya banyak dibaca orang, tidak hanya di negara Jerman, tetapi juga, di luar negeri, terutama di daratan Eropa. Dungan terbitnya roman Deutschstunde (1968) nama Siegfried Lenz menjadi terkenal. Roman ini telah diterjemahkan ke dalam sembilan belas bahasa. Da. Indonesia Siegfried Lenz telah dikenal melalui cerpennya Lukas, sanftmutiger Knecht yang diterjemahkan oleh Hazil dengan judul Lukas Budak si Lembut Hati yang terkumpul dalam buku Kisah Jerman Sepanjang Zaman (modern). Pada kesempatan ini akan dibahas dua karya Siegfried Lenz yaitu Es waren Habichte in der Luft dan Der Mann im Strom. Keduanya ditulis dalam bentuk roman. Dua roman ini dipilih karena temanya yang ak_tuil; walaupun roman ini ditulis dua puluh tahun yang lalu, namun masalah yang disajikannya masih mem_punyai daya tarik bagi pembacanya. Dalam dua romannya ini Siegfried Lenz menggambarkan dengan jelas watak dan sepak terjang tokoh-tokohnya, bagaimana mereka menghadapi tantangan hidupnya..."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1977
S14743
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marina Estella
"ABSTRAK
Karya sastra diciptakan oleh sastrawan untuk dinikmati, dipahami dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Penciptaannya bagaimanapun juga dipengaruhi oleh beberapa faktor yang mengelilingi pengarang sebagai pencipta karya sastra itu sendiri. Faktor tersebut merupakan penga_laman manusiawi pengarang yang,didapatnya dari mengalami, melihat, mendengar atau membaca. Dan karena pengarang merupakan bagian dari masyarakat maka mau tidak mau kar_yanya menampilkan gambaran kehidupan, dengan kata lain merupakan pengungkapan kehidupan-kehidupan, karena ia mengungkap_kan apa yang telah disaksikan, apa yang dialami, dipermenungkan dan dirasakan orang tentang kehidupan. Dan hasil karya ini sebagai salah satu alat komunikasi sudah tentu menggunakan bahasa sebagai medium, di mana bahasa itu merupakan ciptaan sosial. Dengan demikian terdapatlah hubungan antara pengarang, masyarakat dan sastra, dan dalam sosiologi sastra hubungan tersebut dipelajari_

"
1984
S14714
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Like Rachmat
"Sama seperti pada pendidikan umum di sekolah-sekolah Jerman, maka NOVELLE, juga dalam Seksi Jerman F.S.U.I. Jakarta, sejak lama merupakan bagian yang tetap dalam pengajaran kesusasteraan. Sifat-sifat tertentu yang dimiliki NOVELLE tampaknya ideal sekali untuk pengajaran berbahasa asing. Sebab utama adalah suatu kenyataan, bahwa NOVELLE lazimnya mencakup ruang lingkup yang sedang. Faktor ini akan menguntungkan para mahasiswa yang tidak mengkhususkan diri pada kesu_sasteraan dalam rangka studi program bahasa asingnya. Dan juga dalam rangka kurikulum universitas yang sedang berlaku, teks yang berukuran sedang ini akan sangat cocok, asalkan saja ia dapat digunakan sebagai dasar kegiatan satu atau setengah semester. Segi pandangan yang lain adalah, bahwa NOVELLE biasanya menyajikan suatu isi cerita yang terbatas. Dengan demikian seorang yang membacanya, dengan mudah akan memperoleh suatu gambaran yang menyeluruh mengenai temanya. NOVELLE tidak saja terbatas ruang lingkupnya, melainkan juga kurang rumit dibanding_kan dengan roman. Hal ini serasi dengan struktur topiknya: seperti tema, maka juga komposisinya lazimnya jelas sekali, oleh karena itu mudah dipahami. Bail bentuk ceritanya maupun cara penyuguhannya hampir tidak menimbulkan kesulitan. Memang penggunaan NOVELLE dalam pengajaran masa kini menimbulkan problems. Sebab utama terletak pada perkembangan kesusasteraan sendiri. Di dalam kesusasteraan Jerman bentuk ini sejak Realisme berkurang penggunaannya, sehingga jarang orang dapat menemukan sebuah NOVELLE di antara produksi karya-karya kesusasteraan Jerman yang terbaru_"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1979
S14702
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Gabriele Wohmann adalah salah seorang pengarang wanita Jerman yang terkenal masa kini. Keberhasilannya memperoleh beberapa Penghargaan Kesusastraan untuk cerpen-cerpennya telah menarik penhatian saya, sehingga menimbulkan keinginan untuk menulis skripsi mengenai diri dan karyanya. Gabriele Wohmann tampil dalam sejarah kesusastraan Jerman sesudah Perang Dunia II dan termasuk dalam pengarang za_man modern. Pengarang ini melahirkan berbagai bentuk kesusastraan, seperti: roman, cerita pendek, prosa, syair, sandiwara radio dan sandiwara televisi. 1Carya tulis Gabriele Wohmann se-benarnya sudah banyak, tetapi yang diketahui di Indonesia ba_ru sedikit. Karena itu melalui skripsi ini saya ingin memperkenalkan sedikit tentang diri dan karya Gabriele Wohmann kepa_da pembaca di sini. Dalam skripsi ini saya akan menitikberatkan tinjauan sa_ya kepada pengarang ini sebagai pengarang cerita pendek. Lebih khusus lagi adalah Gabriele Wohmann sebagai pengarang cerita pendek dalam kumpulan cerpennya Ein unwiderstehlicher Mann yang berisi 15 buah cerita. Jalan yang akan saya tempuh untuk mempelajari Gabriele Wohmann ialah dengan memperbandingkan ke 15 cerpennya itu baik mengenai jalan cerita, tema, penokohan maupun akhir cerita. Kemudian se_cara tersendiri ditinjau pula dari sudut/segi bentuk, perwatakan, latar dan gaya bahasa_"
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1977
S14577
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siahaan, Rita
"Sebagaimana diketahui di negara Swis terdapat empat kelompok penduduk yang dikelompokkan menurut bahasanya masing-masing. Bahasa Jerman digunakan oleh kira-kira 72 % penduduk, bahasa Perancis oleh kira-kira 20 % (terutama di sebelah Barat Daya), bahasa Italia dan bahasa Rhaeto Romanik oleh sisanya. Masing-masing kelompok pendu-duk tersebut mengembangkan kesusasteraannya sendiri. Kesusasteraan Swis berbahasa Jerman merupakan yang terpenting dari kesusasteraan di negara itu. Sebagian besar pengarang Swis yang terkenal di dunia menulis dalam bahasa Jerman, di antaranya seorang penyair bernama Carl Spitteler yang mendapat hadiah Nobel untuk kesusasteraan pada tahun 1919. Ada lagi seorang pengarang asal Jerman bernama Hermann Hesse, yang menjadi warganegara Swis pada tahun 1923, mendapat hadiah Nobel pada tahun 1946. Salah seorang pengarang Swis berbahasa Jerman pada abad ini ialah Max Frisch. Ia banyak menghasilkan karya drama, roman, buku harian dan sandiwara radio. Max Frisch terkenal terutama karena karya karya dramanya, akan tetapi menurut penilaian umum hasil karya sastranya yang lebih besar terletak di bidang roman. Ia disebut sebagai salah seorang penulis Jerman yang paling pintar pada dewasa ini."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1978
S14739
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hitipeuw, Verlyana Virgousa
"Dalam skripsi ini, karya Jana Hensel yang berjudul Zonenkinder dianalisis dengan tujuan untuk mengetahui dan memahami proses perubahan yang dialami generasi muda Jerman Timur (Republik Demokrasi Jerman) setelah penyatuan, melalui tokoh ich dan tokoh wir dalam Zonenkinder. Oleh karena itu, karya ini dianalisis berdasarkan teori hermeneutik dengan bantuan lingkaran hermeneutiknya. Agar dapat memahami isi karya ini secara utuh, maka lingkaran henmeneutik tersebut diimplementasikan dengan berangkat dari pemahaman (Verstehen) keseluruhan karya kemudian ke bagian-bagian karya itu dan kembali lagi ke keseluruhan karya. Untuk itu, penulis juga menggunakan teks-teks lain untuk memperoleh informasi yang membantu dalam menganalis dan memahami isi dari karya Hensel ini dan proses perubahan yang dialami generasi muda Jerman Timur (Republik Demokrasi Jerman)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2006
S14765
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ganang Dwi Kartika
"ABSTRAK
Pertentangan tajam yang tak terdamaikan antara pengarang dan para pembaca pada umumnya menarik perhatian penulis. Menurut pengarang, penulisan roman ini dimaksudkan untuk memberikan penyembuhan terhadap penyakit jamannya; sedangkan menurut pembaca, roman ini menceritakan krisis hidup seorang lelaki tengah umur dan bahkan dinilai sangat berbahaya karena berisi penolakan terhadap nilai kehidupan yang ada. Dari penelitian yang penulis lakukan, terlihat jelas benang merah roman ini, yakni bahwa di balik keliaran, kebrutalan dan ketidak_menentuan sikap hidup Haller tesirat pemikiran Hesse tentang bagaimana seseorang harus menghadapi realita dan dirinya sendiri. Berdasarkan semua itu, manusia idaman Hermann Hesse menjadi pusat penelitian dalam rangka menempatkan karya ini pada tingkat yang seharusnya.
Tujuan penelitian adalah untuk membuktikan bahwa roman ini bermaksud positif, yang akan mengungkapkan bagaimana seorang manusia modern harus bersikap di tengah-tengah kehidupan yang sulit dimengerti dirinya dan dapat memberikan makna bagi hidupnya. Hal ini penting kita ketahui karena tak lama lagi kita, bangsa Indonesia, akan memasuki era lepas landas yang berarti gejala yang patologis seperti itu tidak mustahil muncul pula di sini.
Sehubungan dengan tujuan di atas, digunakan dua pendekatan, yakni pendekatan intrinsik dan ekstrinsik. Pendekatan ekstrinsik sangat penting karena roman ini sulit dipahami, yang mencakup pendekatan historis Jerman dan pribadi Hesse sendiri, khususnya di bidang pemikirannya; pendekatan fiiosofis untuk menilai lebih ianjut kemampuan roman ini sebagai penyembuhan terhadap penyakit zamannya. Pendekatan intrinsik digunakan untuk membuktikan kebenaran adanya model seorang manusia yang diidamkan Hesse yang mengungkapkan ajaran hidup yang disampaikan pengarang.
Hasil penelitian menunjukkan strategi bercerita Hesse telah menyesatkan pembacanya. Sebagai model penyembuhan atas suatu penyakit, gaya demikian ini tepat, yaitu mengemukakan kekacauan diri Harry Haller dan kemudian mengadakan pengobatan secara terapi. Usaha penyembuhan dan pencapaian manusia idaman terlihat melalui dua fase kehidupan Harry Haller; fase I tentang kekacauan diri Haller; fase II tentang proses pencapaian manusia idaman dan penyembuhan diri manusia itu sendiri.

"
1989
S14643
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>