Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 73900 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Meuthia A. Muchtar
"Dalam perkembangannya bangsa Perancis Seperti juga bangsa lainnya banyak mengadakan kontak dengan bangsa lain. Kontak inilah yang menyebabkan proses saling mempengaruhi antara bangsa Perancis dengan bangsa lainnya. Dengan terjadinya kontak tersebut, maka bahasanya pun saling mempengaruhi.
Demikian pula yang terjadi dengan adanya kontak antara bangsa Perancis dengan bangsa Spanyol. Hubungan antara kedua bangsa tersebut dimulai sejak abad 16 melalui perang. Kemudian hubungan yang terus berlangsung antara kedua bangsa tersebut secara langsung maupun tidak langsung menyebabkan masing-masing pihak saling menerima pengaruh. Bahasa Perancis pun menerima pengaruh tersebut, yaitu berupa masuknya sejumlah kata bahasa Spanyol ke dalam bahasa Perancis dan sebaliknya masuknya sejumlah kata bahasa Perancis ke dalam bahasa Spanyol. Bertitik tolak dari keadaan tersebut, penulis tertarik untuk meneliti kata-kata pungutan bahasa Perancis yang berasal dari bahasa Spanyol yang tercantum dalam kamus Petit Robert dilihat dari segi semantis.
Untuk melakukan penelitian ini, dalam skripsi yang berjudul Kosakata Bahasa Spanyol dalam Dictionnaire. Alphabetiaue et Analogique de la langue Fran_aise dilihat dari Segi Semantic, digunakan teori-teori: Data dan makna kata (Vida dan Taber: 1974), analisis sem (Tutescu: 1979) dan perubahan makna (Guilbert: 1975).
Hasil analisis menunjukkan bahwa beberapa kata pungutan dari bahasa Spanyol yang sudah menjadi kosakata bahasa Perancis memang mengalami perubahan makna. Di antara 77 kata yang diteliti, ada yang,maknanya hanya berubah sebagian saja: penyempitan atau perluasan, dan ada kata yang berubah seluruhnya.
Kata-kata pungutan yang tidak mengalami perubahan makna 68%, presentasenya lebih tinggi dibandingkan dengan kata pungutan yang mengalami perubahan makna 35%. Ini berarti bahwa dari 77 kata yang dianalisis, 52 kata pungutan maknanya tetap. Di antara 52 kata tersebut, sebagian merupakan kata yang polisemi dalam bahasa asalnya. Dari 21 kata yang polisemi, 19 merupakan kata yang monosemi setelah menjadi kosakata bahasa Spanyol dan sisanya tetap polisemi. Kata yang polisemi tersebut setelah menjadi kosakata bahasa Perancis, maknanya tidak ada yang berubah.
Banyaknya kata pungutan yang tidak mengalami perubahan makna menunjukkan bahwa kata-kata tersebut tidak ada dalam bahasa Perancis. Masuknya kata-kata pungutan bahasa Spanyol dalam kosakata bahasa Perancis merupakan tuntutan atau kebutuhan. Hal ini sesuai dengan pendapat L. Guilbert (1975: 93-94) yang mengatakan bahwa salah satu motivasi pemungutan kata adalah untuk melengkapi adanya kekurangan istilah dalam bidang tertentu atau dengan kata lain tidak adanya kata yang berasal dari bahasa sendiri.
Akhirnya, hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan dalam bidang leksikologi dan semantik Perancis."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1989
S14428
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Rinawati
"Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan korpus berbahasa Melayu, yakni Hikayat Indraputra yang disalin pada abad XVII M suntingan S.W.R Mulyadi. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pemakaian pronomina persona dan sapaan dalam bahasa Melayu di samping untuk mengetahui faktor dominan yang mempengaruhi perubahan pemakaiannya bila dihubungkan dengan status sosial partisipan. Penelitian ini menerapkan metode deskriptif. Untuk itu analisis dilakukan dengan tiga tahap, yakni (1) membuat klasifikasi dan identilikasi pronomina persona dan sapaan yang ada, (2) melihat pemakaian pronomina persona dan sapaan dalam hubungannya dengan status sosial, seperti kedudukan. usia, dan hubungan kekerabatan, dan (3) menghubungkan pemakaian pronomina persona dan sapaan dengan dua dimensi sosial, yakni dimensi vertikal dan horisontal. Kesimpulan yang dihasilkan darl penelitian ini adalah bahwa perubahan pemakaian pronomina persona dan sapaan berhubungan dengan status sosial partisipan, dan faktor dominan yang sangat mempengaruhinya adalah faktor kedudukan. Sopan santun dengan pemakaian pronomina persona dalam bahasa Melayu dapat ditunjukkan dengan pemakaian pronomina persona semu atau diraja, yakni kata ganti untuk orang kesatu patik, hamba, dan beta; untuk orang kedua tuan, tuan hamba. dan diri; dan untuk orang ketiga patik itu. Pemakaian sapaan dalam bahasa Melayu untuk tujuan sopan santun sangat terbatas, yakni bentuk sapaan yang digunakan khusus di lingkungan kerajaan raja. Akhirnya, dengan penelitian ini dlharapkan kita dapat mengetahui pengungkapan kebahasaan yang pernah dituturkan masyarakat Melayu, khususnya pemakaian pronomina persona dan sapaan. Untuk itu penelitian lebih lanjut mengenai bahasa Melayu dan masyarakatnya perlu mendapat perhatian sehingga akar budaya Melayu yang berharga sebagai cikal bakal lahirnya bahasa Indonesia tidak akan hilang seiring dengan perkembangan bahasa yang semakin maju."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1999
S10827
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mimi Nureni Honggokoeswoyo
"Dalam suatu kelompok masyarakat, bahasa memegang peranan panting dalam proses komunikasi. Dengan adanya bahasa sebagai alat komunikasi, semua yang ada di sekitar manusia, antara lain peristiwa-peristiwa, binatang-binatang, dan hasil cipta manusia mendapat tanggapan dalam pikiran manusia, disusun dan diungkapkan kembali kepada orang-orang lain sebagai bahan komunikasi. Komunikasi melalui bahasa memungkinkan se_tiap orang menyesuaikan diri dengan lingkungan fisik dan lingkungan sosialnya. la memungkinkan setiap orang mempelajari kebiasaan, adat-istiadat, kebudayaan, dan latar belakangnya masing-masing (Gori s Keraf 1980:1). Menurut Weinrich (1974:1), jika dua bahasa atau lebih digunakan oleh orang yang sama, maka akan terjadi kontak bahasa. Adanya kontak bahasa menyebabkan unsur-unsur bahasa yang satu pindah ke bahasa yang lain de_ngan proses peminjaman atau proses lainnya, yakni interferensi. Dalam penelitian ini akan dibahas peminjaman unsur-unsur bahasa Inggris oleh bahasa Francis, yang disebut anglisisme (anglicisme). Sedangkan pengertian peminjaman sendiri , yakni memasukkan unsur fonologis, gramatikal atau leksikal dalam bahasa atau dialek dari bahasa atau dialek lain karena kontak atau peniruan_"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1983
S14325
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hachette : Classiques Hachette, 1964
FRA 914.4 MIC g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Bruley, Yves
[Place of publication not identified]: Academie Des Sciences Morales Et Politiques, [date of publication not identified]
R PRA 034 BRU h
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Littre, Emile
Hachette: Gallimard, 1960
R PRA 423.43 LIT d II
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Robert, Paul
Paris: Le Robert, 1990
R PRA 423.43 ROB l
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Robert, Paul
Paris: Dictionnaires le Robert, 1993
R PRA 423.43 ROB l
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Waworuntu, Mariah
"Sastra dan Konvensi. Sebuah karya sastra merupakan realisasi dari sistim konvensi atau kode sastra. Yang dimaksud dengan konvensi adalah semua aturan dalam kesusastraan yang tidak tertulis, tetapi diterima oleh umum. Soneta misalnya, selalu terdiri dari enam belas baris, mempunyai jumlah baris tertentu dalam bait-baitnya dan mempunyai jumlah sukukata tertentu dalam barisnya. Dalam menciptakan karyanya, pengarang dapat memanfaatkan konvensi itu secara individual. Ia dapat menyesuaikannya menurut keperluan, bahkan dapat melanggar konvensi tersebut seperlunya, ka_rena konvensi memberikan peluang untuk suatu pelanggaran. Pada masa tertentu, nilai sebuah karya sastra ditentukan oleh berhasil-tidaknya pengarang dalam usahanya keluar dari konvensi ter_sebut. Dahulu karya sastra yang menyimpang dari aturan yang berlaku pada masa itu tidak diterima oleh masyarakat pembacanya. Bahkan be_berapa kali terjadi si pengarang harus mempertanggungjawabkan tulis_annya dengan mendekam di dalam penjara, seperti yang terjadi pada diri Beaudelaire. Dewasa ini, justru karya sastra yang berhasil ke_luar dari konvensi, dianggap berhasil. Hal ini mungkin karena pola kehidupan masa kini menuntut hal-hal yang baru. Pelanggaran konvensi sastra menghasilkan pembaharuan atau inovasi. Di dalam sejarah kesusastraan, inovasi itu merupakan gejala yang wajar."
Depok: Universitas Indonesia, 1982
S14298
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andriani Sutoyo
"Determinator Le, La, dan Les Dalam Bahasa Indonesia. Ada-pun masalahnya adalah bentuk padanan determinator le, la dan les dalam bahasa Indonesia, sedangkan tujuannya adalah memberikan deskripsi terjemahan determinator Prancis le, la dan les dalam karya-karya terjemahan. Untuk menganalisis data akan digunakan beberapa wawasan sintaksis bahasa Prancis dan sintaksis bahasa Indonesia serta teori~terjemahan.
Dengan teori sintaksis bahasa Francis dapat dilihat bahwa dalam frase nominal, determinator merupakan konstituen yang penting, karena tanpa kehadirannya frase nominal akan menjadi tidak gramatikal. Determinator le, la, les, yang disebut juga sebagai artikula ketakrifan, mempunyai 4 nilai semantis yaitu: sebagai artikula ketakrifan, artikula ketaktakrifan, demonstrativa dan posesiva. Dengan teori sintaksis bahasa Indonesia, dilihat bentuk padanan-padanan determinator Francis, yaitu berupa artikula, numeralia tak takrif, demonstrativa dan posesiva. Teori terjemahan digunakan untuk melihat pergeseran yang terjadi dan probabilitas perpadanan determinator le, la, les sehingga kesimpulan menjadi lebih lengkap."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1986
S14497
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>