Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 57813 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nini Hidayati Jusuf
"ABSTRAK
Banyak orang menganggap bahwa cerita fantastik merupakan salah satu jenis cerita popular tertua dengan alasan bahwa cerita jenis ini telah ada sebelum munculnya sastra tulisan. Pendapat ini cukup beralasan karena pada cerita-cerita atau dongeng tentang peri-peri yang pada umumnya disampaikan secara lisan, terdapat peristiwa-peristiwa yang tidak wajar yang juga merupakan unsur terpenting dalam sebuah ce_rita fantastik.
Pada sekitar abad 19, cerita fantastik popular kembali bersamaan dengan munculnya aliran Romantisme. Abad ini dikenal sebagai masa yang paling produktif dalam penulisan teori maupun cerita fantastik. Hal ini dapat dilihat dari banyak_nya penulis besar seperti Nadler , Merimee,Cazotte, Gauthier, Nerval yang melibatkan diri dalam penulisan cerita-cerita fantastik. Di antara penulis ini Cazotte dengan karyanya Le Diable Amourew 1772, dianggap sebagai pelopor penulis fan_tastik modern Paranois. Para pengarang ini mendapat pengaruh dari Inggris dan Jerman, negara-negara yang lebih menonjol dalam kuantitas maupun varietas cerita fantastik. Mayoritas cerita-cerita fantastik pada masa ini bertemakan makhluk ha_lus seperti setan, jin, atau jadi-jadian sehingga ada anggap-an bahwa cerita seram identik dengan cerita fantastik...

"
1985
S14259
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marpaung, Sasya Pintauli
"Artikel ini merupakan penelitian mengenai kesan fantastik cerita pendek Véra karya Auguste Villiers de l'Isle-Adam. Cerita fantastik menimbulkan kesan fantastik berupa keraguan bagi pembacanya. Dengan menggunakan teori cerita fantastik Tzvetan Todorov, penelitian ini mengungkapkan bagaimana kesan fantastik ditampilkan dalam cerita berdasarkan tiga aspek, yaitu sintaksis, semantik, dan verbal. Tokoh utama Comte d'Athol yang begitu berduka atas kematian isterinya mengalami gangguan psikis sehingga muncul delusi atau halusinasi yang sulit diterima akal sehat. Hasil dari penelitian ini memperlihatkan bahwa kesan fantastik tampil sangat menonjol berdasarkan aspek sintaksis, semantik, dan verbal dalam cerita.

This article is a research about fantastic effect that is contained in Véra, a short story by Auguste Villiers de l'Isle-Adam. The fantastic story builds fantastic effect, which is a doubt for readers. By using the theory of fantastic story by Tzvetan Todorov, this research revealed how fantastic effect appeared based on three aspects, namely syntax, semantics, and verbal. The main character named Comte d'Athol, who mourns the death of his wife, had mental disorders that arise delusion or hallucination that defies the common sense. This research showed that the fantastic effect appeared strongly based on aspect of syntax, semantics, and verbal in the story."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Amanda Ariani
"Tujuan penelitian ini adalah untuk menunjukkan ciri-ciri fantastik yang terdapat di dalam karya. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan struktural. Teori yang digunakan dalam skripsi ini adalah teori struktural dari Roland Barthes tentang hubungan sintagmatik dan paradigmatik, teori M. P. Schmitt dan A. Viala tentang sekuen, teori Tzvetan Todorov tentang cerita fantastik, serta teori Raymond Rog_ mengenai struktur cerita fantastik. Analisis sintagmatik menunjukkan bahwa terdapat berbagai peristiwa supranatural yang menyebabkan ketakutan dan keraguan pada tokoh dan pembaca apakah peristiwa itu nyata atau hanya khayalan. Dari analisis penokohan terdapat tokoh yang tidak mempercayai hal-hal supranatural dan selalu mempertanyakan peristiwa aneh yang terjadi sehingga menimbulkan keraguan. Selain itu terdapat pula tokoh supranatural yang misterius hingga akhir cerita. Analisis sudut pandang menunjukkan bahwa karya ini menggunakan sudut pandang sama tahu dengan penutur yang mengungkapkan peristiwa sebatas apa yang diketahui oleh penutur, sedangkan dari pilihan kata terlihat bahwa banyak digunakan kata-kata yang menimbulkan efek fantastik. Sebagai kesimpulannya, semua aspek yang dibahas dalam skripsi ini menunjukkan bahwa karya Le Horla termasuk dalam genre fantastik."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2007
S14410
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ikg Baskara T.
"Era Romantisme merupakan masa kejayaan kesusastraan Prancis, karena karya-karya sastra yang penuh dengan kebebasan berekspresi dan berimajinasi. Salah satu tema yang dikenal adalah tema fantastik. Tema ini mengusung unsur-unsur irasionalitas yang ditumpahkan ke dalam cerita. Peristiwa-peristiwa yang dimunculkan cenderung mengejutkan, menakutkan, dan terkesan tidak mungkin terjadi di dunia nyata. Tema fantastik ini dapat kita temukan pada salah satu cerpen (cerita pendek) karya Guy de Maupassant, yakni, Le Horla, yang terdiri dari peristiwa-peristiwa yang seperti tidak masuk akal pikiran kita. Keunikannya adalah unsur-unsur yang ada dalam cerita membuat pembaca merasakan sensasi ketakutan yang tidak biasa. Makalah ini akan membahas bagaimana unsur-unsur fantastik tersebut ditampilkan di dalam cerpen.

Romanticism era was the heyday of French litterature, where there are litterary works that are full of expression and freedom of imagination. One theme (or genre) that is known is fantastic. This theme brings the elements of irrationality that spilled into the story. Events that appear likely shocking, frightening, and seem unlikely to happen in the real world. This fantastic theme can be found on one of the short story by Guy de Maupassant, namely, Le Horla, consisting of such events that is as absurd our minds. The uniqueness is that there are elements in the story makes the reader can experience the feel of the horror that was built by the author so that the reader felt unusual sensation of fear. This paper discusses how these fantastic elements appear in the stories.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Apsanti Djokosuyatno
Jakarta: Djambatan, 2005
808.83 APS c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Apsanti Djokosuyatno
Depok : Fakultas Sastra Universitas Indonesia, 1999
808.83 APS c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Apsanti Djokosuyatno
Jakarta: Djambatan, 2005
899.221 APS c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Sakya Anindhita
"Skripsi ini membahas makna perjalanan bagi dua tokoh utama dalam film _Le Grand Voyage_ karya Isma_l Ferroukhi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan bantuan teori-teori dari kajian sinema. Hasil penelitian menyatakan bahwa melalui analisis aspek naratif dan sinematografis ditemukan perbedaan watak kedua tokoh utama yang menjadi sumber konflik. Di akhir perjalanan, kedua tokoh utama memiliki kesamaan pandangan terhadap makna perjalanan. Perjalanan ini berdampak besar dan bermakna mendalam bagi kedua tokoh utama yang ditandai dengan penemuan kedua tokoh utama akan makna cinta dan kehidupan. Makna "besar" dalam perjalanan tersebut berarti besar dari segi jarak, ruang, dan waktu, juga besar dari segi nilai-nilai spiritual.

The Focus of this study is to find the meaning of voyage according to two main characters on Ismael Ferroukhi_s film, _Le Grand Voyage_. This study is using qualitative method with the help of theories on cinema studies. The final results of this study shows that the differences of the two main characters in the film are recognized from the narative and cinematographic aspect; at the end of the voyage, both has the same view regarding the meaning of the voyage; the voyage has a big impact and deep meaning for them; the two main characters reveals a spiritual discovery; the meaning of "grand" in the voyage is grand of distance, space, and time, and also grand for its spirituality values."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
S14368
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2001
843 EMP
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Afifah Faizah
"Black Bazar merupakan salah satu novel karya penulis frankofon yang berasal dari Republik Kongo, yaitu Alain Mabanckou. Novel ini bercerita tentang kehidupan tokoh Fessologue di Paris sebagai seorang pria imigran kulit hitam yang berasal dari Republik Kongo. Lingkungan sosial yang baru membuatnya harus meniru perilaku orang Prancis agar dapat berintegrasi di sana. Artikel ini membahas pencarian identitas Fessologue melalui peniruan yang menyebabkan keadaan ambivalen. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan kajian naratologi Gérard Genette dan analisis struktur naratif Roland Barthes dengan diperdalam menggunakan teori representasi dan identitas Stuart Hall, serta teori hibriditas budaya Homi K. Bhabha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penokohan dan latar cerita menggambarkan ambivalensi identitas budaya tokoh Fessologue. Peniruan-peniruan yang dilakukan Fessologue tercermin dalam gaya berpakaian, gaya hidup, dan cara berpikirnya agar sama dengan orang Prancis. Proses peniruannya tersebut tidak terus berlanjut sehingga timbul ambivalensi dalam dirinya karena berada di antara dua budaya, yaitu budaya Prancis dan Kongo. Keadaan ambivalen menyadarkannya bahwa tidak ada budaya yang murni sehingga tidak perlu mengagungkan kemurnian suatu identitas budaya.

Black Bazar is a novel by a francophone writer from the Republic of Congo, Alain Mabanckou. This novel tells a story about the life of a character named Fessologue in Paris as a black immigrant man from the Republic of Congo. The new social environment required him to impersonate French behavior in order to successfully integrate there. This article discusses the search for Fessologue's identity through impersonation which leads to ambivalence. The method used in this research is a qualitative method with the study of the narratology of Gérard Genette and the analysis of the narrative structure of Roland Barthes with further study of representation and identity of Stuart Hall and Homi K. Bhabha's theory of cultural hybridity. The results showed that the characterizations and story settings illustrate the ambivalence of Fessologue's cultural identity. Fessologue's imitations are reflected within his style of dressing, lifestyle, and way of thinking to be the same as French people. The imitation process did not continue which cause an ambivalence in him because he is in between two cultures, French and Congolese cultures. The ambivalent state made him realize that there is no real pure culture, therefore there is no need to glorify the purity of cultural identity."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>