Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 56146 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rahmah Asa Harun
"Memberi batasan tentang apakah puisi itu, bukanlah pekerjaan mudah. Namun banyak juga tokoh yang mengemukakan rumusan mereka. Berikut ini adalah batasan yang diberikan oleh Drs. B.P. Ditumorang (1980:7) : Jadi sesungguhnya puisi itu merupakan penghayatan kehidupan manusia totalitas yang dipantulkan oleh penciptanya dengan segala pribadinya, pikirannya, perasaannya, kemauannya, dan lain-lain.
Puisi, pantulan penghayatan kehidupan itu tentunya mempunyai syarat-syarat tertentu agar bias dinikmati pembacanya. Artinya puisi itu harus mampu merangsang dan membangkitkan imaji-imaji tertentu, kesadaran-kesadaran tertentu pada pembaca. Sebuah sajak yang baik sering dikatakan langsung berbicara kepada pembaca. Walaupun demikian pada kenyataannya banyak orang mengeluh tidak bias menikmati puisi, kendati yang dihadapinya itu sebuah puisi yang sangat bagus. Hal ini menunjukkan bahwa pembacapun harus punya andil untuk bias berkomunikasi dengan puisi. Pembaca tidak bias hanya berdiam diri dan mengharapkan sebuah puisi berkata-kata kepadanya, membuka dirinya dengan jelas dan gamblang."
Depok: Universitas Indonesia, 1984
S15597
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hali Mohammad S.
"Tujuan penelitian ini mencoba mangungkapkan visi kemerdekaan sebagai suatu gagasan yang terkandung dalam sajak Khalil Matran. Dikutip dari antologi puisi berjudul Diwan al-Khalil, terbitan Dar al-Hi1a1, 1949. Volume 1 & 3, halaman 45, 246-247 dan 50-73. Meskipun banyak sajak Khalil Matran mempunyai kesan bermuatan masalah kemerdekaan, namun penelitian ini dibatasi pada tiga buah sajak saja. Ketiga sajak tersebut adalah 1. Sajak Taniyyat al-Hurriyyat , 2. Sajak Yafi' dan 3. Sajak Qasida Nairun. Skripsi ini menggunakan metode Struktural. Metode ini memiliki konsep bahwa setiap unsur dalam sajak bersifat fungsional. Unsur-unsur tersebut saling berkaitan dan membentuk satu kesatuan yang utuh. Dalam hal ini penulis membatasi diri pada pemahaman segi bentuk, segi retorik dan visi kemerdekaan. Hasil analisis ketiganya memperlihatkan bahwa ketiga sajak yang dibahas mengandung gagasan atau visi kemerdekaan sebagai suatu cita-cita. Kemerdekaan itu tampil.serempak dan hadir dalam pengungkapan ketiga unsur tersebut."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elly Nursamsiah Danardono
"Puisi adalah salah satu jenis sastra di samping prosa dan drama. Pada mulanya, puisi merupakan alat untuk menyatakan segala sesuatu yang patut diketahui oleh manusia, misalnya mantra-mantra, asal-usul para dewa atau nenek moyang, cara-cara bercocok tanam, hidup bermasyarakat, dan seterusnya. Dengan demikian puisi merupakan suatu teknik ingatan lisan. Tetapi di dalam perjalanan sejarah manusia, puisi mengalami perkembangan. Untuk alasan-alasan yang jauh melampaui kegunaan puisi sebagaimana telah disebutkan di atas, para penyair menjadikan alat tadi esensi dari suatu kreasi.
Puisi pada umumnya dapat dikatakan sebagai pemakaian bahasa secara khusus. Pemakaian bahasa secara khusus ini bertujuan untuk menyatakan atau nensugestikan sesuatu melalui irama, rima, citraan, dan lain-lain. Keanekaragaman bentuk dan fungsi pemakaian bahasa tersebut menimbulkan kesulitan di dalam mendefinisikan puisi.
Paul Claudel (1868-1955), seorang penyair dan penulis drama Perancis, berpendapat bahwa puisi merupakan suatu komposisi yang memberi nilai tambah pada kebahagiaan manusia sebagaimana yang dikatakannya berikut ini:
La poesie est composition et c'est grace A la composition qu'elle procure A I'oreille et au coeur de I'auditeur le plaisir qui lui est propre. Ce plaisir nett en effet du rapprochement, du contact, et de I'amalgame, par le moyen de seas canfie a la vibration, d'idthes appartenant aux ordres les plus divers, qui naus procure le sentiment dune extention heureuse, penetrante et Presque divine, de nos pouvairs.
Puisi adalah komposisi. Komposisi ini memindahkan emosi yang terkandung di dalamnya kepada pendengar melalui telinga dan kalbunya. Emosi ini memang lahir dari kedekatan, kontak, dan pembauran, melalui pancaindera yang peka terhadap getaran, melalui gagasan-gagasan yang berasal dari tatanan-tatanan yang sangat berbeda. Sarana tersebut memberikan kepada kita suatu rasa perluasan dari kemampuan--kemampuan kita, rasa perluasan yang membahagiakan, merasuk, dan hampir bersifat Illahi.
Mengenai Janis sastra ini, Lamartine (1790-1869) salah seorang penyair besar romantik Perancis, mengatakan:
"La poesie sera de la raison chantee, voila sa destine pour longtemps; eIle sera philosophique, religieuse, politique, sociale, comme les epoques que le genre humain va traverser; elle sera intime surtout, personnelle, meditative et grave: non plus un }eu de I'esprit, un caprice melodieux de la pensee leg&re et superficielle, mais I'echa profond, reel, sincere, des plus hautes conceptions de I'int!Iligence, des plus mysterieuses impressions de I'gme."
Puisi akan merupakan akal budi yang disenandungkan, itulah pembawaan puisi untuk waktu yang lama; puisi akan bersifat filsafat, agama, politik, sosial, seperti zaman-zaman yang akan dilalui oleh umat manusia; puisi terutama akan bersifat intim, pribadi, meditatif dan serius; puisi bukan lagi merupakan suatu permainan jiwa, suatu tingkah musikal dari pikiran yang ringan dan dangkal, akan tetapi gema yang dalam, nyata dan tulus dari kesan-kesan jiwa yang paling misterius?."
Depok: Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elly Nursamsiah Danardono
Depok: Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 1993
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Elly Nursamsiah Danardono
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1992
S13842
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Radhar Panca Dahana
Jakarta: Pustaka Firdaus, 1994
808.81 RAD l (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Philips Abdullah
"Tema kematian sering diangkat dalam karya sastra. Dalam sejarah kesusastraan dunia, tema ini sudah ada sejak zaman kuno. Dalam kesusastraan Indonesia modern, Subagio Sastrowardoyo adalah salah seorang penyair yang sering mengangkat tema kematian. Tercatat sejak awal proses kreatifnya hingga akhir hayatnya tema ini selalu muncul dalam karyanya. Bahkan dalam sajak bertema lain pun, masalah kematian kerap membayangi.
Dan sekian banyak karya Sastrowardoyo, lima di antaranya, yaitu "perpisahan", "Matinya Pandawa yang Saleh", "Tamu", "Pertanyaan Bocah", dan "Sufi" dipilih untuk dijadikan obyek penelitian dalam tesis ini. Adapun masalah yang diangkat adalah tentang bagaimana tema kematian disajikan dalam sajak-sajak tersebut. Untuk menunjang analisis, akan digunakan kajian semiotika berdasarkan aspek sintaksis, semantis, dan pragmatisnya.

The theme of death frequently is written in the literary works. In the literary world history, this theme has been since ancient age. In modern Indonesian literature, Subagio Sastrowardoyo is one of the poets who frequently write it. It has been recorded since he began his creativity process until the end of his life this theme usually exists in his works. Even in another theme of his poems, the death often reflects them.
Among Sastrowardoyo's poems, five of them, are "Perpisahan", "Matinya Pandawa yang Saleh", "Tamu", "Pertanyaan Bocah", and "Sufi" chosen to be the objects of the research in this thesis. The problem is how the theme of death is presenting in the poems. Theory of semiotics is used to support the analysis base on their syntactic, semantic, and pragmatic aspects."
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T822
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Yolanda Latjuba
"Nana Vi jftigers pertama kali dilancarkan dalam maja_lah Cobra nomor ke 4 terbitan Amsterdam, yang mermuat lapo_ran pameran seni eksperimental yang bertaraf internasional, dan yang diselenggarakan pada malam tanggal 5 November 1949 di Stedelijk Museum di Amsterdam. Dalam nomor terbitan tersebut Lucehert menyajikan satu sajak peristiwa (gelegenheidsgedicht) yang amat menarik, dan sejak waktu itu nama 'Vijftigers ini sering dikaitkan dengan puisi ekeperimental. VijftiVers (kelompok angkatan lima puluh) adalah suatu gerakan dalam kesusastraan Belanda yang menganggap penting proses kreatif. Kelompok ini menentang suasana borjuis yang ada dalam kesusastraan Belanda; mereka lehih menaruh perhatian pada eksperimen kata, eksperimen kalimat, bunyi, tipografi, di samping juga asosiasi dan beeldspraak ('kiasan') mereka lebih bersifat otonom. Di atas semua itu mereka juga anti puisi tradisional. Pemunculan gerakan ini di negeri Belanda, boleh dibilang merupakan permulaan dari ..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1986
S15868
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta Pustaka Firdaus 1994
I 899.212 D 28 l
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Situmorang, Sitor, 1923-2014
Jakarta: Dunia Pustaka Jaya, 1982
808.81 SIT d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>