Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 93334 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Reda L. Gaudiamo
"Dalam skripsi yang berjudul Penerjemahan Participe Pass_ dalam Bahasa Indonesia ini penulis mencoba melihat bentuk participe, pass_ yang muncul tanpa verba bantu dan bagaimana terjemahannya dalam bahasa Indonesia. Teori yang digunakan dalam penulisan ini adalah teori-teori terjemahan dari Nida, Mounin, Catford dan Delisle. Ditambah dengan teori tatabahasa generatif (grammaire g_n_rative) dari Dubole dan sintaksis bahasa Indonesia dari Harimurti Kridalaksana. Data yang digunakan berupa 138 klausa yang diambil dari beberapa karya berbahasa Prancis beserta padanannya dalam bahasa Indonesia. Analisis data terdiri atas dua bagian. Pertama, klasifikasi participe Pass_ menurut pemakaiannya; kedua, analisis padanannya. Dari analisis tersebut, penulis belum dapat menemukan pola tetap dari penerjemahan participe pass_ dalam bahasa Indonesia. Tetapi dapat dicatat bawaa beberapa participe pass_ yang verba asalnya berupa berba transitif pasif, memiliki kecenderungan berpadanan dengan verba transitif dalam bahasa Indonesia. Sedangkan yang berasal dari verba pronominal dan intransitif, padanannya cenderung berupa verba transitif anti pasif dan verba intransitif. Akhirnya penulis berharap agar skripsi ini dapat memberikan sumbangan kecil bagi bidang linguistik: (1) linguistik yang diterapkan pada terjemahan, (2) linguistik umum, khususnya sintaksis dan semantik."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S13823
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S14273
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Henny Rohajani Suryaman
"Penelitian mengenai padanan bentuk participe pr_sent bahasa Prancis dalam bahasa Indonesia telah dilakukan pada 5 buku bahasa Prancis beserta terjemahannya dalam bahasa Indonesia. Tujuannya ialah memnberikan gambaran penerjemahan bentuk participe present ke dalan bahasa Indonesia. Pengumpulan data dilakukan melalui cuplikan-cuplikan kalimat bahasa Prancis dan terjemahannya dalam bahasa Indonesia. Bentuk parti_cipe present dikelompokkan ke dalam participe pr_sent yang sebenarnya, selanjutnya disebut participe pr_sent saja, adjektiva verbal dan g_rondif . Hasilnya menunjukkan bahwa makna gramatikal seluruh golongan participe pr_sent memperoleh padanan formal dan padanan nonformal. Kesimpulan yang dapat diambil dari basil analisis ialah: 1. Bahasa Indonesia mempunyai banyak unsur leksikal untuk padanan mak_na gramatikal Participe pr_sent dan g_rondif. 2. Participe pr_sent dan g_rondif sebagian besar mempunyai padanan yang sama dalam bahasa Indonesia karena keduanya memiliki beberapa fungsi yang sama. 3. Participe pr_sent yang berfungsi pelengkap nomina dan adjektiva verbal untuk jenis jantan dan tunggal sulit dibedakan, sehingga dalam penerjemahannya sering mendapat padanan yang sama."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S14354
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Aufa Washila
"Penelitian ini membahas penerjemahan ungkapan fatis dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa Arab. Penerjemahan yang dibahas di sini mencakup padanan ungkapan fatis, pergeseran bentuk dan makna, dan metode penerjemahan yang digunakan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pemadanan ungkapan fatis dari bahasa Indonesia ke bahasa Arab, pergeseran bentuk dan makna yang terjadi sehingga pesan yang terdapat dalam BSu bisa diungkapkan sewajar mungkin dalam BSa, dan metode penerjemahan yang diterapkan oleh penerjemah sehingga hasil terjemahannya menjadi dinamis.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif. Data yang dianalisis diambil dari sebuah Webtoon berjudul Flawless episode 1-10, versi bahasa Indonesia dan bahasa Arab. Untuk membantu analisis data, teori yang dipakai adalah teori ungkapan fatis secara umum dari Malinowski 1923, teori ungkapan fatis dalam bahasa Indonesia dari Kridalaksana 1994, dan teori ungkapan fatis dalam bahasa Arab dari al-Qinai 2011.
Dari hasil analisis, ditemukan bahwa ungkapan-ungkapan fatis tersebut ada yang tidak diterjemahkan, ada yang diterjemahkan sesuai dengan fungsi fatisnya, ada yang diterjemahkan menjadi bentuk lain, dan ada yang diserap bunyinya. Selain itu, disimpulkan juga bahwa hampir semua penerjemahan pada data menggunakan metode penerjemahan komunikatif.

The focus of this research is the analysis of phatic utterances translation from Indonesian into Arabic. The translation includes the equivalence of phatic utterance, form and translation shift, and the translation method that was used. The aim of this research is to analyse the equivalence of phatic utterances from Indonesian into Arabic, form and translation shift so that the message in source language can be expressed appropriately in target language, and the translation method that was used by the translator so that the result of the translation became dynamic.
The method I use in this research is qualitative descriptive method. The data I use to analyse is a webtoon entitled 'Flawless' episode 1 10, in Indonesian and Arabic version. In order to support the data analysis, I use the theory of phatic communion from Malinowski 1923, theory of Indonesian phatic utterance from Kridalaksana 1994, and theory of Arabic phatic utterance from al Qinai 2011.
From the results of this research, it was found that some of the phatic utterances are not translated, some are translated based on the phatic function, some are translated into other forms, and some are absorbed by the sound. In addition, it is concluded that almost all of the translation utterances uses communicative translation method.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simanjuntak, Herpinus
Jakarta: Kesaint Blanc, 2012
413.9 SIM d (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Dep. P dan K , 1981
415 INT
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Daddy Rohanady
"Skripsi ini merupakan penelitian atas Bahasa Indonesia secara deskriptif dengan sumber data lisan dan tulisan. Penelitian ini bertujuan melihat (1) hubungan antarverba. di dalam predikat berverba ganda, dan (2) hubungan antara predikat berverba ganda dengan argumen. Hal ini dilakukan karena penulis melihat banyak pemakai bahasa Indonesia yang menggunakan predikat berverba ganda, sedangkan hal itu kurang mendapat perhatian para ahli tata bahasa. Penulis berharap penelitian ini dapat memberi gambaran tentang bentuk-bentuk predikat berverba ganda dalam bahasa Indonesia secara menyeluruh. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penulis menemukan adanya predikat yang terdiri dari dua verba, tiga verba, dan empat verba. Setiap jenis predikat tersebut memiliki sejumlah kemungkinan variasi gabungan verba yang menyatakan makna sendiri-sendiri. Predikat yang terdiri dari 2 verba hanya memiliki 1 hubungan makna, predikat yang terdiri dari 3 verba memiliki (maksimal) 3 hubungan makna, sedangkan predikat yang terdiri dari 4 verba memiliki (maksimal) 11 hubungan makna.
Hubungan makna yang dinyatakan oleh variasi gabungan verba itu sendiri hanya terdiri dari 4 jenis, yakni hubungan yang menyatakan (1) tujuan atau maksud, (2) sebab-akibat atau akibat-sebab, (3) persamaan waktu atau keserempakan, dan (4) pemerian. Hubungan antara predikat berverba ganda dengan argumen di tentukan oleh ketransitifan verba terakhirnya. Jika verba terakhirnya intransitif, predikat itu minimal ber_hubungan dengan 1 argument. Jika verba terakhirnya monotransitif, minimal predikat itu berhubungan dengan 2 argumen. Jika verba terakhir bitransitif, minimal predikat itu berhubungan dengan 3 argumen. Dan Jika verba terakhirnya ditransitif , predikat itu berhubungan dengan 1 atau 2 argumen, Keempat jenis hubungan itu dapat digambarkan sebagai berikut 1). a ? P = V1 Vintr; (2) a ? P = V1 - Vmonotr - b; (3) a - P = V1 - Vbitr - b dan c ; (4) a - P = V1 - Vditr - b"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1989
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bachro K. Wintara
Tasikmalaya: Toko Buku Swan, 1957
499.211 BAC k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Muh. Abdul Khak
"ABSTRACT
When we compare two or more objects with respect to their certain properties, it is usually appropriate to enquire whether they have this properties to the same degree or not. In this case, we use comparative constructions to express it. If two clauses is compared, both of them must have different elements, at least one difference.
A comparative construction can involve a number of parameters, the two most important being the number of entities compared and the number of qualities or properties used. A comparative construction can uses: implicitly, explicitly, and semi explicitly patterns. Some comparative constructions use gradable adjectives as predicate. In spite of that, the other constructions use nouns or verbs as predicate.
Comparative constructions in Bahasa Indonesia there are three patterns: (a) comparison of differences wick use (lebih)...daripada, dari, ketimbang, makin ...makin etc. as their comparative-markers, (b) comparison of equalities (similarities) wich use sama, seperti, bagaikan, etc., (c) comparison of superlatives wich use paling and ter- + adjective. For example of three patterns mentioned above, respectively, is (a) Ali lebih tinggi daripada Toni, (b) Ani cantik seperti ibunya, and (c) Mujahidin merupakan bagian terbesar dari aliansi oposisi tersebut.
Comparative and superlative construction usually have five of elements: (i) item of comparison, (ii) degree-marker, (iii) gradable adjective, (iv) standard-marker, and (v) standard of comparison. Comparison of equality usually has four elements, that are (i) item of comparison, (ii) gradable adjective, (iii) standard-marker, and (iv) standard of comparison.
If we analyze construction of comparation in bahasa Indonesia from their element, we find two primary and one secondary construction. The primary constructions are: (i) Construction 1 is construction with order of elements: item of comparison, degree-marker, gradable adjective, standard-marker, and standard of comparison and (ii) Construction 2 is construction with elements order: item of comparison, gradable adjective, degree-marker, standard-marker, and standard of comparison. The secondary construction is construction that vi not include in the primary construction.
In the comparison of equalities of bahasa Indonesia there are much standard-markers that are divided in two poles of meaning: the one means 'same' (namely: sama, identik, se- + adjective, persis, seperti) and the other means 'like' (that is, mirip, bak, bagai, bagaikan, laksana, seakan-akan, seolah, semacam, seperti, identik, sebagaimana, persis, se- + adjektiva, se- + nomina). Actually, the most differet of two poles is sama and mirip. Between of both there is meaning nuance. According to me, it appereances confusing to decide wich standar-marker as prototype within comparison of equalities. Finally, by statistical hypothesis, introspective judgment, and testing to native speakers, I decided that seperti is prototype of standard-marker of comparison of equalities.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Juniarty
"Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran tentang penerjemahan pronomina relativa bahasa Prancis dont ke dalam bahasa Indonesia. Metode yang digunakan adalah metode penelitian korpus. Penelitian dilakukan pada 200 buah data yang berupa kalimat bahasa Prancis yang mengandung pronomina relativa dont yang terdapat dalam beberapa karya bahasa Prancis dan terjemahannya. Teori yang digunakan terdiri dari teori sintaksis dan teori terjemahan. Klasifikasi dilakukan atas dont berdasarkan fungsi-fungsi yang didudukinya dalam kalimat. Adapun kesimpulan-kesimpulan yang didapatkan setelah menganalisis penerjemahan dont adalah sebagai ber_ikut : pronomina relativa dont sebagian besar (78,50%) mendapat padanan pronomina relativa juga yaitu yang; 9,00% mendapat padanan 0 dan 12,50% berpadanan selain yang dan 0, makna yang paling mudah ditangkap adalah makna dont yang berfungsi sebagai pelengkap nomina dan pelengkap verba dan pergeseran yang terjadi adalah pergeseran unit dan pergeseran kelas."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S14309
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>