Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 60717 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yangki Soeparno
"Pemerolehan bahasa yang sempurna didukung oleh dua indra yang vital, yaitu pendengaran dan penglihatan. Bila salah satu tidak dapat berfungsi dengan baik dalam hal ini pendengaran, maka proses pemerolehan bahasa tidak dapat berjalan dengan lancar. Usaha yang lebih intensif harus dilakukan. Bila anak-anak normal 'memperoleh' bahasa maka anak-anak tunarungu 'belajar' berbahasa. Kepada yang disebut terakhir ini harus disadarkan bahwa mereka hidup di alam bunyi, dan harus dilatih agar sisa pendengaran mereka dapat berfungsi maksimal. Untuk melatih dan 'belajar' berbahasa inilah ada sekolah Luar Biasa bagian B-Santi Rama-. Di Sekolah Luar Biasa Santi Rama inilah penulis mengadakan pengamatan untuk membuktikan bahwa proses pemerolehan bahasa anak-anak tunarungu tidak berjalan seperti anak_anak normal; singkatnya, terjadi penyimpangan. Anak-anak tunarungu yang penulis amati selama mengadakan penulisan skripsi tampak berusaha sungguh-sungguh, walaupun demikian, tanda-tanda khas seperti yang tertulis pada bab II dan IV sulit diatasi."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farid Abdul Rozaq
"Permasalahan stunting di Kabupaten Kebumen merupakan isu yang saat ini menjadi program prioritas bagi Pemerintah Kabupaten Kebumen. Tingginya prevalensi stunting di Kabupaten Kebumen menjadikan Kabupaten Kebumen sebagai salah satu dari 100 Kabupaten/Kota Prioritas Penanganan Stunting di Indonesia. Terdapat empat permasalahan yang menjadi penyebab tingginya stunting di Kabupaten Kebumen, yaitu: terdapat beberapa desa lokus dengan prevalensi stunting yang cukup tinggi, tingkat kemiskinan Kabupaten Kebumen yang tinggi, cakupan pelayanan air minum layak belum optimal, dan rendahnya kesadaran masyarakat akan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan kecukupan gizi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi Pemerintah Kabupaten Kebumen dalam menangani masalah stunting tahun 2020. Teori utama yang digunakan adalah teori strategi dan manajemen strategis. Skripsi ini menggunakan metode kualitatif, dengan jenis penelitian deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam dan studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pemerintah Kabupaten Kebumen sudah menerapkan strategi dalam menangani masalah stunting tahun 2020 walaupun dalam pelaksanaan program di lapangan terdapat hambatan yaitu dengan adanya COVID-19. Strategi penanganan stunting di Kabupaten Kebumen didasarkan pada 4 tipe strategi yaitu corporate strategy, program strategy, resource support strategy, dan institutional strategy

The problem of stunting in Kebumen Regency is an issue that is currently a priority program for the Kebumen Regency Government. The high prevalence of stunting in Kebumen Regency makes Kebumen Regency one of the 100 Priority Regencies/Cities for Handling Stunting in Indonesia. There are four problems that cause high stunting in Kebumen Regency, namely: there are several loci villages with a fairly high prevalence of stunting, high poverty rates in Kebumen Regency, inadequate drinking water service coverage, and low public awareness of Clean and Healthy Life Behavior (PHBS) and nutritional adequacy. This study aims to analyze the strategy of the Kebumen Regency Government in dealing with the stunting problem in 2020. The main theories used are strategy theory and strategic management. This thesis uses a qualitative method, with the type of descriptive research. Data was collected by means of in-depth interviews and literature study. The results of the study show that the Kebumen Regency Government has implemented a strategy in dealing with the stunting problem in 2020 even though in the implementation of the program in the field there are obstacles, namely the presence of COVID-19. The stunting management strategy in Kebumen Regency is based on 4 types of strategies, namely corporate strategy, program strategy, resource support strategy, and institutional strategy."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mutia Rahmi
"Salah satu tugas perkembangan pada masa prasekolah adalah berkembangnya kemampuan motorik kasar anak. Pada saat ini tubuh anak berkembang pesat, terutama perkernbangan otot-otot besar yang memungkinkan perkembangan motorik kasarnya. Anak juga sangat aktif dan energik, sehingga membutuhkan latihan kegiatan motorik kasar. Kemampuan motorik kasar ini memiliki hubungan yang erat dengan perkembangan kognitif, emosi dan sosial pada anak. Pentingnya perkembangan motorik kasar sudah menjadi perhatian para pendidik sejak lama. Sayangnya, di Indonesia, perkembangan motorik kasar anak prasekolah belum mendapat perhatian yang sesuai. Penelitian pada 212 Taman Kanak-kanak (TK) di DKI Jakarta pada tahun 2002, ditemukan bahwa hanya 57,3 % sekolah yang memberi kesempatan bagi murid untuk melakukan kegiatan motorik kasar.
Program Pendidikan Rumah Bagi Orangtua Dalam Mengembangkan Motorik Kasar Anak Prasekolah ini disusun sebagai alternatif pendidikan untuk anak prasekolah. Pada masa prasekolah anak tidak harus mengikuti pendidikan di sekolah atau institusi tertentu di luar rumah. Kebutuhan anak adalah memperoleh Stimulasi yang kaya dan beragam, sehingga dapat mengembangkan dirinya dengan optimal. Stimulasi tersebut dapat diberikan sendiri oleh orangtua rnelalui pendidikan rumah. Dengan peran aktif orangtua sebagai guru di rumah dapat terjalin hubungan yang lebih akrab antara anak dengan orangtua.
Dengan demikian, program ini disusun agar anak dapat mencapai perkembangan motorik kasar yang optimal. Program ini menggunakan teori perkembangan motorik dari Gallahue dan Ozmun yang dirangkum dengan teori-teori dari ahli-ahli lainnya, seperti Berk, Miller dan Feldman. Perkembangan motorik kasar disebut juga perkembangan gerak, dibagi menjadi tiga aspek, yaitu stabilitas, lokomosi dan manipulasi. Masing-masing aspek terdiri dari beberapa kemampuan yang nantinya akan dilatihkan pada anak.
Di dalam program ini terdapat kegiatan-kegiatan yang sederhana, material yang mudah didapat Serta tujuan pembelajaran yang jelas, sehingga aplikatif untuk digunakan oleh orangtua. Untuk penyempurnaan program ini selanjutnya dapat dilakukan dengan uji coba di lapangan serta evaluasi. Perbaikan terhadap hasil evaluasi akan menghasilkan program baru yang telah teruji. Kemudian diberikan pelatihan untuk orangtua."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T38529
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kusuma Minayati
"Latar Belakang: Gangguan kesehatan jiwa pada anak dan remaja dapat berdampak negatif pada perkembangan anak. Kesehatan mental pada bayi, sebagai masa awal kehidupan, sangat penting karena masa ini merupakan periode kritis untuk perkembangan otak dan perilaku. Salah satu yang dapat mempengaruhi perkembangan tersebut adalah depresi antenatal, namun penelitian mengenai topik ini di Indonesia masih terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati dampak dari gejala depresi antenatal terhadap perkembangan kognitif dan bahasa pada bayi.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain studi kohort prospektif yang mengobservasi perkembangan kognitif dan bahasa bayi yang lahir dari ibu dengan gejala depresi antenatal. Data dikumpulkan dari ibu hamil dengan gejala depresi antenatal yang diskrining menggunakan instrumen Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS), dan perkembangan bayi dipantau selama enam bulan pada tiga waktu pemantauan, yaitu 1 bulan, 3 bulan, dan 6 bulan setelah kelahiran menggunakan instrumen Capute Scales. Penelitian dilakukan di puskesmas wilayah Jakarta.
Hasil: Pemantauan dilakukan pada 13 bayi yang lahir dari ibu dengan gejala depresi antenatal. Hasil pengukuran menunjukkan kecenderungan penurunan pada rerata skor Cognitive Adaptive Test (CAT), Clinical Linguistic and Auditory Milestone Scale (CLAMS), dan Frequently Seen Developmental Questionnaire (FSDQ). Analisis repeated measures menunjukkan penurunan tersebut signifikan pada rerata skor CLAMS (p=0,006). Perbandingan antar waktu pengukuran juga menunjukkan adanya beda rerata yang signifikan antara bulan ke-1 dan bulan ke-6 pada skor CLAMS (p=0,011).
Simpulan: Penelitian ini menunjukkan bahwa depresi antenatal pada ibu dapat berdampak pada perkembangan kognitif dan bahasa bayi dalam 6 bulan pertama kehidupan, terutama pada perkembangan bahasa. Temuan ini menekankan pentingnya deteksi dini dan intervensi pada ibu hamil dengan gejala depresi untuk mencegah dampak negatif pada perkembangan otak bayi. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat berkontribusi untuk pengembangan program kesehatan mental perinatal dan bayi di Indonesia.

Background: Mental health disorders in children and adolescents could negatively impact their development. Infant mental health is crucial as it represents a critical period for brain and behavioral development. One factor that can influence this development is antenatal depression, yet research on this topic in Indonesia is still limited. This study aims to observe the impact of antenatal depressive symptoms on the cognitive and language development of infants.
Methods: This study employed a prospective cohort design to observe the cognitive and language development of infants born to mothers with antenatal depressive symptoms. Data were collected from pregnant mothers screened for antenatal depressive symptoms using the Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS). Infant development was monitored over six months at three time points: 1 month, 3 months, and 6 months after birth using the Capute Scales. The study was conducted at community health centers in Jakarta.
Results: The study monitored 13 infants born to mothers with antenatal depressive symptoms. The results indicated a decreasing trend in the mean scores of the Cognitive Adaptive Test (CAT), Clinical Linguistic and Auditory Milestone Scale (CLAMS), and Frequently Seen Developmental Questionnaire (FSDQ). Repeated measures analysis showed a significant decrease in the mean CLAMS score (p=0,006). Comparison between measurement times also showed a significant difference in mean CLAMS scores between the 1st and 6th month (p=0,011).
Conclusion: This study indicates that antenatal depression in mothers can impact the cognitive and language development of infants within the first six months of life, particularly in language development. These findings highlight the importance of early detection and intervention for pregnant mothers with depressive symptoms to prevent negative impacts on infant brain development. The results of this study are also expected to contribute to the development of perinatal and infant mental health programs in Indonesia.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Emon Sastrawinata
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1976
371.91 EMO p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Departemen P dan K, 1986
499.226 2 PEM
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Erlis Kurniasari
"Kecemasan merupakan fenomena yang sering dilaporkan dan terjadi pada anak sebelum anak menjalani tindakan operasi di rumah sakit. Kecemasan pada anak berdampak pada psikologis anak sampai pada penolakan tindakan operasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kecemasan sebelum operasi pada anak di kamar operasi urologi RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta Pusat. Desain cross sectional, dengan sampel 86 responden dengan masing-masing sampel terdiri dari 43 responden anak usia sekolah dan 43 responden remaja melalui proporsional stratified random sampling. Analisa menggunakan Chi-Square dan Independen T-test. Hasil menunjukkan tingkat kecemasan sedang dialami oleh 54,7% responden. Kesimpulan bahwa Tingkat kecemasan yang dialami anak usia sekolah dan remaja di kamar operasi urologi cukup tinggi dengan cemas sedang. Terdapat hubungan yang signifikan antara karakteristik anak pada penelitian ini yaitu usia, pengalaman dioperasi sebelumnya, kehadiran keluarga, waktu tunggu pasien sebelum operasi dengan tingkat kecemasan sebelum operasi. Sedangkan tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan kecemasan sebelum operasi pada anak. Penelitian ini merekomendasikan penurunan lama waktu tunggu pasien sebagai salah satu intervensi persiapan operasi.


Anxiety is a phenomenon that is often reported and occurs in children before the child underwent surgery in the hospital. Anxiety in children has psychological effects on children to the refusal of surgery. This study aims to analyze the factors associated with preoperative anxiety in school-age children and adolescents in the urology operating room of RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, Central Jakarta. Cross sectional design, with a sample of 86 respondents with each sample consisting of 43 respondents of school age children and 43 teenage respondents through proportional stratified random sampling. Analysis using Chi square and Independent T-test. The results show that anxiety level is being experienced by 54.7% of respondents. The conclusion that the level of anxiety experienced by school-age children and adolescents in the urology operating room is quite high with moderate anxiety. There is a significant relationship between the characteristics of children in this study, namely age, previous surgery experience, family presence, patient waiting time before surgery with anxiety levels before surgery. While not found a significant relationship between the sex of the child with child anxiety before surgery. This study recommends reduction in patient waiting time as an operative preparation intervention."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kanthi Soraca Widiatmika
"Screen time pada anak semakin meningkat seiring berkembangnya teknologi. Peningkatan screen time tersebut dapat menyebabkan sejumlah dampak, salah satunya adalah gangguan pola tidur. Penelitian ini menggambarkan hubungan screen time dengan pola tidur anak sekolah dasar di SDN Beji 1 Depok. Penelitian ini menggunakan studi potong lintang. Instrumen yang digunakan adalah Sleep Disturbance Scale for Children (SDSC) yang disebar ke seluruh murid SDN Beji 1 Depok dan diisi oleh orang tua atau pengasuh dengan tingkat pendidikan minimal Sekolah Menengah Pertama. Pengambilan sampel dilakukan secara acak dari 183 data sehingga didapat 100 data yang dianalisis.
Hasil analisis Chi-Square menunjukkan adanya hubungan berbeda bermakna secara statistik antara screen time berlebih dengan gangguan pola tidur pada anak (p = 0,024). Anak dengan screen time berlebih memiliki peluang mengalami gangguan pola tidur 2,6 kali lebih tinggi dibandingkan anak dengan screen time tidak berlebih (OR = 2,6 dan IK 95% = 1,123-6,243). Berdasarkan hasil tersebut, disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara screen time dengan pola tidur anak. Oleh karena itu, perlu dilakukan pembatasan screen time untuk mengurangi peluang terjadinya gangguan pola tidur.

Screen time for children is increasing as technology develops. The increase in screen time can cause a number of impacts, one of which is a sleep pattern disorder. This study describes a screen time relationship to the sleep patterns of elementary school children at SDN Beji 1 Depok. A cross-sectional study was used for this research along with the Sleep Disturbance Scale for Children (SDSC) instrument, which was filled by parents and/or caregivers with a minimum educational background of junior high school. A total of 183 datasets collected, and 100 of those were sampled for analysis.
The results of Chi-square analysis showed a statistically significant relationship between screen time and sleep pattern disorder (p = 0.024). Children with excessive screen time have 2.6 times higher risk of having sleep pattern disorder (OR = 2.6 and IK 95% = 1.123-6.243). Based on these results, it can be concluded that there is a relationship between screen time and childrens sleep pattern. Therefore, screen time restriction is needed to reduce the chance of sleep pattern disorder.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteraan Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitohang, Christine
"Anak usia dini seringkali mengalami masalah perilaku makan yang dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor. Salah satu faktor masalah makan pada anak adalah food neophobia yang dapat timbul karena berbagai hal, seperti faktor genetik, faktor sensitivitas sensorik, faktor lingkungan, faktor pengalaman awal makan dan praktik pemberian makan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan tekanan untuk makan dengan food neophobia pada anak usia 2-5 tahun. Desain penelitian ini adalah studi observasi cross-sectional dengan metode pengambilan sampel consecutive sampling terhadap 107 responden ibu yang memiliki anak usia 2-5 tahun. Instrumen penelitian yang digunakan adalah instrumen mengenai Child Feeding Questionnaire dan Food Neoophobia Scale. Analisis uji statistik yang digunakan adalah Fisher Exact. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan tekanan untuk makan dengan food neophobia pada anak usia 2-5 tahun (p = 0,005). Peneliti merekomendasikan untuk meneliti menggunakan variabel yang berbeda dalam penelitian seperti dukungan keluarga, food preference, dan anak dengan kebutuhan khusus.

Early childhood often experiences eating behavior problems that can be caused by various factors. One of the factors contributing to eating problems in children is food neophobia, which can arise due to various things, such as genetic factors, sensory sensitivity factors, environmental factors, early eating experience factors, and feeding practices. This study aims to identify the relationship between pressure to eat and food neophobia in children aged 2–5 years. The design of this study was a cross-sectional observational study with consecutive sampling of 107 respondents who had children aged 2–5 years. The research instruments used were instruments regarding the Child Feeding Questionnaire and the Food Neophobia Scale. The statistical test analysis used was Fisher Exact. The results showed that there was a relationship between pressure to eat and food neophobia in children aged 2–5 years (p = 0.005). Researchers recommend conducting research using different variables, such as family support, food preferences, and children with special needs."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>