Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7239 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lasja Fauzia
"Pengungkapan pengalaman wanita dengan persepsi wanita dalam sebuah karya sastra sangat membantu kita untuk lebih memahami kehidupan seorang wanita. Bahkan lebih dari itu, penokohan protagonis wanita yang tegar dapat memberikan pengaruh positif dalam membangkitkan semangat para pembaca untuk bertindak mengatasi segala tekanan yang harus mereka terima dari masyarakat patriarkal. Semua ini adalah konsep dasar dari karya-karya sastra yang dapat dikategorikan sebagai women's writing. Pendekatan realisme otentik digunakan untuk menganalisa kadar . Tirra Lirra by the River, karya Jessica Anderson, dalam kategorinya sebagai salah satu women's writing. Untuk itu realisme otentik menyoroti hal-hal berikut dad karya sastra wanita yang dianalisa : (1) Adanya kesejajaran antara teks dengan pengalaman wanita pada umumnya. (2) Adanya hubungan antara teks dengan pengalaman penulisnya, yang juga adalah seorang wanita. (3) Penghindaran penggunaan teori-teori yang berpusat pada kepada pemikiran pria. (4) Penokohan protagonis wanita yang tegar. (5) Masalah seksual yang menyangkut hubungan antar manusia, baik hubungan hetero-seksual maupun homoseksual. (6) Pengangkatan masalah-masalah 'domestik' yang terabaikan. Hasil analisa menunjukkan bahwa Tina Lirra by the River memiliki semua kondisi di atas. Oleh karenanya dapat dikategorikan sebagai sebuah women 's writing."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S14244
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anderson, Jessica
New York: Penguin Books, 1984
823 AND t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Umi Mumpuni
"Skripsi ini membahas tentang bagaimana unsur-unsur leksikal kelas kata adjektiva, nomina dan verba dalam mendukung tema cerita Typhoon karya Joseph Conrad. Tema cerita ini adalah sebagai berikut: Tindakan yang tepat dalam mengatasi suatu kesulitan atau cobaan berat adalah menghadapinya dengan semangat pantang menyerah dan sikap yang tenang.
Tujuan skripsi ini adalah memperlihatkan sejauh mana unsur-unsur leksikal tersebut mendukung tema cerita. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan statistika, yaitu pendekatan yang didasari pada intuisi terhadap teks yang akan dianalisis, kemudian mengumpulkan data-data kongkret untuk mendukung intuisi tersebut. Teori yang digunakan adalah teori gramatika, yaitu teori gramatika fungsional dan teori gramatika tradisional.
Dari hasil analisis Dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa pemilihan unsur-unsur leksikal oleh pengarang sangat mendukung tema cerita. Dengan demikian apa yang penulis asumsikan tentang peranan penggunaan unsur-unsur leksikal adjektiva, nomina dan verba dalam menunjang penyampaian tema cerita terbukti."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S14214
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manalu, Andreas
"Novel TGU merupakan karya Steinbeck yang dianggap sulit untuk dapat dimengerti dan dipahami. Hal ini disebabkan banyaknya kejanggalan dan keanehan yang terdapat dalam novel tersebut. Namun novel TGU memiliki kesamaan yang amat mencolok dengan mite, cerita rakyat dan kepercayaan berbagai bangsa di dunia, terutama dalam hal pengorbanan yang dilakukan tokoh utama, Joseph. Ditilik dari pendekatan mitologis-arketipis, unsur tokoh, latar, citraan, dan alur ternyata dapat dilihat sebagai perwujudan arketipe-arketipe yang membangun suatu motif, yaitu motif siklus kehidupan. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk menunjukkan bahwa dalam novel TGU terdapat motif siklus kehidupan sebagai motif yang membangun keutuhan novel ini. Untuk menunjukkan hal tersebut, skripsi ini meneliti arketipe_-arketipe yang tercermin dalam unsur tokoh, latar, citraan, dan alur TGU, dan bagaimana serta sejauh mana pemunculannya mendukung motif tersebut. Penelitian skripsi ini menggunakan pendekatan mitologis-arketipis yang berusaha untuk memahami suatu karya dengan mengungkapkan arketipe-arketipe yang terkandung dalam unsur tokoh, latar, citraan, dan alur, dan melihat bagaimana seluruh unsur itu saling berkaitan. Pendekatan mitologis-arketipis berdasarkan pada teori psikologi Jung yang berkenaan dengan konsep ketidaksadaran kolektif dan arketipe. Teori ini dapat menjelaskan bahwa karya sastra dan berbagai hasil kebudayaan masa lalu manusia merupakan wadah perwujudan arketipe-arketipe dalam ketidaksadaran kolektif tersebut. Untuk membantu pemahaman terhadap motif dan arketipe yang terdapat dalam TGU skripsi ini juga menyajikan contoh_contoh pemunculan motif dan arketipe sejenis yang terdapat dalam cerita rakyat, mite, dan berbagai kepercayaan suku bangsa di dunia. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian novel TGU dengan pendekatan mitologis-arketipis adalah bahwa motif siklus kehidupan merupakan motif utama dalam novel tersebut, dan unsur tokoh, latar, citraan, dan alur merupakan perwujudan arketipe-arketipe yang saling terkait dan membangun motif siklus kehidupan tersebut."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S14137
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anna Marianni Sachroni
"Tampak bahwa dalam novel ini ada alur utama, yaitu alur cerita mengenai Paul Pennyfeather. Alur utama ini bukan merupakan unsur dominan dalam novel ini, melainkan hanya berfungsi sebagai suatu benang merah penyambung berbagai episode yang banyak sekali terdapat dalam novel ini. Masing-masing episode berisi sindiran/kritik yang disampai_kan dengan lucu terhadap berbagai lembaga masyarakat Inggris, khusus_nya yang bersangkutan dengan masyarakat kelas atas Inggris, seperti Universitas Oxford, public school, dunia jet-set yang tidak bermoral, perkawinan, dan penjara. Di samping alur utama ini, ada beberapa alur sampingan, seperti me-ngenai Captain Grimes, mengenai Prendergast, mengenai Philbrick, dan masing-masing alur ini terdiri dari rangkaian episode, dan sama seperti pada alur utama, masing-masing episode berisi sindiran/kritik lucu ter_hadap berbagai lembaga masyarakat Inggris, khususnya pada kelas atas. Cara Waugh mengkritik adalah dengan menggambarkan berbagai episode/ adegan yang lucu, menyakitkan, dan terlebih-lebih tidak masuk akal, seperti tertembaknya salah seorang murid sekolah Elanabba oleh seorang..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1983
S13693
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hengky Roni Ngadimin
"Berdasarkan data yang terkumpul dan analisis yang telah dilakukan dalam bab-bab terdahulu, ada beberapa hal yang bisa disimpulkan yaitu perubahan morfologis, perubahan fonologis, dan asal bahasa Inggris Modern. Perubahan morfologis yang paling utama dalam sejarah perkembangan bahasa Inggris ialah menghilangnya hampir semua sufiks infleksional 1K pada nomina, adjektif dan verba IM. Perubahan fonologis paling banyak terjadi pada vokal, terutama vokal panjang. Sufiks infleksional IK yang masih tersisa dalam nomina IM ialah sufiks penunjuk jamak dan sufiks penunjuk kepunyaan (genetive). Sufiks penunjuk jamak yang umum ialah -(e)s, dan sufiks -en dengan hanya satu nomina yang asli dari IK yaitu oxen, sedangkan kehadiran dua nomina lainnya children (IK cildru) dan brethren (IK brobor) disebabkan analogi. Tanda apostrofe dari sufiks kepunyaan __s mulai digunakan sejak abad delapari bolas, yang..."
Depok: Universitas Indonesia, 1982
S14118
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dono Indarto
"Dono Indarto. Perjalanan Simbolik Tokoh Santiago: Sebuah Analisis Mitologis/Arketipis Terhadap Novelet The Old Man and the Sea (Di bawah bimbingan Ibu Rani Winata, SS, MA, dan Ibu Dra. Myra Sidharta) Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Suatu hal yang menarik dari novelet The Old Man and the Sea karya Ernest Hemingway ialah bahwa karya ini dapat dibaca dalam tataran simbolik. Berbagai unsur cerita, yakni tokoh, latar, dan alur mempunyai asosiasi simbolik khusus yang membentuk motif utama cerita, yakni perjalanan yang dilakukan tokoh utama Santiago. Ditinjau menurut jenis perlambangannya (yakni arketipis), unsur_-unsur tersebut memperlihatkan bahwa perjalanan simbolik yang dilakukan oleh tokoh utama Santiago merupakan suatu perjalanan batin ke dalam diri tokoh itu. Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk membuktikan bahwa perjalanan tokoh Santiago merupakan sebuah motif arketipis, yaitu proses psikologis transendensi yang dilewati tokoh itu. Proses transendensi yang merupakan upaya untuk mengaktifkan arketipe sentral Self ini dilakukan Santiago untuk menyembuhkan krisis masa tua yang tengah dialaminya. Dengan menggunakan pendekatan mitologis/arketipis yang berdasar pada teori ketidaksadaraan kolektif, khususnya konsep arketipe Jung untuk meneliti asosiasi lambang, saya berusaha memperlihatkan bahwa jenis tokoh, latar, dan alur dalam novelet ini merupakan arketipe-_arketipe yang mendukung pembentukan motif utama perjalanan simbolik Santiago. Hal ini juga saya lakukan dengan menganalogikan unsur-unsur tersebut dengan sejumlah mite serta karya sastra lainnya. Dari hasil analisis saya sampai pada kesimpulan bahwa tokoh Santiago melakukan transendensi ke dalam wilayah _ketidaksadaran kolektifnya guna memperoleh energi psikis Self yang berguna bagi penyembuhan krisisnya. la berhasil dalam pencarian ini dan kembali dalam keadaan sembuh dan harmonis dengan dirinya maupun lingkungannya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1993
S14055
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Juanita Permata
"Hal yang dapat dilihat dari novel Coonardoo adalah, adanya masalah konflik dan pertemuan budaya, yaitu antara budaya kulit putih dan Aborigin, yang didasari oleh interaksi antara tokoh-tokoh kulit putih dan Aborigin. Sehubungan dengan masalah konflik tersebut, unsur tokoh dan latar ikut menjadi unsur pendukung terjadinya konflik dan pertemuan budaya tersebut. Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk menganali_sis dan sekaligus membuktikan bahwa konflik luaran dan dalaman yang didasari oleh pertemuan budaya -- termasuk nilai budaya -- yang berbeda, yaitu budaya kulit putih (budaya dominant) dan Aborigin (budaya inferior), cende_rung memperlihatkan proses akulturasi dan asimilasi. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendeka_tan Antropologi. Dengan The Intepretation of Cultures yang ditulis oleh Clifford Geertz - sebagai teori kebudayaan -- dan Social Organization and Behavior oleh Richard L. Simpson dan Ida Harper Simpson -- sebagai teori akulturasi dan asimilasi, terlihat bahwa interaksi antara tokoh-tokoh kulit putih dan Aborigin dalam jangka waktu yang lama, menghasilkan berbagai macam individu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tokoh Phyllis dan Hugh cenderung mengalami proses asimilasi, karena adanya ikatan emosional, pengalaman sejak kecil bersama Abori_gin, serta pandangan dan pemahaman mereka terhadap Abori_gin yang lebih baik dari pada tokoh-tokoh lainnya. Sebaliknya, Mrs. Bessie, Mollie, dan Sam Geary, merupakan tokoh-tokoh pendukung proses akulturasi. Tokoh-tokoh kulit putih tersebut menjadi budaya dominan yang berusaha memasukkan nilai-nilai budaya mereka ke dalam Aborigin (budaya inferior). Upaya tersebut dilakukan oleh orang kulit putih dalam rangka menguasai tanah Aborigin. Sementara itu, Aborigin dengan posisi mereka yang semakin terdesak, mengambil atau menerima budaya kulit putih agar dapat tetap bertahan (survive). Tokoh Jessica, diperli_hatkan sebagai tokoh yang tidak mengalami proses akultu_rasi atau asimilasi, karena kontaknya dengan Aborigin yang sangat singkat."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S14101
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Tanti Sugiharti
"ABSTRAK
Para penerjemah cenderung untuk menerjemahkan menurut gaya mereka masing-masing. Ini terlihat pula dalam cerita pendek Cuma Busa, Itu Saja karya Manneke Budiman dan Rico Hanya Tukang Cukur karya Deddy Mulyana yang merupakan terjemahan dari cerita pendek karya Hernando Tellez yang berjudul Just Lather, That's All . Analisis difokuskan pada terjemahan kata it dalam kedua terjemahan tersebut. Kata it yang diteli_ti berjumlah 34 buah dan dianalisis berdasarkan kemuncu_lannya. Tujuan dari analisis ini adalah untuk mengetahui fungsi kata it, perbedaan terjemahan kata it, menerang_kan pergeseran kelas kata dalam terjemahan kata it serta jenis-jenis transformasi yang digunakan oleh kedua penerjemah.
Hasilnya menunjukkan bahwa kata it memiliki fungsi_fungsi tertentu yang mempengaruhi kedua penerjemah dalam memberikan padanannya. Pergeseran kelas kata juga terja_di dalam terjemahan Deddy dan Manneke. Dan pergeseran yang sering terjadi adalah pergeseran dari pronomina ke nomina. Penggunaan jenis-jenis transformasi reduksi, suplementasi dan ekuvalensi, kecuali inversi, banyak ditemukan dalam kedua terjemahan. Ini adalah hal yang wajar dan bahkan dapat menghasilkan terjemahan yang baik dan bermutu.

"
1995
S14160
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>