Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 51367 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Upik Latifah Thamrin
"Kawabata Yasunari merupakan sastrawan Jepang yang pertama kali meraih hadiah novel pada tanggal 17 Oktober 1958 setelah haadiah itu diberikan kepada seorang penyair dari India yaitu Rabindranath Tagore. Utsukushisa to Kanashimi to merupakan cerita bersambung tetapi kemudian cerita ini diterbitkan menjadi sebuah novel. Novel ini menonjolkan masalah cinta yang terjadi antara para tokohnya. Masalah cinta ini digambarkan oleh Kawabata Yasunari di dalam jalinan cerita yang amat menarik. Ternyata masalah cinta dalam novel ini menimbulkan berbagai macam konflik yang menyangkut keadaan psikologis para tokohnya. Kawabata mampu mengakhiri konflik yang terjadi dengan Cara yang tidak diduga oleh pembacanya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1995
S13900
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Parwati Cemplon
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas lesbianisme di Jepang pada tahun 1960-an yang tergambar melalui novel Utsukushisa to Kanashimi to karya Kawabata Yasunari. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan penggambaran lesbian oleh pengarang dalam novel dan pandangan pengarang terhadap lesbian yang ia ungkapkan melalui novel tersebut.
Metode yang digunakan adalah deskriptif analisis dengan kajian pustaka dan teori yang digunakan adalah pendekatan sosiologi sastra oleh Rene Wellek dan Austin Warren.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kawabata memiliki pandangan bahwa lesbian di Jepang pada tahun 1960-an dianggap sebagai suatu hal yang tidak lazim karena wanita seharusnya menikah dan merawat anak.

ABSTRACT
This study focused on lesbianism in Japan around 1960 that showed on Kawabata Yasunari's Utsukushisa to Kanashimi to. The purposes of this study are to explain writer's portrayed of lesbian and writer's opinion about lesbian that written in the novel.
This study used descriptive analysis with literature studies and the theory that used in this study is sociology of literature approach by Rene Wellek and Austin Warren.
The result of this study showed that Kawabata thought lesbian in Japan around 1960 considered as something unusual because women should be married and raising children.
"
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S61512
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nany Ekaningtyas Soetikno
"Sebagai obyek penulisan skripsi ini, kami memilih kesusastraan kawabata Yasunari. Pokok tersebut kami pilih dengan maksud untuk memperkenalkan keusastraan Kawabata Yasunari dan kesusastraan Jepang modern. Kawabata Yasunari adalah salah seorang pengarang yang terkenal diantara pengarang-pengarang kesuastraan Jepang modern. Ia adalah novelis Jepang pertama yang menerima hadiah Nobel pada tanggal 10 Desember 1968. Ia adalah novelis Jepang pertama yang pandai melukiskan keindahan tradisi Jepang dengan teknik menulis modern. Di antara novel Kawabata Yasunari kami pilih Izuno Odoriko yang merupakan karya pertamanya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1980
S13749
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Sisca Widyawati
"ABSTRAK
Sastra populer mulai dianggap sebagai genre dalam karya sastra dan dapat digunakan untuk meneliti suatu budaya. Sastra populer terdiri atas esai dan fiksi. Salah satunya adalah karya fiksi yang merupakan hasil rekaan dari kehidupan manusia. Karya fiksi yang dimaksud adalah novel dan film. Di dalam penulisan tugas akhir ini, penulis akan membahas satu jenis karya fiksi, yaitu novel populer karya Moammar Emka berjudul Cinta Daur Ulang. Penulis melihat adanya konflik di dalam tema percintaan novel ini. Adanya belenggu cinta pertama yang dirasakan oleh tokoh utama di dalam novel ini. Selain konflik percintaan, penulis juga melihat adanya suatu masalah pada latar dalam novel ini dan tentang kepengarangannya. Gaya bahasa yang digunakan oleh pengarang merupakan ciri khas dari pengarang tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitik. Hasil dari penulisan ini adalah dapat dilihat kecenderungan pada karya Emka.

ABSTRACT
Popular literature began to be regarded as a genre in literary works and can be used to research a culture. Popular literature consists of essays and fiction. One of them is the work of fiction which is a fictional result of human life. The intended work of fiction is novels and films. In writing this final assignment, the author will discuss one type of fictional work, namely the popular novel by Moammar Emka titled Cinta Daur Ulang. The author sees a conflict in the theme of this novel romance. The existence of the first love shackles felt by the main character in this novel. In addition to conflict of love, the author also sees a problem in the background in this novel and about his authorship. The style of language used by the author is a characteristic of the author. The method used in this research is descriptive analytical method. The result of this paper is that we can see the tendency in Emka's work."
Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Erika Iswari
"Berbagai media cetak atau pun elektronik yang memotret gaya hidup manusia modem mencerminkan relasi manusia modern yang cenderung eksploitatif, pragmatic, fungsional, dan berorientasi pada keuntungan pribadi. Implikasi yang muncul adalah kencederungan yang menjadi konformis dan logika pasar bermain dalam pola pikir dan tingkah laku manusia. Kecenderungan yang konformis inilah yang mewujud dalam diri manusia modern sebagaimana tergambar dalam berbagai media gaya hidup manusia modern. Setiap manusia mempunyai 'standar_standar' Baku penilaian dan relasinya dengan sesama manusia. Dirinya sendiri pun dituntut untuk memenuhi 'standar_standar' yang berlaku dalam kehidupan masyarakat. Menurut Fromm, hal ini tidak lepas dari pengaruh kapitalisme yang berawal dari keinginan manusia untuk lepas dari pengaruh dogma agama pada Abad Pertengahan. Keinginan ini muncul karena pada dasarnya manusia mempunyai kebebasan yang tak dapat dibendung lagi untuk melebarkan batas _ batas kemanusi annya. Ironisnya, pada saat manusia bebas maka ia justru menjadi ke k esepian. Hal ini dikarenakan manusia mengalami proses individuasi yang melepaskan manusia dari keadaan alamiahnya, yaitu rahim ibunya dan lingkungan pertama ia hidup. Kesepian dan keterpisahan yang manusia alami untuk menjadi individu yang utuh dan berintegrasi dapat diatasi dengan cara produktif yaitu dengan cinta dan karya produktif, atau dengan cara tidak produktif yaitu menyerahkan hidup dan kebebasannya pada 'sistem' yang merenggut keindividualitasan manusia. Fromm sendiri menyarankan cinta sebagai solusi permasalahan eksistensi manusia. Karena dalam cinta mewujud kebebasan untuk menjadi diri sendiri, untuk mencintai sesama, dan alam. Sehingga, manusia tidak terjebak dalam kecenderungan eksploitatif; pragmatis, dan konformis, yang mengarah pada mengkomoditikan pribadi atau alam. Cinta bagi Fromm adalah 'melebur' dan membuat sesuatu yang hidup tumbuh dalam pribadi manusia. Hal ini terwujud dalam aktivitas memberi (giving). Sebab memberi adalah ekspresi tertinggi manusia untuk mengeluarkan segala potensi kemanusiaannya demi penemuan 'rahasia' manusia melalui sikap care, respect, responsibility, dan knowledge. Keempat elemen tersebut akan mewujud dalam ekspresi tertinggi manusia yaitu memberi, termasuk memberi kebebasan. Kebebasan paling eksistensial yang dimaksud Fromm yaitu 'kebebasan untuk...' yang berlandaskan cinta. Tokoh Maria dalam novel Eleven Minutes karya Paulo Coelho adalah sarana penulis untuk meretleksikan pemikiran cinta Erich Fromm. Perjalanan hidup Maria dalam menghayati cintanya yang berliku_liku dan berujung pada pengakuan diri Maria bahwa yang terutama dalam hidup ini adalah bagaimana mencintai dengan sepenuh hati yang berarti memberikan kebebasan pada diri dan sesama, tanpa tendensi menjadi posesif. Hal inilah yang ingin penulis jadikan cermin dalam kehidupan relasi manusia modern yang ironis..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S16113
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Samsiarni
"Tesis ini membahas tentang motif Oedipal yang dialami oleh tokoh Enrico yang
disebabkan karena tidak tuntasnya masa Oedipalnya, sehingga dia mengalami
kompleks Oedipus. Penelitian ini menggunakan teori Psikoanalisis Freud yaitu
tentang perkembangan psikoseksual anak dan teori kepribadian. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa Enrico mengalami kompleks Oedipus yang disebabkan
adanya jarak dalam hubungan dia dan ibunya. Ibu, dalam perkembangan seksual
Enrico muncul sebagai sosok yang memegang kendali, sehingga menyebabkan
Enrico tidak bisa menyampaikan perasaan cinta terhadap ibunya. Kematian
kakaknya, Sanda dan pelarian ibunya pada agama baru dirasakan Enrico sebagai
penyebab ibu mengabaikan kehadirannya. Hasil analisis yang dilakukan
menunjukkan adanya motif Oedipal yang berbeda dalam kasus Enrico dengan apa
yang diuraikan oleh teori Freud, yaitu mengenai penghambat anak mendapatkan
cinta ibunya. Dalam Freud yang menghalangi anak mengekspresikan cinta pada
ibu adalah sosok ayah, sedangkan dalam novel ini adalah sosok ibu itu sendiri.

ABSTRACT
This thesis discusses the Oedipal motive experienced by Enrico caused no
completion Oedipal period, so he experienced the Oedipus complex. This study
uses the theory of psychoanalysis Freud psychosexual development of children
and personality theory. The results showed that the Oedipus complex Enrico
suffered due to the distance in the relationship between he and his mother.
Mother, in the sexual development of Enrico appear as someone who is in
control, thus causing Enrico can’t express the feeling of love towards his mother.
Sister's death, Sanda and runaway mother to the new religion as a cause of
maternal perceived Enrico ignore its presence. Results of the analysis carried out
showed a different pattern in the case of Oedipal Enrico with what was described
by Freud's theory, namely the inhibitor son get mother love. In Freud that prevent
children from expressing love to the mother is a father figure, while in the novel is
itself a mother figure."
Depok: 2013
T35531
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fikri Banalha
"Penelitian ini membahas konflik batin pada tokoh Muhammad Ayyas dalam novel Bumi Cinta karya Habiburrahman El Shirazy dengan menggunakan pendekatan psikologi sastra. Novel Bumi Cinta mengandung unsur nilai dan norma Islam di dalamnya. Setiap tempat memiliki nilai dan normanya masing-masing. Perbedaan nilai dan norma di suatu tempat bisa saja bertentangan dengan tempat yang lainnya. Dalam novel Bumi Cinta tokoh Ayyas yang memiliki latar nilai dan norma Islam menghadapi perbedaan nilai dan norma di Rusia yang sangat bertentangan dengan dirinya. Nilai dan norma yang bertentangan ini mengakibatkan munculnya konflik batin di dalam diri Muhammad Ayyas. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dan menggunakan pendekatan psikologi sastra. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Ayyas mengalami dilema dalam pertemanan, mencari tempat tinggal, beribadah, dan percintaan. Hal tersebut karena setiap keputusan yang Ayyas ambil selalu berlandaskan nilai dan norma Islam serta logika berpikirnya.

This study discusses about inner conflict Muhammad Ayyas character in the novel Bumi Cinta by Habiburrahman El Shirazy using a psychology literary approach. Novel Bumi Cinta has Islam norms and value. Each place has its own norms and values. This difference can be contradicting between others. In novel Bumi Cinta, Muhammad Ayyas has a problem because he has a different norms and values with surroundings. Contradicting value and norms makes inner conclict for Muhammad Ayyas. This research tries to describe inner conflict in him and describe Muhammad Ayyas response when he deals with inncer conflict. This study used a qualitative descriptive method and analyzed the novel based on a psychology literary approach. The result showed Muhammad Ayyas facing a dilemma about friendship, looking for a place, worship, and love. Ayyas decision always based on Islam norms and values and his logic."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Apriyagung
"Di dalam filsafat manusia, kita mengenal Cinta dalam posisinya yang berada di dalam wilayah afektivitas. Terkait dengan Cinta dan manusia, maka Cinta memiliki peran yang sangat dominan dalam mempengaruhi manusia untuk bersikap maupun bertindak di dalam kehidupan sosialnya. Di satu sisi Cinta dapat dijadikan landasan manusia untuk bersikap dengan penuh kasih sayang terhadap dunia dan sesamanya, tetapi di sisi yang lain Cinta justru kental dengan nuansanya yang penuh dengan sisi emosionalitas, irasionalitas manusia yang sering kali mengarahkan manusia untuk bersikap secara antipati yang akhirnya membawa manusia tersebut pada kebelengguannya sendiri.
Melalui teks The Symposium, penulis dapat memberikan pendeskripsian tentang letak Cinta secara filosofis dengan mengangkat Cinta platonis dan relevansinya terhadap permasalahan kontemporer Cinta di dalam kehidupan manusia saat ini. Inilah alasan penulis mengangkat perspektif tiga tokoh eksistensialist yang kiranya cukup mempunyai keterkaitan yang ""erat"" dengan konsep Cinta platonis dan bagaimana penyikapan manusia dengan Cinta-nya terhadap Yang lain tercermin di dalam konsep mereka masing-masing. Para eksistensialist tersebut adalah Jean Paul Sartre, Martin Buber dan Emmanuel Levinas.
Dengan melakukan perbandingan tentang konsep Cinta masing-masing tokoh, penulis ingin menghadirkan bagaimana relasi Aku-Yang lain umumnya terbangun justru dengan pendasaraan ontologis kebebasan subjek yang sekaligus mengindikasikan adanya tanggungjawab subjek atas diri Aku dan Yang lain. Tanpa adanya kebebasan tersebut diri Aku sebagai subjek tak mungkin bebas dan oleh karenanya nilai tanggungjawab tidak lagi menjadi bagian diri Aku terhadap Yang lain. Setiap arah dari perkembangan relasi antara Aku dengan Yang lain selalu diatasnamakan pada adanya keterpahamian diri Aku atas Yang lain. Yang lain harus dapat dipahami atau ada-nya dapat didasarkan pada perspektif Aku. Dalam hal ini maka pengetahuan memegang peran yang besar dan menentukan tentang bagaimana Yang lain dapat disikapi secara tepat dan sesuai dengan egologis Aku.
Melalui Sartre dan Buber penulis mendapatkan konsekuensi konsep Cinta antara yang tak mungkin dan yang mungkin. Dua bipolaritas Cinta yang ternyata telah dijelaskan dalam konsep Cinta platonis. Dimana di antara keduanya masih mengandaikan pengetahuan sebagai segalanya yang dapat menjamin pada bentuk relasi Cinta Yang Baik sebagai tujuan dalam membina relasi dengan Yang lain. Tanpa disadari ataupun tidak, konsekuensi logis dalam relasi Cinta tersebut adalah "menarik" Yang lain ke dalam perspektif Aku yang terarah pada bentuk harmonitas dan similaritas yang lagi-lagi cenderung egologis. Oleh karena itu penulis akan mengangkat pemikiran Levinas dengan etika sebagai bentuk filsafat pertamanya yang menekankan relasi etis asimetrisnya dengan Yang lain.
Melalui Levinas penulis memahami bahwa relasi dengan Yang lain adalah relasi keberpihakan yang tidak bisa selalu mengandalkan pengetahuan dengan keterpahamian diri Aku yang egologis. Cinta sebagai hasrat dasariah manusia justru memiliki karakteristik yang mendukung eksistensi diri Aku yang berelasi etis dengan Yang lain. Hal ini terbukti dengan adanya keberpihakan Aku..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2005
T37486
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hidayanti
"ABSTRAK
Dalam skripsi ini saya membandingkan perilaku berbahasa tokoh utama perempuan pada novel Der geteille Himmel karya Christa Wolf dan Pada Sebuah Kapal karya N.H. Dini. Fokus penelitian saya adalah menganalisis perilaku berbahasa tokoh perempuan pada saat mengungkapkan cinta dari aspek sintaksis, semantis, dan pragmatis.
Skripsi ini terdiri dari empat bab. Teori-teori yang tersaji dalam Bab II terdiri dari teori perilaku berbahasa laki-laki dan perempuan, teori tindak tutur Austin, realisaasi sintaksis bahasa Jerman menurut Engel dan bahasa Indonesia menurut Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, serta teori maknanva Blanke.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa beberapa ciri-ciri ragam bahasa perempuan masih terlihat pada kedua novel tersebut. Pada novel Pada Sebuah Kapal ciri-ciri itu didominasi oleh penggunaan tindak ilokusi verdiktif yang banyak mengandung keraguan dan ketidaktegasan perrempuan (dengan cukup banyaknya kata mungkin dan kalau), pemilihan kata yang banyak berasal dari ranah cinta dan lebih halus, serta banyaknya penggunaan bentuk-bentuk pengecilan. Sedangkan pada karya Christa Wolf, keraguan dan ketidaktegasan serta penggunaan bentuk-bentuk pengecilan tersebut tidak terlihat. Hal ini menunjukkan, bahwa gerakan feminis memiliki pengaruh dengan gradasi yang berbeda pada kedua novel itu. Perbedaan ini tentu saja tidak lepas dari faktor-faklor lain, seperti faktor biografis, sosio-kultural, dan historis yang melingkupi masyarakat Jerman dan masyarakat Indonesia.

"
2001
S14666
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
S4433
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>