Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 15385 dokumen yang sesuai dengan query
cover
R. Meta S. Rukmitasari
"Untuk dapat berkomunikasi secara baik dan benar, kita pemakai bahasa diharuskan untuk memiliki kemampuan komunikatif, yaitu memiliki pengetahuan mengenai aturan_-aturan, kaidah-kaidah yang mengatur pembentukan kata-kata, penyusunan, frase-frase dan kalimat; serta ketrampilan menggunakan pengetahuan bahasa tersebut dalam kegiatan berbicara, membaca, menulis, dan menyimak. karena di dalam berkomunikasi bahasa yang baik dan benar penggunaan kata--kata, frase-frase, dan klausa memegang peranan yang sangat panting untuk mengungkapkan suatu gagasan, pikiran, dan dugaan.Kemampuan komunikatif ini akan dimiliki secara intuisi oleh si pemakai bahasa ibu, karena bahasa merupacan, faktor kebiasaan lingkungan yang di peroleh pemakai bahasa ibu sejak kecil. Namun tidak demikian halnya dengan orang yang tengah mempelajari bahasa asing. Kemampuan komunikatif dalam berbahasa asing ini dapat diper-oleh melalui proses belajar dan berlatih..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1993
S13731
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Surya Indahwati
"Menerjemahkan adalah mengalihkan isi pesan yang terdapat dalam Bahasa Sumber (BSu) ke datum Bahasa Sasaran (BSa) demikian rupa sehingga arang yang membaca (atau mendengar) pesan itu dalam BSa kesannya sama dengan kesan orang yang membaca (atau mendengar) pesan itu dalam BSu atau bahasa aslinya. Pesan yang terdapat didalam BSu itu harus diungkapkan sewajar mungkin dalam BSa. Demikianlah pendapat Nida dalam buku Enam Makalah Tentang Terjemahan oleh Maurits Simatupang. Oleh maka itu, dalam skripsi yang bertema Masalah Penerjemahan Kata Yang Bahasa Indonesia-Jepang ini, penulis berusaha menerjemahkan kata yang sewajar mungkin. Kata yang merupakan kata tugas yang khusus dipakai untuk menyatakan hubungan nomina dengan atribut sehingga kata yang disebut sebagai konjungtor atributif. Namun dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia-Jepang (Tim Kashiko), kata yang hanya diterjemahkan dengan kata dore. Padahal pada praktisnya kata dore memiliki makna yang mana. Padahal sebenarnya masih banyak lagi fungsi dan makna kata yang, apalagi bila dikaitkan pada penggunaannya dalam bahasa Jepang. Berdasarkan sumber teori yang didapat, penulis menemukan bahwa kata yang memiliki fungsi yaitu sebagai konjungtor antar pewatas nomina yang jumlahnya lebih dari satu, konjungtor antara inti kalimat dengan pewatasnya, sebagai pronominal relatif. Tujuan penelitian dalam skripsi ini adalah untuk mengetahui, memahami dan memaparkan makna dan terjemahan kata yang kedalam Bahasa Jepang berdasarkan buku acuan dan hasil tes penelitian. Metode penelitian yang digunakan penulis yaitu metode analisis sebagai Cara untuk mendapatkan teori_-teori dasar yang berhubungan dengan kata yang, metode kepustakaan dan metode lapangan sebagai cara untuk mengumpulkan data. Pada metode analisis, penulis mendapatkan teori-teori dasar tentang prinsip dasar terjemahan umum, terjemahan kata yang Bahasa Indonesia-Jepang, penggunaan kata yang, pronominal relative dan modifier. Pada metode kepustakaan, penulis mendapatkan sumber-sumber data tertulis atau bacaan-bacaan yang menggunakan kata yang. Pada metode lapangan, penulis mendapatkan terjemahan bacaan-bacaan yang menggunakan kata yang Bahasa Indonesia kedalam bahasa Jepang. Setelah menganalisa dan melakukan perbandingan antara BSu dengan BSa, didukung oleh sumber-sumber teori yang didapat, penulis mendapatkan terjemahan kata yang dalam Bahasa Jepang sebagai berikut: Padanan kata yang sebagai konjungtor rangkaian pewatas nomina yang berjumlah lebih satu; Padanan kata yang sebagai konjungtor nomina inti dengan; Padanan kata yang sebagai pronominal."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2006
S13843
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Napitupulu, Silvia Royani
"Penulisan mengenai Makna Kata Benda Gramatikal wake berikut Padanan Katanya. Tujuan Penulisan ini adalah untuk menemukan batasan yang jelas antara kata wake sebagai kata benda biasa yang bermakna leksikal dan kata wake sebagai kata benda gramatikal, berserta dengan kemungkinan-kemungkinan makna yang dimilikinya. Pengujian dilakukan pada data-data yang diperoleh melalui studi kepustakaan, yaitu dari buku Nihongo II sebagai buku acuan utama. Sebagai landasan teoritis digunakan pendapat dari Masuoka Takahashi untuk kata benda gramatikal secara umum dan Nagara Susumu untuk kata benda gramatikal wake secara khusus. Hasilnya menunjukkan bahwa kata wake sebagai kata benda biasa secara sintaksis dapat langsung menduduki fungsi gramatikalnya sebagai subjek, objek atau keterangan pelengkap, secara semantis memiliki makna leksikal, yaitu makna yang sesuai dengan kamus. Sebagai kata benda gramatikal secara sintaksis kata wake tidak dapat digunakan secara mandiri di dalam mengisi fungsi gramatikalnya, secara semantis maknanya sangat bergantung pada kata-kata lain yang menjadi lingkungan sintaksisnya di dalam sebuah kalimat."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S13758
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Whani Dewajani
"ABSTRAK
Penelitian mengenai makna kata benda gramatikal mono berikut terjemahannya dilakukan dengan menggunakan data yang diperoleh dari buku ajar Bihongo I dan Nihongo II, Tokyo, Bonjinsha, 1979, yang sebelumnya juga ditinjau makna leksikalnya sebagai proses penelitian. Data analisis kata benda gramatikal mono seluruhnya berjumlah 19 buah dengan 8 bentuk soal. Sumber-sumber lain juga digunakan untuk melengkapi sumber data utama.
Pengumpulan data dilakukan melalui penyelesaian data-data yang menggunakan kata benda mono yang terdapat dalam buku Nihongo I dan II, dilanjutkan dengan metode penelitian kepustakaan.
Dari hasil penelitian skripsi ini, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Kata benda mono memiliki kemungkinan makna leksikal dan gramatikal. 2. Kemungkinan makna leksikal dapat menyatakan benda hidup atau benda mati, bahkan orang, sehingga bisa diterjemahkan menjadi makhluk, barang, dan orang3. Kemungkinan makna gramatikalnya dapat menyatakan kealamiahnya, kebiasaan, dan lain-lain yang dapat diterjemahkan menjadisudah sewajarnya, selalu dan lain-lain. 4. Kemungkinan makna kata benda gramatikal ada yang tidak perlu diterjemahkan karena tidak ada padanannya dalam bahasa Indonesia.

"
1995
S14772
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yati R. Suhardi
"Kira kira lima belas tahun terakhir ini para ahli Ilmu sosial memberikan perhatian pada bahasa. Dari hasil penyelidikan mereka dapat diperoleh suatu kesimpulan yang menarik. Dalam linguistik tradisionil (termasuk tata bahasa transformasi-generatif) variasi-variasi bahasa tidak diperhatikan. Linguistik membatasi diri pada penyelidikan tata bahasa dimana bahasa-bahasa dipelajari sebagai sistem yang 'otonom'. Masyarakat bahasa dilihat sebagai kelompok bahasa yang homogen dimana semua anggotanya menggunakan sistem bahasa yang persis sama. Variasi bahasa, yang membuat masyarakat bahasa menjadi heterogen, dilihat sebagai masalah 'penggunaan bahasa' dan dengan demikian oleh para ahli tata bahasa ditempatkan di luar sistim bahasa (Walraven, 1977:192). Interpretasi sosiolinguistis tentang bahasa dan ma_syarakat bahasa berbeda dari penglihatan para ahli bahasa tradisionil. Bagi sosiolinguis bahasa bukanlah suatu sistem yang seragam dan suatu masyarakat bahasa bukanlah suatu kelompok menusia dengan kemampuan bahasa yang identik (Walraven, 1977:198)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1981
S15942
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Theresia Sukariaty Tasmin
"Meine Arbeit geht um das Pronomen es. Von den 200 Satzer, die ich in den Grammatikbuchern, der Zeitung, ud den Maga_zinen gefunden habe, hbe ich nur 96 Satze fur meine Arbeit ausgewahlt. Fur die Analyse benutze ich die Dependenz-Valenz Theorie nach Engel. Dependenz-Valenz Theorie sieht das Verb als das strukturelle Zentrum des Satzes und die andere Satzglieder hangen von ihm ab. Ich teile die ausgewahlten Satze in funf Gruppe. Diese Teilung beruhrt auf die Funktionen des as: (1) obligatorische Erganzung von dem Verb (2) obligatorische Erganzung des Adjektivs, (3) ein Tail des Verbkomplexes, (4) expletives as, (5) Korrelat. Nachdem ich diese Funktionen verstanden habe, ubersetze ich diese Satze ins Indonesisch, dafur benutze ich Nidas und seine Nachfolger Larsons Theorie. Ich versuche, die passende Aquivalenz fur es im Indonesischen zu finden. Nicht jedes es im deutschen Satz hat eine Aquivalenz in Indonesischen, und nach der Nidas Meinung ist.die Bedutung des Satzes wichtiger als die Form des Satzes. Der Zusammenschlub ist, dalb Dependenz-Valenz Theorie nach Engel und Nidas Theorie zu dieser Arbeit passen'."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1991
S14809
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nenny Alfiah
"ABSTRAK
Nenny Alfiah. Ikhtisar Skripsi sbb. Kata seru dipergunakan oleh orang Jepang dalam percakapan sehari-hari. Dalam bahasa Jepang, kata seru berkaitan dengan jenis kelamin pemakainya. Berdasarkan hal tersebut, penulis berminat untuk mengetahui, kata seru bahasa Jepang lebih lanjut dengan tujuan untuk mengetahui fungsinya, dan untuk mengetahui kata seru mana yang hanya digunakan oleh laki-laki, mana yang hanya digunakan oleh perempuan, dan mana yang bisa digunakan oleh keduanya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1996
S13766
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulinda Haslimin
"Terjemahan merupakan basil dari suatu proses komunikasi antar masyarakat. Mengingat pentingnya peranan kamunikasi dalam kehidupan manusia di jaman maderen ini, maka terjemahan merupakan salah satu media yang sangat diperlukan. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan kebutuhan akan penterjemahan semakin meningkat karena terjemahan akan membantu lancarnya kamunikasi antar masyarakat atau antar bangsa di dunia. Seperti diketahui dengan banyaknya buku-buku yang diterjemahkan, suatu masyarakat atau suatu bangsa dapat mengetahui kemajuan-kemajuan yang telah dicapai aleh masyarakat atau bangsa lain dan dapat Saling tukar pendapat dan informasi. Memang tidak dapat disangkal lagi bahwa terjemahan sangat panting artinya bagi masyarakat atau bangsa di dunia, bahkan melalui terjemahan dapat diketahui kehidupan maupun keanekaragaman kebudayaaan yang ada di muka bumi ini..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1981
S14542
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ade Nurdini Syafitri
"Penelitian ini berfokus pada penentuan aspek pada penerjemahan kalimat-kalimat dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa Jepang. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Selain itu, penulis juga menggunakan metode kepustakaan, yakni memakai buku-buku sebagai acuan dalam penulisan skripsi ini. Dalam skripsi ini, penulis membatasi data pada verba majemuk bermakna bentuk た. Dari batasan tersebut, penulis menemukan 52 kalimat dalam novel sebagai data analisis. Novel yang digunakan untuk skripsi ini berjudul Kubah dan novel terjemahnya yang berjudul Shinsei (新生しんせい). Dari hasil analisis data-data tersebut, penulis menyimpulkan bahwa : 1)Dalam bahasa Jepang aspek sudah bisa ditandai dengan morfem pada verbanya. Namun, dalam bahasa Indonesia aspek sering kali ditandai secara leksikal. Dalam hal ini, karena korpus yang digunakan berupa sebuah novel, maka aspek dilihat dari segi konteks cerita; 2) Dalam sebuah kalimat, aspek yang muncul bisa lebih dari satu; 3)Dalam penerjemahan, aspek yang muncul pada kalimat BSu dan Bsa bisa berbeda; 4)Dalam proses penerjemahan, pesan yang terdapat didalam BSu itu harus diungkapkan sewajar mungkin di dalam BSa, sehingga berbagai kemungkinan bisa terjadi. Contohnya, verba pasif pada kalimat BSu diterjemahkan menjadi verba aktif pada BSa, atau sebuah verba pada BSu diterjemahkan menjadi adverbia pada BSa; 5)Terbatas pada bentuk た, aspek yang muncul adalah: Aspek perfektif, aspek perfektif bermakna kebiasaan, aspek perfektif bermakna perulangan, dan aspek inkoatif.
The study focus on aspect stipulation of translation from Indonesian to Japanese language. This research is qualitative descriptive interpretive. In addition, the author also using literature method. In this thesis, The data was collected only on the compound verb with た form meaning works. From the limitation, 52 sentences were collected from the novel used as analysis data. The novel that used in this thesis called Kubah and its translation called Shinsei 新生しんせい. The following are the research results : 1) in Japanese language, aspect has defined with morfem on the verb. However, in Indonesian, aspect usually defined lexically from the sentence. 2) it is possible to find more than one aspect from a sentence. 3) In translation, it is possible to have different aspect on the original sentence and the translated sentence. 4) in translation process, message on the original sentence must naturally expressed on the translated sentence. Therefore, many possibility might happen. For example, an adverb could be translated as a verb, or a passive verb could be translated as an active verb. 5) the kind of aspect restricted on た form are: perfective, perfective with habitual meaning, perfective with repetitive meaning, and incoative."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S13458
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>