Ditemukan 658 dokumen yang sesuai dengan query
Retno Purwendah
"Penelitian mengenai perang Jepang-Cina dilakukan dengan menggunakan data yang diperoleh dari buku dan tulisan yang berkaitan erat dengan masalah yang ditulis oleh penulis yang dilakukan pada bulan Juli 1994 - Agustus 1994. Tujuannya untuk mengetahui latar belakang dan akibat-akibat perang Jepang-Cina tersebut. Pengumpulan data dilakukan melalui data-data yang ada dalam buku War and Diplomacy in Eastern Asia yang dilanjutkan dengan penelitian kepustakaan. Hasil penelitian skripsi ini bukan merupakan gambaran menyeluruh yang mencakup hal-hal pada kedua belah pihak yang bertikai.
Akan tetapi dari penelitian yang dilakukan telah dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut Perang Jepang-Cina adalah merupakan tindak lanjut dari pendudukan Jepang atas Manchuria dimana Jepang berambisi untuk memperluas wilayah jajahannya guna mendapatkan lebih banyak lagi hasil alam yang dapat mendukung sektor industri dalam negeri serta memperoleh wilayah bagi pemasaran hasil industrinya.
Selain itu Perang Jepang-Cina erat kaitannya dengan Perang Asia Timur Raya yang berarti tidak dapat dipisahkan dengan adanya Perang Dunia Kedua dan Perang Pasifik. Perang ini diawali dengan adanya Insiden Jembatan Marcopolo dan diakhiri dengan penyerahan Jepang terhadap Sekutu setelah Perang Pasifik. Kronologinya adalah sebagai berikut : 7 Juli 1937: Insiden Jembatan Marco polo 1937-1945 : Perang Jepang-Cina; 8 Desember 1941-15 Agustus 1945 : Perang Pasifik; 15 Agustus 1945 : Penyerahan Jepang pada Amerika."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S13782
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Benjamin Jahja
"Skripsi ini memaparkan salah satu periode yang penting dalam sejarah kontemporer Cina, khususnya sejarah revolusi Partai Komunis Cina (PKC). Pada tahun 1949, PKC berhasil menumbangkan pemerintahan Partai Nasionalis Cina untuk kemudian mendirikan sebuah negara komunis dengan nama Republik Rakyat Cina. Keberhasilan ini datang setelah melalui sebuah perjalanan panjang yang telah dimulai sejak tahun 1921, tahun berdirinya PKC.Penulis membatasi periode pembahasan skripsi ini dan tahun 1937 sampai tahun 1945, dimana pada masa tersebutlah PKC berhasil membangun kekuatan senjatanya yang kemudian digunakan untuk menggulingkan pihak Nasionalis. Keberhasilan PKC terletak pada perumusan strategi yang tepat dan pelaksanaannya yang sesuai dengan kondisi masa tersebut. Kemampuan pihak Komunis menanggapi aspirasi masyarakat Cina saat itu dengan program-program ekonomi maupun politik mereka telah berhasil memenangkan dukungan rakyat ke pihak mereka. Hal inilah yang menjadi modal mereka dalam membentuk kekuatan senjata mereka, ditambah sistim perekrutan serta pengorganisasian yang penuh disiplin dan hubungan yang dekat dengan rakyat sebagai salah satu doktrin militernya. Kekuatan militer PKC menjelma menjadi sebuah angkatan bersenjata yang terlatih, handal dan dihormati oleh rakyat pada masa itu"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1992
S12843
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Fathurachmi Yusriatun
"Penulisan dilakukan dengan cara menganalisa data-data yang dikumpulkan dari buku_buku dan tulisan yang berkaitan dengan masalah. Data-data mengenai kekuatan armada berdasar pada buku The Imperial Japanese Navy dan Nihon Kaigunshi (Sejarah Angkatan laut Jepang). Berdasarkan analisa dapat diuraikan mengenai aktivitas armada Angkatan Laut Jepang dalam pertempuran serta hal-hal yang mendorong keberhasilannya dalam setiap pertempuran. DaIam usia yang relatif lebih muda dan secara kwantitas armadanya kalah dibandingkan dengan Angkatan Laut Cina yang terkenal tangguh, hal tersebut tidak menghalangi Angkatan Laut untuk menang dalam pertempuran. Angkatan laut yang tangguh telah berhasil diciptakan Pemerintah Jepang (Pemerintah Meiji) sebagai realisasi semboyan Fukoku Kyouhei (Negara kaya Militer kuat). Kebutuhan akan tenaga manusia diperoleh dari para wajib militer yang sebagian besar merupakan keturunan samurai. Teknik-teknik kelautan, perkapalan, perang dan lain-lain dipelajari dari negara-negara barat seperti Inggeris, Perancis dan Belanda dengan cara mendatangkan para ahli ke Jepang dan mengirimkan orang-orang Jepang unutk belajar ke luar negeri. Dalam waktu kurang lebih 20 tahun telah terbentuk Angkatan Laut Jepang yang ketangguhannya terbukti dalam Perang Jepang - Cina ini. Kemenangan Pemerintah Jepang dalam perang tersebut telah membuat negara Jepang dipandang sebagai suatu kekuatan baru yang patut diperhitungkan oleh negara-negara imperialis barat."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1995
S13845
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Diah S. Koesdinar
"Wang Jingwei adalah salah satu tokoh sayap kiri dalam Partai Nasionalis Cina, Guomindang. Ia berambisi untuk menjadikan Cina sebagai negara republik. Hubungannya dengan Sun Zhongshan yang merupakan rekan dekat dalam perjuangan menggulingkan pemerintahan Gina (dinasti Qing) mempengaruhi pemikirannya. Setelah Sun meninggal, ia mulai bersaing dan juga menjalin kerja sama dengan Jiang Jieshi. Ketika perang Cina-Jepang berlangsung, Wang membelot dari pemerintahan Jiang ke Jepang_ Ia akhirnya dicap sebagai pengkhianat atas keterlibatannya dengan Jepang dalam perang tersebut."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1990
S12863
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Roring, Albert P.J.
Fakultas Sastra Universitas Indonesia, 1995
LAPEN 06 Ror t
UI - Laporan Penelitian Universitas Indonesia Library
Fahmi Des Chandra
"Penilitian ini membahas tentanp propaganda yang dilakukan oleh Jepang melalui media kepada masyarakatnya sendiri. Perang Dunia Kedua adalah perang terdahsyat sepanjang sejarah modern. Perang tersebut lebih mematikan dari Perang Dunia Pertama karena melibatkan banyak warga sipil yang menjadi korban. Perang, tidak dapat dijauhkan dari propaganda. Propaganda adalah sebuah cara untuk memanipulasi fakta agar menimbulkan sebuah reaksi dari penerimanya untuk melakukan apa yang propagandis inginkan. Penerima dari propaganda tersebut biasanya adalah masyarakat luas. Karena propaganda memengaruhi banyak orang, propaganda dibutuhkan untuk memulai, melangsungkan, maupun mengakhiri perang. Selaras dengan hal tersebut, media cetak sebagai media informasi dan penyebaran juga tidak terlepas dari propaganda. Di Jepang, media cetak berpengaruh membentuk pandangan masyarakat Jepang terhadap perang pada masa Perang Dunia Kedua.
skripsi ini bertujuan menjelaskan tentang bagaimana media cetak mempengaruhi pandangan masyarakat Jepang pada masa Perang Dunia Kedua dan pada masa kapitulasi dengan menggunakan teori sejarah yaitu heuristik, verifikasi, eksplanasi dan historiografi. Dari pembahasan tentang propaganda dan media cetak di dalam skripsi ini, akan didapatkan sebuah kesimpulan bahwa propaganda di Jepang pada masa PD II dan masa kapitulasi mengalami perubahan-perubahan, dan media cetaknya pun ikut berubah, baik dari segi penyajian informasi, penggunaan kata, maupun teknik propaganda yang digunakan.
This research discusses the propaganda carried out by the Japanese through the media to its own people. The Second World War was the most devastating war in modern history. The war was more deadly than the First World War because it involved many civilians. War, can not be kept away from propaganda. Propaganda is a way of manipulating facts in order to generate a reaction from the recipient to do what the propagandist wants. The recipients of the propaganda are usually the wider community. Because propaganda affects many people, propaganda is needed to start, establish, or end the war. In harmony with this, the print media as a medium of information and dissemination is also inseparable from the propaganda. In Japan, print media shaped the Japanese society 39 s view of war in the Second World War. This thesis aims to explain how the print media influenced the views of Japanese society during World War II and during the capitulation period with history research method, that is heuristic, verification, explanation, and historiography. From the discussion of propaganda and print media in this thesis, we can conclude that propaganda in Japan during World War II and capitulation period experienced changes, and the print media also changed, both in terms of information presentation, word usage, and technique propaganda used. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Roring, Albert P.J.
Fakultas Sastra Universitas Indonesia, 1995
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian Universitas Indonesia Library
Josephine Adriani
"Bangsa Cina memiliki kekayaan beraneka ragam karya sastra sejak era kedinastian, salah satunya adalah puisi. Puisi Cina terus mengalami perkembangan, mulai dari era klasik hingga kontemporer. Salah satu penyair Cina era kontemporer adalah Ai Qing è¾é(1910—1996). Puisi-puisi yang ditulis Ai Qing banyak mengungkapkan kecintaannya akan tanah air yang mencerminkan unsur nasionalisme di dalamnya. Penelitian ini menganalisis empat puisi karya Ai Qing yang ditulis selama awal Perang Sino-Jepang II (1937—1945) menggunakan metode kualitatif secara deskriptif-analisis dengan pendekatan stilistika. Melalui analisis ini, penulis bertujuan untuk mengungkapkan bagaimana stilistika puisi Ai Qing dalam merefleksikan nasionalismenya. Berdasarkan hasil analisis, penelitian ini menemukan bahwa Ai Qing menggunakan romantisme sebagai sarana untuk menyuarakan unsur nasionalisme dalam karyanya. Karya-karya Ai Qing pada masa awal Perang Sino-Jepang II menciptakan narasi yang puitis, emosional, dan penuh semangat nasionalisme yang menjadi bentuk deskripsi atas realitas penderitaan dan perjuangan Tiongkok menghadapi Jepang.
The Chinese nation boasts a diverse literary heritage dating back to dynastic eras, with poetry being a significant component. Chinese poetry has continually evolved, spanning from classical to contemporary periods. One of the contemporary Chinese poets is Ai Qing è¾é (1910—1996). His poems extensively convey his deep affection for the homeland, reflecting elements of nationalism. This research analyzes four poems by Ai Qing written during the early period of the Second Sino-Japanese War (1937—1945) employing a qualitative descriptive-analytical method with a stylistic approach. This analysis aims to examine how Ai Qing's poetic stylistics reflect his nationalism. Based on the results of the analysis, this study finds that Ai Qing employs romanticism as a means to articulate nationalistic elements in his work. Ai Qing's works during the early stages of the Second Sino-Japanese War construct a poetic narrative that is both lyrical and emotional, filled with a spirit of nationalism, serving as a descriptive depiction of the reality of China's suffering and struggle against Japan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Jakarta: Bumi Aksara, 1993
395 ETI
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Endah Hayuni Wulandari
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1992
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian Universitas Indonesia Library