Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 146998 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Erytreeanto Adi Nugroho
"Dari sejumlah 260 han yang ada di Jepang pada masa Shogun Tokugawa berkuasa, beberapa han seperti Han Chooshuu mampu bangkit dari krisis yang untuk kemudian berperan sebagai pemimpin perjuangan Restorasi Meiji. Tujuan dari perjuangan ini ialah membawa bangsa Jepang menuju kemajuan di segala bidang pada Era Meiji,Tentu saja Han Chooshuu memiliki faktor-faktor penentu keberhasilannya sebagai pelopor Restorasi Meiji. diantaranya ialah luas han, jumlah pasukan samurai, kemajuan tingkat sumber daya manusia yang diakibatkan dari adanya proses belajar ilmu barat dan lahirnya faham sonnoo."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2002
S13974
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Pramesti Shinta Dewi
"ABSTRAK
Penulisan dilakukan dengan cara menganalisa data-data yang dikumpulkan dari buku-buku dan tulisan yang berkaitan dengan masalah. Data-data mengenai kakuatan Choshu berdasar pada buku The Restoration Movement in Choshu (Pergerakan Resstarasi di Choshu). Pemberontakan awal mereka berawal dari kekalahan mereka dalam perang Sekigahara yang mengakibatkan dipersempitnya wilayah mereka oleh pemerintahan Tokugawa Bakufu. Sebagai akibat dari penyempitan wilayah tersebut, kekuatan ekonomi dan militer mereka pun melemah sehingga semakin sulit bagi para pemimpin Choshu untuk melakukan perlawanan terhadap Tokugawa Bakufu. Untuk memperbaiki kondisi tersebut, mereka melaksanakan reformasi yang tujuannya untuk memperbaiki nasib petani yang merupakan tulang punggung dari kesejahteraan seluruh rakyat han. Reformasi ini berhasil mengembalikan kekuatan dan persatuan di Choshu yang memungkinkan mereka untuk melakukan perlawanan terhadap Tokugawa Bakufu yang pada saat itu telah bergabung dengan pihak barat untuk melenyapkan perlawanan dari han-han yang menentangnya, dengan menyerang kapal-kapal pihak barat yang melewati selat Shimonoseki yang akan melakukan perundingan dengan pemerintah Bakufu. Namun demikian, kemenangan ini tidak berlangsung lama karena kemudian pihak barat mengirimkan pasukannya untuk menggempur pasukan Choshu

"
1996
S13542
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ike Iswary Lawanda
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2003
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Sayidiman Suryohadiprojo
Jakarta: Intermasa , 1996
355.009 598 SAY k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hadiyah Salim
Bandung: Remaja Rosdakarya, 1994
291.082 HAD w
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Gramedia, 1980
920.71 TIM i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Gramedia, 1980
920.71 TIM i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Zainal Huda
"ABSTRAK
KH. Bisri Mustofa adalah seorang kiyai kharismatis yang merupakan pendiri pondok pesantren Roudlotut Thalibin Rembang Jawa Tengah. la dilahirkan di Kampung Sawahan Gang Palen Rembang Jawa Tengah pada tahun 1915. Pada masa kecilnya ia diberi nama Mashadi oleh kedua orang tuanya yaitu H. Zainal Mustofa dan Chodijah. Selanjutnya setelah ia menuanaikan ibadah haji pada tahun 1923 ia mengganti nama dengan Bisri.
Selain sebagai seorang kiyai yang mengasuh scbuah pesantren. K.H. Bisri Mustofa adalah politikus handal yang disegani oleh semua kalangan. Sebelum NU keluar dari Masyumi KH. Bisri Mustofa adalah seorang aktivis Masyumi yang sangat gigih berjuang. Akan tetapi setelah NU menyatakan diri keluar dari Masyumi, ia pun ikut keluar dan berjuang di NU. Pada Pemilu tahun 1955 ia terpilih menjadi anggota konstituante yang merupakan wakil dari NU. Sewaktu pemerintahan Orde Baru rnenerapkan fusi atas partai-partai yang ada waktu itu, sehingga Partai NU pun harus berfusi ke dalam Partai Persatuan Permbangunan (PPP), K.H. Bisri Mustofa pun akhirnya bergabung dan meneruskan perjuangannya di PPP. Pada Pemilu 1977 ia masuk dalam daftar calon legislatif (caleg) jadi dari PPP untuk daerah pemilihan Jawa Tengah. Akan tetapi ketika masa kampanye kurang seminggu lagi, tepatnya Hari Rabu tanggal 17 Februari 1977 (27 Shafar 1397 H) menjelang waktu ashar KH. Bisri Mustofa dipanggil oleh Allah untuk selama-lamanya.
KH. Bisri Mustofa dikenal sebagai tokoh yang Handal dalam berpidato. la adalah seorang orator. Dalam setiap kampanye is pasti menjadi juru kampanye andalan dari partainya. Kemampuan panggung KH. Bisri Mustofa memang tidak terbantah dan diakui oleh siapa pun. Benar apa yang digambarkan oleh KH. Saifuddin Zuhri bahwa KH. Bisri Mustofa adalah orator, ahli pidato yang dapat mengutarakan hal-hal yang sebenarnya sulit menjadi gamblang. Mudah diterima dan tidak membosankan.
Pemikiran keagamaan KH. Bisri Mustofa dinilai oleh banyak kaingan bersifat moderat. Sikap moderat ini merupakan sikap yang diambil dengan menggunakan pendekatan ushul figh yang mengdepankan kemaslahatan dan kebaikan umat islam yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi zaman clan masyarakatnya. Oleh karena itu pemikirannya sangat kontekstual. Pemikiran-pemikiran KH. Bisri Mustofa itu biasnya dituangkan dalam bentuk tulisan yang disusunnya menjadi buku-bulku. kitab-kitab, dan lain sebagainya. Banyak sekali karya KH. Bisri Mustofa yang sampai sekarang menjadi rujukan bagi para ulama dan santri di Indonesia dan di Jawa khususnya. Hasil karya yang sudah tercetak kira-kira sebanyak 176 buah.
Dalam bidang ekonomi dan perdagangan KH. Bisri Mustofa adalah sosok yang sangat gigih dan kreatif dalam menanangkap peluang usaha atau bisnis. Ia memang dididik dalam keluarga pedagang_ Orang tua dan saudara-saudaranya adalah para pedagang yang secara langsung atau tidak langsung memberikan pelajaran baginya dalam dunia bisnis. Keuletan dan kreatifitasnya bisa dilihat dari perjalanan hidupnya dari zaman Jepang sampai masa akhir hidupnya.

"
2001
S13191
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teguh A.
"Selama kurang lebih 250 tahun kepulauan Jepang menutup diri dari dunia luar dengan pelaksanaan politik sakoku(isolasi) di bawah rezim keshogunan Tokugawa. Keshogunan Tokugawa mengelompokkan masyarakat Jepang ke dalam 4 kelas sosial yaitu pedagang, pengrajin, petani dan yang paling tinggi kedudukannya adalah kelas samurai. Hanya kelas samurai lah yang mempunyai hak-hak istimewa di dalam masyarakat, bisa dibilang bahwa mereka adalah kelas yang paling elit dalam strata sosial pemerintahan feudal Tokugawa. Kedudukan kelas samurai berubah sejak dimulainya peristiwa Restorasi Meiji. Pemerintahan Meiji pada saat itu melakukan restorasi dan reformasi besar-besaran dalam bidang politik, sosial, kebudayaan dan ekonomi; seluruh rakyat Jepang dari berbagai kalangan mengalami efek positif maupun efek negatifnya pada saat itu. Perubahan ini pun berdampak pada posisi dan kedudukan kelas samurai pada saat itu. Pemerintah Meiji menganggap keberadaan kelas samurai selama masa damai hanya menjadi gangguan saja yang otomatis berdampak pada hak-hak istimewa yang dimiliki oleh kelas samurai sejak era sebelumnya. Makalah ini berusaha membahas secara lebih detil efek-efek modernisasi di Jepang selama peristiwa Restorasi Meiji kepada kelas samurai dalam bidang politik, sosial, budaya maupun ekonomi.

For more than 250 years, the islands of Japan isolated themselves from the outside world by implementing the politic of sakoku (isolation) under the regime of Tokugawa. Tokugawa regime grouped the Japanese society into 4 social classes, i.e merchants, craftsmen, farmer and the highest of all the samurai. Only the samurai class had special privileges in the society. It can be said that they are the elite class in the feudal Tokugawa government. The position of samurai class changed since the beginning of Meiji Restoration. The Meiji government in those time greatly restored and reformed the political, social, cultural and economic areas; the whole Japanese people from all classes of society experiences positive as well as negative effects at that time. Their change also affected the positive and power of the samurai class. The Meiji government considered the presence of the samurai class during the peace era, only as disturbance that automatically affected the special privileges that the samurai class had once in the previous era. This paper attempt to discuss in more detail the modernization effect in Japan during the occurance of meiji Restoration to the samurai class, in the area of politic, social, culture and economy.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Sekar Ayu Prawestri
"Saigō Takamori adalah seorang samurai yang datang dari keluarga yang biasa-biasa saja. Ia bukan berasal dari keluarga samurai tingkat atas, ia hidup sederhana tiap harinya. Saigō bersekolah di sekolah lokal yang membentuk pemikirannya sedari kecil. Iapun tumbuh menjadi seorang samurai yang loyal dan mengabdi kepada pemimpinnya. Selama hidupnya, Saigō mengalami berbagai peristiwa yang membawanya menjadi seorang tokoh yang memiliki peranan penting di dalam restorasi Meiji. Skripsi ini mengaitkan peranan Saigō Takamori dan restorasi Meiji.

Saig Takamori is a samurai that came from ordinary family His family was not top ranked samurai and he lived as simple as possible day by day Saig was studying at local school that made his thinking pattern He also grew to be a loyal samurai to his leader In his life Saig experienced many kinds of event that brought him to become a figure that had an important meaning in Meiji restoration This minithesis is linked between Saig Takamori rsquo s role and Meiji restoration
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S57188
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>