Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 94537 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sri Murwani
"ABSTRAKSI. Jepang kini menduduki peringkat atas dalam percaturan perekonomian dunia. Jaringan perusahaan Jepang yang kuat serta loyalitas yang tinggi para karyawan dari tiap perusahaan Jepang, merupakan modal yang tak ternilai bagi Jepang sendiri. Hubungan yang terjalin antara pihak swasta dengan pemerintah sangat harmonis. Keadaan ini sudah muncul sejak jaman Meiji yaitu dengan terjalinnya zaibatsu dengan pemerintah dalam menyokong keuanga_n negara. Dalam memajukan industrialisasi nasional, pemerintah mendorong swasta untuk turut memajukan negara. Hubungan yang erat antara zaibatsu dengan pemerintah tidak saja dalam bidang keuangan, tetapi meliputi bidang politik pemerintahan. Karena kuatnya pengaruh zaibatsu dalam pemerintahan nasional, maka setelah Jepang kalah dalam Perang Dunia II dan selanjutnya ber_ada di bawah kekuasaan Pemerintah Pendudukan Amerika Serikat, pihak Amerika mengeluarkan kebijaksanaan pembubaran zaibatsu dan dilaksa_nakan oleh Komisi Likuidasi Perusahaan-perusahaan Induk yang diben_tuk pada tahun 1946. Alasan pihak Amerika Serikat ialah ingin mendemokrasikan perekono_mian Jepang dari zaibatsu. Disamping itu zaibatsu dianggap oleh Amerika telah ikut campur dalam militerisasi Jepang terutama dalam Perang Dunia II. Dengan alasan-alasan tersebut di atas, maka zaibatsu dibubar_kan oleh Amerika tetapi pada tahun 1952 lambat laun zaibatsu bangkit kembali dengan tatanan manajemen yang tidak jauh berbeda dari sebelumnya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S13868
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Satwika Wiratama
"Sengoku Jidai adalah masa kekacauan di Jepang ketika sengketa di antara tuan tanah sekaligus penguasa militer daerah yang dinamakan daimyo berubah menjadi konflik militer antar klan. Konflik ini lalu meluas menjadi perang saudara yang hampir terus menerus terjadi selama ratusan tahun yang memuncak pada pertengahan abad ke-16 yang disebabkan oleh meluasnya penggunaan senjata api oleh para daimyo. Penelitian ini menjelaskan bagaimana senjata api mempengaruhi strategi yang digunakan para daimyo dalam jalannya peperangan di Jepang pada masa Sengoku Jidai abad ke-16.

Sengoku Jidai is a period of disorder in Japan where disputes among land-owning warlords called daimyos escalated into inter-clan military conflict. These conflicts then spread to become hundreds of years of near constant civil war that peaked in the mid-16th century AD because of widespread use of firearms by the daimyos. This research will explain how firearms affect the strategies used by daimyos in the progress of 16th century Sengoku Jidai civil war era in Japan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S43372
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hernanta Ferdien
"Yakyuu atau baseball merupakan olahraga nasional dari Jepang dan Amerika Serikat yang juga mempunyai andil dalam praktek diplomasi di antara kedua negara tersebuut. Selepas Perang Dunia II, Jepang tidak hanya kalah dari sekutu, bahkan negaranya juga dapat dikatakan hancur. Selain itu, dengan kompleksnya isu-isu yang dihadapi dan tantangan oleh langkah diplomasi bagi Jepang setelah takluknya mereka pada Perang Pasifik, memaksa Jepang untuk mencari alternatif baru dalam langkah diplomasinya. Salah satu cara Jepang melakukan diplomasinya adalah menggunakan diplomasi publik melalui diplomasi olahraga yakyuu. Penelitian ini mengangkat masalah bagaimana olahraga yakyuu digunakan Jepang terhadap Amerika menjadi sarana diplomasi kedua negara tersebut pada rentang tahun 1946 hingga 1952. Penelitian ini merupakan kajian kepustakaan dengan metode deskriptif kualitatif. Penelitian ini mengkaji kejadian yang berhubungan dengan yakyuu yang melibatkan Jepang dan Amerika, tetapi akan lebih condong dalam menganalisis diplomasi Jepang. Temuan yang diperoleh adalah terbuktinya adanya praktek multi-track diplomacy pada diplomasi yakyuu antar Jepang dan Amerika Serikat, membuktikan bahwa praktek diplomasi menggunakan soft-power dengan pemanfaatan jalur-jalur non pemerintah merupakan strategi yang cefektif untuk mencapai tujuan nasional Jepang, juga secara umum untuk membuat perdamaian atau rekonsiliasi pada kasus Jepang dan Amerika Serikat pada 1952.

Yakyuu and baseball is Japan and United States of America national sport, which plays big role in diplomacy between those two countries. After the Second World War, not only Japan were defeated by the Allied Forces, Japan were destroyed either. Furthermore, more complex the issues that Japan faced, thanks to the World War, forced Japan to look for another alternative diplomacy strategy. One diplomacy strategy that Japan could exploit is the sport diplomacy, which take form in yakyuu. This paper is a literature study with qualitative descriptive analysis method. This paper analyse yakyuu events that involves Japan and America with focus on Japans yakyuu diplomacy. Result of this research is mutli-track diplomacy practices are practiced in yakyuu diplomacy that involves Japan and America, proving soft-power diplomacy that involved non-government is an effective diplomacy strategy to fulfill Japans national goals. Also, multi-track diplomacy is an effective way to create peace, that in this case is reconciliation between Japan and America, in 1952."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Alexsandra Susila Asih
"ABSTRAK
Dalam buku Sejarah Zaibatsy Jepang (Nihon Zaibatsu Shi) karangan Morikawa Hidemasa, zaibatsu merupakan perusahaan keluarga yang terdiri dari bermacam-macam industri dalam skala yang besar dan menjalankan perusahaan tersebut secara feodal2. Istilah zaibatsu itu sendiri dalam sejarah Jepang, muncul kira-kira pada awal zaman Meiji3. Zaibatsu ini sangat besar pengaruhnya terhadap pemerintahan Jepang, khususnya pada zaman Meiji. Kembalinya kekuasaan politik dari pemerintahan Bakufu kepada Kaisar pada tahun 1868 merupakan dimulainya zaman Meiji. Masyarakat tidak puas atas pemerintahan Tokugawa. Ketidakpuasan Masyarakat itu karena struktur masyarakat Jepang telah goyah dikarenakan bangkrutnya para daimyo. Para daimyo itu mempunyai hutang kepada para saudagar, sedangkan para daimyo itu merupakan kelas samurai, kelas tertinggi dalam stratifikasi (hirarki) masyarakat Jepang. Selain itu pemerintah mulai mengadakanhubungan dengan orang Barat, setelah Laksamana Perry membuka secara paksa hubungan dagang dengan Jepang. Pada zaman Tokugawa. pemerintahannya menjalankan kebijaksanaan politik menutup diri dari pengaruh luar yang dikenal dengan istilah Sakoku. Pihak luar tidak boleh memasuki wilayah Jepang dan sebaliknya orang Jepang sendiri tidak boleh keluar dari negeri Jepang. Tetapi setelah Laksamana Perry berhasil memaksa pemerintahan Tokugawa untuk membuka hubungan dagang dengan orang Barat, maka timbul rasa tidak puas di kalangan masyarakat atas pemerintahan Tokugawa. Sistem politik Tokugawa yang bersifat desentralisasi dihapuskan untuk mewujudkan politik integrasi seluruh negeri.

"
1995
S13467
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Ediana Yusuf
"ABSTRAK. Kedatangan comodor Ferry ke Jepang pada tahun 1858 pada mulanya hanya ingin mengadakan hubungan perdagangan dengan Jepang, tetapi kemudian juga mempunyai tujuan untuk membuka Jepang supaya mau berhubungan dengan negara lain. Kedatangan yang pertama ini tidak membuahkan hasil dan baru pada kedatangannya yang kedua yaitu tahun 1854, Amerika dapat memaksa Jepang untuk perjanjian persahabatan yang kemudian disusul dengan perjanjian perdagangan. Pada masa pemerintah Meiji, Jepang mulai sadar bahwa perjanjian yang dibuat dengan Amerika sangat merugikannya. Oleh karena itu pemerintah mengirim utusannya ke Amerika dan Eropa untuk merevisi perjanjian. Sementara itu, mereka banyak mengamati kebudayaan Barat dan apa yang mereka lihat nantinya mempunyai pengaruh besar terhadap kebijaksanaan-kebijaksanaan yang dijalankan oleh pemerintah Jepang. Pemerintah kemudian memusatkan perhatiannya akan modernisasi untuk memelihara ke1angsungan posisi internasional. Maka penting sekali untuk memordenisasikan atau mewesternisasikan negaranya untuk pelaksanaannya. Ada tiga langkah yang dilaksanakan dan harus di perhatikan yaitu: Landeform, meluaskan militer dan pendidikan. Untuk memperkuat penghasilan nasional, Jepang perlu membenahi dan memperkuat sistem pajaknya. Langkah selanjutnya dengan memperluas kekuatan militer, dimana fasilitas untuk pabrik-pabrik senjata yang digunakan untuk perang. Perluasan dari fasilitas militer ini akhirnya mendorong perkembangan industri yang akhirnya dapat mendorong kemajuan ekonomi nasional. Langkah yang ketiga ialah pendidikan dengan diambilnya tindakan positif oleh pemerintah mengenai sistim pendidikan untuk masyarakat. Untuk tercapainya tujuan memodernisasikan negaranya, Jepang kemudian mengirim pelajar -pelajarnya untuk belajar di luar negeri. Pelajar -pelajar yang mempelajari barat ini sekembalinya ke negerinya, memberikan sumbangnya pada masyarakat Jepang. Mereka menganjurkan supaya jepang meninggalkan cara berpikir dan cara bertindak mereka yang masih tradisional dan menggantinya dengan cara_ modern. Hal ini dapat dipahami karena Jepang terisolasi dari dari dunia luar selama 250 tahun, tetapi dari segi lain hal ini dapat membuat Jepang membentuk kepribadian nasionalnya dengan kuat. Sarjana-sarjana Jepang yang bertujuan ingin memajukan bangsanya lni banyak yang terhimpun dalam gerakan pencerahan, salah satu diantaranya adalah Mori Arinori. Mori terkenal sebagai penganjur modernisasi. la yang belajar di Inggris, mengamati kehidupan masyarakat dan sosial di sana. Setelah ia bersekolah di Inggris, ia juga mendapat kesempatan untuk mengunjungi Amerika sehubungan dengan tugasnya sebagai perwakilan diplomatik Jepang. ia juga banyak mengamati kehidupan di Amerika, salah satu bukunya mengenai Amerika yaitu Life and Resources in Amerika, merupakan buku yang terlengkap yang menceritakan tentang Amerika di Jepang dan yang ditulis oleh orang Jepang. Dalam banyak tulisannya di media masa, Mori merupakan seorang penganjur yang memperkenalkan kebudayaan dan permikiran barat kepada rakyat. Dalam tulisan-tulisannya itu, Mori cukup berani untuk mengkritik pemerintah yang dianggapnya belum dapat menghilangkan sisa-sisa feodalnya, baik itu di dalam menjalankan sistim pemerintahannya maupun dalam pelayanan masyarakat. Tindakan Mori yang seperti ini dianggap sebagai tindakan yang berani, karena pada mass itu mengkritik pemerintah masih merupakan hal yang tabu. Mori juga dikatakan sebagai Orang barat yang lahir di Jepang atau Tokoh yang kebarat-baratan. Gelar ini diberikan oleh sahabat Mori yaitu Ito Hirobumi. Memang dalam menjalankan kebijaksanan-kebijaksanannya, Mori terkadang terlalu Barat dalam memandang sesuatu. Misalnya pada waktu Mori mengusulkan dihapuskannya pemakaian bahasa Jepang dan menggantinya dengan bahasa Inggris (Kokugo Haishi Ego Saivoron), sebenarnya hal ini merupakan tindakan yang tergesa-gesa dari Mori tetapi ini semua berangkat dari keinginannya untuk secara cepat dapat memajukan bangsanya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S13901
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Rochma Amaliah
"Penelitian mengenai shinbutsu shugo (perpaduan Shinto dan Budha) dalam Onjoji (Nama sebuah kuil Budha di daerah kota Otsu. Shiga ken, bagian barat daya dari Danau Biwa. Jepang) telah dilakukan pada bulan April dan Mei 2006. tujuannya ialah untuk mengctahui bahwa Onjoji sebagai suatu kuil Budha yang berkembang pada Jaman Heian (781-1191) mencerminkan suatu pemikiran shinbutsu shugo yakni persentuhan: perpaduan antara pemikiran pemujaan kami( (dewa Shinto) yang ada sejak Jaman Kuno. yang merupakan kepercayaan asli setempat. dengan pemikiran Budha yang masuk ke Jepang melalui negara yang lebih dahulu maju seperti Cina dan Korea. Pengumpulan data dilakukan dengan membaca buku-buku yang berkaitan dengan pokok permasalahan. Pemikiran ini didasari oleh teori Ishida Ichiro mengenai shinbutsu shugo. Hasilnya menunjukkan bahwa Onjoji sebagai suatu kuil Budha yang berkembang pada Jaman Heian. menyimbolkan sebuah pemikiran shinbutsu shugo. Shimo no mono (hal yang bersifat Shinto) yang terdapat dalam Onjoji dapat ditemukan dengan adanya pemujaan terhadap kami, yang merupakan sebutan untuk dewa yang dipuja dalam Shinto. Bukkyo no mono (hal yang bersifat Budha) yang terdapat dalam Onjoji dapat ditemukan dengan adanya pemujaan terhadap hotoke (dewa Budha). Sementara itu. honji-suijyaku yakni suatu pemikiran yang menganggap bahwa hotoke adalah kami. dan kami adalah hotoke, yang merupakan bentuk sempurna dari perwujudan shinbutsu shugo terdapat pula dalam Onjoji. dengan anggapan bahwa para hotoke utama yang dipuja merupakan bentuk asli dari kami."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2006
S13707
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadya Nabila Hayanto
"ABSTRAK
Comfort women merupakan para wanita yang dipaksa untuk menjadi budak seks untuk tentara Jepang pada masa Perang Dunia II. Mayoritas dari comfort women adalah wanita Korea, sehingga perlakuan kejam Jepang terhadap comfort women meninggalkan luka mendalam pada masyarakat Korea. Jepang terus menerus melakukan historical revisionism dalam bentuk penyangkalan dan pengubahan sejarah untuk keterlibatannya dalam perekrutan comfort women. Hal ini menimbulkan kemarahan pada masyarakat Korea Selatan dan membuat hubungan Jepang dengan Korea Selatan menjadi tegang. Penelitian ini akan membahas tentang historical revisionism pada isu comfort women di Jepang serta menganalisis pengaruh historical revisionism dalam hubungan Jepang dan Korea Selatan.

ABSTRACT
Comfort women are women that are forced to sexual slavery for the Japanese soldiers during World War II. The majority of these women were Korean women. Japan has been doing historical revisionism in the form of denying and changing the facts of history to cover up its involvement in the forced recruitment of comfort women. This movement evokes the anger of the South Koreans and put a strain on Japan-South Korean relations. This research aims to explain historical revisionism in Japan as well as its impact on Japan and South Korea relations."
2016
S65843
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lovie Sertiana
"Penelitian yang dilakukan dengan metode studi pustaka disertai dengan pengambilan data dari lapangan ini bertujuan untuk mengetahui apa saja yang mempengaruhi penggunaaan wakare no aisatsu dalam masyarakat Jepang. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk melihat persamaan wakare no aisatsu dalam drama televisi Jepang dengan kehidupan sehari-hari yang dilihat dari data yang diperoleh melalui angket. Dalam menganalisis data yang diperoleh penulis menggunakan teori mengenai aisatsu yang diungkapkan oleh Mc Clure dalam bukunya yang berjudul Using Japanese : A Guide to Contemporary Usage. Permasalahan yang diangkat dalam skripsi ini adalah penggunaan
wakare no aisatsu berdasarkan konsep Mc Clure dilihat dari sudut pandang tingkat keformalitasan, jouge kankei dan gender. Pertanyaan yang muncul setelah adanya permasalahan adalah apakah teori yang diungkapkan oleh Mc Clure dalam bukunya Using Japanese : a Guide to Contemporary Usage terbukti dalam percakapan antar pemeran dalam drama televisi Jepang dan dalam kehidupan sehari-hari?. Pertanyaan yang kedua adalah apakah tingkat formalitas, jouge kankei dan gender akan mempengaruhi penggunaan wakare no aisatsu?. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan wakare no aisatsu sangat dipengaruhi oleh tingkatan formalitas dan hubungan antara penutur dan mitra tutur. Sedangkan gender tidak memiliki pengaruh sama sekali dalam penggunaan wakare no aisatsu."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S13661
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Indra Wahyuningsih
"Lebih dari dua abad Jepang melakukan politik pintu tertutup (Sakoku) pada tahun 1639 - 1854, kemudian Jepang membuka negaranya berhubungan dengan dunia luar. Dengan dibukanya Jepang terhadap dunia luar, maka terjadi perubahan dalam bidang sosial, politik, ekonomi dan industri. Dengan dibukanya negara Jepang untuk dunia luar, Jepang memasuki zaman baru yaitu zaman Meiji. Dimana Jepang mengadakan perubahan-perubahan dalam bidang perindustrian agar sejajar dengan negara-negara barat, dengan jalan membuat slogan Shokusan Kogyo. Berdasarkan slogan tersebut pemerintah mengembangkan sektor-sektor industri utama, yaitu Industri Katun dan Sutera, Industri Pertambangan, Industri Besi Baja, Industri Pembuatan Kapal serta Industri Militer. Dengan berhasilnya Jepang memajukan perindustrian dan perekonomiannya membawa dampak yang negatif pula, salah satunya dampak sosial bagi masyarakat Jepang, dimana terjadi masalah pengangguran dan menurunnva taraf hidup kaum petani, Masalah-masalah tersebut tidak dapat diatasi dengan baik oleh Pemerintah Meiji."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S13578
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cristine, Grace
"Makalah ini membahas tentang bagaimana perkembangan peranan seorang chounan dalam masa Jepang Kontemporer dalam sistem keluarga Jepang, yang dikenal dengan system Ie. Chounan anak laki-laki tertua pada system keluarga Jepang memang memiliki arti dan peranan yang khusus. Hak dan kewajiban mereka pun berbeda dengan anak yang lainnya. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk menjelaskan bagaimana peranan chounan pada masa Jepang Kontemporer saat ini. Adapun metode penelitian yang digunakan penulis adalah metode deskriptif, sehingga dalam pengumpulan data penulis menggunakan data kepustakaan mengenai masalah yang terkait serta pengumpulan data melalui internet.

This study directs the reader to discusses how the development of the role of a chounan Contemporary Japanese during the Japanese family system, known as the system Ie. Chounan eldest boy in a Japanese family system does have a special meaning and role. Rights and obligations are different to other children. The purpose of this paper is to explain how the role of Japanese Contemporary chounan during this time. The research method used is descriptive writer, so the data collecting authors used data on issues related literature and data collection via the internet.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>