Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

"Penelitian mengenai sistem kepemimpinan ini telah dilaksanakan di Pesantren Shuffah Hizbullah, di Desa Pasirangin, Kecamatan Cileungsi, Bogor, pada bulan September sampai November 1993. Tujuannya adalah untuk mendapat susunan diskripsi tentang keberadaan dan konsep gerakan perjuangan Jama'atu I-Muslimin (Hizbu l-Lah),serta untuk menganalisis beberapa prinsip yang menjadi ciri khas gerakan tersebut, terutama masalab kepemimpinannya. Pengumpulan data dilakukan melalui studi kepustakaan dan wawancara dengan pihak terkait. Adapun teknik penyajian yang penulis pakai adalah infarmatif deskrif-tif, studi komparatif, anaIisis dan int&rpretasi. Jama'atu I-Muslimin (Hizbu l-Lah) yang kebera_daannya diproklamirkan pada tanggal 20 Agustus 1953, menyatakan diri sebagai komando sentral dan satu-satunya wadah persatuan dan kesatuan bagi seluruh masyarakat muslim di seluruh dunia. Sedang pihak pergerakan Islam lain belum ada yang menyatakan hal serupa. Kepemimpinan universal dan internasional ini memiliki ciri khas non politis, serta tidak tergantung kepada ada tidaknya pengakuan dan pihak; lain. Diyakini bahwa Jama'atu I-Muslimin (Hizbu l-Lah) ini adalah milik; Allah SWT, telah diamalkan sejak masa Nabi SAW hingga khulafa'ur-rasyidin_ Setelah masa vakum (yaitu sejak masa Dinasti Bani Umayah sampai runtuhnya Kesultanan Turki), sistem jama'ah-imamah atau khilafah ini diamalkan kembali sejak, dibaiatnya Wali Al-Fattah pada tanggal 20 Agustus 1953, Dukungan argumentasi dari dalil Quran dan sunnah, serta sikap keterbukaan jama'ah ini, memberi motivasi pada penulis untuk mendeskripsikan keberadaan serta konsep gerakan perjuangannya, agar menjadi bahan kajian lanjut bagipara pemikir muslim, untuk meneliti kebenarannya sepanjang tuntunan Quran dan sunnah."

"ABSTRAKDalam tulisan ini saya mencoba untuk menyajikan suatu organisasi Wanita Islam Aisyiyah. Organisasi ini mempunyai keunikan, yaitu dengan banyaknya didirikan lembaga-lembaga Islam, seperti, masjid istri yang pertama di Yogyakarta.bahkan di Indonesia, kegiatan majelis taklim, sekolah ke_bidanan, rumah sakit bersalin, kegiatan dakwah di kalangan wanita, taman kanak-kanak (Bustanul, Athfal), dan kegiatan anak asuh. Semuanya itu merupakau sumbangsih wanita Islam di Indonesia dalam bidang sosial dan pendidikan.Melihat adanya lembaga-lembaga Islam tersebut, timbulah keinginan saya untuk memajukan suatu karya tulis tentang or_ganisasi wanita Islam Aisyiyah, sebagai skripsi untuk men_capai gelar sarjana sastra program studi Arab.Di dalam pengumpulan data untuk penulisan skripsi saya menggunakan metode Penelitian pustaka, yaitu mengumpulkan data melalui buku-buku, majalah-Majalah, dan brosur-brosur.

---

"

"ABSTRAKPenulis tertarik terhadap pergerakan Muhammadiyah dengan faham salafnya yang sangat aktif bergerak dalam bidang agama, pendidikan, dan social.Adanya kecenderungan penulis untuk memilih dan menu_lis amal Muhammadiyah ditinjau dari sudut agama Oleh karena penulis merasakan ada hal-hal yang perlu diperhatikan oleh umat Islam khususnya di Indonesia dalam masalah agama yang berkaitan dengan masyarakat dan tradisi. Akan kite lihat bagaimana Muhammadiyah menentukan sikapnya dalam hal ini.Di samping itu pengupasan tentang Muhammadiyah ditin_jau dari sudut agama, umumnya dibicarakan sepintas, karena itu penulis mencoba untuk menguraikannya secara ilmiah.Metode Penelitian dan Penulisan Penulis menggunakan metode penelitian kepustakaan. Ini merupakan salah sate cara untuk mendapatkan data-data kepustakaan, yang berarti memperoleh bahan-bahan bacaan untuk kemudian dituangkan ke dalam tubuh karangan. Sumber-sumber mengenai obyak dari karangan ini cukup banyak.

---

"

"Understanding the direction of creativity development is a part of learning perspective...."

"Agama Islam masuk ke Indonesia dibawa oleh muslimin dari. Gujarat, India; disiarkan secara damai tanpa ada paksaan atau perang. Kemudian dilanjutkan oleh pemuka-pemuka masyarakat setempat yang dikenal dengan sebutan wali. Para wali menyiarkan agama Islam dengan arif dan bijaksa_na. Tradisi yang hidup dan berkembang dalam masyarakat tidak sepenuhnya dihilangkan sepanjang tidak bertentangan dengan syariat Islam, bahkan adat istiadat itu dipelihara dan dikembangkan, disesuaikan atau diisi dengan ajaran agama Islam, seperti pagelaran wayang dan selamatan. Maka wajarlah kalau hingga sekarang masih banyak adat istiadat yang dilakukan oleh orang Islam. Dengan cara tersebut di atas banyak orang yang memeluk agama Islam dengan suka rela, bahkan ingin mempelajari ajaran-ajarannya secara mendalam. Itu dilaksanakan di rumah-rumah dan masjid-masjid; yang lama kelamaan berkembang menjadi pondok pesantren. Dalam sistem pengajaran yang dipergunakan di pondok pesantren terdapat dua cara, yaitu: Cara bandongan, yaitu seorang kiai menentukan kitab yang akan dikaji oleh para santrinya. Setelah itu pada waktu yang telah ditentukan, biasanya sesudah salat subuh..."