Ditemukan 95844 dokumen yang sesuai dengan query
"Perantau Madura yang pertama dari kecamatan B]ega tiba di Jakarta adalah pada tahun 1928. Hal ini sesuai dengan ke_terangan pak Marjudin, yaitu salah seorang perintis perantau Madura di Kelurahan Kebon Kacang.. Menurut dia pada waktu itu hanya ada dua orang perantau Madura yang berada di Jakarta yang w .berasal dart Kecamatan Blega yaitu Pak Haiti dan Pak Siman. Datangnya mereka bertiga di Jakarta pada waktu yang hampir bersaaaan. Naaun demikian ini tidak berarti bahwa se_belum mereka tiba di Jakarta tidak ada orang Madura. Keadaan ini dapat dilihat mengenai cerita tentang dirinya pada hala_man 104-108. Dia menyatakan bahwa pada waktu pertama kali da tang di Jakarta dia dibantu oleh orang Madura juga,. sehingga dia b.sa melakukan usaha dagang sate. Orang yang aembantu dia itu juga melakukan pekerjaan berdagang sate. Daerah asal orang tersebut saja yang berbeda, yaitu berasal dari daerah sebelah utara (Madura,. daja) yaitu daerah-daerah Pamekasan atau Sumenep. Pak Marjudin sendiri tidak dapat menerangkan secara pasti dari mana daerah asal orang yang membantunya itu, dia hanya tahu bahwa orang tersebut berasal dari daerah"
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1974
S12903
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Erwan Adiwijaya
"Penelitian ini merumuskan wilayah potensi konflik berdasarkan identifikasi persepsi wilayah pelayanan usaha dari masing-masing individu, Komponen Peta Mental Dalam proses pemetaan gambaran secara umum yang ditampilkan merupakan bentuk-bentuk geometris yang berupa titik, garis, area, dan permukaan, dari pemodelan mental map spasial Kecamatan Pancoran Jakarta Selatan ditemukan adanya wilayah territorial yang kuat dari pedagang baik jenis pedagang sate Madura baik yang mangkal/menetap maupun pedagang sate Madura keliling. Titik lokasi pedagang sate Madura mangkal membentuk pola yang teratur dan tidak terdapat posisi yang berhimpitan antara mereka namun titik lokasi tersebut memiliki radius wilayah, radius wilayah tersebut merupakan bentuk territorial yang di anggap sebagai suatu kepemilikan. Wilayah pedagang sate Madura keliling berbentuk mengikuti bentuk jalan dan juga merupakan bentuk territorial dan di anggap sebagai suatu kepemilikan pedagang. Wilayah territorial tersebut tidak dapat terlihat oleh kasat mata dari pengolahan data terjadi tumpang tindih yang menjadi potensi konflik. Penelitian mengungkapkan bahwa Pedagang sate Madura baik yang mangkal maupun yang keliling dari sebaran lokasinya mengikuti pola jaringan jalan sebaran pedagang sate Madura tersebut menunjukkan konsentrasi tinggi pada wilayah pemukiman padat tidak teratur namun memiliki banyak jaringan jalan.
This research formulates conflict potential areas based on the identification of the perception of the business service area of ââeach individual, Mental Map Components In the mapping process the general picture displayed is geometric shapes in the form of points, lines, areas, and surfaces, from mental map spatial modeling Pancoran District, South Jakarta, found a strong territorial area of ââtraders, both types of Madura satay traders, both resident and traveling Madura satay traders. The location points of the Madura satay traders hang out in an orderly pattern and there is no overlapping position between them, but the location points have an area radius, the radius of the area is a territorial form which is considered as ownership. The area of ââthe traveling Madura satay traders is shaped to follow the shape of the road and is also a territorial form and is considered as a trader's ownership. The territorial area cannot be seen by the naked eye from data processing, there is an overlap which becomes a potential conflict. The study revealed that Madura satay traders, both those who hung out and who traveled from their locations, followed the pattern of the road network distribution of the Madura satay traders, showing high concentrations in densely irregular residential areas but with many road networks."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
"Karangan kecil ini adalah suatu usaha untuk menggambarkan keadaan pendidikan di suatu desa, daerah pinggiran kota Jakarta, yang didiami oleh sebagian besar penduduk yang menyebut dirinya orang Jakarta asli. Hal ini dianggap penting, karena dengan mengetahui keadaan pendidikan itu sensiri, kita dapat menemukan faktor-faktor yang dapat menghambat kemajuan pendidikan itu."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1976
S12800
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
"Tujuan tulisan ini adalah merupakan salah satu penulisn terhadap suatu bangsa di Indonesia yang sudah bereda jauh dari daerah asalnya. Akan tetapi dalam beberapa aktivitas-aktivitas kehidupan yang tertentu dalam kenataan masih mewujudkan kelakuan-kelakuan yang berdasarkan adat istiadat daerah asalnya. Kami melihat pada masyarakat Gorontalo yang berada di daerah Rawa Badak, dalam hak upacara-upacara sunatan, perjkawinan, masa haid, hingga sampai saat ini mereka masih mewujudkan cara-cara sebagaimana di daerah asalnya"
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1970
S12784
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Sri Munawarah
"Penelitian mengenai pemertahanan bahasa daerah Madura telah dilakukan di Jakarta. Tujuannya untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pemertahanan bahasa Madura di luar wilayah pemakaian bahasa Madura (Jakarta). Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara berstruktur dengan menggunakan daftar tanyaan sebagai pedoman wawancara. Wawancara dikenakan kepada 27 keluarga (51 responden) yang tergabung dalam Ikatan Keluarga Sumenep Madura di Jakarta.
Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Data dianalisis secara kuantitatif. Analisis meliputi frekuensi pemakaian bahsa dan juga melihat hubungan antara pemakaian bahasa dengan faktor-faktor di luar bahasa.
Kesimpulan akhir dari penelitian menunjukkan bahwa pemertahanan bahasa daerah Madura di Jakarta rata-rata sebesar 35,35%. Pemertahanan tersebut dipengaruhi oleh faktor identitas kesukubangsaan, dan hubungan kekeluargaan, selain itu juga dipengaruhi faktor usia, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, dan tempat lahir responden."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1991
S11146
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Heddy Shri Ahimsa Putra
"Dalam skripsi ini saya mencoba untuk menggambarkan ba_gaimana strategi beradaptasi para penjual sate ayam dari Madura di Yogyakarta. Strategi beradaptasi di sini tidak lain adalah pola-pola yang dibpntuk oleh berbagai usaha yang direncanakan oleh manusia, untuk dapat memenuhi syarat minimal yang dibutuhkannya dan untuk memecahkan masalah-masalah yang langsung mereka hadapi di situ. Pole di sini nempu.nyai pengertian dua macaw yaitu pola ideal dan poly sktual. Ber-dasarkan atas ke dua pengertian inilah saya membuat deskripsi ini,Dari hasil wawancara dan observasi yang saya lakukan, ternyata strategi beradaptasi para penjual sate yang sekarang sudah berbeda dengan strategi mereka pads sekitar 30 tahun yang lalu. Hal mana berarti juga adanya_perubahan pada poly ideal atau' sistem budaya penjual sate tersebut. Walaupun begitu ini tidak berarti bahwa perubahan tersebut menyangkut seluruh unsur atau sub-unsur dalam sistem tersebut, sebab masih ada sub-sub unsur lain dari sistem itu yang masih dipertahankan oleh para. penjual sate ini"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1980
S12794
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Pardede, Erlina Ch. D.
"Seperti diketahui, pekerjaan rentenir adalah suatu jenis usaha dagang, yaitu dengan meminjamkankan uang dan memungut bunga yang tinggi dari si peminjam. Pekerjaan rentenir ini merupakan pekerjaan yang tidak dilindungi oleh badan hukum apapun, karena itu harus dianggap sebagai perjaan yang tidak legal. Kecuali itu, perkerjaan ini juga merupakan pekerjaan yang bertentangan dengan ajaran agama kristen."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1983
S12892
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1976
S12934
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Lolita Susan Ginzel
"Lapo tuak identik dengan orang Batak, artinya setiap ada lapo tusk asosiasi orang dan memang kenyataannya di sana pasti ada orang Batak, sebagai pengunjung tetap ataupun tidak. Demikian pula boleh dikatakan di mana terdapat pemukiman orang Batak di sana pasti ada lapo tuak sebagai tempat untuk pertemuan babas di antara penghuni perkampungan tersebut. Di tanah asal orang Batak, hampir di setiap huta (=kampung) ada lapo tuak. Sekalipun orang Batak di Jakarta tidak mendirikan perkampungan seperti di huta tanah Batak, tetapi nampaknya kebutuhan akan adanya tempat-tempat pertemuan tidak resmi seperti lapo tuak masih tetap dirasakan. Walaupun di Jakarta nampak semakin tajam perbedaan kelas, adanya lapo tuak tetap dirasakan oleh seluruh lapisan tidak pandang apakah status sosial tergolong rendah, bahkan orang-orang Batak yang tergolong mampupun tidak segan-segan berkunjung menghabiskan sekedar waktu. Bagi kebanyakan orang Batak di Jakarta, lapo tuak benar-benar merupakan tempat berkomunikasi, melepaskan rindu, tempat membuat janji, serta bisa juga untuk menyelesaikan masalah tanpa memandang dari lapisan sosial mana mereka terbilang. Sedangkan bagi golongan yang mampu, lapo tuak merupakan sarana untuk memuaskan ..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1984
S12808
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Tedjawati Kristiani
"Untuk menyesuaikan diri secara aktif dengan ling_kungan yang dihadapinya, seorang individu akan mengacu pada pengetahuan kebudayaanyang mengandung serangkaian kategorisasi-kategorisasi dan model-model yang mencakup aturan-aturan, petunjuk-petunjuk, resep-resep, rencana-rencana, dan strategi-strategi. Pengetahuan kebudayaan yang diperoleh seorang indi_vidu sejak lahir mendominasi sikap dan pola tingkah laku_nya, karena is merupakan abstraksi pengalaman dalam kehidupan sosial, termasuk pengalaman-pengalaman yang diper_ aleh melalui pendidikan formal maupun terutama melalui pendidikan nonformal dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, sempit luasnya cakrawala kebudayaan seseorang tidaklah bebas dari pengaruh pengalaman yang dipunyainya sebagai warga masyarakatnya, dan tidaklah berbeda jauh dari kebudayaan yang didukung segenap warga masyarakat dimana dia dibesarkan. Pengetahuan yang is miliki itu akan berfungsi sebagai kerangka acuan dalam bersikap maupun bertindak. Sebab, seseorang akan memilih alternatif-alter_natif pengetahuan yang is kuasai dalam menghadapi peristi_wa, bends, manusia, dan makhluk lain yang ada di lingkung_annya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1984
S12922
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library