Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 154294 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hendra Gunawan
"
ABSTRAK
Memperjuangkan Syariat Islam Melalui Demokrasi. Mohammad Natsir lahir di Alahanpanjang, Sumatera Barat pada tanggal 17 Juli 1908. Sebuah daerah yang memang banyak melahirkan ulama intelektual kaliber dunia. Lahir dari rahim seorang ibu bernama Khadijah. Ayahnya seorang juru tulis kontrolir di Maninjau yang kemudian menjadi sipir di Bekeru (Sulawesi Selatan) bernama Idris Sutan Saripado.
Di tempat kelahirannya Natsir mulai melewati masa sosialisasi keagamaannya dan intelektualnya. Waktu belajarnya memang cukup padat. Sehabis magrib ia mengaji Al-Qur'an, pada pagi hari ia belajar di Hollandsch lnlandsche School (HIS), dan pada siang hingga sore hari ia belajar di Madrasah Diniyah. Setelah Natsir lulus dari Meer Uitgebreid Lager Orderwijs (MULO), ia kemudian melanjutkan sekolahnya ke Algemeene Middelbare School (AMS) di Bandung. Tahun 1926 Natsir masuk ke dalam Persatuan Islam (Persis). Ahmad Hassan (guru Natsir di Persis) adalah seorang ulama yang mengajarkan kepada Natsir agar selalu memajukan pendidikan umat Islam, misalnyadengan menggunakan ijtihad. Karena itulah Natsir menerapkan metode pendidikan Barat pada sekolah-sekolah Islam yang didirikannya agar supaya umat Islam dapat berhasil dunia-akhirat.
Pada saat itu dikalangan intelektual Islam metode seperti ini belumlah umum digunakan. Jong Islamieten Bond (JIB) merupakan salah satu wadah yang mempertajam kiprah politiknya. Di dalam organisasi ini Natsir berkenalan dengan Agus Salim yang kemudian selalu mendorongnya agar menjadi manusia yang mandiri dan dapat hidup bersahaja. Melalui Agus Salim pulalah Natsir mulai berkenalan dengan konsep nasionalisme Islam yang berarti melindungi tanah air dan bangsa dari segala bentuk penindasan berdasarkan cara-cara yang dibenarkan oleh syariat Islam. 2 Organisasi ini juga memiliki anggota seorang Islam radikal yang kaiak dikenal sebagai Imam Negara Islam Indonesia (NIl) yaitu Sekarmadji Maridjan Kartosuwirjo.3 Sejak di JIB, konsep pemikiran Kartosuwirjo mulai dipengaruhi oleh konsep pemikiran Tjokroaminoto tentang revolusi._ Tjokroaminoto pula yang mula-mula mengajarkan kepada Kartosuwirjo konsep sumpah setia kepada pimpinan organisasi Islam (baiat).
"
1998
S12470
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendra Gunawan
Jakarta: Media Da'wah, 2000
320.959 8 HEN m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
S5854
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mardias Gufron
"Tesis ini menfokuskan kajian penelitian pada pemikiran politik Mohammad Natsir tentang Negara Islam dan dan beberapa aspek pemikirannya yang mengundang kontroversi. Pemikiran Politik yang di maksud di sini adalah upaya pencarian landasan intelektual bagi konsep negara atau pemerintahan sebagai faktor instrumental untuk memenuhi kepentingan dan kesejahteraan masyarakat, baik lahiriah maupun batiniah. Pemikiran politik Mohammad Natsir dalam hal ini, merupakan Vtihad politik Mohammad Natsir dalam rangka menemukan nilai-nilai Islam dalam konteks sistem dan proses politik yang berlangsung.
Kajian ini dilakukan guna menemukan penyebab dan faktor-faktor yang mengakibatkan timbulnya pemikiran politik Mohammad Natsir tentang Negara Islam. Penelitian ini dilakukan juga guna menjelaskan aspek-aspek yang menjadi kontroversi dalam pemikiran politik Mohammad Natsir. Selain itu penelitian juga mencoba menjelaskan konsep negara Islam menurut pemikiran Mohammad Natsir dan implikasi serta proyeksi ke depan pemikiran tersebut.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode Hermeneutika. Hermeneutika adalah studi tentang prinsip-prinsip metodologis interpretasi dan eksplanasi. Hermeneutika yang dimaksud penulis di sini adalah understanding process of understanding (Proses pemahaman terhadap sebuah pemahaman). Dalam kaitan ini penulis mencoba menginterpretasikan teks yang terdapat di dalam sumber data utama (buku tulis dan catatan) yang ditulis secara langsung oleh Mohammad Natsir dan juga sumber data sekunder berupa catatan orang lain mengenai pemikiran Mohammad Natsir. Melalui metode ini penulis berupaya menjelaskan apa makna dari tafsir teks-teks dalam sumber data utama maupun sumber data sekunder tersebut, sehingga penulis dapat mengungkapkan makna yang tersembunyi dalam teks.
Berdasarkan hasil penelitian penulis menyimpulkan bahwa Pemikiran Mohammad Natsir tentang Negara Islam menjadi kontroversial karena hasil interaksi Mohammad Natsir dengan Iingkungan sosio-historis yang melingkupi kehidupannya. Sementara itu, dalam konsep Negara Islam, Natsir berpendapat bahwa suatu negara akan bersifat Islam bukan karena secara formal disebut Negara Islam ataupun berdasarkan Islam, tapi negara disusun sesuai dengan ajaran-ajaran Islam baik dalam teori maupun praktiknya sehingga bagi Natsir negara berfungsi sebagai alat atau perkakas bagi berlakunya hukum Islam. Dengan demikian Islam menjadi tujuan dan negara adalah alat untuk mewujudkan ajaran Islam. Namun pandangan Natsir ini ternyata sangat kontradiktif dengan sikap Natsir yang bersikeras men]adikan Islam sebagai dasar negara. Natsir berkeyakinan, negara sebagai kekuatan eksekutif mempunyai kekuatan dan kekuasaan untuk menjalankan hukum-hukum dan menjamin terbentuknya masyarakat yang adil dan makmur sesuai dengan yang dicita-citakan Islam. Di sini negara berfungsi sebagai alat untuk menerapkan hukum-hukum yang telah ada. Tanpa adanya negara sulit diharapkan adanya ketaatan pada hukum-hulcum itu Dengan demikian pendekatan Natsir terhadap pelaksanaan syariat atau hukum-hukum Islam dalam masyarakat menekankan pada pendekatan legal formal. Artinya ia menganggap perlu adanya kekuasaan pemaksa yang sah dan diakui keberadaannya yang diperlukan untuk, dalam batas-batas tertentu, memaksa individu untuk patuh dan taat pada hukum-hukum yang telah ditetapkan.
Dari hasil penelitian ini penulis menyarankan kepada peneliti ilmu politik agar dapat menyempurnakan pemikiran-pemikiran Mohammad Natsir yang belum memenuhi tuntutan masyarakat modern dalam bemegara, terutama konsep tentang demokrasi. Sedangkan kepada para Praktisi politik penulis menyarankan agar dapat mengambil pemikiran Mohammad Natsir yang berhubungan dengan konsep negara sebagai "alat" dan pemikiran liberalnya tentang bolehnya mengadopsi sistem pemerintahan apa saja asal tidak bertentangan dengan nilai-nilai Islam."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2005
T15143
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Suhelmi
"ABSTRAK
Skripsi ini berpretensi untuk memberikan interpretasi terhadap beberapa gagasan sentral polemik Sukarno dan Mohammad Natsir tahun 1940 Diantara gagasan-gagasan tersebut yaitu yang berkenaan dengan pemisahan dan persatuan antara agama dan negara, negara dalam pandangan Islam, dan negara sebagai alat Penulisan ini berpegang pada asumsi bahwa perbedaan pendapat sekitar persoalan Islam dan kenegaraan yang dipolemikkan Sukarno dan Natsir disebabkan karena adanya perbedaan pengalaman sosialisasi politik yang mereka alami sebelum mereka berpolemik Disamping itu, terjadinya pertentangan politik, seperti yang dmtunjukkan oleh adanya konflik-konflik ideologis antara Nasionalis Muslim dengan Nasionalis Sekular, semakmn memperuncing perbedaan pendapat itu Skripsi ini berusaha mengeksplorasm dua variabel bebas berikut Pertama, sosmalisasm politik Sukarno dan Mohammad Natsir, kedua konflik ideologis antara Nasionalis Muslim dengan Nasionalis Sekular yang terjadi sekitar tahun 1920 Skripsi ini berpretensi untuk memberikan interpretasi terhadap beberapa gagasan sentral polemik Sukarno dan Mohammad Natsir tahun 1940 Diantara gagasan-gagasan tersebut yaitu yang berkenaan dengan pemisahan dan persatuan antara agama dan negara, negara dalam pandangan Islam, dan negara sebagai alat Penulisan ini berpegang pada asumsi bahwa perbedaan pendapat sekitar persoalan Islam dan kenegaraan yang dipolemikkan Sukarno dan Natsir disebabkan karena adanya perbedaan pengalaman sosialisasi politik yang mereka alami sebelum mereka berpolemik Disamping itu, terjadinya pertentangan politik, seperti yang ditunjukkan oleh adanya konflik-konflik ideologis antara Nasionalis Muslim dengan Nasionalis Sekular, semakin memperuncing perbedaan pendapat itu Skripsi ini berusaha mengeksplorasi dua variabel bebas berikut Pertama, sosialisasi politik Sukarno dan Mohammad Natsir, kedua konflik ideologms antara Nasionalis Muslim dengan Nasionalis Sekular yang terjadi sekitar tahun 1920 sampai penghujung akhir tahun 1930-an Terdapat tiga hipotesa yang digunakan dalam mencoba menjawab permasalahan tulisan ini Hipotesa pertama yaitu, semakin besar perbedaan latar belakang dan pola-pola sosialisasi politik yang dialami Sukarno dan Natsir berpengaruh kuat pada tajamnya perbedaan pemikiran kedua tokoh itu Kedua, tajamnya konflik ideologis antara kubu Nasionalis Muslim dengan Nasionalis Sekular semakmn mempertajam perbedaan pendapat diantara Sukarno Natsir yang berpolemik itu Ketiga, jika persoalan hubungan Islam dan negara difahami lewat pendekatan sekularisme politik, maka akan timbul salah konsep dan penafsiran tentang hakekat ajaran Islam Dengan demikian diperlukan suatu pendekatan tersendiri untuk memahami persoalan tersebut."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadli Zon
Jakarta: Fadli Zon Library, 2021
321.8 FAD i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Pustaka Firdaus, 1996
920.71 PEM
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Natsir
Djakarta: Hudaya, 1970
297.01 MOH i (1);297.01 MOH i (2);297.01 MOH i (2)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1994
959.8 IND t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>