Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 50011 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sri Sukrisnovianti
"Temuan keramik Kangxi dari Pasar Ikan dan Marunda berupa pecahan yang belum diketahui bentuk asal dari pecahan tersebut. Untuk itulah penelitian ini akan mencoba mengangkat masalah identifikasi bentuk, dan ragam hias yang ada pada keramik Kangxi. Setelah dilakukan penelitian ternyata bentuk asal dari pecahan keramik tersebut beragam. Mulai dari piring dalam berbagai ukuran, mangkuk yangberaneka jenis, cepuk, vas, teko, botol, sloki dan arca. Jumlah yang terbanyak adalah mangkuk. Ragam hias keramik ini juga bervariasi dari motif flora, fauna, geometris, lambang, tulisan, bangunan, manusia dan pemandangan alam. Jenis-jenis keramik Kangxi tidak semua ditemukan hanya ada jenis famille verte, Blanc de Cine, Batavian ware dan keramik biru putih. Dari banyaknya pecahan yang ada dapat disempulkan bahwa pada abad 17 daerah ini merupakan tempat perdagangan keramik yang cukup ramai."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2000
S12065
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faizah Fina
"Faizah Fina. Analisis Keramik Jepang Koleksi Musium Sejarah Jakarta. Di bawah bimbingan Dr. Heriyanti O. Untoro). Fakultas Sastra Universitas Indonesia, 2000 (xi + 125 hal, 1 peta,1 bagan, 6 tabel, 4 lamp, 51 Bab. 121-125). Keramik Jepang merupakan salah satu dari sekian banyak jenis keramik yang ada di Batavia. Keramik Jepang ini memiliki beberapa keistimewaan, antara lain mempunyai jenis dan motif hiasan, serta warna yang beragam. Keramik Jepang dalam penelitian ini berjumlah 1095 pecahan, berasal dari Situs Pasar Ikan dan sekarang merupakan koleksi Musium Sejarah Jakarta. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui tipe-tipe keramik Jepang, terutama tipe-ripe apa yang paling banyak dan sedikit. Untuk mencapai hasil penelitian ini ada beberapa tahap yang harus dilakukan, yaitu: 1). Pengumpulan data, yaitu dengan melihat sumber kepustakaan, pengamatan langsung terhadap keramik Jepang di musium dan wawancara terhadap ahli keramik. 2). Pengolahan data, yaitu dengan cara menganalisis bentuk dan hiasan. 3) Penafsiran data, yaitu pembahasan mengenai keterkaitan antara tipe-tipe keramik Jepang dengan data sejarah. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa keramik Jepang ini terdiri dari sembilan bentuk yaitu piring (722 buah), mangkuk (241 buah), botol (75 buah), guci (23 buah), tutup (21 buah), vas (5 buah), albarello (5 buah) dan terakhir cepuk (3 buah). Piring dan mangkuk terdiri dari dua tipe, sedangkan yang lain satu tipe. Pada piring hiasan yang terbanyak ialah hiasan piring VII, sedangkan pada mangkuk ialah Masan mangkuk I. Tipe piring dan mangkuk tersebut merupakan jenis keramik kasar (Coarse ware) yang dibuat pada tahun 1650 M sampai dengan tahun 1680 M. Dan basil kesimpulan dapat diketahui bahwa keramik Jepang merupakan salah satu komodilas perdagangan yang cukup diperhitungkan oleh VOC, disamping komoditas lainnya, misalnya rempah-rempah. Hal ini didasari oleh beberapa alasan yaitu pertama, VOC mendapat keuntungan dari penjualan keramik, sehingga VOC membuka kantor dagang di Jepang untuk memperoleh keramik. ketika kiln-kiln di Cina tidak memproduksi keramik. Masan kedua yaitu bukti tentang catatan harian perdagangan keramik oleh Volker yang selalu mencatat kapal-kapal atau junk junk yang membawa keramik."
2000
S11833
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taty Kurniawati
"Keramik kraak Cina merupakan salah satu dari sekian banyak keramik Cina di Batavia. Seperti keramik Cina pada umumnya, keramik kraak Cina memiliki beberapa keistimewaan, antara lain keramik ini mempunyai gaya hias berpanil-panil yang pernah populer pada abad 17 sehingga menyebabkan para bangsawan di Eropa memilikinya Serta ditiru oleh negara penghasil keramik. Karena kepopulerannya keramik ini pernah dipesan oleh direktur VOC di Batavia. Batavia pada saat itu (abad 17) merupakan pusat perdagangan. Keramik kraak Cina dalam penelitian ini berjumlah 928 pecahan, berasal dari situs Pasar Ikan dan sekarang merupakan koleksi Museum Sejarah Jakarta. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui tipe-tipe keramik kraak, terutama tipe-tipe apa saja yang paling banyak dan sedikit. Untuk mencapai hasil penelitian ini ada beberapa tahap yang harus dilakukan yaitu 1) pengumpulan data, yaitu dengan melihat sumber kepustakaan, pengamatan langsung keramik kraak Cina di museum dan wawancara terhadap para ahli keramik 2). Pengolahan data, yaitu dengan cara menganalisis bentuk dan hiasan. Dari hasil analisis bentuk diketahui tipe-tipe keramik kraak Cina, sedangkan dalam analisis hiasan dapat diketahui jenis-jenis hiasan apa saja yang terdapat pada wadah-wadah keramik kraak Cina 3). Penafsiran data, yang dalam tahap ini dibahas mengenai keterkaitan antara tipe-tipe keramik kraak dengan data sejarah. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keramik kraak terdiri dari piring dengan jumlah 832 pecahan, mangkuk 65 pecahan dan botol 31 pecahan. Semua bentuk piring dan mangkuk bila dilihat dari penampang atas tepiannya berbentuk bulat, sedangkan botol berbentuk buah pear. Piring dan mangkuk mempunyai 3 tipe dan botol hanya 1 tipe, Jenis hiasan yang paling banyak ialah --hiasan piring III Tipe ini juga paling banyak dijumpai di lapangan sehingga banyak negara penghasil keramik seperti Jepang, Eropa dan Persia rneniru tipe ini. Jenis hiasan yang paling sedikit ialah terdapat pada hiasan mangkuk I dengan jumlah 15 buah, Nama kraak pada keramik kraak Cina berasal dari kapal Portugis yang oleh orang Belanda disebut dengan carrack, sehingga keramik yang berada dalam carrack tersebut disebut dengan kraak. Nama ini pertama kali muncul ketika tahun 1602 dan 1604 yaitu pada.saat carrack Santa Catharina dan carrack San Jago ditangkap. Dari hasil kesimpulan dapat diketahui bahwa keramik kraak Cina merupakan keramik yang sebenarnya dibawa dalam jumlah besar. Hal ini terungkap dalam data-data sejarah yang mengatakan bahwa banyak kapal-kapal yang mengangkut keramik kraak Cina yang karam di lautan dan dalam koleksi museum serta koleksi pribadi. Keramik kraak Cina banyak dipakai untuk kebutuhan sehari-hari, seperti hal nya dalam lukisan lukisan Belanda yang menggambarkan keramik kraak Cina untuk alat perlengkapan makan."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1999
S12063
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ossi Trimayasari
"Trimayasari. Analisa Keramik Temuan Dari Marunda, DKI Jakarta: Kaleksi Museum Sejarah Jakarta (di bawah bimbingan Ronny Siswandi, SS. MA.). Fakultas Sastra Universitas Indonesia, 1993. Analisa keramik dari Marunda meliputi analisa terhadap bentuk, hiasan dan teknologi. Dari analisa tersebut dapat diperoleh pertanggalan dan tempat asal pembuatan keramik. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui keberadaan keramik dari Marunda. Dengan demikian digunakan perbandingan dengan pasar lkan. Dipilihnya Pasar Ikan karena kedekatan wilayah dan merupakan bandar keramik. Analisa temuan keramik dari Marunda yang telah dilakukan menghasilkan pertanggalan dan tempat asal pembuatan yaitu Cina dari masa Ming akhir - Ching akhir abad ke-17 M - 20 M, kemudian Jepang berasal dari abad ke-17 M - 20 M, dan Eropa dari abad ke-19 M - 20 M. Berdasarkan temuan keramik dan didukung beberapa peninggalan sejarah yang masih ada, serta ditunjang oleh data sejarah diperoleh dugaan bahwa Marunda mulai berkembang sejak abad ke-17 M dan meningkat pada abad ke-19 hingga saat ini. Penelitian keramik. Pasar Ikan yang diperoleh dari Laporan HasiI Ekskavasi (1980) menunjukan pertanggalan dan tempat asal pembuatan yaitu Cina dari masa Ming - Ching akhir abad ke-15 M - 20 M. Jepang abad ke-17 M - 18 M, Eropa abad ke-17 M - 19 M. Persia abad ke-17 M - 19 M, Siam abad ke-14 M - 19 M, dan Vietnam abad ke-15 M - 16 M. Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan penelitian ini adalah, Pasar Ikan telah menjadi bandar utama perdagangan keramik sejak abad ke-17 M dan abad ke-18 M. Sedangkan fase pemukiman yang paling ramai ialah dari abad ke-17 M hingga 19 M. Perbandingan antara keramik dari Marunda dan Pasar Ikan meliputi bentuk, pertanggalan dan tempat asal pembuatan, serta mutu keramik. Berdasarkan hasil analisa keramik dari. Marunda dan Pasar Ikan, diantara keduanya dilakukan perbandingan. Hasil yang diperoleh yaitu: 1.Variabilitas bentuk lebih tinggi di Pasar Ikan daripada di Marunda, hal ini mengingat Pasar Ikan merupakan bandar keramik.. 2.Variabilitas tempat asal pembuatan, lebih tinggi di Pasar Ikan dibanding di Marunda. Hal ini diduna Marunda memiliki selera tertentu. 3.Variabilitas kronologi menunjuk.an Pasar Ikan lebih dulu berkembang daripada Marunda. 4. Populasi keramik terbanyak antara Marunda dan Pasar Ikan berasal dari abad ke-18 M - 19 M sedangkan puncak, perdagangan keramik abad ke-17 M - 18 M. Dugaan yang dapat diajukan, perdagangan keramik lokal justru semakin ramai/ bebas setelah pengaruh monopoli VOC semakin berkurang."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1993
S11595
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Syarifah Alwiyah
"R. Syarifah Alwiyah, 079403022A, Analisis pedang masa kolonial koleksi Museum Sejarah Jakarta dan Museum Negeri Sri Baduga Bandung (Di bawah bimbingan Wanny Rahardjo W. M. Hum), Fakultas Sastra Universitas Indonesia, 2000. Pedang adalah salah satu contoh senjata penyerang dengan bentuk seperti pisau panjang yang bersifat universal. Pedang selain sebagai senjata sering pula diperuntukan sebagai simbol status seseorang. Sebagai peninggalan masa kolonial, beberapa pedang koleksi Museum Sejarah Jakarta dan Museum Negeri Sri Baduga Bandung cukup menunjang untuk dijadikan bahan penelitian karena memperlihatkan keanekaragaman bentuk, ukuran dan hiasan. Pada penelitian ini, upaya pengolahan data dilakukan dengan mengklasifikasikan berdasarkan ciri atributnya yang diarahkan kepada pembentukan tipe-tipe untuk kemudian di analisis. Pengungkapan masalah berdasarkan dimensi bentuk ini dikarenakan hanya aspek tersebut yang cukup lengkap terdapat pada data. Bentuk-bentuk dasar yang diperoleh dari basil pengamatan sebagai tahap awal klasifikasi adalah bilah, gagang, sarung, hiasan dan ukuran. Bentuk dasar bilah terbagi atas empat bentuk. Sedangkan bentuk gagang terdiri dari bagian grips, knuckle bow, quillon, pommel, langet dan backstrap. Penentuan atribut kuat untuk menghasilkan type-type didasarkan kepada perbedaan bentuk dasar bilah. Setelah dilakukan penganalogian dengan berbagai literatur, dapat disimpulkan suatu perkiraan mengenai kronologi data. Hal ini ditunjang oleh adanya angka tahun yang terdapat pada empat buah bilah pedang. Sedangkan berdasarkan analogi kegunaan, dapat diperoleh lima jenis kegunaan pedang yaitu pedang untuk bermain anggar, pedang eksekusioner, pedang berburu, pedang untuk berperang dan pedang sebagai pelengkap busana pria untuk acara-acara tertentu"
2000
S11981
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R.A. Teguh Harisusanto
"ABSTRAK
Tempayan keramik adalah sebuah wadah yang umumnya terbuat dari tanah fiat, batuan atau campuran keduanya; bentuknya tinggi dan membesar di bagian badannya. Pemakaian Tempa_yan keramik mempunyai kurun waktu yang begitu panjang, yai_tu sejak masa prasejarah, masa pengaruh agama Hindu-Budha, masa pengaruh agama Islam, masa pengaruh Kolonial dan bahkan pemakaian tersebut masih berlanjut sampai sekarang.
Kurun waktu yang begitu panjang dilalui oleh tempayan keramik, tentunya akan mempengaruhi perkembangan tempayan keramik tersebut dari waktu ke waktu, baik dari segi bentuk, hiasan, glasir maupun ukuran. Tidaklah berlebihan jika me-ngatakan, bahwa koleksi Museum Nasional Jakarta cukup mewah ntuk melihat perkembangan tempayan keramik dari waktu ke waktu, yang meliputi bentuk, hiasan, glasir dan ukuran.
Pemerian terhadap tempayan-tempayan keramik dilakukan untuk mengenali setiap atribut yang terdapat dalam tempayan keramik tersebut serta mengklasifikasikan atribut kedalam tipe dan' variasi. Atribut bentuk dijadikan dasar klasifikas i tipologi, karena tempayan keramik yang dikaji semuanya utuh. Sedangkan atribut hiasan, glasir dan ukuran dijadikan sebagai variasi tipe.
Analisa tempayan keramik dilakukan dengan mengkorela_sikan atribut bentuk dengan atribut lainnya, yaitu atribut hiasan, glasir dan ukuran. Bari setiap tipe terdiri dari sejumlah variasi, baik yang berupa variasi hiasan, glasir maupun ukuran.
Pada tahapan akhir dilakukan penafsiran atas data yang dikaji, dengan melakukan korelasi terhadap setiap tipe ben_tuk beserta variasi-variasinya dengan penjaman dan tempat asal pembuatan keramik itu. Penentuan jaman dan tempatt asal berlandaskaa kepada sejumlah atribut terbanyak, yang mengacu kepada jaman dan tempat asal pembu_atan dari tempayan-tempayan keramik tersebut.
Kajian lain yang mendukung analisa adalah tinjauan umum Tempayan yang terdiri dari Perkembangan Tempayan, Masuk_nya Tempayan Asing di Indonesia serta Tempayan dalam Sumber Sejarah.

"
1990
S12024
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Hartati
"Gelang adalah benda yang berbentuk lingkaran, berukuran dari yang kecil hingga besar, dibuat dari bermacam-macam bahan, biasanya dipakai oleh manusia di pergelangan tangan, lengan, dan pergelangan kaki, dan yang berfungsi sebagai perhiasan, penolak bala, atau seringkali menjadi bekal kubur setelah si pemakai mati. Bentuk lingkaran gelang tersebut bermacam-macam, seperti yang didapati pada koleksi Museum Nasional Jakarta, ada yang berupa lingkaran ganda ada Pula yang berupa lingkaran tunggal. Gelang yang bentuknya lingkaran tunggal juga mempunyai bentuk yang berbeda-beda, selain itu juga memiliki penampang lingkar dan motif hias yang beragam. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah: (1) mengetahui bentuk dasar dan bentuk penampang gelang perunggu koleksi Museum Nasional Jakarta dan hubungan di antara keduanya, (2) mengetahui motif hias dan teknik hias yang diterapkan pada gelang-gelang perunggu tersebut dan hubungan di antara keduanya, (3) mengetahui hubungan antara bentuk dasar dengan motif hias dan teknik hias, dan (4) mengetahui persebaran tipe-tipe gelang perunggu tersebut di Jawa Tengah. Metode yang dipakai untuk mencapai tujuan yang dikehendaki adalah: (a) pengumpulan data (gelang perunggu dan studi kepustakaan, (b) pengolahan data, dan (c) penafsiran data. Pada tingkat pengolahan data dilakukan kiasifikasi. Klasifikasi ini dilakukan secara bertahap, yaitu (1) analisis satu atribut (tahap I), (2) analisis dua atribut silang (tahap II), dan (3) analisis keseluruhan atribut (tahap III). Pada tingkat penafsiran data, hasil pengolahan data dihubungkan dengan jumlah frekuensi (kuantitatif), sehingga dapat diketahui bentuk-bentuk gelang perunggu yang umum ditemukan dan persebarannya di Jawa Tengah. Hasil analisis yang telah dilakukan menunjukkan bahwa gelang-gelang perunggu tersebut terdiri dari: (a) empat bentuk dasar, (b) sepuluh bentuk penampang, (c) sepuluh motif hias, dan (d) tujuh teknik hias. Kesimpulan-kesimpulan yang dicapai dalam penelitian ini adalah: (1) gelang dengan Tipe III (Bentuk Tumpang Ujung) dan Tipe II (Bentuk Pisah Ujung) lebih digemari dari pada gelang Tipe I (Bentuk Temu Ujung) dan Tipe IV (Bentuk Kumparan), yang mungkin disebabkan oleh faktor teknis bahwa gelang-gelang dengan Tipe III dan Tipe II itu memiliki daya fleksibilitas yang besar untuk dipakai dalam jangka waktu yang lama dengan cara membesarkan atau mengecilkannya sesuai dengan bertambahnya dan berkurangnya lengan pemakai, (2) gelang Tipe I biasanya berkaitan dengan Penampang Bulat, gelang Tipe II berkaitan dengan Penampang Persegi Empat, dan gelang Tipe III juga selalu berkaitan dengan bentuk penampang yang berkisar bulat, yaitu Penampang Bulat, Penampang Setengah Lingkaran dan Penampang Lonjong, (3) gelang perunggu yang umum ditemukan di Jawa Tengah adalah gelang dengan Tipe III ( di 21 daerah dari 24 daerah di Jawa Tengah), dan kebanyakan di satu daerah hanya membuat satu macam tipe, (4) dari motif-motif hias yang ada kebanyakan dibuat dengan teknik cetak dan teknik lilit. Motif-motif hias yang terdapat pada gelang perunggu tersebut ternyata makin ke timur makin beragam motif hias yang diterapkannya."
1989
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuniarso K. Adi
Semarang: Departemen Pendidikan Nasional, 2000
738 YUN k (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Angger Prawitasari
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas penerapan pelestarian pada koleksi tua milik perpustakaan Museum Sejarah Jakarta. Pelaksanaan pelestarian dalam perpustakaan mencakup kegiatan kontrol kondisi lingkungan dan kondisi fisik koleksi tua perpustakaan. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Hasil penelitian menyarankan bahwa penggunaan alat serap air (dehumidifier) dapat membantu mengurangi permasalahan yang dihadapi dalam perpustakaan, yakni dapat mengurangi tingkat kelembaban udara dalam ruangan dan rak penyimpanan koleksi perpustakaan dan mempengaruhi kondisi seasaman dan kadar air pada kertas.

Abstract
This research discussed aabout the preservation for old manuscripts collection at the Museum History of Jakarta_s Library. The activities of preservationinclude, controlling of the area and physical condition of the old collections. This research used qualitative methodswith descriptive design on it. The result of this research is that dehumidifier can slove the library_s problem. Dehumidifier can reduce the humidity in the library_s room and the rack of collections. It allows to stabilize the acid and moisture in the paper though not in an effective time."
2010
S14859
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hirana Wahyu Mustiko
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh praktIk manajemen sumber daya manusia, seperti kompensasi, pengembangan karier dan pelatihan terhadap kinerja pegawai pada empat museum pemerintah provinsi DKI Jakarta, yaitu Museum Sejarah Jakarta, Museum Wayang, Museum Seni Rupa dan Keramik serta Museum Bahari).
Peneliti menggunakan teori Ivancevich untuk menggambarkan kompensasi, teori Gouzali untuk menggambarkan pengembangan karier, serta teori dari Simamora dan Chrerrington untuk menggambarkan pelatihan. Peneliti juga menggunakan teori dari James E Neal dan Mangkunegara untuk menggambarkan kinerja.
Metode penelitian ini menggunakan metode survey. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif eksplanatif dengan menyebarkan kuesioner terhadap 53 responden yang diambil dengan teknik sensus. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Analisis data menggunakan statistic inferensial yang meliputi koefisien korelasi dan regresi yang perhitungannya dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 16.0.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara kompensasi, pengembangan karier dan pelatihan terhadap kinerja. Serta terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama antara kompensasi, pengembangan karier dan pelatihan terhadap kinerja. Secara individu, pengaruh pengembangan karier dan pelatihan lebih besar daripada kompensasi terhadap kinerja.

The aim of these research is to analyze the human resource management practice such as compensation, career development and work training toward the HR performance at four public museum in DKI Jakarta province. Those museum are Jakarta History Museum, Wayang Museum, Fine Art and Ceramics Museum and Marine Museum.
Researcher applies the theory from Ivancevich to depict about compensation, the theory from Gouzali to depict career development and also the theory from Simamora and Cherrington to depict training. esearcher also applies the theory from James E. Neal and Mangkunegara to depict about performance.
This research applied survey method. The approach on these method which were applied in this research is quantitative-explanative approach by propagating the questionnaire to 53 respondens which were taken by a cencus technique. The data collection was done by using questionnaire whose validity and reliability have been tested. The analysis of data applies the inferential statistic, including the correlation coefficient and regression and uses the SPSS version 16.0.
The result of research shows that there are significant effect between compensation, career development and training towards work performance. And also the significant effect between compensation, career development and work training toward work performance. Individualy, career development and work training will have an effect toward work performace and it?s bigger than compensation affect toward the work performance."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
T29627
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>