Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 120206 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sijabat, Bigiata
"Istilah gapura berasal dari bahasa Sansekerta yaitu ghopuram. Gapura adalah pintu yang terdapat di pagar keliling suatu bangunan yang memiiiki halaman, sehingga berfungsi sebagai penghubung halaman tersebut Bingkai pintunya dibuat dengan ukuran besar, sehingga sekitar pintu tersebut merupakan bangunan tersendiri."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2002
S11508
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Esti Utami
"Pada bangunan-bangunan kuna yang mempunyai halaman serta pager berlapis-lapis biasanya akan ditemukan gapura atau pintu gerbang yang berfungsi sebagai pintu masuk maupun pintu penghubung antar halamannya. Bangunan-bangunan tersebut pada umumnya memakai gapura candi bentar sebagai pintu gerbang pertama kemudian untuk rnemaauki_ halaman kedua dan seterusnya digunakan gapura bentuk paduraksa. Penelitian gapura-gapura yang terdapat pada kompleks bangunan kraton Yogyakarta bertujuan untuk rnengetahui adanya hubungan antara bentuk gapura dengan bangunan_bangunan di sekitarnya, bagaimana bentuk hubungan tersebut serta untuk mengetahui hubungan antara bentuk gapura dengan keletakannya di dalam kompleks kraton. Adapun metode penelitian yang digunakan meliputi tahap pengumpulan data, pengolahan data dan tahap eksplanasi. Pertama-tama, dilakukan pengumpulan data kepustakaan kemudian ke-16 gapura kraton dicatat, diukur dan dipotret. Pada tahap pengalahan data dilakukan pemilahan-pemilahan bentuk serta ragam hias gapura kemudian dicari hubungan antara gapura dengan bangunan di sekitarnya. Pada tahap eksplanasi diadakan tinjauan bentuk, keletakan dan tinjauan kronologi gapura kraton. Hubungan antara gapura dengan bangunan-bangunan di sekitarnya terlihat pada persamaan penggunaan nama, bentuk asap tradisional rumah Jawa, ragam hias serta adanya penyelarasan bentuk serta ukuran antara gapura dengan pagar dan bangunan di dalamnya. Penerusan tradisi seni bangunan Hindu pada gapura-_gapura kompleks kraton Yogyakarta ternyata hanya terlihat pada bentuk gapuranya saja, yaitu dengan dikenalnya gapura candi bentar dan gapura paduraksa. Sedangkan pengaruh tradisi tentang bentuk dan ketetakan sudah tidak terlihat lagi karena gapura A dan gapura M yang merupakan pintu masuk pertama dari arah utara dan selatan memiliki bentuk paduraksa. Tata letak gapura tersebut mungkin terjadi akibat dari perkembangan jaman"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1993
S11849
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Martinnely, Dede
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2001
TA3554
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian terhadap nisan-kubur di kompleks Banten lama, bertujuan mandapatkan data kwantitatif dan kwalitatif. Kwalitatif ditekankan pada gambaran utama bentuk fisik yang jelas dan dapat dibedakan (clear and distinct), sedangkan kwantitatif, terutama populasi dari nisan kubur yang erat hubungannya dengan para tokoh sejarah. Dalam penelitian ini, pengkaitan terhadap latar-belakang filsafat yang prima, mengingat porsi yang wajar dari nisan-kubur, dalam arti (meaning), guna (using) dan kedudukan (function), dalam penelitian ini tidak dilakukan.Terlihat bahwa beberapa bentuk nisan-kubur tertentu, dipergunakan oleh golongan pameran dalam keagamaan maupun dalam bidang kenegaraan..."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1976
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gunawan
"Antara manusia dengan lingkungan agamanya terdapat hubungan yang linier sehingga pendekatan ekologi semakin dirasakan penting untuk memahami masalah ekologi. Pendekatan ekologi adalah pandangan yang mempersoalkan adanya hubungan timbal balik antara manusia berikut pengetahuan yang dimilikinya. Dengan upaya pengelolaan sumberdaya yang tersedia. Berdasarkan pandangan tersebut, dapat diperkirakan bahwa lingkungan yang berbeda akan mempengaruhi strategi adaptasi masing-masing kelompok masyarakat yang hidup didalamnya. Situs Banten Lama dan Situs Trowulan dijadikan daerah penelitian dengan alasan, (a) kompleksitas di kedua situs dapat dikatakan sama, yaitu situs kota, perbedaannya hanya kronologi, (b) kedua situs itu masing-masing meninggalkan data sumur, (c) belum adanya penelitian lintas budaya yang dilakukan oleh disiplin arkeologi. Pengumpulan data sebaran sumur di kedua situs ternyata tidak memperlihatkan adanya adaptasi langsung terhadap kedua lingkungan itu, mungkin lebih dekat dengan pola huni dan tata ruang tempat tinggal. Pengumpulan data bentuk dan ukuran sumur mungkin lebih dekat dengan banyaknya jumlah pemakai. Pengumpulan data mengenai bahan, di kedua situs terakota dipergunakan, kerang dan karang di Banten Lama dipergunakan karena lingkungan menyediakannya sedangkan di Trowulan tidak dipergunakan karena lingkungan tidak menyediakan. Pembuatan struktur dinding di Trowulan hanya untuk penguat dan Banten Lama untuk menyaring air laut. Perbedaan ketinggian muka air di kedua situs mungkin karena perbedaan ketinggian situs dari muka laut."
Depok: Universitas Indonesia, 1985
S11855
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gathut Dwihastoro
"Banten atau Banten Larva sekerang merupakan situs kepurbakalaan masa Islam. Bekas kota kesultanan Banten yang didirikan oleh Sunan Gunung Jati ini, masih tampak jelas pening_galannya, salah satunya: mesjid Kasunyatan. Mesjid ini dibangun pada masa pemerintahan Maulana Yusuf (1570-1580) dan putranya, Maulana Muhammad (1580-1596).Mesjid Kasunyatan terletak di desa Kasunyatan, kecamatan Kasemen, kabupaten Serang, Jawa Barat. Penelitian arkeologi pada situs kepurbakalaan Benten Lama sudah dimulai sejak tahun 1976. Baik yang dilakukan o_leh Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (Puslitarkenas), Fakultas Sastra UI, jurusan arkeologi, maupun oleh instansi atau lembaga terkait lain. Penelitian pada kompleks mesjid Kasunyatan yang bersifat pendahuluan ini, bertujuan untuk memberi gambaran sekilas dan sebagai sumbangan data bagi penelitian arkeologi di situs Banten Lama. Karena bangunan _mesjid dapat dikaitkan dengan kehidupan masyarakat di sekitarnya. Dari segi arsitekturalnya mesjid Kasunyatan menarik untuk dibahas, seperti: denahnya, ragam hias, gapura, dan a_tapnya yang berbentuk tumpang sebagai ciri bangunan mesjid kuno di Indonesia. Metode atau cara pendekatan yang digu_nakan dalam pembahasan di sini, adalah: (1) Kajian kepustakaan (2) Pengamatan obyek penelitian (langsung dan tak lang_sung), dengan melakukan mendeskripsian, membuat gambar, foto, peta dan sebagainya. (3) Wawancara kepada instansi yang terkait."
Depok: Universitas Indonesia, 1989
S11856
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1976
S11875
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pojoh, Ingrid Harriet Eileen
"Salah satu artefak yang hampir selalu ditemukan dalam penggalian arkeologis adalah artefak tanah liat. Salah satu jenis artefak tersebut adalah gerabah. Penelitian yang disertai analisis gerabah sudah banyak dilakukan, baik gerabah dari situs arkeologi prasejarah, Klasik, maupun Islam.
Hasil penelitian gerabah itu pun umumnya berupa uraian serta penjelasan tentang bentuk, bahan, fungsi, ragam hias, teknik pembuatan, dan semacamnya, seperti yang pernah dilakukan oleh I Made Sutayasa (1970; 1972), Gunadi Nitihaminoto (1970), Teguh Asmar (1973; 1975), Mundardjito (1978a), dan Wiwin Djuwita S (1978; 1979).
Salah satu situs arkeologi yang mengandung artefak gerabah di dalam tanahnya adalah Banten Lama, yang pernah menjadi salah satu kota pusat kerajaan Islam abad ke-16-8 di pantai utara Jawa Barat (peta 1). Kerajaan ini mencapai jaman keemasan dalam masa pemerintahan Sultan Agung Tirtayasa (1651---72), dan mulai mengalami kemunduran ketika Kompeni Belanda berhasil mempengaruhi serta menguasai putranya, yaitu Sultan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1981
S11802
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aswadi Syahri
Riau: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, 2007
930.1 ASW k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Judi Wahjudin
"Tesis ini membahas tentang konsep new museum, teori pendidikan, dan model eksibisi di museum. Penelitian dilakukan di Museum Situs Kepurbakalaan Banten Lama (MSKBL) yang terletak di Kawasan Cagar Budaya Banten Lama, Serang. Mengacu kepada konsep dan teori tersebut, maka untuk meningkatkan peran MSKBL dalam pendidikan sejarah dan kebudayaan Kesultanan Banten Lama sebagai identitas masyarakat Banten, museum ini secara kelembagaan harus mengubah tujuan, visi, misi, dan struktur organisasinya. Adapun teori pendidikan yang tepat adalah kontruktivisme, dengan pendekatan eksibisi tematis. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Data dikumpulkan dengan melakukan studi literatur dan observasi di lapangan. Hasil penelitian berupa penerapan konsep new museum di MSKBL.

The focus of this study is new museum concept, education theory, and exhibition model in museum. This study conducted in Old Banten Archaeological Site Museum's, Serang. Based on new museum concept, education theory, and exhibition model in museum, to enchane Old Banten Archaeological Site Museum's role in The Historical and Cultural Education of Old Banten Empire as Identity of Banten People, these institution must change vision, mission organizational structure. As for the theory that proper education is constructivism , with a thematic approach to exhibition. This research is qualitative descriptive interpretative. The data were collected by means of literature study and observation. Conclusion of research are application of new museum concept in Old Banten Archaeological Site Museum's."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2011
T29221
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>