Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 180656 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Viniya Metta
"Seni hias dibuat manusia sejak zaman prasejarah, yang antara lain dapat ditemui pada dinding-dinding gua, tulang, tembikar dan logam. Seni yang berkembang pada masa prasejarah bisa disebut sebagai seni prasejarah, dan bisa dipandang sebagai awal perkembangan kelahiran karya estetis yang dikaitkan dengan aturan-aturan tertentu. Motif hias seni prasejarah hadir di tengah-tengah kehidupan masyarakat masa prasejarah sebagai ungkapan perasaan yang diwujudkan dalam bentuk visual, dan proses penciptaannya tidak terlepas dari pengaruh lingkungan alam maupun lingkungan budaya. Salah satu bentuk seni yang berkembang pada masa prasejarah adalah motif hias, yang tidak hanya berkembang di wilayah Indonesia, tetapi juga di negara-negara yang terdapat di wilayah Asia Tenggara iainnya, dalam hal ini adalah Malaysia dan Vietnam. Motif-motif yang ada antara lain adalah motif hias geometris, motif hias fauna, motif hias manusia dan motif hias perahu. Dari analisis perbandingan, terlihat bahwa terdapat beberapa perbedaan, bahkan di Malaysia sejumlah motif tidak dikenal baik di media tanah liat maupun logam. Beberapa motif yang tidak terdapat di Malaysia antara lain adalah motif hias chevron, barisan empat persegi panjang, motif hias segi tiga dengan titik di antaranya, motif belah ketupat ganda, meander tegak, meander miring arah hadap ke kiri, recal citrante, motif huruf S, motif sulur gelung dan sepasang burung. Sementara di Indonesia dan Vietnam variasi motif lebih beragam. Hal-hal yang bisa dijelaskan sehubungan dengan hal tersebut adalah pertimbangan selera lokal yang berkembang di masyarakat prasejarah masing-masing wilayah. Faktor penentu penggambaran motif hias secara visual adalah, antara lain 1) kondisi geografis tempat masyarakat pendukung kebudayaan tersebut tinggal, 2) faktor kepercayaan dan 3) faktor teknis. Faktor teknis meliputi media bahan yang digunakan, apakah berupa tanah liat atau logam, lalu apakah permukaan bidang yang dihias rnerupakan permukaan yang datar atau melengkung. Sementara faktor geografis meliputi selera lokal yang berkembang di masyarakat pendukung kebudayaan di masing-masing wilayah."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2004
S12043
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mochamad Ariefianto
"Penelitian mengenai ragam hias perunggu prasejarah koleksi Museum Nasional Jakarta, bertujuan untuk mengetahui persebaran berbagai macam ragam hias dan keterat_uran-keteraturan yang ada pada benda-benda perunggu tersebut, serta hubungan antara suatu jenis ragam hias dengan benda-benda perunggu itu sendiri. Pengumpulan data dilakukan terbatas terhadap benda perunggu prasejarah ber_hias koleksi Museum Nasional Jakarta. Kemudian masing-masing hiasan tersebut dikumpulkan dan dikelompokkan ke dalam kelas-kelas tertentu, yang untuk selanjutnya dilihat persebaran serta gejala-gejala yang muncul di dalamnya. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ragam hias geometris terdapat pada setiap jenis benda perunggu prasejarah, sedangkan teknik hias yang banyak dipergunakan pada hampir disetiap jenis benda perunggu prasejarah adalah teknik hias cetak."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S11952
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Patmiarsi Retnaningtyas
"Penelitian mengenai ragam hias pada talan yang terbuat dari bahan logam, telah dilakukan di Museum Nasional Jakarta. Tujuannya adalah untuk memerinei bentuk, khususnya bagian tepian dan jenis-jenis hiasan, termasuk variasinya, melihat ada tidaknya kaitan antara bentuk dan hiasan, dan melihat kemungkinan ragam bias digunakan sebagai penunjang penggunaan talam. Pengumpulan data dilakukan dengan mengamati bentuk talam secara keseluruhan, yang meliputi bentuk dan hiasan. Pengamatan terhadap bentuk, terutama dituliskan pada bagian tepian, karena bagian inilah yang dapat digunakan untuk membedakan bentuk talam. Pengamatan atas ragam hias didasarkan pada hiasan utama yang dapat dijumpai di tengah permukaan talam. Hiasan ini terdapat dalam suatu lingkaran yang dikelilingi oleh hiasan, geometris atau bidang-bidang melingkar yang berisi hiasan tanaman maupun binatang.
Hasil yang diperoleh dari pengamatan tersebut adalah bentuk tepian talam dapat dibedakan atas 4 tipe, yaitu ti_pe I memiliki dinding miring dengan bibir yang mendatar ke arah luar, Tipe II memiliki dinding tegak dengan bibir tepian sedikit mengkung ke dalam, Tipe III memiliki dinding gang berlekuk-lekuk ke arah luar, dan Tipe IV memiliki dinding miring dengan bibir tepian mendatar ke arah dalam. Sedang ragam hias dapat dibatasi atas 8 jenis hiasan uta_ma dengan 50 variasi. Hiasan utama itu terdiri dari hiasan manusia, hewan, tanaman, jambangan, geometris, gabungan hewan-tanaman, gabungan tanaman-jambangan, dan gabungan hewan-tanaman-jambangan. Pada beberapa jenis hiasan tampak memiliki kaitan dengan bentuk tepian talam. Hal ini dapat terlihat dari ko_relasi yang dilakukan atas kedua unsur tersebut. Tipe I kebanyakan memiliki hiasan gabungan tanaman-jambangan, khususnya pada jambangan, Tipe II kebanyakan memiliki hiasan hewan, khususnya sanktia, yang meliputi hiasan tunggal maupun gabungan, dan Tipe IV kebanyakan memiliki hiasan tanaman, khususnya ceplok bunga. Tipe III belum dapat memberikan petunjuk yang berarti, karena hanya terdiri dari 2 talam, sedang masing-masing talam memiliki hiasan yang berbeda. Hiasan pada talam mungkin dapat digunakan sebagai petunjuk penggunaan talam, Hal ini dapat ditunjukkan oleh beberapa hiasan yang memiliki makna khusus. Makna ini menjadikan suatu hiasan tidak hanya digunakan sebagai unsur dekoratif raja, tetapi juga sebagai petunjuk untuk mengetahui penggunaan talam yang memiliki hiasan tersebut."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Wartika
"ABSTRAK
Penelitian dilakukan pada gelang batu koleksi Museum Nasional Jakarta yang berjumlah 62 buah. Penelitian tidak dimaksudkan untuk membahas fungsi, oleh karena itu definisi gelang dalam penelitian ini berbeda dengan definisi gelang secara umum.. Gelang yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu benda berbentuk lingkaran dengan lubang di bagian tengah yang mempunyai diameter dalam, diameter luar dan ketebalan yang bervariasi.
Bila diamati gelang batu koleksi Museum Nasional Jakarta (MNJ) memperlihatkan keragaman bahan, bentuk, ukuran dan teknik buat, hal ini menimbulkan pertanyaan, bagaimana bentuk (inti, lubang, penampang) gelang, ukuran, bahan dan teknik buat gelang batu koleksi MNJ. Untuk menjawab permasalahan tersebut digunakan tahap-tahap penelitian sebagai berikut: 1) Pengumpulan data (observasi) dengan cara studi kepustakaan dan pengamatan langsung pada benda 2) Pengolahan data (deskripsi), dilakukan analisis dengan metode klasifikasi taksonomi, sehingga mernpermudah pembentukan tipe, sub tipe dan variasi 3) Penafsiran data (eksplanasi), dilakukan pentipologian berdasarkan atribut kuat yang diperoleh, selanjutnya dilihat akan adanya hubungan antara bentuk, bahan dan teknik buat.
Dari hasil penelitian ini diperoleh antara lain keragaman bahan, yaitu kalsedon, agat, jaspis, andesit dan kaca vulkanik. Keragaman bentuk penampang yang menjadi atribut kuat, yaitu bentuk penampang kubus, persegi panjang, segitiga, segilima tidak beraturan, bulat dan setengah bulat. Keragaman teknik buat antara lain adanya pemboran satu muka, dua muka, campuran dan pahatan.
Lebih jauh lagi diperoleh adanya hubungan antara bentuk, bahan dan teknik buat. Bentuk kubus dibuat dari batuan kalsedon dan andesit dengan teknik buat campuran, bentuk persegi panjang terbuat dari batuan kalsedon dengan teknik pemboran satu muka, bentuk segitiga terbuat dari batuan kalsedon dan kaca vulkanik dengan teknik pemboran satu muka, bentuk bulat terbuat dari batuan andesit dengan teknik pemboran campuran, bentuk setengah bulat terbuat dari batuan kalsedon, agat dan jaspis dengan teknik pemboran dua muka, bentuk segilima terbuat dari batuan jaspis dengan teknik pemboran dua muka.

"
1995
S11756
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yeni Purnaeni
"ABSTRAK
Penelitian mengenai ragam hias kain dilakukan berdasarkan ragam hias kain pada arca-arca batu di Museum Nasional Jakarta ( MNJ ). Tidak seluruh dari arca batu koleksi museum ini yang mempunyai ragam hias pada kainnya, hanya beberapa kain arca batu yang berasal dari Jawa Tengah dan Jawa Timur yang mempunyai ragam hias. Hal inilah yang menjadi satuan pengamatan pokok.
Dari hasil pengamatan terhadap ragam hias yang terdapat, diketahui ada beberapa tipe dan variasinya. Meskipun demikian masih dapat terlihat persamaan pada bentuk dasarnya. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah ada kaitan antara ragam hias pada kain arca dengan ragam hias batik, untuk mengetahui ragam hias apa saja yang digambarkan atau dipahatkan pada arca dan juga untuk mengetahui simbol atau lambang apa yang terkandung pada ragam hias dan kaitannya dengan status seseorang.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan klasifikasi taksonomi, yang bertujuan untuk membentuk tipe dan kemudian menggunakan data kepustakaan hal ini disesuaikan dengan apa yang terdapat pada kain batik.
Hasil dari penelitian ini dapat diketahui bahwa ragam hias yang terdapat pada kain arca setelah disesuaikan dengan ragam hias pada kain batik ternyata mempunyai persamaan dalam penggambaran bentuk pola dasarnya.
Dari bentuknya, ragam hias ini mempunyai persamaan dengan ragam hias jenis kawung, ceplokan, swastika (banji), ragam hias pinggiran tumpal dan udan liris pada kain batik. Ragam-ragam hias ini mengandung suatu arti perlambang (simbol) yang penting, sehingga kain dengan ragam hias ini khusus dipahatkan pada arca yang merupakan perwujudan seseorang. Pemakaian kain dengan ragam hias tertentu ini disebut ragam hias larangan pada kain batik. Di mana hanya kaum ningrat saja yang boleh memakainya, karena perkembangan zaman tirnbul hal yang menyebabkan teriadinya pergeseran di mana arti perlambang tidak lagi dianggap penting sehingga siapa saja baleh memakai ragam hias tertentu tanpa ada peraturan yang melarangnya.

"
1990
S11915
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Roby Irsyad
"
ABSTRAK
Penelitian yang dilakukan adalah mengkaji ikonometri terhadap 14 arca Ganesa perunggu koleksi Museum Nasional Jakarta. Semua arca berasal dari pulau Jawa.
Metode dalam penelitian ini adalah metode yang umum digunakan di dalam penelitian arca. Metode tersebut meliputi deskripsi yaitu melakukan pendataan terhadap arca yang diteliti. Deskripsi yang dilakukan dititikberatkan kepada deskripsi ikonometri. Kemudian dari hasil deskripsi ikonometri tadi dilakukan perbandingan dengan ikonometri arca-arca Ganesa di India berdasarkan kitab_-kitab agama yang memuat aturan ikonometri arca Hindu India khususnya arca Ganesa. Dari hasil perbandingan ini diketahui apakah aturan ikonometri India digunakan dalam membuat arca Ganesa perunggu Jawa.
Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa para silpin Jawa Kuna yang membuat arca ini tampaknya mengenal aturan ikonometri India. Hal ini tampak dari diterapkannya aturan proporsi India pada pembuatan arca-_arca ini terutama sekali aturan proporsi utama yang meliputi tinggi dada, tinggi perut sampai dengan tinggi alas kaki, dan rentang kaki di antara dua lutut. Aturan ukuran proporsi yang masuk golongan minor hanya beberapa yang diterapkan oleh para silpin Jawa Kuna.
"
1998
S11901
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Achmad Sagittaryan
"Ikonografi. Membahas keakuratan ikonografi 4 arca perunggu Siva Mahadewva Koleksi Museum Nasional Jakarta terhadap kitab pedoman pembuatan arca yang berasal dari India. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Pada dasarnya 4 arca Siva Mahadeva yang berukuran besar telah memenuhi ketentuan-ketentuan mayor yang ada pada kitab pedoamn pembuatan arca yang berasal dari India namun masih terdapat penyimpangan pada ukuran minornya dan juga memperkuat keberadaan sekte Saiva pada masa awal masuknya pengaruh India di Jawa Tengah"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2010
S11540
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
R.A. Teguh Harisusanto
"ABSTRAK
Tempayan keramik adalah sebuah wadah yang umumnya terbuat dari tanah fiat, batuan atau campuran keduanya; bentuknya tinggi dan membesar di bagian badannya. Pemakaian Tempa_yan keramik mempunyai kurun waktu yang begitu panjang, yai_tu sejak masa prasejarah, masa pengaruh agama Hindu-Budha, masa pengaruh agama Islam, masa pengaruh Kolonial dan bahkan pemakaian tersebut masih berlanjut sampai sekarang.
Kurun waktu yang begitu panjang dilalui oleh tempayan keramik, tentunya akan mempengaruhi perkembangan tempayan keramik tersebut dari waktu ke waktu, baik dari segi bentuk, hiasan, glasir maupun ukuran. Tidaklah berlebihan jika me-ngatakan, bahwa koleksi Museum Nasional Jakarta cukup mewah ntuk melihat perkembangan tempayan keramik dari waktu ke waktu, yang meliputi bentuk, hiasan, glasir dan ukuran.
Pemerian terhadap tempayan-tempayan keramik dilakukan untuk mengenali setiap atribut yang terdapat dalam tempayan keramik tersebut serta mengklasifikasikan atribut kedalam tipe dan' variasi. Atribut bentuk dijadikan dasar klasifikas i tipologi, karena tempayan keramik yang dikaji semuanya utuh. Sedangkan atribut hiasan, glasir dan ukuran dijadikan sebagai variasi tipe.
Analisa tempayan keramik dilakukan dengan mengkorela_sikan atribut bentuk dengan atribut lainnya, yaitu atribut hiasan, glasir dan ukuran. Bari setiap tipe terdiri dari sejumlah variasi, baik yang berupa variasi hiasan, glasir maupun ukuran.
Pada tahapan akhir dilakukan penafsiran atas data yang dikaji, dengan melakukan korelasi terhadap setiap tipe ben_tuk beserta variasi-variasinya dengan penjaman dan tempat asal pembuatan keramik itu. Penentuan jaman dan tempatt asal berlandaskaa kepada sejumlah atribut terbanyak, yang mengacu kepada jaman dan tempat asal pembu_atan dari tempayan-tempayan keramik tersebut.
Kajian lain yang mendukung analisa adalah tinjauan umum Tempayan yang terdiri dari Perkembangan Tempayan, Masuk_nya Tempayan Asing di Indonesia serta Tempayan dalam Sumber Sejarah.

"
1990
S12024
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widya
"Arkeologi merupakan ilmu yang mempelajari manusia masa lalu, tingkah laku manusia masa lalu, dimulai dari masa terdahulu hingga saat ini. Satu dari empat tujuan arkeologi adalh memeelihara dan mengawetkan benda peneninggalan masa lalu untuk generasi yang akan datang. Prassasti merupakan benda arkeologi sekaligus benda cagar budaya.Banyak prasasti berbahan batu dikumpulkan dan disimpan di Mueum Nasional Jakarta (MNJ) ...

Archaeology is study of human past, of human behavior, from the earlist times riht up the present. One of four goals of archaelogy is to preserve and to conserve the material remain for the future generation. Inscription is one of archaelogy remain also cultural heritage. Many inscriptions, made from stone, was collect and kept at Nasional Museum, Jakarta."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S12083
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Herna Lestari
"Menurut mitologi Hindu Harihara adalah satu bentuk Siva dan Vishnu dalam satu tubuh. Siva digambarkan pada sisi sebelah kanan dan Vishnu di sisi sebelah kiri. Harihara hadir untuk meredakan perselisihan yang terjadi antara penganut Sivaisme dengan penganut Vishnuisme yang jumlahnya cukup dominan di India. Perselisihan itu terjadi karena masing-masing penganut berusaha menunjukkan bahwa dewa utama yang mereka puja lebih 'hebat' dari dewa lainnya. Penelitian ikonografi dan gaya seni arca Harihara Jawa koleksi Museum Nasional Jakarta bertujuan untuk menguraikan ciri-ciri khan arca Harihara, bagaimana bentuk penggambarannya, adakah perbedaan penggambaran antara arca yang berasal dari Jawa Tengah dengan arca yang berasal dari, Jawa Timur, serta adakah persamaan dan perbedaan dengan arca Harihara di India.
Seluruh arca Harihara yang diteliti merupakan koleksi Museum Nasional Jakarta. Ada 11 arca koleksi Museum Nasional Jakarta yang diidentifikasikan sebagai arca Harihara, terdiri dari 10 arca berasal dari Jawa Timur dan 1 dari Jawa Tengah. Arca-arca tersebut dipotret dan diukur untuk kemudian dilakukan pemerian dengan menggunakan Model Deskripsi Arca Tipe Tokoh (Sedyawati 1983). Kajian kepustakaan yang digunakan berupa tulisan-tulisan yang secara langsung atau tidak berkaitan dengan objek yang dibahas. Kitab-kitab agama Hindu yang berkenaan dengan data ikonografi, ikonometri dan mitologi, tidak digunakan kitab-kitab aslinya, melainkan basil kutipan dan terjemahan dari kitab-kitab tersebut yang telah diterbitkan.
Hasil dari penelitian tersebut diketahui bahwa pengarcaan Harihara koleksi Museum Nasional Jakarta dari Jawa Timur ber-beda dengan dari Jawa Tengah. Arca Harihara Jawa Tengah dapat dikatakan mempunyai ciri-ciri yang lebih mendekati kesamaan dengan arca Harihara di India dibandingkan dengan Jawa Timur. Ciri-ciri yang biasa ditemukan pada arca Harihara, seperti sikap berdiri samabhanga, mahkota berbentuk sebelah kanan kirilamakula dan sebelah kiri jamalakuta, tangan kanan memegang Laksana Siva dan tangan kiri memegang Laksana Vishnu, dan di samping kanan dan kiri arca terdapat vaharaa berupa Nandi dan Garuda, dijumpai pada arca Harihara Jawa Tengah. Sedangkan pada arca Jawa Timur ciri-ciri yang pada umumnya dijumpai adalah sikap berdiri dan Laksana yang dipegangnya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S11805
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>