Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 92558 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Maria Theresia Naniek Harkantiningsih
"Maksud tulisan ini ialah untuk menyajiran hasil penelitian keramik di Banten tahun 1978. Penelitian tentang keramik Banten pernah dilakukan pada tahun 1976 dan meng_hasilkan karya berjudul Keramik di Situs Arkeologi Banten: Suatu Pembahasan Data Ekskavasi 1976 (Ongkodharma 1978). Penelitian tahun 1976 dititikberatkan pada peranan keramik dalam arkeologi, terutama tentang pertarikhan yaitu menarikhi situs, himpunantemuan, dan lapisan tanah , dan kesimpulannya ialah memperkuat berita tertulis penitimangsaan Banten Lama. Penelitian kali ini menggunakan data keramik yang ditemukan dalam penelitian tahun 1978, yaitu di situs Pabean Banten. Keramik masa lampau adalah salah satu peninggalan Purbakala yang merupakan data penting ditinjau dari sudut penelitian arkeologi, dan merupakan artefak yang tidak cepat hancur dinakan usia, walaupun beratus-ratus tahun lamanya tersimpan di dalam tanah. Sifat tahan lama inilah yang amat menguntungkan para peneliti arkeologi. Selain itu, dibandingkan dengan gerabah, mempunyai cirri-_ciri yang dapat di pergunakan untuk mengetahui jaman pem_buatannya dan negara asal keramik tersebut."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1980
S11792
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ati Mulyawati
"Penelitian mengenai keramik di situs Astana Gunung Jati Cirebon telah dilakukan sejak tahun 1987 hingga 1989. Tujuannya ialah untuk mencari keterangan mengenai penggunaan keramik sebagai hiasan pada bangunan-bangunan kuna di daerah Cirebon, mengetahui populasi, persebaran, serta fungsi dari keramik-keramik yang terdapat di situs Astana Gunung Jati, serta mencoba mengetengahkan keramik-keramik itu dengan peranan kesultanan Cirebon pada masa lalu. Pengumpulan data dilakukan melalui studi kepustakaan dan studi lapangan. Studi Kepustakaan meliputi kepustakaan mengenai keramik itu sendiri serta kepustakaan mengenai latar sejarah Cirebon. Studi lapangan meliputi survey pada situs tersebut dan wawancara yang dilakukan baik terhadap ahli-ahli, keramik maupun terhadap para pejabat yang bertugas di daerah tersebut.
Hasilnya menunjukkan bahwa keramik-keramik tersebut berjumlah sebanyak 8212 buah, terdiri dari berbagai bentuk dengan piring merupakan jumlah terbanyak (79,31%). Ditinjau dari segi asal tempat pembuatannya kebanyakan keramik-keramik tersebut berasal dari berbagai negara di kawasan asian dengan Cina menempati posisi negara terbanyak {67,28%). Dari segi masanya paling banyak berasal dari abad 18-20 (97,80%). Sehingga dapat dikatakan keramik-keramik tersebut merupakan keramik baru.
Dari segi fungsinya dapat dikatakan keseluruhannya berfungsi sebagai hiasan bangunan (98,82%) walau ada pula yang mempunyai fungsi lain. Kedatangan keramik di situs ini dapat dikatakan secara bertahap dan berkesinambungan (dari periode ke periode). Akan tetapi peletakan keramik-keramik tersebut tidak dapat digunakan sebagai penentu usia bangunan di situs tersebut, oleh karena tidak teraturnya pemasangan benda-benda keramik tersebut (keramik dari periode yang lebih tua disejajarkan dengan keramik dari periode yang lebih muda)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1989
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Penulis mengambiljudul skripsi ini ialah karena sampai sekarang data keramik di Indonesia belum dikumpulkan dan diolah berdasakan metode dasar arkeologi, serta belum digunakan semaksimal mungkin seuai dengan tujuan dan teori arkeologi. Padahal menurut keyakinan kami, keramik dapat digunakan untuk membantu memecahkan berbagai masalah arkeologi, misalnya dalam hal: menggali situs, menggali strata, menggali temuan serta, menerangkan fungsi himpunan, memberikan petunjuk tentang status sosial, melukiskan pola persebaran keramik dalam wilayah ertentu dan menggambarkan beberapa hal mengenai perekonomian masa lalu..."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1978
S11873
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendarto Wangsadidjaja
"Penelitian terhadap makam-makam kuno, terutama nisan_nisannya telah lama menarik perhatian para peneliti. James Deetz dan Edwin N. Dethlefsen merupakan dua orang dari banyak peneliti yang tertarik pada nisan-nisan kuno. Banten sebagai sebuah pelabuhan internasi onal pads abad ke-16-19 N memiliki cukup banyak nisan-nisan yang dapat diteliti, baik nisan-nisan dari masyarakat muslimnya, Eropa/Kristen, maupun masyara_kat Cinanya. Masyarakat Cina sebagai masyarakat minoritas pa_da waktu itu diketahui cukup berperan besar dalam bidang eko_nomi dan kebudayaan. Sejauh manakah nisan-nisan Gina yang tersisa di Banten sekarang dapat menggambarkan peranan dan kehidupan mereka masih merupakan permasalahan yang dapat te_rus diteliti. Bentuk dan jenis bahan nisan, gaya penulisan inskripsi, keteraturan pola-pola ben_tuk redaksi yang digunakan merupakan tujuan dasar penelitian nisan di Banten, yang dapat diterus_kan lebih lanjut dengan pertanyaan: seberapa jauh nisan-ni_san tersebut dapat menggambarkan kehidupan orang-orang yang ditandainya. Jawaban-jawaban pertanyaan tersebut akan membe_rikan gambaran tentang peranan orang-orang Cina dalam peme_rintahan dan masyarakat Bnaten waktu itu, keterpengaruhan budaya dan ketaatan pada pemerintah di negeri leluhur/asal. Tujuan penelitian tersebut dapat didekati dengan memakai metode: pengumpulam data lapangan berupa observasi dan des_kripsi nisan, membandingkannya terhadap data-data kepustakaan tentang nisan di Cina, dan kepustakaan tentang sejarah, ma_syarakat dan kepercayaan orang-orang Cina dan orang-orang Banten khususnya dan Indonesia umumnya, pada saat kedatangan, menetap dan meninggalnya mereka. Pengetahuan bahasa dan aksa_ra Cina adalah diperlukan, dan dengan bantuan kamus-kamus da_patlah dibaca dan diartikan inskripsi pada nisan-nisan itu. Bantuan nara sumber juga dibutuhkan sebagai pelengkap dari kurangnya sumber-sumber kepustakaan. Penelitian nisan-nisan Cina di Banten pada akhirnya sam_pal pada kesimpulan bahwa nisan-nisan memakai angka tahun yang berlaku di Cina, jenis bahan tidak mewah sekalipun penu_lisan inskripsi beberapa nisan sangat baik, dan pola-pola re_daksi yang digunakan mirip dengan di Gina. Beberapa jabatan sosial kemasyarakatan menampakan peran serta dalam masyarakat. Pemakaian kata tertentu dan penunjuk daerah pada nisan membe_rikan sedikit gambaran asal dan penyebaran migrasi dan perda_gangan dengan daerah Banten. dengan adanya penelitian lain yang lebih lanjut diharapkan makin sempurna dan lengkap ke_simpulan dan manfaat penelitian sejenis, bagi penyusunan se_jarah dan perkembangan ilmu arkeologi."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1991
S11868
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ulaan, Anastasia Christina Pingkan
"ABSTRAK
Tembikar adalah benda-benda yang dibuat dari tanah lempung yang dibakar pada suhu yang cukup tinggi, merupakan salah satu alat yang dipakai dalam kehidupan manusia, sebagai wadah penyimpanan, alat mengolah makanan, alat upacara ritual dan sebagai wadah kubur. Tembikar merupakan hasil teknologi yang universal dan dikenaI hampir di seluruh bagian dunia. Penelitian ini berusaha mengidentifikasikan tembikar dari Desa Muak, KPK Batang Merangin, Kabupaten Kerinci, Propinsi Jambi, karena dikhawatirkan pada masa yang akan datang data tembikar ini tidak ada lagi. Dari hasil pengamatan tidak dapat dihasilkan penamaan wadah tembikar karena terbatasnya data, namun diketahui bahwa tembikar dan Desa Muak ini dibuat dengan teknik pijit dan dibentuk dengan teknik tatap-pelandas serta dihias dengan teknik tekan, teknik gores dan teknik tempel. Pembakaran tembikar ini juga masih sangat sederhana.

"
1996
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1996
S11522
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Lake area , such as Klakah , Ranu Gedang and Ranu Segaran , is the past settlements area which occupied by people since the neolithic period which were marked by the use of square pickaxe artifact. Activity in ranu region continu until the next period which is characterized by the existence of megalithics monuments, the remains of on old temple, and tomb from the early days of the entry of Islam, even now, the location of ancient settlements are still used as a residential location."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Widiati
"Keramik kuno merupakan salah satu jenis benda yang diproduksi oleh manusia masa lalu untuk memenuhi berbagai kebutuhan mereka di dalam hidupnya. Pada prinsipnya pengertian keramik adalah setiap benda yang dibuat dari tanah liat, dan yang kemudian dibakar untuk memenuhi fungsinya. Pengertian dari istilah tersebut mancakup tiga macam benda yang dalam kepustakaan arkeologi dikenal sebagai: (1) "porselin" (porcelain), (2) "bahan-batuan" (stoneware), dan (3) "tembikar" (earthenware) (Ayat rohaedi et al. 1978:83; McKinnon et al. 1991). Porselin dan bahan-batuan dapat dibedakan secara tegas dengan tembikar karena kedua jenis benda keramik yang disebut terdahulu pada umumnya mempunyai beberapa ciri utama yaitu: benda tersebut dibuat dari bahan dasar tanah liat berwarna relatif putih yang dicampur dengan bahan-batuan tertentu (petuntze); permukaannya dilapisi dengan lapisan glasir; dan dibakar dengan suhu tinggi antara 1150° hingga 1350° C. Sementara tembikar memiliki beberapa ciri utama yang berbeda yaitu: benda dibuat dari bahan dasar tanah liat (biasa) yang dicampur dengan pasir, atau pecahan kerang, atau sekam pada permukaannya tidak dilapisi dengan lapisan glasir, dan dibakar dengan suhu rendah sekitar 900° C.
Oleh sebagian orang di Indonesia keramik berglasir sering disebut sebagai "keramik asing" (Ridho 1977, 1980, 1984; Hadimuljono 1980, 1985), sebaliknya tembikar disebut sebagai "keramik lokal". Kedua istilah tersebut untuk pertama kalinya muncul dalam penelitian yang dipimpin oleh Teguh Asmar dan B. Bronson di Rembang (Asmar et al. 1975). Dalam rangka kegiatan penelitian situs-kota oleh Indonesian Field School of Archaeology (IFSA) di Trowulan yang dipimpin oleh Mundardjito dan J. Miksic diputuskan bahwa istilah keramik mencakup pengertian dari ketiga macam benda seperti tersebut di atas (Mundardjito et al. 1992). Bagi para peneliti masa prasejarah Indonesia, istilah keramik lokal sering disebut sebagai "gerabah" (Soegondho 1993, 1995) atau juga sering disebut "kereweng" jika ditemukan dalam bentuk pecahan seperti dalam penelitian di Ratubaka (Asmar dan Bronson 1973). Namun beberapa hasil penelitian menyimpulkan bahwa tidak semua benda tembikar atau gerabah adalah keramik lokal yang dibuat di Indonesia. Ada di antara himpunan benda tembikar itu merupakan barang impor atau yang dibuat di luar Indonesia (Miksic dan Tack 1988, 1992). Pengertian keramik dalam tesis ini mencakupi "keramik berglasir" dan "keramik tidak berglasir" yang keduanya dapat dipastikan berasal dari luar Indonesia dan merupakan barang impor.
Berdasarkan ciri-ciri fisik yang tampak pada keramik-keramik tersebut dapat diindentifikasi asal daerah pembuatannnya dan pertarikhannya. Keramik-keramik impor yang ditemukan di Indonesia berasal dari berbagai negara seperti: Cina, Asia Tenggara (antara lain Thailand, Vietnam, dan Khmer), Timur Tengah, Jepang, dan Eropa (seperti Belanda, dan Jarman). Di antara negara-negara penghasil keramik tersebut, keramik dari Cina merupakan temuan yang paling banyak (de Flines 1969; Ridho 1993/94:20). Sementara itu cara memberi pertarikhan (dating) atas benda keramik ditemukan oleh masa pemerintahan dinasti-dinasti Cina, yang tahun awal dan akhir kekuasaannya dapat diketahui. Tarikh tertua dari keramik yang pernah ditemukan di Indonesia diketahui dari masa dinasti Han yang berkuasa di Cina tahun 202 SM hingga 202 M (Ridho 1977). Namun yang banyak ditemukan di Indonesia terutama keramik-keramik yang dibuat dari masa sesudahnya, yaitu dari masa dinasti Tang (abad VII-X), Lima dinasti (abad X), dinasti Song (abad X-XIII), dinasti Yuan (abad XIII-XIV), dinasti Ming (abad XIV-XVII), dan terakhir dinasti Ching."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2003
T12558
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Trisiono
"ABSTRAK
Penelitian ini rnembahas peluru-peluru dari daerah Banten Lama koleksi Museum Situs Kepurbakalaan Banten Lama. Tujuannya untuk menyusun tipologi peluru-peluru tersebut, dan untuk mengidentifikasi jenis-jenis senjata yang digunakan di Banten Lama pada masa lalu (abad XVI-XIX masehi).
Metode yang digunakan adalah dengan cara memilah peluru-peluru tersebut berdasarkan ukuran diameter, berat, dan bahan yang digunakan. Korelasi ketiga variabel selan_jutnya digunakan untuk menyusun tipologi peluru Banten Lama ini. Untuk identifikasi senjata, dilakukan dengan cara membandingkan ukuran diameter peluru dengan ukuran kaliber senjata-senjata api yang terdapat di Museum Nasional Jakarta, dan Museum Fatahiliah Jakarta.
Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa peluru-peluru dari Banten Lama dapat dikelompokkan ke dalam lima tipe peluru dengan beberapa sub tipe. Sementara dari hasil perbandingan antara ukuran diameter peluru dan kaliber senja_ta serta dihubungkan dengan data sejarah Banten, dapat di_simpulkan bahwa peluru-peluru tersebut digunakan tidak ha_nya untuk senjata api kaliber kecil (pistol dan senapan), tetapi juga untuk senjata kaliber besar, yaitu meriam.

"
1990
S11978
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Untung Suprapto
"Karangan yang membahas masalah arkeologi Islam, terutama yang berpangkal kepada seni bangunannya belum banyak. Demikian pula mengenai kepurbakalaan Islam di Kecamatan Kota Gede. DR. S.A Buddingh pada th'1839 membuat artikel singkat, dan diberinya judul Pasar Gede ( S.A Buddingh 1839:45-46 ). Tahun 1913, Dinas Purbakala mengadakan peninjauan ke bekas kerajaan Mataram di Kota Gede ( OV 1913 (2) :43 ). Dua tahun kemudian, kembali Dinas Purbakala mengadakan peninjauan ke makam raja-raja Kota Gede, dan melakukanpemo_tretan pintu makam tersebut ( OV 1915 (3) :120-121 ). Pada th 1916, orang Indonesia yang bernama Notosoeroto menulis artikel tentang batu keramat yang terdapat di Kota Gede. Artikel ini disertai gambar-gambar batu yang dianggap keramat itu ( Notosoeroto 1916-1917:318-320 ). Pada th 1926 van Mook, seorang sarjana Belanda membuat karangan mengenai Kota Gede. Tetapi karangan van Mook ini membahas masalah perkotaan di Kota Gede, terutama segi kemasyarakatannya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1982
S11906
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>