Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 64191 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Harjanto
"Pembicaraan skripsi ini menggunakan tiga teori: - teori Sonoritas dari Heffner - teori Penonjolan dari Daniel Jones - teori Denyut nafas dari Stetson Dari ketiga teori tersebut, ternyata hanya teori Sonoritas dari Heffner yang dapat dipergunakan, karena telah banyak ahli lingguistik Indonesia antara lain Gorys Keraf, Verhaar, Samsuri yang menggunakan sonoritas sebagai penanda suku kata. Teori Denyut napas dapat dipakai untuk menunjang penganalisaan pengucapan kata berafiks..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1982
S10958
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sita damajanti
"ABSTRAK
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan terhadap kata-kata pinjaman asal BP yang sudah menjadi kosa kata BI, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:Sebagitn dari kata-kata pinjaman asal BP yang sudah menjadi kosa kata BI memang mengalami perubahan makna. Perubahan maknanya berupa penyempitan,perluasan dan perubahan makna seluruhnya.Kata-kata pinjaman BI asal BP yang mengalami perubahan makna lebih banyak jumlahnya dibandingkan kata-kata pinjaman BI asal BP yang tidak mengalami perubahan makna. Hal ini terlihat dari persentase jumlah yang tercantum di bawah ini. Kata-kata yang tidak mengalami perubahan makna persentasenya 42,19 % dan kata-kata yang mengalami perubahan makna persentasenya 57,81 %. Kata-kata pinjaman yang mengalami perubahan makna persentasenya sebagai berikut: penyempitan (75,68 %), perluasan

"
1984
S14518
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novi Chrisfandiari
"Bahasa Belanda mengenal berbagai macam bentuk jamak berupa sufiks seperti _en, -s, -eren (asli Belanda) dan sufiks sufiks pinjaman (antara lain -i, -a, -es dan lain sebagai_nya) dalam kata-kata pinjaman. Telah banyak para ahli yang membahas pembentukan jamak ini, namun masing-masing dengan sudut pandang yang berbeda. Dalam skripsi ini dibahas tiga buah artikel dari hasil tulisan Car Hoppenbrouwer, Van Haeringen, dan yang terdapat dalam buku tata bahasa umum bahasa Belanda (ANS). Mengingat bahasa Belanda termasuk bahasa yang dinamis, maka diperlukan suatu kaidah yang dapat digunakan dalam pembentukan jamak kata benda bahasa Belanda untuk kata-kata yang baru muncul. Untuk mempermudah pembahasan hal ini diperlukan sebuah skema kaidah dan sebuah tabel berupa contoh-contah kata benda untuk pengujian. Hasil dari pengujian akhirnya kami cocokkan dengan kata-kata yang sama yang terdapat dalam kamus umum bahasa Belanda Van Dale sebagai bahan perbanding."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1990
S15889
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasibuan, Namsyah Hot
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Djaenal Hoesen Koesoemahatmadja
Bandung: Alumni, 1978
352 DJE p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
B. Nugroho Budipriyanto
"Bahasa Indonesia memiliki banyak keanekaragaman kata bentukan. Hal ini menyulitkan pemakai yang akan mencari kata atau pengertian tertentu dalam suatu basisdata teks yang besar, karena kata yang dimaksud oleh pemakai tersebut bisa berada dalam beberapa bentuk. Misalkan bila kita akan mencari kata tanya, maka kata Ini bisa dalam kata bentukan bertanya, ditanya, pertanyaan, mempertanyakan, tanya-jawab, dan mungkin masih ada kata bentukan lain dan kata tersebut. Memang dalam paket basisdata teks bisa saja pemakai yang bersangkutan menggunakan teknik pencarian dengan eliminasi, yakni memasukkan frasa 'tanya' untuk menemukan kata yang dimaksudkan. Namun hai ini tidak selalu dapat memenuhi keinginan pemakai, karena jika pemakai hanyak ingin mendapatkan kata pertanyaan atau mempertanyakan, maka cara di atas juga akan mencari semua kata bentukan yang mengandung kata jawab, termasuk tanggung-jawab, mempertangungjawabkan, dipertanggung-jawabkan* dll. Jelas keadaan ini menjadikan sistem kurang etisien. Tetapi bila menyerahkan kepada pemakai bahwa kata-kata bentukan yang mungkin terj adi hams selalu diingatnya dalam melakukan pencarian kata, juga menjadikan sistem kurang lleksibel dan kurang akrab (user friendly)"
1995
LESA-25-Jan1995-68
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Cecilia Hegi
"ABSTRAK
Setiap bahasa bersifat universal dan sekaligus bersifat unik. Yang dimaksud dengan universal adalah bahwa setiap bahasa memiliki sifat-sifat umum yang ada pada bahasa lain. Sedangkan yang dimaksud dengan unik adalah bahwa setiap bahasa memiliki sistem yang khas yang tidak harus ada dalam bahasa lain. Itu sebabnya bahasa yang satu berbeda dengan bahasa yang lain. Tetapi, selain ada perbedaan di antara dua bahasa, terdapat persamaan. Misalnya, leksem bahasa Francis yang suku kata terakhirnya -te dan leksem bahasa Indonesia yang suku kata terakhirnya -tas yang memiliki kemiripan dalam hal bentuk dan bunyinya. Secara umum, leksem-leksem yang memiliki kemiripan bentuk dan bunyi, seperti acceptabilite-akseptabilitas, faulte-fakultas, musicalite-musikalitas dan sebagainya, dianggap memiliki makna yang sama. Ternyata, makna dari leksem acceptabilite berbeda dengan makna dari leksem akseptabilitas. Untuk melihat persamaan dan perbedaan makna dari leksem bahasa Prancis yang suku kata terakhirnya -te dan leksem bahasa Indonesia yang suku kata terakhirnya -tas, digunakan anal isis komponen makna.
Dari perbandingan makna dari leksem-leksem tersebut, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : Tidak semua leksem bahasa Prancis yang suku kata terakhirnya -te memiliki makna yang sama dengan leksem bahasa Indonesia yang suku kata terakhirnya _tas walaupun memiliki kemiripan bentuk dan bunyinya. Leksem bahasa Prancis yang suku kata terakhirnya -te dan leksem bahasa Indonesia yang suku kata terakhirnya -tas bersifat monosemis atau polisemis. Pada umumnya, leksem bahasa Prancis memiliki makna yang lebih banyak (polisemis) dibandingkan dengan leksem bahasa Indonesia. Ada beberapa leksem yang maknanya berbeda sama sekaii.

"
1990
S14430
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meuthia A. Muchtar
"Dalam perkembangannya bangsa Perancis Seperti juga bangsa lainnya banyak mengadakan kontak dengan bangsa lain. Kontak inilah yang menyebabkan proses saling mempengaruhi antara bangsa Perancis dengan bangsa lainnya. Dengan terjadinya kontak tersebut, maka bahasanya pun saling mempengaruhi.
Demikian pula yang terjadi dengan adanya kontak antara bangsa Perancis dengan bangsa Spanyol. Hubungan antara kedua bangsa tersebut dimulai sejak abad 16 melalui perang. Kemudian hubungan yang terus berlangsung antara kedua bangsa tersebut secara langsung maupun tidak langsung menyebabkan masing-masing pihak saling menerima pengaruh. Bahasa Perancis pun menerima pengaruh tersebut, yaitu berupa masuknya sejumlah kata bahasa Spanyol ke dalam bahasa Perancis dan sebaliknya masuknya sejumlah kata bahasa Perancis ke dalam bahasa Spanyol. Bertitik tolak dari keadaan tersebut, penulis tertarik untuk meneliti kata-kata pungutan bahasa Perancis yang berasal dari bahasa Spanyol yang tercantum dalam kamus Petit Robert dilihat dari segi semantis.
Untuk melakukan penelitian ini, dalam skripsi yang berjudul Kosakata Bahasa Spanyol dalam Dictionnaire. Alphabetiaue et Analogique de la langue Fran_aise dilihat dari Segi Semantic, digunakan teori-teori: Data dan makna kata (Vida dan Taber: 1974), analisis sem (Tutescu: 1979) dan perubahan makna (Guilbert: 1975).
Hasil analisis menunjukkan bahwa beberapa kata pungutan dari bahasa Spanyol yang sudah menjadi kosakata bahasa Perancis memang mengalami perubahan makna. Di antara 77 kata yang diteliti, ada yang,maknanya hanya berubah sebagian saja: penyempitan atau perluasan, dan ada kata yang berubah seluruhnya.
Kata-kata pungutan yang tidak mengalami perubahan makna 68%, presentasenya lebih tinggi dibandingkan dengan kata pungutan yang mengalami perubahan makna 35%. Ini berarti bahwa dari 77 kata yang dianalisis, 52 kata pungutan maknanya tetap. Di antara 52 kata tersebut, sebagian merupakan kata yang polisemi dalam bahasa asalnya. Dari 21 kata yang polisemi, 19 merupakan kata yang monosemi setelah menjadi kosakata bahasa Spanyol dan sisanya tetap polisemi. Kata yang polisemi tersebut setelah menjadi kosakata bahasa Perancis, maknanya tidak ada yang berubah.
Banyaknya kata pungutan yang tidak mengalami perubahan makna menunjukkan bahwa kata-kata tersebut tidak ada dalam bahasa Perancis. Masuknya kata-kata pungutan bahasa Spanyol dalam kosakata bahasa Perancis merupakan tuntutan atau kebutuhan. Hal ini sesuai dengan pendapat L. Guilbert (1975: 93-94) yang mengatakan bahwa salah satu motivasi pemungutan kata adalah untuk melengkapi adanya kekurangan istilah dalam bidang tertentu atau dengan kata lain tidak adanya kata yang berasal dari bahasa sendiri.
Akhirnya, hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan dalam bidang leksikologi dan semantik Perancis."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1989
S14428
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sofiani
Universitas Indonesia, 1986
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>