Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 172487 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Laniwati Budisana
"ABSTRAK
Kesinoniman atau gejala kesamaan makna berlaku dua arah. Bila x sinonim y, y sinonim x. Kesinoniman antara dua satuan bahasa terjadi bila 1) kedua satuan bahasa itu dapat dipertukarkan dalam konteks yang sama tanpa mengubah makna konteks itu; ia menanam bunga melati sama maknanya dengan ia menanam kembang melati; maka bunga dan kembang adalah sinonim. 2) kedua satuan bahasa itu mempunyai komponen makna yang kurang lebih sama, seperti laki-laki dan pria; laki-laki mempunyai komponen makna [+INSANI] [+JANTAN] [ +DEWASA]; pria mempunyai komponen ` makna (+INSANI] [+JANTAN] [+DEWASA].Sebagaimana telah diuraikan dalam. bab I ada dua aliran pendapat tentang sinonim, yaitu 1) aliran yang lebih memberi penekanan pads kesamaannya, yang diwakili, antara lain, oleh Lyons, dan..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1986
S11184
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widya Ekaputra
"ABSTRAK
Bahasa apa saja di dunia ini tentu mempunyai masalah dan kesukaran dalam usaha pengajarannya. Hambatan-hambatan itu bisa berupa kesukaran dalam pengucapan, maupun dalam struktur gramatikanya. Bahasa Arab yang merupakan salah sa_tu bahasa yang terpenting saat ini (dipakai diforum UNESCO PBB),tentu tidak luput dari hambatan-hambatan tersebut.A.S. Tritton (1978) tidak mengingkari bahwa bahasa Arab me_rupakan bahasa yang sukar di pela jari :
Arabic is not an easy language to learn; both the script and the ,structure are quite unlike that of any European language
Untuk .itu kami mencoba menganalisis secara kontrastif sistem jamak dalam bahasa Arab (bA) dan bahasa Indonesia (bI) sekadar untuk menambah masukan bagi mereka yang ingin mempelajari dan mendalami pengetahuan bahasa Arab dan untuk men_dapatkan perbandingan yang jelas dengan sistem jamak yang terdapat dalam bahasa Indonesia.
Walaupun kedua bahasa ini mempunyai asal-usul yang berbeda, namun penelitian dapat dilakukan berdasarkan unsur-unsur...

"
1985
S13438
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sutiman
Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2007
499.221 SUT k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dad Muniah
Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2000
499.221 DAD k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1992
499.222 SIS (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Erlin Rissa Ariyani
"Skripsi ini membahas mengenai kehiponiman verba bahasa Jawa. Bertujuan untuk mendapatkan deskrispsi makna kata, komponen bersama dan komponen pembeda yang terdapat dalam verba bergerak dalam bahasa Jawa, yang ditunjukkan melalui analisis komponen makna baik melalui metode subtitusi maupun menggunakan metode yang disarankan oleh Cruse (1996).
Hasil akhir dari penelitian ini juga mengetengahkan hierarki bercabang dari verba bergerak yang diteliti. Dengan adanya hierarkhi bercabang tersebut maka dapat dibuktikan bahwa leksem-leksem yang terdapat pada verba bergerak tersebut terdapat hubungan kehiponiman. Pun pada akhirnya penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan bagi perkembangan dunia perkamusan bahasa Jawa.

The focus of this study is about the hyponymy of verbs of motion in Javanese language. The purpose of this study is to get the description of the words, about the common component, and diagnostic component verbs of motion in Javanese language, which is used to Componential Analysis of Meaning Theory with substitution method of Cruse (1996).
The final result of this research is to get the hierarchy of hyponymy in verbs of motion. With the branches of hierarchy in the verbs of motion, we can show you about the fact that lexical words in the verbs of motion have the hyponymy relation. The researcher hope this research is having suggestion and should improve for the development of the information literature of Javanese dictionary."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S11704
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Agustina Ekawati
"Secara universal setiap bahasa di dunia mengenal konsep ketunggalan dan kejamakan pada nomina, namun perwujudan dari kejamakan tersebut dapat berbeda antara satu bahasa dengan bahasa lainnya. Secara morfologis ada bahasa yang menyatakan kejamakan melalui reduplikasi, afiksasi, perubahan vokal intern dan ada pula yang secara morfologis tidak membedakan bentuk nomina yang mengandung konsep tunggal dengan jamak. Kejamakan yang diwujudkan melalui proses redupli_kasi dapat dijumpai antara lain pada bahasa Indian Nass, misalnya giat (orang) - gjigjat (orang-orang). Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang juga mengenal upaya reduplikasi , di mana salah satunya mengacu pada kejamakan, contohnya : buku -- buku-buku (reduplikasi duilingga) dan pohon -- pepohonan (reduplikasi dwipurwa). Indian Nass merupakan bahasa yang menyatakan kejamakan pada nomina melalui penambahan prefix misalnya an'on (tangan) -- ka-an'on (tangan-tangan), sedangkan bahasa Yana melalui penambahan infiks, contohnya k 'uwi (dukun) - k ' uriwi (dukun-dukun). Bahasa Jerman merupakan salah satu dari beberapa bahasa Eropa yang mewujudkan kejamakan melalui penambahan sufiks serta perubahan vokal intern, yang dalam bahasa Jerman ditandai dengan Umlaut, seperti pada contoh berikut ini: das Auto--die Autos, der Mantel--die Mantel, die Frau_die Frauen, der Vater--die Vater, der Brief--die Briefe, der Apfel--die Apfel. Selain itu dalam bahasa Jerman dapat pula dijumpai bentuk jamak yang dibentuk melalui kombinasi antara sufiks dengan Umlaut seperti contoh : das Buch--die Bucher, die Hand--die Hande. Dalam bahasa Jerman terdapat pula beberapa nomina yang secara morfologis tidak membedakan antara bentuk tunggal dan jamaknya, misalnya der Wagen--die Wagen. Dari uraian di atas terlihat bahwa setiap bahasa memiliki ciri pembentukan jamak tersendiri yang khas menurut tipe bahasa yang bersangkutan dan hal tersebut baru merupakan salah satu aspek dari beberapa aspek lain yang berbeda dari setiap bahasa. Sebagai penutur bahasa Indonesia yang mempelajari bahasa Jerman, saya banyak menemukan kesulitan yang berakar dari adanya,perbedaan-perbedaan seperti itu. Seperti telah diuraikan pada contoh-contoh di atas, bahasa Jerman merupakan bahasa yang mengenal deklinasi, termasuk deklinasi jamak yang ditandai dengan penggunaan sufiks jamak. Dalam bahasa Jerman terdapat beberapa sufiks jamak, di mana kebanyakan hanya salah satunya yang sesuai untuk satu nomina. Pada awalnya sulit bagi saya untuk menentukan salah satu dari sufiks jamak tersebut yang sesuai bagi suatu nomina. Berangkat dari adanya permasalahan tersebut, saya tertarik untuk mengangkatnya sebagai topik skripsi dan menganalisis lebih lanjut mengenai kejamakan dalam bahasa Jerman, tepatnya unsur-unsur morfosintaksis yang berperan dalam meuujudkan kejamakan dalam bahasa Jerman, untuk kemudian membandingkannya dengan bahasa Indonesia."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1991
S14580
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rustono
"Kekerabatan antara bahasa Indonesia dan bahasa Jawa antara lain ditandai oleh kesamaan struktur, kesamaan unsur kosakata, dan kesamaan tipologi. Selain terdapat persamaan, yang menurut Gonda (1970, tierj. Kamil 1988:3) persamaan itu bukan karena gejala kebetulan, antara bahasa Indonesia dan bahasa Jawa juga terdapat perbedaan-perbedaan. Hal itu sejalan dengan pernyataan Uhi enbeck (1978, terj. Djajanegara 1982:89) bahwa persamaan yang ada antara kedua bahasa ltu jangan dipandang sama dalam segala aspek.
Salah satu unsur bahasa Indonesia yang mengandung persamaan sekaligus perhedaan dengan unsur bahasa Jawa adalah bentuk afiks -an, snail- morfem terikat -an. Sesuai, dengan pendapat yang dikemukakan [ilil-enheck (1978, t e r . Djajanegara 1982:89) dan Gonda 11970, terj. Kamil 19E18:3), antara bentuk afiks -an dalam bahasa Indonesia dan bentuk afiks -an dalam bahasa Jawa terdapat perbedaan-perbedaan dalam kemiripan atau persamaannya. Seberapa jauh perbedaan dan persamaan bentuk, sifat, dan makna antara bentuk afiks -an dalam bahasa Indonesia dan bentuk afiks -an dalam bahasa Jawa perlu diteliti secara saksama.
Penelitian tentang bentuk afiks -an dan komparasinya dalam bahasa Indonesia dan dalam bahasa Jawa itu dititikberatkan pada aspek kegandaan makna dan sifat kederivasionalan dan keinfleksianalan bentuk afiks -an itu. Karena penelitian tentang bentuk afiks -an dalam bahasa Indonesia dan dalam bahasa Jawa itu barsudut pandang kegandaan makna, penelitian komparatif antara afiks -an dalam bahasa Indonesia dan dalam bahasa Jawa itu berlatar pokok bahasan semantik.
Kenyataan bahwa buku-buku tata bahasa Indonesia dan tata bahasa Jawa umumnya membicarakan hanya satu bentuk afiks -an dengan sejumlah maknanya, tanpa melihat kenyataan bahwa dalam kedua bahasa itu terdapat sejumlah bentuk afiks -an yang berlainan dengan maknanya yang berbeda-beda, merupakan pijakan bagi temuan Baru dalam penelitian ini. Penelitian ini juga merupakan upaya untuk mendudukkan bentuk afiks -an dalam bahasa Indonesia dan dalam bahasa Jawa itu sebagai morfem yang homonim serta komparasinya dari sudut bentuk, jenis, kategori, dan makna yang didukungnya dalam bahasa Indonesia dan dalam bahasa Jawa."
Depok: Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tarpin
"Dalam bab pendahuluan ini penulis akan mengemukakan beberapa masalah yang berhubungan dengan pembatasan. Ayat 85 surat al-'isra' a1-qur'an al-karim berbunyi: /wa ma ' utitum min al-'ilmi 'illa qalilan/ ' Dan tidaklah kamu diberi pengetahuan, melainkan sedikit .Di samping tertarik dengan ayat ini yang secara im-plisit mengandung pengertian, agar kita tidak merasa puas dengan ilmu yang telah kita peroleh dari Tuhan, penulis ju_ga tertarik dengan strukturnya sebagai salah satu titik to_lak latar belakang pembatasan karya ini.Ayat tersebut di atas, mengandung pengertian pemba_tasan yang ditandai dengan unsur-unsur pokok pembatasan bahasa Arab, yaitu; /ma/ ' tidak dan _ila/ ' kecuall atau melainkan ', yang dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan dengan kata ' hanya ' atau ' saja '..."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anfebe Kapoh
"ABSTRAK
Preposisi sebagai salah satu jenis kata yang biasanya diletakkan di depan kata benda atau padanan kata benda. gategori ini tidak hanya dikenal dalam bahasa Indonesia tetapi juga dalam bahasa Jerman. Jika kita analisa preposisi dalam kedua bahasa tersebut naka akan dapat kita lihat persanaan naupun perbedaannya.
Begitu banyak preposisi yang kita kenal dalam kedua bahasa tersebut, sehingga penulis nerasa perlu untuk nembatasi topik penbahasan dalan skripsi mni yaitu hanya nenbahas.secara detail preposisi yang nenyatakan hubungan lokal. Tidak hanya dari segi kuantitasnya saja, preposisi juga nemiliki fungsi dan variasi penggunaan yang sangat beraneka ragam.
Perbedaan yang paling menyolok antara preposisi yang Indonesia adalah Rektion. Mungkin istilah ini masih asing bagi kita dan semoga skripsi ini dapat membantu para pembaca untuk lebih mengenal istilah tersebut serta hal_hal lain yang berhubungan dengan preposisi, khususnya preposisi yang menyatakan hubungan lokal.

"
1990
S14586
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>