Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 58600 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Andong Begawan
"Penelitian ini bertujuan untuk mencari faktor apa yang menentukan dalam pola perkaitan antarperistiwa (alur) sehingga menghasilkan konflik demi komflik di dalam drama Dog-Dig-Dug. Penulis berasumsi bahwa tokoh beserta perwatakannya memiliki fungsi penting dalam pengaluran. Cara yang ditempuh penulis dalam membuktikan amsumsi tersebut ditempuh dalam dua tahap. pertama. mengumpulkan data-data mengenai tokoh beserta perwatakannya dan data-data peristiwa atau lakuan serta bagaimana menyusun peristiwa-peristiwa tersebut (pengalurannya). tahap kedua, penulis menganalisis hubungan antara data pertama (tokoh beserta perwatakannya) dengan data kedua (pengaluran). Dari hasil analisis tersebut penulis memperoleh beberapa kesimpulan mengenai fungsi tokoh di dalam pengaluran, yakni sebagai pemicu terjadinya suatu lakuan atau peristiwa, sebagai pengembang dan pengarah alur cerita, berta sebagai faktor yang melogiskan hubungan antarperistiwa atau antarlakuan"
1996
S10731
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Utjen Djusen Ranabrata
"Hakekat ceritera rekaan, sebagai sebuah ragam kesusastraan, ialah berceritera. Ini berarti ada yang diceriterakan, dan ada cara penceriteraannya. Dua hal inilah yang ingin penulis gambarkan alam penelaahan atas novel Telegram karya Putu Wijaya yang diterbitkan oleh Pustaka Jaya, pada tahun 1973. Novel tersebut menarik untuk dijadikan pokok penulisan skripsi karena cara penceriteraannya memperlihatkan kelainan dari cara penceriteraan yang biasa digunakan dalam novel sas_tra Indonesia pada umumnya. Peristiwa-peristiwa yang membangun novel ini penampilannya ada yang dilakukan dengan menggu_nakan cara stream of consciousness. Dalam hubungannya dengan sejarah penulisan novel Indonesia, sebenarnya cara penyajian ceritera dengan menggunakan metode atau cara seperti tersebut pernah juga diperlihatkan dalam novel Belenggu karya Armijn Pane dan di dalam novel Jalan tak ada ujung karya _"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1979
S11089
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pudji Isdriani
"ABSTRAK
Setelah mengadakan analisa lakon. Edan, dari segi struktur maupun tekstur, maka saya dapat menarik beberapa kesimpulan se_bagai berikut: 1. Lakon Edan sebagai naskah lakon Indonesia modern (pemenang sayembara penulisan naskah lakon Dewan. Kesenian Jakarta tahun 1976) dapat didekati melalui struktur dan tekstur. 2. Fakta-fakta struktur terutama alur dan penokohan di_sajikan secara inkonvensional (tidak berdasarkan kaidah-kaidah yang mapan). 3. Berdasarkan kenyataan nomor 2 maka jika lakon Edan ha_nya dilihat dari aspek strukturnya saja agak sulit di_pahami. 4. Fakta-fakta aspek tekstur melengkapi lakon Edan sehingga menjadikan lakon itu menarik publik dan sebagai pra lakon dapat dipentaskan. 5. Dengan demikian, tekstur mempunyai arti yang panting sebagai salah satu aspek lakon modern. Tanpa adanya aspek tekstur maka lakon itu hanya menarik untuk dibaca tetapi tidak untuk dipentaskan. 6. Secara keseluruhan lakon Edan digolongkan lakon absurd_

"
1984
S11165
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Th. Sri Rahayu Prihatmi
Jakarta: Grasindo, 2001
899.232 PUT k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Elly Nursamsiah Danardono
Depok: Fakultas Sastra Universitas Indonesia, 1992
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Leimena, Michael Albert
"Aspek keterasingan manusia di dalam novel-novel Putu Wijaya terlihat dari perilaku dan kehidupan yang dijalani tokoh-tokoh di dalam novel-novel tersebut. Mereka adalah manusia-manusia yang kehilangan jati diri sebagai akibat terjadinya benturan antara keinginan mereka secara priba_di dengan tuntutan masyarakat yanq dirasakan tidak sesuai dengan keinginan mereka itu. Hal itu mengakibatkan tokoh_-tokoh tersebut dalam menghayati eksistensinya mereka menjadi resah dan gamanq berada di dalam tatanan masyarakat tempat mereka berada. Mereka pun menarik diri dari pergaulan dan hidup dalam bayanq-bayang. Sebaliknya orang-oranq di sekitar mereka pun menjauh. Tindakan selanjutnya memperlihatkan adanya penyimpangan dari kebiasaan masyarakat. Penyimpangan itu terjadi karena iri mereka semakin terbelenggu dengan konflik batin yang mereka hadapi. Hal itulah yang mendominasi novel-novel Putu Wijaya yang merupakan suatu nilai yang ingin disampaikan penga_rang. Ni1ai tersebut adalah hasil penghayatan pengarang terhadap kenyataan hidup di sekitarnya. Oleh karena itu jika kehidupan para tokoh di dalam novel-novel Putu Wijaya dihubungkan dengan kehidupan orang-orang di jaman modern sekarang ini maka akan terlihat kesejajaran antara keduanya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1992
S10982
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Fransiscus
"Pengeksplorasian sebuah fakta sejarah menjadi sebuah roman sejarah merupakan sebuah keniscayaan apabila sekat-sekat penulisan sejarah secara jujur dan profesional sudah tertutup. Mengingat hakekat sastra lebih terpusat pada unsur estetiknya maka wajar pulalah sebuah kisah sejarah yang menjadi bahan penulisan roman sejarah penuh dengan bias atau dramatisasi fakta. Bagi seorang yang mencintai dunia kusastraan, dramatisasi kisah sejarah itu bukanlah hal yang harus dicibir. Bagaimanapun seorang penulis roman sejarah yang baik bukanlah sekedar mendramatisasi kisah yang diambilnya. Roman sejarah yang ditulis tidaklah sekedar dicomot begitu saja dari hamparan fakta sejarah yang ada. Dalam kisah sejarah yang diambil oleh Mangunwijaya terdapat sebuah tendesi yang begitu jelas. Fenomena tentang terlihatnya hubungan yang jelas antara fakta masa kini dan masa lalu menjadi landasan bagi Mangunwijaya menetapkan sejarah Mataram II sebagai bahan penulisan romannya. Kekuasaan yang semena-mena, kemunafikan, pengingkaran hak azasi manusia, dan kekejaman yang luar biasa masa lalu ternyata masih berlangsung terus hingga di zaman yang kita klaim sebagai era modern ini. Mangunwijaya mendramatisasi fakta sejarah Mataram II itu dengan fokus cerita pada adanya perlawanan-perlawanan yang sangat radikal dari sosok-sosok yang melambangkan kekurangberdayaan, yaitu kaum wanita. Dengan cerdik dan sinis, Mangunwijaya mengambil contoh perlawanan yang dilakukan para wanita itu dan strata terbawah di masyarakat. Roro Mendut, Genduk Duku, dan Lusi Lindri merupakan simbol perlawanan itu. Secara sinis Mangunwijaya memperlihatkan pada kita ternyata sikap ksatria itu bukan datang dari masyarakat yang mengakui mewarisi darah biru (para bangsawan). Sikap ksatria ternyata dapat dimiliki oleh siapa saja dan dari golongan masyarakat mama saja selama insan itu menyadari dan berani menyuarakan suara hati nuraninya. Sebab bukankah ada sebuah kalimat filosofis yang berbunyi, Cogito Ergo Sum? Saya berpikir maka saya ada."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1999
S11107
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lusi Arifiana
"Penelitian terhadap novel-novel Mira Widjaja, khususnya novel Dari Jendela SMP, Galau Remaja di SMA, Di Tepi Jeram Kehancuran, dan Ketika Cinta Harus Memilih memiliki ber-bagai tujuan. Pertama, untuk mengetahui kedudukan novel-novel tersebut sebagai karya sastra populer dengan cara menerapkan teori Abraham Kaplan tentang ciri-ciri karya populer. Kedua, untuk memperoleh tema serta amanat cerita yang didapat melalui analisis terhadap permasalahan tokoh utama masing-masing novel. Tujuan ketiga, untuk mendapatkan gambaran terhadap obsesi pengarang yang tercermin melalui sikap masing-masing tokoh utama sehubungan dengan permasalahan yang dihadapinya.
Berdasarkan ciri-ciri yang terdapat di dalamnya, menunjukkan hasil bahwa ke-empat novel Mira W. merupakan karya sastra populer. Masing-masing novel memiliki seluruh ciri karya populer baik dari segi bentuk maupun dari segi perasaan. Tema novel menunjukkan adanya keragaman dan tidak semata-mata mengenai percintaan tokoh-tokoh utamanya. Novel DJSMP memiliki tema pencarian jati diri seorang remaja dan novel GRSMA bertemakan kehidupan remaja yang labil. Keduanya mengisahkan kehidupan remaja.
Novel DTJK dan KCHM mengisahkan kehidupan rumah tangga dengan tema nilai keluhuran budi manusia untuk novel DTJK dan tema kepicikan pandangan manusia dalam novel KCHM. Sikap tokoh-tokoh utama menampakkan harapan Mira W. kepada pembacanya agar tetap berpegang teguh pada kebenaran keyakinan hati dan agar pembaca bersikap dewasa dalam menghadapi berbagai permasalahan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1995
S11335
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Didot Mpu Diantoro
"Nasjah Djamin adalah salah seorang pengarang dalam khasanah kesusastraan Indonesia, yang juga dikenal sebagai pelukis. Karya-karya pengarang ini telah memenangkan beberapa hadiah kesusastraan di Indonesia, yang tentu saja merupakan indikasi keistimewaan karya-karyanya, khususnya novel, yang juga menunjukkan produktivitas pengarang.
Penulis melihat indikasi pengulangan unsur-unsur tertentu dalam novel yang dilakukan Nasjah Djamin dalam menyampaikan cerita-ceritanya. Oleh karena itulah penulis berusaha mengangkatnya dan menganalisis unsur-unsur seperti tokoh dan tema dengan sedikit menyinggung unsur alur dalam novel-novel tersebut untuk dapat mengungkapkan pengulangan apa saja yang dilakukan oleh Nasjah Djamin. Hasil analisis tersebut digunakan untuk mendeskripsikan pengulangan-pengulangan yang penulis maksudkan di atas.
Dalam novel-novel Nasjah Djamin selalu hadir tokoh-tokoh yang memiliki kemiripan karakter satu dengan lainnya. Umumnya tokoh-tokoh tersebut memiliki karakter yang keras hati, angkuh, dan gigih mempersoalkan harga diri dan eksistensi mereka pribadi, namun memiliki kelemahan dalam soal asmara. Tokoh-tokoh tersebut hadir dalam cerita-cerita dengan kemiripan dalam segi alur atau pola penyampaian ceritanya. Pengarang selalu menempatkan tokoh-tokoh tersebut dalam kenangan masa lalu mereka, dan selalu mempertemukan mereka dengan tokoh-tokoh lain yang mereka kenal dalam kondisi masa lalu yang pernah mereka alami. Peristiwa-peristiwa berikutnya berkembang dengan adanya pertemuan tokoh-tokoh tersebut dengan tokoh-tokoh lain yang mereka kenal pada masa lalu yang pernah mereka alami.
Dari karakter tokoh-tokoh yang memiliki kemiripan itu dan juga alur cerita yang mirip, pengarang lalu mengembangkan gagasan-gagasan atau tema-tema cerita yang memiliki kemiripan pula, yaitu gagasan atau tema tentang usaha individu tuk mempertahankan eksistensi mereka, gagasan tentang penyelewengan seorang suami, gagasan tentang wanita-wanita yang menjalani kehidupan seks bebas, yang menurut ukuran nilai-nilai yang berlaku di lingkungan mereka kurang baik. Lalu berkembang pula gagasan tentang tokoh-tokoh yang melarikan diri dari kekosongan hidup teks dengan mengandalkan kekayaan atau kekuatan materi mereka. Hal-hal yang penulis sebutkan di atas itulah yang merupakan isi skripsi ini."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1990
S11155
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yeni Mulyani Supriatin
Jakarta : Pusat Bahasa. Depdiknas, 2003
899.221 YEN m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>