Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9623 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ries, Al
New York: McGraw-Hill, 1986
658.8 RIE m (1);658.8 RIE m (2)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Stefanus Jum Rahadiantono
"Dalam kehidupan modern seperti sekarang ini pompa mempunyai penggunaan yang sangat luas di hampir segala bidang kegiatan. Industri pompa di dunia sangat terfragmentasi, dengan lebih dari 5000 pabrikan di seluruh dunia. Industri pompa merupakan industri yang berbasis teknologi dan beroperasi secara global. Agar dapat bertahan, perusahaan pompa harus memiliki kompetensi terdepan dalam disain, pemasaran, proses manufaktur dan pengembangan riset. PT X yang bergerak didalam industri pompa mengalami fluktuasi omset yang tinggi dalam delapan tahun terakhir sehingga diperlukan suatu strategi pemasaran yang tepat agar omsetnya selalu bertumbuh secara positif. Kemudian dilakukan evaluasi terhadap aktivitas marketing dengan pendekatan resiko dan berbasis PMBOK 2013 yang menemukan bahwa proses Marketing Strategy, Communication to Customer dan Followup merupakan risiko dominannya. Diketahui bahwa mitigasi risiko merupakan respon preventive yang tepat. Sementara, tindakan korektif yang tepat adalah melakukan analisa kendala dan supervisi oleh staf senior. Tindakan tersebut sudah dilakukan namun belum mendalam hingga akar permasalahan oleh karena itulah dilakukan beberapa improvisasi.

In recent modern life, pump has used in broad range of almost activity areas. The world of pump industry are very fragmented with more than 5000 factory all over the worls. Pump industry based are on technology and global operated. To gain sustainability, pump industry should have advanced competency in design, marketing manufacture process and research development. PT X who active in pump industry, founded that sales omzet in last eight years has significant fluctuation. Therefore PT. X need a marketing strategy to maintain it omzet always growth positively every year. Then conducting evaluation to marketing activity with risk approach and based on PMBOK 2013 found that process marketing Strategy, communication to customer and followup represent dominant risk. Furthermore. Risk mitigation is a correct action. Meanwhile, best corrective action is analyzing problem and supervize by senior level. Since those action already done but not in depth to root cause then conducted several improvement.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T49125
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Claudia Murrin
"ABSTRAK
Omnichannel marketing adalah sebuah pendekatan pemasaran yang mementingkan pengalaman konsumen yang ldquo;mulus rdquo; saat terjadi proses pemasaran. Untuk mencapai omnichannel marketing, pemasar menggunakan strategi O2O. Strategi O2O Online-to-Offline, dan Offline-to-Online , adalah strategi yang memadukan channel-channel online dan offline suatu toko untuk memudahkan konsumen. Setiap perusahaan memiliki strategi yang berbeda untuk mencapai omnichannel marketing, dan Ramayana memutuskan untuk bekerjasama dengan Tokopedia untuk menjalankan Strategi O2O. Tulisan ini dibuat untuk mengkaji strategi Ramayana tersebut dengan dibandingkan dengan perusahaan lain. Strategi yang dilakukan oleh Ramayana untuk mengandeng Tokopedia dapat memberikan manfaat-manfaat tersendiri bagi Ramayana jika dibandingkan dengan strategi pemasaran dari perusahaan lain, yaitu kepraktisan yang didapat oleh Ramayana karena perusahaan tidak perlu mengeluarkan modal untuk menambah berbagai infrastruktur bagi konsumen dan penambahan khalayak sasaran bagi Ramayana yang berasal dari Tokopedia. Srategi tersebut juga berpotensi untuk digunakan oleh perusahaan lain di masa mendatang dengan banyaknya perusahaan baru yang memfasilitasi strategi tersebut di Indonesia.

ABSTRACT
Omnichannel Marketing is an approach that highlights the importance of a ldquo seamless rdquo consumer experience in a marketing process. To achieve an omnichannel marketing, marketers use O2O strategy. O2O strategy Online to Offline, and Offline to Online , is the strategy that combines online and offline channels of a shop to facilitate consumers in buying process. Each company has developed their own strategy to achieve omnichannel marketing, and Ramayana has decided to cooperate with Tokopedia to run its O2O Strategy. This paper examines the said strategy and compares it to other kinds of strategy. The decision to cooperate with Tokopedia has shown multiple advantages for Ramayana, such as the practicality since it eliminates the need to add more infrastructure of its own and the addition of target consumers from Tokopedia. Said strategy also shows potential in the upcoming future to be applied for other firms, since there are more upcoming new specialized firms that facilitate the strategy in Indonesia.
"
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Sabina Katya Viena Diva
"Ambush marketing menjadi hal yang kerap terjadi pada saat penyelenggaraan
event olahraga. Ambush marketing dipahami sebagai persaingan curang oleh
sebuah perusahaan yang bukan merupakan sponsor resmi sebuah event,
menggunakan merek atau lambang event yang dilindungi dan memposisikan
perusahaannya sebagai sponsor resmi event tanpa memiliki hak lisensi yang
sesuai. Sebagai strategi pemasaran, cara ini efektif oleh suatu perusahaan untuk
mengasosiasikan dirinya untuk memperoleh manfaat dari suatu peristiwa dengan
biaya yang rendah. Praktik ini berdampak buruk dan merugikan bagi hubungan
bisnis antara penyelenggara event dengan pemberi sponsor resmi. Di sisi lain,
ambusher (pihak pesaing) memperoleh manfaat dari konsumen tanpa membayar
hak yang sesuai. Oleh karena itu, ambush marketing perlu diatur dalam kerangka
hukum yang dirancang dengan tepat.
Banyak upaya dilakukan di beberapa negara untuk mengatasi ambush marketing.
Amerika Serikat dan Inggris mengesahkan undang-undang khusus (sui generis)
untuk menangani ambush marketing pada event Olimpiade sebagaimana diminta
oleh International Olympic Committee (IOC). Sementara itu, Afrika Selatan dan
Selandia Baru mengesahkan undang-undang untuk setiap peristiwa yang dianggap
sebagai peristiwa besar (major events) dengan undang-undang yang tidak secara
khusus dirancang untuk event Olimpiade atau event tunggal lainnya.
Di Indonesia, meskipun terdapat beberapa upaya hukum yang dapat mengatasi
praktik ambush marketing, seperti hak kekayaan intelektual dan hukum
persaingan usaha, namun upaya tersebut dinilai tidak cukup untuk mengatasi
praktik ambush marketing karena ambusher (pihak pesaing) semakin cerdik untuk
mengaburkan batas untuk tidak melanggar aturan (without actually violating the
rules) dengan berbagai teknik. Akibatnya, undang-undang khusus untuk
menangani ambush marketing harus dibentuk. Hubungan bisnis antara
penyelenggara event dan pemberi sponsor resmi perlu dilindungi.

Ambush marketing is a common occurrence at sporting events. Ambush
marketing is understood as an unfair competition by a company that is not an
official sponsor of an event, uses a protected brand or event symbol and
positions its company as an official sponsor of the event without having the
appropriate licensing rights. As a marketing strategy, this is an effective way
for a company to associate itself to gain benefit from an event at a low cost.
This practice has a negative and detrimental effect on the business relationship
between the event organizer and the official sponsor. On the other hand, the
ambusher (the competitor) benefits from the consumer without paying the
appropriate rights. Therefore, ambush marketing needs to be regulated in a
properly designed legal framework.
Many attempts have been made in several countries to overcome ambush
marketing. The United States and England has passed special laws (sui generis)
to address ambush marketing at the Olympics event, as requested by the IOC
(International Olympic Committee). Meanwhile, South Africa and New
Zealand authorize protection for any event that is considered as a major event
with a legal protection that is not specifically designed for the Olympic Games
or other single events.
In Indonesia, although there are several legal remedies that can overcome
marketing ambush practices, such as intellectual property rights and
competition law, these efforts are not sufficient to overcome the practice of
marketing raids because ambushes (competitors) are smarter to blur the
boundaries to break the rules (without actually breaking the rules) with various
techniques. As a result, specific laws for ambush marketing had to be
established. The business relationship between the event organizer and official
sponsors needs to be protected."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Astika
"Industri pembiayaan saar ini berkembang sangat pesat karena tingginya tingkat konsumsi masyarakat terhadap otomotif. Pembelian kendaraan yang dilakukan secara kredit adalah sebanyak 70%. Kesempatan ini digunakan oleh perusahaan pembiayaan baik bank maupun non bank untuk meningkatkan pangsa pasar mereka.
Pada penelitian ini, dengan menggunakan Five Forces Porter maka dapat dilihat bahwa ancaman dari new entrants merupakan bagian yang panting dan untuk industri pembiayaan barrier to entry cukup rendah. Jika tidak terdapat barrier to cagy bagi new entrants, maka hal itu merupakan suatu kesempatan bagi pendatang baru untuk masuk ke dalam pasar atau perusahaan yang sudah ada untuk melakukan ekspansi.
Astra Credit Companies (ACC) sebagai market leader mendapat ancaman dari existing competitor lnaupun new entrants. Masuknya perusahaan pembiayaan baru yaitu TA Finance merupakan ancaman yang besar bagi ACC. Ancaman masalah yang dihadapi oleh ACC adalah tei jadinya penurunan pangsa pasar (marker share erosion) dan income.
ACC menggunakan strategi market expansion untuk mengbadapi masuknya TA Finance sebagai new entrants melalui perluasan pembiayaan Non Astra dan kendaraan bekas. Seberapa eFektif strategi ini digunakan oleh perusahaan dilihat berdasarkan performance keuangan dari perusahaan.
Hasil dari performance perusahaan menunjukkan strategi tersebut kurang eFektif. engan dcmikian sebagai usulan tambahan strategi, maka perusahaan dapat menggunakan strategi defense. Ucngan menggunakan strategi ini. ACC dapat mempcrtahankan eeisrirrg customer-nya melalui peningkatan kualitas proses pembiayaan yang dilakukannya. Hal ini dilakukan dengan memanfaatkan kesempatan di saar jaringan 'FA Finance belum luas dan juga untuk mcnguatkan ikatan loyalitas pelanggan yang sudah ada terhadap ACC.

The financing industry is growing rapidly because of the increase of automotive demand. Credit portion for vehicle purchase is about 70% and this opportunity is used by financing company or bank to increase their market share.
In this research, by using Porter's Five Forces Analysis, we can see that the threat of the new entrants is the most important thing. In financing industry, we can see that barrier to entry for new entrant is low. If there are no barriers to entry, then it's easy for new firms to enter market or for the existing companies' to expand.
Astra Credit Companies (ACC) as a market leader is facing the threat from the existing competitor and also from the new entrants. TA Finance as the new entrants is the biggest threat for ACC. Because of this situation, ACC is facing market share and income erosion problems.
ACC is using market expansion strategy to face TA Finance by expanding the market of financing through Non Astra product and used cars. We can see the effectiveness of this strategy from the financial performance of the company.
The result of financial performance ACC shows that the strategy is not effective. For the supplementary strategy. ACC can apply defense strategy to retain its current customers by improving customer satisfaction and loyalty.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18268
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lintang Sawitri
"Setelah berdirinya WTO, volume transaksi antar Negara meningkat Liberalisasi perdagangan memudahkan perpindahan barang dan jasa. I-Ial ini berpengaruh terhaclap Indonesia, dimana pcrsaingan antam barang domestic dan barang impor semakin ketat. Sejalan dengan kompetisi yang scmakin ketat, konsumcn diuntungkan dengan beragarnnya barang yang tersedia dari seluruh dunia, dan rnereka bebas untuk memiiih mana yang akan mereka beli. Di pihak lain, konsumen dalam negeri lebih memilih untuk menggunakan produk bermerek luar negeri yang mereka pikir lebih baik dalam segi kualitas dan image dibanding merek nasional. Hal tersebut juga berlaku untuk produk sepatu sebagai studi kasus dalam riset.
Berdasarkan teori ekonomi dan pemasaran, tingkat persaingan merek nasional dapat diukur dengan indikator: intense membeli, dan nilai relative dari harga dan kualitas produk merek nasional terhadap produk bermerek luar negeii keetnoscntrikan konsumen, Selain itu, tingkat persaingan juga dipengamhi oleh dukungan industri dan keterlibatan pemerintah. Pemerintah telah merespon kondisi pasar domestic dengan mengimplementasilcan kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan daya saing alas kaki merek nasional, dan model teori telah dibangun untuk menjustiiikasi seberapa efektif irnpak dari kcbiiakan tersebut terhadap merek sepatu nasional.
Hasil dari riset ini adalah keterkaitan yang kuat antara tingkat persaingan dengan keetnosentrikan konsumen. Studi ini menyarankan pendidikan untuk konsumcn yang bertujuan untuk meningkatkan kecthnosentxikan, juga pemerintah sebaiknya memelihara pcngenalan merek nasional pada kaum muda.

After the establishment of WTO, transaction volume among countries has been increased. Trade liberalization has making light mobility of goods and services across countries. This has affected Indonesia, as competition among domestic goods and imported goods are becoming rapid. As competition rise, consumers were advantage by variety of alternative goods from all over the world, and they have freedom to choose which ones they can buy. In addition to that, Indonesia’s consumer prefers to use foreign products in which they think are better in tenn of quality and prestige rather than their cum domestic product. It is occurred also in footwear commodity.
Based on the theory borrowed from marketing and economics The determinant factors of national brand competitiveness be assessed by indicators: buying intention of national brand footwear and relative value of national brand in term of quality and price to imported brand footwear, and also influenced by consumer ethnocentxisrn, industrial support and government involvement. Yet, the Indonesian government has responded domestic market condition by implementing policy in order to improve its competitiveness. And a theoretical model was developed to justify how much effective those policies implication on footwear commodity are.
The result of this study indicates a strong relationship between national brand competing lcvcl and consumer ethnocentrisrn on footwear domestic market. This study suggests that better education to consumer in order to increase their ethnocentrism. Moreover, government should maintain awareness of youth to national brad product.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T33878
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Prospect Heights, Illinois: Waveland Press, 1979
658.8 MAR
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Niken Saptarini W.
"Kondisi dunia usaha yang semakin kompetitif dan dinamis, menuntut perusahaan untuk mampu memilih dan menerapkan strategi yang mampu memenangkannya dalam persaingan. Pengembangan Core Competence sebagai sebuah paradioma baru dalam manajemen strategi, berusaha memberikan keunggulan yang berkelanjutan dalam persaingan melalui pengembangan kapabilitas internal yang superior yang sulit ditiru oleh pesaing. Industri kecil sebagai salah satu pelaku bisnis tidak pula terlepas dari keniscayaan untuk menerapkan strategi yang handal dalam persaingan yang dinamis. Penulis dalam penelitian ini mengaksentuasikan sigi pada industri kecil sepatu kulit di Indonesia, yang pada realitanya menunjukkan pertumbuhan yang relatif lambat dibandingkan dengan perkembangan industri sepatu secara keseluruhan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1994
S18805
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>