Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 180331 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
cover
Bambang Riyanto
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan Kualitas Kehidupan Sekolah antara siswa SMA Plus, SMA Pendamping Plus dan SMA Reguler. Juga untuk mengetahui pengaruh dari aspek-aspek Kualitas Kehidupan Sekolah terhadap prestasi belajar pada siswa SMA Plus, SMA Pendamping Plus dan SMA Reguler. Penelitian ini menggunakan desain ex post facto field studies. Subyek penelitian dalam penelitian ini ialah siswa kelas 3 SMA; 33 siswa SMA Plus, 39 siswa SMA Pendamping Plus, dan 38 siswa SMA Reguler. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik non-probabilUy sampling, yaitu purposive sampling. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Dalam perhitungan digunakan teknik one way anova, korelasi pearson product moment, dan multiple regression. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan yang signifikan dalam Kualitas Kehidupan Sekolah pada siswa SMA Plus, SMA Pendamping Plus, dan SMA Reguler. Perbedaan yang signifikan juga terjadi pada setiap aspek Kualitas Kehidupan Sekolah. Pada perhitungan multiple regression, tidak ditemukan pengaruh dari Kualitas Kehidupan Sekolah terhadap prestasi akademis; baik pada SMA Plus, SMA Pendamping Plus, maupun SMA Reguler. Hanya pada SMA Pendamping Plus, aspek psikososial dapat dipakai untuk memprediksi prestasi akademis. Selain itu interaksi aspek psikososial dan aspek fisik juga dapat dipakai untuk memprediksi prestasi akademis. Selain itu ada beberapa hasil tambahan yang patut diperhatikan dalam penelitian ini. Skor Kualitas Kehidupan Sekolah yang paling tinggi diperoleh siswa SMA pendamping Plus, kemudian SMA Reguler dan di posisi terakhir merupakan siswa yang berasal dari SMA Plus. Pada ketiga sekolah (SMA Plus, SMA Pendamping Plus, dan SMA Reguler), skor paling tinggi merupakan skor pada aspek psikososial, kemudian aspek pembelajaran, aspek organisasional dan terakhir aspek fisik. Dengan memperhatikan hasil-hasil penelitian maka saran teoritis yang diajukan ialah agar memperhatikan faktor-faktor lain yang mempengaruhi prestasi akademis, melakukan penelitian lanjutan dengan skala yang lebih besar, dan merancang alat ukur yang simpel tetapi tetap mewakili teori. Untuk saran praktis, Perbedaan Kualitas Kehidupan Sekolah pada ketiga sekolah seharusnya membuat Departemen Pendidikan Nasional membuat kebijakan yang lebih baik. Misalnya perbedaan predikat jangan sampai menimbulkan perbedaan dalam fasilitas yang mencolok. Kemudian Pihak Departemen Pendidikan Nasional bersama sekolah sebaiknya mencoba untuk menciptakan tingkat Kualitas Kehidupan Sekolah yang baik dengan memperhitungkan aspek-aspek psikososial, fisik, pembelajaran dan organisasional."
2004
S3494
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Keisha
"Fakta bahwa masih banyak terjadi kecurangan akademik hingga saat ini, dari pelaku mahasiswa hingga tenaga pengajar menjadikan hal tersebut sudah seperti budaya. Hal tersebut menjadikan dunia pendidikan tidak dapat diandalkan dan menimbulkan ketidakpercayaan masyarakat terhadap lulusan dan kredibilitas dunia pendidikan. Oleh karena itu, penelitian ini penting dan diperlukan untuk menggali penyebab dan solusi pencegahan kecurangan akademik. Dalam bidang kriminologi, tindakan kecurangan dan ketidakjujuran yang didasari oleh pemikiran rasional, pertimbangan internal seperti kontrol diri, serta situasi dan kondisi eksternal seperti kesempatan dan tekanan, dapat mengarah pada keputusan untuk melakukan kejahatan, serta tidak menutup kemungkinan dapat mengarah pada kecenderungan untuk melakukan kecurangan dan kejahatan yang lebih besar. Penelitian ini, menggunakan metode penelitian campuran, dengan mengambil lingkup data dari 3 (tiga) rumpun pendidikan, yakni membandingkan ilmu kesehatan, ilmu sains dan teknologi, ilmu humaniora, dengan klasifikasi turunan asal universitas negeri atau swasta, lalu terbagi lagi menjadi gender. Peneliti juga memasukkan variabel faktor pendorong yang untuk diuji signifikansi pengaruhnya terhadap kecurangan akademik, upaya pencegahannya yang dilihat dan dikaji melalui perspektif kriminologi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rasionalisasi, kesempatan, kontrol diri, dan tekanan berpengaruh pada dorongan untuk melakukan kecurangan akademik. Solusi pencegahannya meliputi peningkatan kesadaran tentang etika akademik, penguatan kontrol diri, dan penciptaan lingkungan yang tidak mendukung kesempatan dan tekanan untuk berbuat curang.

The fact that academic cheating still occurs frequently today, involving both students and faculty members, has turned it into a cultural phenomenon. This situation renders the education system unreliable and fosters public distrust in graduates and the credibility of educational institutions. Therefore, this research is important and necessary to explore the causes and preventive measures of academic cheating. In criminology, fraudulent and dishonest actions, driven by rational thought, internal considerations such as self-control, and external conditions such as opportunities and pressures, can lead to criminal decisions. This also opens the possibility for tendencies towards greater fraud and more serious crimes. This study employs a mixed-methods approach, drawing data from three educational fields: health sciences, science and technology, and humanities. It compares these fields across state and private universities and further divides the data by gender. The researcher also includes the driving factors as variables to test their significance in influencing academic cheating. Preventive measures are examined through a criminological perspective. The findings of this study indicate that rationalization, opportunity, self-control, and pressure influence the propensity to commit academic cheating. Preventive solutions include raising awareness of academic ethics, strengthening self-control, and creating an environment that discourages opportunities and pressures to cheat."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vini Theodophilia
"Mahasiswa menjadi pengguna internet tertinggi dan mendapatkan paparan yang cukup banyak. Banyak hal yang dapat dialami oleh mahasiswa dan dapat menyebabkan masalah kesehatan mental. Namun, terdapat hambatan-hambatan bagi mahasiswa untuk mencari bantuan. Seperti, finansial, ketersediaan waktu, confidentiality, pengalaman help-seeking sebelumnya dan sebagainnya. Hambatan ini dapat dijembatani dengan Online Help-Seeking, namun stigma tetap menjadi salah satu yang dapat mempengaruhi OHS. Salah satu kategori stigma adalah Religious Reinforced Stigma (RRS). Alat ukur yang akan digunakan pada penelitian ini adalah OHSQ (Online Help-Seeking Questionnaire) dan RBMI (Religious Beliefs about Mental Illness). Pengolahan data akan menggunakan metode pearson’s correlation dan pada beberapa item menggunakan Chi-square. Hasil data yang didapatkan adalah N = 349 dan rentang usia 18-25 tahun (M = 20,75, SD = 1,213). Analisis utama pada penelitian ini menunjukan bahwa di kalangan mahasiswa sin/moral responsibility dan spiritually-oriented causes/treatments tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan online help-seeking. Peran social support, attachment dan mental health literacy dalam mempengaruhi kedua variabel ini dapat diteliti untuk penelitian selanjutnya.

The highest internet user is college students and they spend a lot of time in social medias etc. . When in college, college students experiencing many things that might cause mental illness. Despite all the problems they had, there're things that hindrance them to seek help. Those problems can be financial problem, time availability, confidentiality, help-seeking experience etc.. These problems can be solved with Online Help-Seeking (OHS), but stigma might affect OHS. Religious reinforced stigma (RRS) is one of stigma's categories. Tools that were used in this research are OHSQ (Online Help-Seeking Questionnaire) and RBMI (Religious Beliefs about Mental Illness). Pearson's correlation was used to analyze the main research question and some of the item used Chi-Square. This research got N = 349 participants with an age range 18-25 years old (M = 20,75, SD = 1,213). The main analysis showed that religious reinforced stigma isn't significantly correlated with online help-seeking. For the next study, researcher suggest to research on social support, attachment and mental health literacy influence in these variables. These findings might be used as one of the references for psychoeducation about religious reinforced stigma and help-seeking
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jeehan Risqy Chairunnisa
"Loyalitas mahasiswa menjadi salah satu faktor penting bagi keberlangsungan dan keberlanjutan institusi perguruan tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk menguji peran komitmen mahasiswa terhadap perguruan tinggi sebagai mediator dalam hubungan antara kepuasan mahasiswa dan loyalitas mahasiswa. Alat ukur yang digunakan pada penelitian ini adalah  Students' Commitment to the Educational Institutes dari Alvi dan Sharma (2021), alat ukur Student Loyalty yang dikembangkan oleh Li (2013) dan diadaptasi ke dalam Bahasa Indonesia oleh Hadi (2018), serta alat ukur Student Satisfaction yang dikembangkan oleh Tuan (2012) dan diadaptasi ke dalam Bahasa Indonesia oleh Abdallah (2013). Data diambil dari 120 mahasiswa strata satu yang sedang menempuh perkuliahan minimal semester enam di perguruan tinggi di Indonesia. Analisis dilakukan menggunakan SPSS Versi 29.0.2.0 dan PROCESS versi 4.3. Hasil analisis PROCESS (Model 4) menunjukkan bahwa komitmen mahasiswa terhadap perguruan tinggi memediasi hubungan antara kepuasan mahasiswa dan loyalitas mahasiswa (𝛽 = .11, BootSE= .036, CI 95% [.04, .18]). Penelitian ini menunjukkan apabila kepuasan mahasiswa meningkat, maka komitmen mahasiswa terhadap perguruan tingginya akan meningkat, diikuti peningkatan loyalitas mahasiswa pada perguruan tingginya.

Student loyalty is a crucial factor for the sustainability and continuity of higher education institutions. This study aims to examine the role of student commitment to higher education institutions as a mediator in the relationship between student satisfaction and student loyalty. The measurement tools used in this study are the Students' Commitment to the Educational Institutes from Alvi and Sharma (2021), the Student Loyalty Scale developed by Li (2013) and adapted into Indonesian by Hadi (2018), and the Student Satisfaction Scale developed by Tuan (2012) and adapted into Indonesian by Abdallah (2013). Data were collected from 120 undergraduate students who were in at least their sixth semester at various higher education institutions. The analysis was conducted using SPSS Version 29.0.2.0 and PROCESS version 4.3. The results of the PROCESS analysis (Model 4) indicate that student commitment to their educational institution mediates the relationship between student satisfaction and student loyalty (𝛽 = .11, BootSE= .036, CI 95% [.04, .18]). This study demonstrates that when student satisfaction increases, their commitment to the institution also increases, leading to an enhancement in student loyalty."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yardinil Firda Nadhirah
"Perilaku menyontek merupakan salah satu masalah yang dihadapi lembaga pendidikan untuk beberapa dasawarsa ini dan akan terus menjadi perhatian dalam dunia pendidikan. Mahasiswa pada masa sekarang lebih banyak melakukan tindakan menyontek dibandingkan dengan mahasiswa pada 10 tahun yang lalu. Murdock dkk. (2004) dalam penelitiannya menemukan sekitar 70% mahasiswa mengaku menyontek pada saat ujian dan Shepherd (dalam Klausmeier, 1985) melaporkan bahwa 96% mahasiswa mengaku menyontek beberapa kali pada saat ujian.
Banyak faktor yang mempengaruhi perilaku menyontek, Nusolahardo (1988) menemukan adanya hubungan antara konsep-diri dengan sikap terhadap tingkah lake menyontek. Sedangkan Cizek, 1999; Evans dkk.(dalam Finn & Frone, 2004) dalam penelitiannya mendapatkan siswa yang memiliki efficacy yang tinggi akan kemampuan akademiknya menunjukkan perilaku menyontek yang rendah bila dibandingkan dengan siswa yang memiliki tingkat efficacy yang rendah. Sementara Newstead dkk.(1996) menemukan bahwa perilaku menyontek terjadi karena ada tekanan dari kelompoknya, untuk membantu teman, dan karena semua orang melakukannya. Berdasarkan penelitian-penelitian tersebut lah tujuan penelitian ini mengungkap faktor self-efficacy dan konsep-diri sebagai faktor internal, dan konformitas terhadap kelompok sebaya sebagai faktor eksternal, sebagai variabel-vriabel yang mempengaruhi perilaku menyontek.
Sampel penelitian ini adalah 150 mahasiswa IA1N "SMH" Banten semester dua di Fakultas Tarbiyah dan Adab, diperoleh berdasar accidental sampling. Mat ukur self-efficacy menggunakan dimensi-dimensi yang digunakan oleh Wood dan Locke (dalam Maurer & Pierce, 1998), konsep-diri menggunakan modifikasi dan adaptasi TSCS (Tennessee Self Concept Scale), konformitas kelompok sebaya menggunakan kuesioner yang berdasarkan dimensi-dimensi dari Sears dkk. (1991), dan perilaku menyontek menggunakan aspek-aspek yang dikemukakan oleh Finn dan Frone (2004) dan Abramovitz (2000).
Dan 4 hipotesis yang dikemukakan dalam penelitian ini yaitu: 1) Ada hubungan yang negatif dan signifikan antara self-efficacy dengan perilaku menyontek pada mahasiswa; 2) Ada hubungan yang negatif dan signifikan antara konsep-diri dengan perilaku menyontek pada mahasiswa; 3) Ada hubungan yang positif dan signifikan antara konformitas terhadap kelompok sebaya dengan perilaku menyontek pada mahasiswa; 4) Secara bersama-sama ada kontribusi yang signifikan antara self-efficacy, konsep-diri dan konformitas terhadap kelompok sebaya dengan perilaku menyontek pada mahasiswa, hasil analisis parsial dan regresi ganda, hasilnya hanya konformitas terhadap kelompok sebaya yang memiliki hubungan signifikan dengan perilaku menyontek mahasiswa.
Berdasarkan keterbatasan penelitian ini, penelitian lanjutan perlu dilakukan, antara lain dengan melibatkan faktor performa akademik yaitu, persistensi dalam variabel self-efficacy dan melibatkan variabel karakteristik kelas (seperti ukuran kelas, pengaturan tempat duduk, pengawasan ujian yang lemah, dan sangsi yang kurang diberlakukan) sehingga dapat memperkaya dan menjelaskan kecenderungan perilaku menyontek pada mahasiswa."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T18615
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Minto Rahayu
"Perjalanan kehidupan suatu bangsa tidak pernah lepas dari pergerakan kaum terpelajar atau mahasiswa. Pergerakan mahasiswa lahir dari nasionalisme dan perubahan sosial. Demikian juga dengan Indonesia; diawali dengan pergerakan nasional Budi Utomo dan Sumpah Pemuda yang berhasil membawa bangsa Indonesia merdeka. Pergerakan mahasiswa juga berperan dalam melahirkan orde baru yang menggantikan orde lama, demikian juga orde reformasi yang menggantikan orde baru. Penelitian ini bertujuan mengetahui bagaimana pengaruh nasionalisme dan perubahan sosial pada pergerakan mahasiswa di era reformasi, dengan pendekatan studi pustaka dan angket. Pergerakan mahasiswa di era reformasi dipicu oleh nasionalisme, yaitu krisis ekonomi dan kebijakan pemerintah, serta menghantarkan pada perubahan sosial pergantian pimpinan nasional dan kehidupan berbangsa dan bernegara yang demokratis.
Pasca 1998, pergerakan mahasiswa banyak mengusung kepentingan subyektif mahasiswa. Persepsi mahasiswa terhadap nasionalisme mahasiswa, perubahan sosial, dan pergerakan mahasiswa mempunyai derajat yang seimbang dengan angka prosentase yang sama-sama tinggi. Namun persepsi mahasiswa terhadap nasionalisme dan perubahan sosial rendah. Berdasarkan analisis korelasi semakin tinggi nasionalisme mahasiswa akan semakin tinggi pula pergerakan mahasiswa; semakin tinggi perubahan sosial akan semakin tinggi pergerakan mahasiswa; dan semakin tinggi nasionalisme mahasiswa dan perubahan sosial akan semakin tinggi pergerakan mahasiswa. Peran pergerakan mahasiswa dalam ketahanan nasional ditinjau dari aspek politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan, dengan tujuan mempertahankan NKRI.

Life journey of a nation is inseparable from the movement of educated group of people, or then refers to as students. This students? movement bears from what so called nationalism and social changes. So does in Indonesia; Budi Utomo and Sumpah Pemuda initiated the national movements in this nation, which led to Indonesia?s independence. In the past, the students movement also played a significant role in delivery of the new order replacing the old order, as well as of the reform order substituting the new order. This research was conducted to find out the effects of nationalism and social changes on the students movement through literature study approach and questionnaire circulation.
Students movement in the reform era was triggered with nationalism upon economic crisis and government policy which then brought about social changes, replacement of national leaders, and more democratic national life. Soon after1998, the students movement carried a lot of subjective interest of students. The students perception on the students nationalism, social changes, and , students movement had an equivalent degree with the same high percentage. However, the students perception on nationalism and social changes was low. Based on the correlation analysis, the greater the students? nationalism the greater the student? movement; the greater the social changes the greater the students movement; and the greater the students nationalism and social changes the greater the students? movement. The role of students movement in the national resilience was viewed from the aspects of politics, economics, socio-culture, and security defence, and was intended to strongly maintain the unitary state of Indonesia.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lydia Freyani Hawadi
"ABSTRAK< b>
Peneliti.an mi bertujuan untuk mengetahul hubungan
antara Alat Identifikasi SisJa I3erbakat dengan intclgeflsl,
kreativitas danprestasi belajar. Disarnpinci itu juga ingili
dilihat kesosuaian peniiaian siswa oieh guru (hubungan
antara penilian guru yang satu dengan guru yang lain).
Untuk mengetahui hubungan antara Alat Identifikasi
dengan alat Inteligensi digunakan IQ yang diukur dengan CF1T
Skala 2A. Sedangkan untuk rnengetahui hubungan iiat
Identifikasi dengan Kreativitas, digunakan CQ yang diukur
dengan Ts Kreativitas Verbal dan CQ yang diukur oleh Tes
Kreativitas Figural Untuk prestasi belajar dipakal nilal
rapor dalam hidang studi IPA, IPS, Bahasa Indonesia dan
Matematika serta nilai rata-rata keempat bidang studi
tersebut Pada Alat Identifikasi ada ci-ri-ciri keberbakatan
yang meliputi empat dimensi cirl yaitU (a) dimensi ciri-ciri
kemampuan belajar, (b) dimensi ciri-ciri kreativitas, (c)
dimensi ciri-ciri pelibatan diri dan (d) dimensi ciri-cini
kepribadiàn
Manfaat penelitian dari segi praktis adalah agar alat
ml dapat digunakan untuk menjaning dan menyaning sisa
beibakat di tingkat Sekolah Dasar, Sedangkan dani segi
teoritis, manf eat penelitian membei-i.kan masukan - tentang
dimensi-dimensi keberbakatan mana yang diniiai paling
penting oieh penhlaian guru.
Sebelum digunakan dalam penelitian, Alat Identifikasi
Sisa Berbakat mi dicanikan tenlebih dahulu validitas dan
reliabilitasnya. Hasil uji coba dengan tekn±k item total
correlation menunjukkan korelasi yang balk antara item yang
satu dengan item yang lain, maupun dengan keseluruhan
dimensi. Demikian pula reliabilitas tes yang dicani dengan
teknik split-hal ganjil genap cukup menunjukkan hasil yang
signifikan.
Hasil penelitian menunjukkan baha korelasi antara
ciri-cini keberbakatan pada Alat I dent.ifikasi sisa borbakat
dengan Alat tes psikologik dan prestasi belajar, tidak
signifikan. Penulis sarankan agar sampel lebih diperbesaidan bervariasi. Saran lain agar dilakukan studi longitudinal
untuk melihat nilai prediktif dari alatini sedangkan saran
bagi penggunaan . alat adaiah alat Identifikasi Sisva Berbakat
perlu dilengkapi dengan petunjuk yang jelas tentang arti
dari cini-cini keberbakatan.
"
1989
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Roekayah, T.
"ABSTRAK
Hubungan Antara. Latar Belakahg Pendidikan, Kem ampuan Penguasaan Materi, Keterampilan Penggunaan Alat-Alat, Dan Sikap Guru-Guru SD Terhadap Pelajaran IPA Di Jayapura.
Mata pelajaran IPA dewasa ml merupakan pelajaran
yang diidealkan agar murid-murid mampu memanfaatkannya
sebagai bekal menghadapi kehidupan dan landasan ilmu
pengetahuan dan teknoiogi. Guru-guru merupakan faktor
pengelola dan pengendali pembelajaran IPA, oleh karena
itu sebagian terbesar keberhasilan dan kegagalan murid
sangat tergantung pada kemampuan dan kebijakan mereka.
Tujuan utama penelitian mi adalah memperoleh gambaran sikap guru-guru SD terhadap pelajaran IPA di Jayapura, ditinjau dari jenis ljazah yang mereka miuiki, kemampuan penguasaan materi, keterampilan penggunaan alat-alat
IPA, juga lama mengajar, banyaknya penataran yang mereka
ikuti, jenis kelamin, dan asal daerah guru-guru tersebut.
Dari studi kepustakaan baik teori maupun penelitianpenelitian sebelumnya, yang berkaitan dengan sikap, latar belakang pendidikan, kemampuan penguasaan materi, keterampilan penggunaan alat-alat IPA, diperoleh informasi
bahwa rata-rata sikap guru-guru SD terhadap pelajaran IPA
dalam kriteria ragu-ragu atau dengan skor sikap rata-rata
3,083.
Penelitian mi mengajukan empat hipotesis. Hipotesis
pertama berbunyl: Terdapat hubungan yang positif serta
bermakna ahtara latar belakang pendidikan dan sikap guru-1
guru SD terhadap. pelajaran IPA , dlterima; yang kedua
berbunyl: Terdapat hubungan yang positif serta bermakna
antara kemampuan penguasaan materi dan sikap guru-guru SD
terhadap pelajaran IPA , ditolak; yang ketiga berbunyi:
Terdapat hubungan yang positif serta bermakna antara
keterampilan penggunaan alat-alat dan sikap guru-guru SD
terhadap pelajaran IPA , ditolak; dan yang keempat berbunyi: Terdapat hubungan yang positif serta bermakna antara kemampuan penguasaan materi, keterampilan penggunaan alat-alat, dan sikap guru-guru SD terhadap pelajaran 1PA, ditolak.
Metode penelitian untuk mengu,ji keempat hipotesis tersebut adalah non-eksperimental. Sebagai sampel penelitian
yaitu guru-guru IPA SD, kelas IV, V, dan VI di kecamatan
Abepura, Jayapura, Irian Jaya. Teknik pengambilan sampel
adalah purposive sampling .
Alat pengumpul data berupa: (1) Kuesioner, yang disusun
oleh penulis; (2) Skala Sikap tipe Likert, disusun penulis; (3) Tes kemampuan penguasaan materi; dan (4) Tes keterampilan penggunaan alat-alat IPA
Untuk nomor (3) dan (4) dipinjam dari Puslitbangdikbud (Jakarta).
Data yang diperoleh diolah melalui analisis frekuensi,
uji-perbedaan, uji-korelasi, dan regresi ganda.
Ditinjau dari besarnya kontribusi antara tiga (3)
vaniabel bebas dan satu (1) variabel terikat, ternyata
variabel jenis pendidikan memberi kontnibusi yang dominan
terhadap sikap guru terhadap pelajaran IPA, kemudian
diikuti oleh variabel kemampuan penguasaan mater dan
keterampilan penggunaan alat-alat IPA.
Temuan lain yang perlu mendapat perhatian adalah
banyaknya, penataran yang pernah diperoleh mempunyal
dampak positif terhadap kemampuan penguasaan materi. Oleh
karena itu kesempatan dalam pemerataan mengikuti penataran wajib menjadi bahan pertimbangan demi peningkatan
mutu guru.
Saran yang diutarakan antara lain bagi peneliti yang
akan datang, er hendaknya memperhatikan dan rnelibatkan
aspek-aspek yang berkaitan dengan pribadi guru yaitu:
potensi belajar, motivasi berprestasi, disiplin din, dan
minat para guru yang mengajar IPA, jug diupayakan agar
sampel bervariasi, wilayah sampel diperluas, agar penelitian yang berhubungandengan upaya peningkatan mutu guru
pendidikan dasar (SD) mendapat wawasan yang lebih luas
dan tepat.
"
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>