Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9049 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dean, John P.
Chicago: The University of Chicago Press, 1955
302.2 DEA m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Brewer, Marilynn B., 1942-
Buckingham: Open University Press, 2003
302.3 BRE i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji fenomena persepsi antar kelompok, khususnya fenomena bias antar kelompok
pada pengguna jalan di Jakarta. Bias antar kelompok adalah kecenderungan untuk mempersepsi, mengutamakan dan memperlakukan kelompok sendiri (ingroup) secara lebih baik dibandingkan kelompok lain (outgroup). Partisipan penelitian ini adalah 360 pengguna jalan, terdiri dari pengemudi kendaraan pribadi (N= 45), pengemudi motor (N= 51),
pengemudi kendaraan umum (N= 50), polisi lalu lintas (N= 54), pejalan kaki (N= 49), pedagang kaki lima (N= 58) dan satuan pengaman pasar atau satpol PP (N= 58). Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner (tujuh versi kuesioner), dan bias antar kelompok yang terjadi digali melalui tiga macam cara, yaitu bias persepsi antar kelompok, bias atribusi, dan
alokasi sumber daya antar kelompok. Temuan
studi menunjukkan adanya kecenderungan bias persepsi yang bervariasi antar kelompok pengguna jalan raya, baik dalam bentuk bias persepsi, bias atribusi maupun alokasi sumber daya. Bias yang sangat kuat untuk atribusi terhadap tingkah laku yang positif terlihat pada
pengendara motor, pengendara kendaraan umum, dan pedagang kaki lima. Untuk tingkah laku negatif terdapat biaspada semua kelompok penelitian. Bias persepsi juga terd
apat pada semua kelompok penelitian, demikian pula dengan
alokasi sumber daya.

Abstract
The goal of this study is to examine intergroup bias among people who use roads in Jakarta. Intergroup bias refers to the
tendency to prioritize, treat and perceive in-group members more favorable than out-groups. Three different groups of
road users participated in this study: private drivers, motor
riders, and public transportation drivers. Intergroup bias is
measured as perception bias and attributio
n bias. The findings show that both forms of bias occur among the road users. Intergroup attribution bias that is found among the three groups are more in-group than out-group attribution bias.
The private car drivers, motor riders, and public transportati
on drivers tend to attribute positive behavior of in-group to
internal factor and negative behavior of in-group to external factors. Index of effect size in perception bias indicates substantive levels and represents
large effect in the population. "
[Fakultas Psikologi Universitas Indonesia;Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat UI, Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia], 2011
J-pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Kidder, Louise H.
New York: McGraw-Hill, 1975
301.18 KID p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Yasmin Dwi Larasati
"Idiom Barat populer seperti there is strength in numbers bersama prinsip dasar di psikologi sosial menyarankan bahwa manusia adalah mahluk sosial yang mudah terpengaruhi oleh kelompok-kelompok di lingkungannya. Penelitian ini menguji perspektif tersebut kepada intergroup sensitivity effect ISE, yang mengemukakan bahwa kritik dari seorang outgroup cenderung ditolak dibandingkan kritik yang datang dari seorang ingroup. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui apakah jumlah orang yang memberi sebuah kritik dapat secara langsung mengurangi sikap defensif terhadap kritik yang timbul dari luar kelompok. Dengan menggunakan desain 2x3 between subject, 162 partisipan dari Australia diberikan wacana berisi kritik tentang masyarakat Australia. Kritik tersebut akan diberi oleh seorang individu, tiga individu atau satu kelompok orang Australia atau orang yang tidak berasal dari Australia. Penelitian ini menemukan bahwa kritik yang diberi oleh orang non-Australia cenderung ditolak dibanding kritik yang diberi oleh orang Australia, walaupun isi dari kritik tersebut sama. Intergroup sensitivity effect nampaknya tidak terpengaruh oleh jumlah pemberi kritik, dimana kritik yang bersumber dari anggota outgroup memiliki kemungkinan kecil untuk diterima oleh sebuah kelompok.

The popular idiom there is strength in numbers embodies the central idea in social psychology that groups are more powerful and more influential than a lone individual. The current study tested this perspective on the intergroup sensitivity effect ISE, which dictates that people are more resistant to criticism made by an outgroup than if it came from an ingroup, and aimed to assess whether the number of people making the criticism would reduce the defensiveness towards outgroup critics. In a 2x3 between groups design, 162 Australians were exposed to criticisms about Australians from either an individual, a group or from multiple individuals who were either Australian or non Australian. Results revealed that criticisms from non Australians aroused more defensiveness than if the same criticism was made by Australians and that the effect was not changed by whether the criticism was made by one person or multiple people. Perhaps the lure of social pressure and group influence do not apply to the ISE as criticism is distinct from other forms of persuasion. Theoretical implications and direction for future research are also discussed.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Angga Yuni Mantara
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh status keanggotaan kelompok sumber kritik outgroup, ex-outgroup dan durasi tinggal lama, baru terhadap intergroup sensitivity effect ISE . ISE diukur melalui 3 dimensi, yaitu likeability, constructiveness, dan agreeableness. Penelitian ini merupakan sebuah quasi experiment terhadap 185 partisipan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kritik yang disampaikan oleh ex-outgroup dinilai lebih positif dibandingkan dengan kritik yang disampaikan oleh outgroup. Sedangkan durasi tinggal tidak menimbulkan intergroup sensitivity effect dalam ketiga dimensi. Status keanggotaan sumber kritik dan durasi tinggal secara bersama-sama mempengaruhi intergroup sensitivity effect hanya apabila sumber kritik merupakan orang yang baru tinggal bersama ingroup. Lebih lanjut, kritik dari ex-outgroup yang baru tinggal di Indonesia dinilai lebih positif dibandingkan kritik yang disampaikan outgroup.

This study aims to determine the effect of the Source of Critics rsquo Group Status outgroup. ex outgroup and the duration of stay old, new of the intergroup sensitivity effect ISE . ISE si measured through three dimension, likeability, constructiveness, and agreeableness. This study is a quasi experiment to 185 participants. The results showed that the criticism delivered by ex outgroup rated more positively than criticism delivered by outgroup. While the duration of the stay does not cause intergroup sensitivity effect in all three dimensions. Membership status critic and duration of stay in Indonesia jointly affect intergroup sensitivity effect only if the source of criticism is the new people living with ingroup. Furthermore, critics of the ex outgroup recently living in Indonesia rated more positively than criticism from outgroup who recently staf with ingroup.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
T47694
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amarina Ashar Ariyanto
"Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji fenomena persepsi antar kelompok, khususnya fenomena bias antar kelompok pada pengguna jalan di Jakarta. Bias antar kelompok adalah kecenderungan untuk mempersepsi, mengutamakan dan memperlakukan kelompok sendiri (ingroup) secara lebih baik dibandingkan kelompok lain (outgroup). Partisipan penelitian ini adalah 360 pengguna jalan, terdiri dari pengemudi kendaraan pribadi (N= 45), pengemudi motor (N= 51), pengemudi kendaraan umum (N= 50), polisi lalu lintas (N= 54), pejalan kaki (N= 49), pedagang kaki lima (N= 58) dan satuan pengaman pasar atau satpol PP (N= 58). Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner (tujuh versi kuesioner), dan bias antar kelompok yang terjadi digali melalui tiga macam cara, yaitu bias persepsi antar kelompok, bias atribusi, dan alokasi sumber daya antar kelompok. Temuan studi menunjukkan adanya kecenderungan bias persepsi yang bervariasi antar kelompok pengguna jalan raya, baik dalam bentuk bias persepsi, bias atribusi maupun alokasi sumber daya. Bias yang sangat kuat untuk atribusi terhadap tingkah laku yang positif terlihat pada pengendara motor, pengendara kendaraan umum, dan pedagang kaki lima. Untuk tingkah laku negatif terdapat bias pada semua kelompok penelitian. Bias persepsi juga terdapat pada semua kelompok penelitian, demikian pula dengan alokasi sumber daya.

The goal of this study is to examine intergroup bias among people who use roads in Jakarta. Intergroup bias refers to the tendency to prioritize, treat and perceive in-group members more favorable than out-groups. Three different groups of road users participated in this study: private drivers, motor riders, and public transportation drivers. Intergroup bias is measured as perception bias and attribution bias. The findings show that both forms of bias occur among the road users. Intergroup attribution bias that is found among the three groups are more in-group than out-group attribution bias. The private car drivers, motor riders, and public transportation drivers tend to attribute positive behavior of in-group to internal factor and negative behavior of in-group to external factors. Index of effect size in perception bias indicates substantive levels and represents large effect in the population."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2011
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
New York: Psychology Press, 2007
306.44 SOC
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Endah Murwani
"ABSTRAK
Penelitian ini dilandasi pada suatu asumsi bahwa perilaku konflik merupakan interaksi komunikatif. Situasi terjadinya interaksi konflik sangat mempengaruhi pilihan perilaku orang yang terlibat konflik. Dalam konteks penelitian ini, 'situasi' organisasi seperti struktur, aturan maupun iklim organisasi akan mempengaruhi perilaku orang dalam interaksi konflik. Disamping dipengaruhi oleh suasana lingkungan kerja, perilaku seseorang dalam organisasi juga dipengaruhi oleh faktor internal. Perbedaan jenis kelamin, tingkat pendidikan dan usia diasumsikan dapat mempengaruhi perilaku seseorang dalam organisasi.
Beranjak dari asumsi diatas, studi ini bertujuan untuk menggali dan menemukan indikasi adanya perbedaan perilaku konflik manajer-staf, staf-manajer dan staf-staf dilihat dari variabel--variabel lingkungan kerja dan karakteristik individu
Secara konseptual, studi ini mengidentifikasi lima variabel lingkungan kerja, yakni hubungan struktural, intensitas komunikasi, partisipasi dalam pengambilan keputusan, kkepercayaan dari atasan dan kerjasama tim. Dari faktor karakteristik individu tercatat 4 variabel, yakni jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan dan masa kerja. Kesembilan variabel tersebut diduga potensial dalam mempengaruhi perbedaan perilaku konflik.
Dilakukan di perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam Kelompok Astra Mobil dengan mengambil 40 manajer dan 100 staf, penelitian ini menemukan bahwa variabel-variabel yang termasuk dalam lingkungan kerja hampir sebagian besar mempengaruhi perbedaan perilaku konflik. Sedangkan faktor internal - yang dalam konteks penelitian ini merupakan variabel karakteristik individu - hampir sebagian besar tidak terbukti mempengaruhi perilaku konflik.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa hubungan struktural mempengaruhi perbedaan perilaku pasip, yakni staf cenderung berperilaku pasip terhadap atasannya. Dan, yang menarik untuk dicatat adalah bahwa perilaku distributif justru lebih sering digunakan dalam konflik diantara staf. Intensitas komunikasi manajer-staf hanya mempengaruhi perbedaan perilaku integratif, yakni manajer yang intensitas komunikasinya tinggi cenderung memilih perilaku tersebut. Sedangkan intensitas komunikasi staf-manajer mempengaruhi perbedaan perilaku distributif dan integratif. Dilihat dari intensitas komunikasi diantara staf, penelitian menemukan tidak adanya perbedaan perilaku konflik. Variabel partisipasi dalam pengambilan keputusan dan kepercayaan dari atasan mempengaruhi perbedaan perilaku distributif dan integratif. staf yang merasa diberi kepercayaan atasan dan dilibatkan dalam pengambilan keputusan cenderung berperilaku distributif dan integratif. Dilihat dari kerjasama tim, perbedaan hanya ditemukan pada perilaku integratif, yakni staf yang memiliki kerjasama tinggi lebih sering memilih perilaku tersebut.
Dari faktor karakteristik individu, ternyata variabel jenis kelamin terbukti sangat mempengaruhi perbedaan perilaku konflik manajer-staf, staf-manajer maupun staf-staf. Perbedaan tersebut ditemukan pada perilaku pasip dan distributif. Manajer wanita cenderung berperilaku pasip, sebaliknya manajer pria cenderung berperilaku distributif terhadap bawahannya. Kecenderungan yang sama ditemukan dalam perbedaan pendapat staf-manajer maupun staf-staf. Dilihat dari perbedaan usia manajer, perbedaan hanya ditemukan pada perilaku distributif, yakni manajer yang berusia 30-40 tahun cenderung memilih perilaku distributif dalam menghadapi perbedaan pendapat dengan bawahannya. Sedangkan dalam perbedaan pendapat staf-manajer dan staf-staf, variabel usia tidak terbukti mempengaruhi perbedaan perilaku. Demikian pula halnya dengan variabel masa kerja, ternyata tidak mempengaruhi perbedaan perilaku baik dalam konflik manajer-staf, staf-manajer maupun staf-staf.
Kenyataan bahwa variabel-variabel lingkungan kerja sangat mempengaruhi perbedaan perilaku konflik, mengisyaratkan suatu implikasi teoritis yang sangat penting, yaitu bahwa tidak ada perilaku atau cara terbaik dalam menangani perbedaan pendapat. Persepsi terhadap situasi terjadinya konflik inilah yang menentukan seseorang untuk memilih perilaku konflik tertentu, dimana persepsi tersebut dipengaruhi oleh pengalaman, harapan-harapan dan motivasi. "
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sudargo Gautama
Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, 1993
346.016 SUD h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>