Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3882 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Idiwan Seto Wahjuwibowo
Tangerang: Matana Pub, 2015
070 IND p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
A. M. Dewabrata
Jakarta: Kompas, 2006
070.4 DEW k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Soewardi Idris
Jakarta: Rora Karya, 1999
070.4 SOE p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Mohd. Safar Hasim
Kuala Lumpur: Jabatan Komunikasi, Universiti Kebangsaan Malaysia, 1989
070.43 MOH a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Barus, Sedia Willing
Jakarta: Erlangga, 2010
070.44 BAR j
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Rolnicki, Tom E.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008
070 ROL p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Suryawati
Bogor: Ghalia Indonesia, 2011
070.4 IND j
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Kartika Octaviana
"Persaingan antara berbagai stasiun televisi melahirkan praktek marketdriven journalism, yaitu praktek jurnalistik yang menjadikan pesan sebagai komoditas, sehingga dibuat untuk dapat memenuhi keinginan pasar. Persaingan terjadi antara stasiun televisi Metro TV dan TV One, sebagai stasiun televisi swasta nasional yang memfokuskan siarannya pada program berita. Persaingan mengarahkan berita menjadi lebih sensasional, sehingga dapat menarik perhatian khalayak.
Oleh karenanya, penelitian ini hendak membandingkan tingkat sensasionalisme dalam program berita di Metro TV dan TVOne, lewat program Metro Siang dan Kabar Siang. Dari perbandingan tersebut dapat dilihat bagaimana strategi pengemasan berita yang dilakukan oleh masing-masing program dalam menghadapi persaingan pasar. Konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah 'sensasionalisme', yang pernah digunakan dalam penelitian terhadap berita televisi di Amerika oleh Shuhua Zhou (2001). Ia menekankan pentingnya dimensi format (pengemasan audio visual), selain dimensi isi.
Penelitian dengan paradigma positivis ini bersifat deskriptif. Penelitian ini hendak membuktikan teori atau konsep dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Metode yang digunakan adalah analisis isi, yaitu dengan membandingkan pesan dari dua sumber yang berbeda (Metro TV dan TVOne).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat sensasionalisme pada program berita Kabar Siang lebih tinggi dibandingkan program berita Metro Siang. Selain itu, peneliti juga menemukan bahwa dimensi format memang terbukti penting untuk mengukur sensasionalisme berita televisi. Hal ini disimpulkan dari penemuan yang menyatakan bahwa pengemasan audio visual untuk berita dengan topik sensasional belum tentu lebih sensasional dibandingkan berita dengan topik non sensasional.

The competition amongst various television stations has lead to a marketdriven journalism practice, where messages as used as commodities that could be sold to fulfill market demand. Such competition also happened between Metro TV and TVOne, two national private television stations, which focuses their programs on newscast. The competition has transformed news to be more sensational in order to attract the audience's attention.
For that reason, this research was conducted to compare the level of sensationalism in the news programs of Metro TV (Metro Siang) and TVOne (Kabar Siang). The research aims to compare the news packaging strategy used by each program to face market competition and strengthen their positioning in the market. The concept used in this research is 'sensasionalisme', which once was tested by Shuhua Zhou (2001) in a previous research on television news in USA. He emphasized the importance of format dimension (audio-visual packaging), in addition to content dimension.
This descriptive research paper uses positive paradigm. The research aims to prove the concepts or theories by using quantitative approach. The methodology used in this research is content analysis, which compares messages from two different sources (Metro TV and TVOne).
The research findings revealed that the level of sensationalism of Kabar Siang of TVOne is higher than Metro Siang of Metro TV. In addition, the researcher also discovered that besides content dimension, format dimension is also an important aspect in measuring the sensationalism of news programs. This is concluded from the research findings which reveal that the audio visual packaging of sensational news is not necessarily more sensational than the packaging for non sensational news.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
S5096
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Djafar H. Assegaff
Jakarta: Ghalia Indonesia, 1983
070 ASS j
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Healza Kurnia Hendiastutjik
"Jika pada akhirnya seluruh media menerapkan platform UGC atau platform kolaboratif sebagai sarana interaksi antara pembaca dan para jurnalis di media tersebut, peran jurnalis tidak mudah untuk saat ini. Inilah yang kemudian menjadi fokus peneliti dalam penelitian ini di mana menurut tulisan Bruns (2018) bahwa dengan adanya praktik jurnalisme kolaboratif maka akan ada satu aspek penting yang harus ikut diulas lebih mendalam yakni kurasi berita. Menggunakan paradigma post-positivistik dan pendekatan kualitatif, penelitian ini memiliki kebaharuan dalam fenomena rekonstruksi berita dan proses kurasi yang dilakukan oleh jurnalis sekaligus content writer di sebuah media daring Indonesia. Peneliti menggunakan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara hingga studi dokumentasi. Analisis dilakukan dengan menggunakan teknik coding dan mencocokkan dengan teori dan konsep dari kurasi berita dan jurnalisme kolaboratif. Hasil penelitian menunjukkan media positioning, pengalaman kerja, hingga gaya bahasa menjadi temuan penting dalam penelitian ini. Selain itu, berdasarkan temuan di lapangan proses kerja kurasi berita dalam platform kolaboratif Urbanasia.com, Urban ID membuat pola kurasi berita konvensional berubah menjadi pola yang lebih kompleks dan interaksi yang lebih intens antara pembaca dan jurnalis profesional.

If in the end all media implement the UGC platform or collaborative platform as a means of interaction between readers and journalists in the media, the role of journalists is not easy at this time. This then became the focus of researchers in this study where according to the writing of Bruns (2018) that with the practice of collaborative journalism, there will be one important aspect that must be discussed more deeply, namely news. Using a post-positivistic paradigm and a qualitative approach, this research updates the renewal in the news reconstruction phenomenon and the curation process carried out by journalists as well as content writers in a media that is brave in Indonesia. Researchers used observation, interviews and documentation studies to collect the data. The analysis was carried out using coding techniques and matching the theories and concepts of collaborative news and journalism. The results show that the position of the media, work experience, and language style are important findings in this study. In addition, based on findings in the news curation work process in the collaborative platform Urbanasia.com, Urban ID has made conventional curated news patterns change into more complex patterns and more intense interactions between readers and professional journalists."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>